tag:blogger.com,1999:blog-69416742091059528322024-03-13T22:36:48.463+07:00Kumpulan Cerita Sex Terbaru - Cerita Sex 69Blog Kumpulan Cerita Sex Dewasa Terbaru mengenai Perkosa ABG bispak Tante Girang Bahenol Anak SMP SMA Perawan Pembantu Hot Istri Simpanan SelingkuhSex88http://www.blogger.com/profile/17118765576690099077noreply@blogger.comBlogger42125tag:blogger.com,1999:blog-6941674209105952832.post-82891392038645466562016-11-28T16:51:00.004+07:002016-11-28T16:51:39.441+07:00Pengalaman ngentot ibu muda di kereta<h3 style="clear: both; text-align: left;">
<span style="background-color: white; font-family: Roboto, Arial, sans-serif; font-size: 14px;">Cerita sex, cerita hot, cerita sex perawan, cerita hot abg, cerita sex smp, cerita sex tante, cerita hot pembantu, cerita sex terbaru</span></h3>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: left;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<img alt="Pengalaman ngentot ibu muda di kereta" border="0" height="400" src="https://1.bp.blogspot.com/-l7OKZX3ITO4/WDv9HERR99I/AAAAAAAABYw/Hz5DiKSCNuodYUC3yUOSvanJym2X3YX6gCLcB/s400/Cerita-Sex-Pembantu-Cowok-Hiper.jpg" title="Pengalaman ngentot ibu muda di kereta" width="298" /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: left;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both;">
<span style="background-color: white; font-family: Roboto, Arial, sans-serif; font-size: 14px;"><b><a href="http://cerita-sex-69.blogspot.com/" target="_blank">Cerita Sex | Cerita Hot | Cerita ABG | Cerita Sange</a></b> - </span> Kali ini menceritakan pengalaman Sex dari seorang Mahasiswa yang sebut saja namanya Reno. Reno yang mendapat kenalan seorang Ibu muda cantik dan hot di kereta api, sungguh beruntung karena Reno bisa menyetubuhi Ibu Muda itu didalam toilet kereta pada hari itu juga. Mau tahu kelanjutan ceritanya, Langsung aja yuk baca dan simak baik baik cerita dewasa ini.</div>
<div class="separator" style="clear: both;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both;">
Aku adalah seorang Mahasiswa disalah satu perguruan tinggi Di Yogyakarta, domisili asli ku dari Surabaya. Sebut saja namaku Reno, umur 21 tahun, tinggi badan kisaran 178 cm dan berat badan 75 kg. Dari perwakanku yang lumayan ideal ini, menurut teman-teman dan para mantanku ini aku termasuk laki-laki yang sangat menarik karena mempunyai wajah tampan dan tidak mebosankan.</div>
<div class="separator" style="clear: both;">
Selain itu kata mereka aku juga mempunyai sifat yang Friendly dan ramah. Dari sedikit gambaran tentangku mungkin para membaca sudah bisa membayangkannya. </div>
<div class="separator" style="clear: both;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both;">
Lanjut kecerita. Pada hari minggu awal bulan tahun 2016, saat itu aku sedang menunggu kereta exekutif yang akan aku tumpangi untuk kembali ke Yogyakarta, karena pada esok hari tepatnya hari senin aku harus kembali kuliah.</div>
<div class="separator" style="clear: both;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both;">
Setelah beberapa waktu aku menungu kereta, pada akhirnya kereta datang dan aku segera naik ke kereta. Sekitar 10 menit kereta berhenti, tidak lama kemudian kereta-pun berangkat. Setelah aku duduk aku-pun segera tidur karena tubuhku terasa lelah akibat begadang semalaman bersama sahabat-sahabatku. Setelah beberapa saat aku tertidur, pada akhirnya kaupun terbangun karena merasa kereta sedang berhenti di salah satu stasiun.</div>
<div class="separator" style="clear: both;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both;">
Ketika itu naiklah penumpang pasangan suami istri yang masih muda beserta anak-nya yang masih kecil, kira-kira umur 2 tahunlah. Sejenak aku terpana melihat penumpang itu, karena Ibu muda cantik namun suaminya biasa-biasa saja, dalam hati aku berkata, kog bisa ya cowok kayak giru dapet istri yang luar biasa cantik dan semok kayak gitu.</div>
<div class="separator" style="clear: both;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both;">
Sang istri selain cantik dia juga tinggi dan bertubuh sintal, so wow deh pokoknya. Sungguh benar-benar luar biasa ibu muda itu, apalagi ketika aku melihat buah dada dan pantanya, beuh mantap guys. Ketika itu Ibu muda itu mengenakan celana panjang ketat dan kemeja panjang ketat yang nampak indah sekali ditubuhnya. Tidak lama kemudian merekapun mulai duduk. Tidak kusangka ternyata letak bangku mereka bisa bersebelahan dengan kursi yang aku tempati, rejeki nih, ucapku dalam hati.</div>
<div class="separator" style="clear: both;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both;">
Tidak lama setelah mereka duduk, kereta-pun berjalan kembali. Kira-kira setelah 30 menit kereta berjalan, suami dan anak ibu muda itupun terlelap. Karena Ibu muda itu tidak tidur, maka saat itu aku-pun memberanikan untuk menyapa dan membuka obrolan denga wanita itu,</div>
<div class="separator" style="clear: both;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both;">
“ Ngomong-ngomong tujuan Mba’ mau kemana ?, ” ucapku berbasa-basi.</div>
<div class="separator" style="clear: both;">
“ Oh saya mau Jogja dek, saya mau jenguk mertua saya yang lagi sakit dek. Adek sendiri mau kemana ? , ” ucapnya, kemudian bertanya kembali padaku sembari tersenyum cantik.</div>
<div class="separator" style="clear: both;">
“ Saya mau ke Jogja juga Mba’, soalnya besok saya harus kuliah hhe. Oh iya nama Mba’ siapa ? perkenalkan nama saya Reno, ” ucapku sembari mengulurkan tangan.</div>
<div class="separator" style="clear: both;">
“ Oh adek ini mahasiwa. Namaku Fera Dek, suamiku Rehan dan nama anakku Rafael, ” ucapnya, sembari menyambut tanganku untuk berjabat tangan.</div>
<div class="separator" style="clear: both;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both;">
Tidak lama setelah itu, obrolan kamipun mengalir kurang lebih satu jam. Jujur saja aku ini termasuk orang yang pandai bicara dan bisa membuat seseorang yang baru kenal denganku merasa nyaman denganku, hhe. Bahkan Mba’ Fera sempat tertawa terbahak-bahak karena aku sedikit ngebanyol. Tidak kusangka Mba’ Fera ini orang-nya terbuka dan Friendly seperti aku.</div>
<div class="separator" style="clear: both;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both;">
Bahkan juga, ketika canda’an-ku mulai menjurus kearah sex dia tidak marah, malahan dia membalas dengan lelucon yang lebih menjurus lagi. Bener-bener nih Ibu muda hot banget. Dalam obrolan kami, sesekali mataku melirik belahan buah dadanya yang sedikit terlihat dari celah kemejanya yang tanpa dia sadari 1 kancingnya terbuka di bagian buah dadanya.</div>
<div class="separator" style="clear: both;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both;">
Saat itu aku merasa Mba’ Fera mulai salah terangsang dengan candaanku. Aku berkata seperti itu karena aku melihat posisi duduknya mulai gelingsutan tidak jelas ketika aku bertanya tentang bagaimana cara menyenangkan wanita di ranjang. Dari jawaban-jawaban seputar sex dari Mba’ Fera, nampaknya dia buka tipe wanita yang suka dengan cara sex anal dan oral sex.</div>
<div class="separator" style="clear: both;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both;">
Mba’ Fera saat itu mengatakan sudah beberapa kali mempraktekan berbagai posisi sex kecuali cara sex anal dan oral sex dalam 3 tahun pernikahanya itu. Saat itu perbincangan kami-pun terpaksa terputus karena Mba’ Fera permisi ke kamar kecil. Ketika Mba’ Fera menuju kekamar mandi, tiba-tiba otak mesum-ku muncul ketika Sebelumnya aku sudah tahu kalau kunci kamar mandi itu rusak, karena saat kereta berhenti aku sempat buang air kecil di toilet kereta itu.</div>
<div class="separator" style="clear: both;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both;">
Saat itu Mba’ Fera-pun bergegas pergi kekamr kecil, dan aku-pun membuntutinya. Kini sampailah aku didepan toilet itu. Aku yang sudah berada didepan toilet itu, melihat nampaknya Mba’ Fra tidak sadar bahwa pintunya tidak terkunci dan agak terbuak sedikit. Daat itu aku ,elihat Mba’ Fera dengan santainya melepas celananya hingga bagian lutut dan saat itu aku posisi dia membelakangiku.</div>
<div class="separator" style="clear: both;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both;">
Ketika melihat Mba’ Fera yang setengah telanjang itu, dengan tiba-tiba aku-pun terangsang berat. Dengan cepatnya segera aku membuka pintu kamar mandi dan menyelinap ke toilet itu. Setelah berada dalam kamar mandi itu aku langsung membekap mulutnya dengan tangan kiriku, sedangkan tangan kananku memegangi tangan Mba’ Fera yang hendak menaikan celana dalam-nya. Kemudian aku berkata,</div>
<div class="separator" style="clear: both;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<img alt="Pengalaman ngentot ibu muda di kereta" border="0" height="400" src="https://1.bp.blogspot.com/-viYuWggs1m8/WDv9649IHgI/AAAAAAAABY0/wna8mUNb81kAqTeLLjK0Xrz_YK_9iXMqACLcB/s400/tumblr_njvr3oPGfY1tp7wv0o4_500.jpg" title="Pengalaman ngentot ibu muda di kereta" width="298" /></div>
<div class="separator" style="clear: both;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both;">
“ Mba’ ini aku Reno, tolong jangan teriak yah !!! aku mohon Mba’, aku hanya ingin Mba’ mengajarkan aku bagaimana cara memuaskan wanita dalam hal sex, ” ucapku sambil menampakkan wajah memelas.</div>
<div class="separator" style="clear: both;">
Pada awalnya dia sempat mau berontak dan menggelengkan kepalanya, namun karena aku sang penahkluk wanita, saat itu-pun pada akhirnya Mba’ Fera menerima permintaanku. Yang membuat aku hebat ketika itu aku bisa membuat mataku sendiri berkaca-kaca seperti orang ingin menangis, bahkan aku berpura-pura menangis terisak dididepan Mba’ Fera. Melihat Mba’ Fera sudah menyetujui permintaanku, akupun dengan cepatnya langsung membuka resletingku.</div>
<div class="separator" style="clear: both;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both;">
Lalu aku-pun mnegeluarkan Torpedoku dari sarangnya dari selah resleting yang telah aku buka tadi. Untuk ukuran Torpedoku memanglah biasa-biasa saja, dengan panjang 15cm dan diameter 3 cm tapi lumayanlah kalau untuk cewek lokal, hhe. Setelah itu Mba’ Fera-pun berkata,</div>
<div class="separator" style="clear: both;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both;">
“ Bailah Reno Mba’ akan mengajakan kamu, ngomong-ngomong Reno udah pernah ciuman belum?, ” tanyanya padaku.</div>
<div class="separator" style="clear: both;">
“ Terima kasih ya Mba’, dan saya udah pernah ciuman Mba’, ” ucapku berterima kasih sembari masih menggukan wajah memelasku.</div>
<div class="separator" style="clear: both;">
“ Yaudah sekrang kamu coba cium aku Mba’, ” ucapnya.</div>
<div class="separator" style="clear: both;">
Tanpa buang waktu aku-pun mulai memeluknya dan menciumnya. Pada awalnya Mba” fera tidak begitu bergairah, namun setelah lidahku berusaha masuk kedalam mulutnya dia-pun membalas dengan sangat agresif dan liarnya,</div>
<div class="separator" style="clear: both;">
“ Ciuman kamu Reno lumayan juga yah Ren, ” ucapnya menghentikan ciuman sejenak dan aku tersenyum berpura-pura malu.</div>
<div class="separator" style="clear: both;">
“ Sekarang kamu coba buat aku terangsang sebisa kamu Ren, tapi sampai sampai leher aja yah, jangan lebih, ” ucapnya.</div>
<div class="separator" style="clear: both;">
Mendengar ucapanya itu aku-pun senang sekali, rasanya seperti mendapat emas 2 kg para pembaca, hahha. Kemudian aku-pun memulai ciumanku dari telinganya, lidahku yang liar, kini mulai menggerayangi dan menciumi bagian belakang telinga Mba’ Frera,</div>
<div class="separator" style="clear: both;">
“ Ouhhhh… Sssss… Aghhhh… , ” desah Mba’ Fera ketika ciumanku mulai berpindah ke lehernya.</div>
<div class="separator" style="clear: both;">
Saat itu aku menjilat dan mencium leher putih-nya yang harum itu,</div>
<div class="separator" style="clear: both;">
“ Oughhhh… enak Ren, Sssss… Aghhhh… Euummmm… terus Ren… Ughhhh… jangan di cupang ya Ren… Sssssshhh…, ” ucapnya berbisik.</div>
<div class="separator" style="clear: both;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both;">
Aku-pun menuruti perkataan Mba’ Fera, aku tahu kalau sampai aku meninggalkan bekas cupangan dilehernya, bisa-bisa Mba’ Fera ketahuan suaminya. Kemudiana aku-pun mencoba bergerilia dengan memasukan tanganku kedalam bajunya saat kedua tangannya terangkat memeluk leherku. Nmapaknya Mba’ sudah terlambat untuk menolak perlakuanku itu. Karena saat itu kedua tanganku sudah masuk kedalam baju dan meremas-remas buah dadanya dari luar BH.</div>
<div class="separator" style="clear: both;">
Yang bisa dia lakukan hanyalah mengerang dan mendesah karena kuserang leher dan kedua buah dadanya secara bersamaan,</div>
<div class="separator" style="clear: both;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both;">
“ Oughhh… Reno kamu nakal ya… Ssss… Aghhhh… , ” ucapnya tanpa penolakan karena nampaknya dia sudah terangsang berat.</div>
<div class="separator" style="clear: both;">
Tan[a menjawab akupun segera mengangkat bajunya sampai sebatas leher saja, setelah terangkat kini nampaklah dua gunung kembar yang masih terbungkus Bra. Sungguh beruntungnya aku karena kancing Bh-nya ada di depan. Sekilas kulihat ukurannya 34 B, Beuhh… mantap kawan. Dengam cekatan kemudian aku-pun membuka kancing Bh-nya, kini nampaklah buah dada yang montok dan putih itu. Tanpa buang waktu, akupun kemudian mengkulum puting susu kanan-nya dan yang kiri aku plintir-plintir,</div>
<div class="separator" style="clear: both;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both;">
“ Ssssss… Aaaaaaahhhh… Eummmm… Ren… kamu apakan putingku… Aoghhhh… , ” desah-nya sambil bersandar di pintu toilet itu.</div>
<div class="separator" style="clear: both;">
“ Sssss… Geli Ren… Aghhhhh… Ren cukup Ren… Oughhhh… enak sekali Ren… Aghhh… , ” racau-nya makin keras.</div>
<div class="separator" style="clear: both;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both;">
Saat itu karena aku takut ada yang mendengar skandal kami, saat itu aku-pun mencium bibir Mba’ Fera sembari tangan kananku meremas buah dada kanannya dan tangan kiriku mengelus kewanitaan-nya yang ternyata sudah becek. Saat itu kedua tangan Mba’ Fera tidak berdaya karena terjepit punggungnya sendiri, sedang tubuh Mba’ Fera tidak bisa bergerak karena tertindih tubuhku dan terhimpit pintu Toilet.</div>
<div class="separator" style="clear: both;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both;">
Tapi tubuhnya semakin menggelinjang kuperlakuin seperti itu. Tidak lama kemudian kemaluan Mba’ Fera makin lembab, disini aku lagi-lagi memasang perangkap, sejenak kuhentikan cumbuanku hingga Mba’ Fera merasa canggung,</div>
<div class="separator" style="clear: both;">
“ Hlo kok berhenti Ren, ayo terusin dong, mbahbudah enak nih, nanggung banget nih rasanya, buwat aku orgaseme dong !!!” ucapnya.</div>
<div class="separator" style="clear: both;">
“ Iya Mba’, tapi sekrang aku masukin ya kontol aku, soalnya dari tadi udah tegang banget nih Mb’, ” rayuku.</div>
<div class="separator" style="clear: both;">
“ Jangan Ren, ingat Ren aku udah bersuami… , ” ucapnya sedikit menolak.</div>
<div class="separator" style="clear: both;">
“ Yaelah Mba’ cuma digesek-gesekin aja kog Mba’, aku janji nggak bakal aku masukin ke Memek Mba’, akukan juga keluar Mba’, Boleh ya Mba’ Please… !!! , ” rengekku sambil mulai kembali membelai-belai buah dadanya dan tanganku satunya mengelus-elus Torpedoku yang sedari tadi menganguk-angguk karena sudah tegang.</div>
<div class="separator" style="clear: both;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both;">
Mendapat serangan psikologis seperti itu terus-menerus akhirnya Mba’ Fera-pun luluh,</div>
<div class="separator" style="clear: both;">
“ Okey, tapi janji yah cuma digesek-gesek aja, nggak lebih… , ” pintanya sambil kududukkan dia ke kloset.</div>
<div class="separator" style="clear: both;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both;">
“ Iya Mba’ aku janji, makasih ya Mba’ Fera sayang, ” ucapku dan kukecup singkat bibirnya sambil ku posisikan tubuhku sedemikian rupa hingga penisku terhimpit diantara pangkal pahanya persis di mulut kewanitaan-nya.</div>
<div class="separator" style="clear: both;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both;">
Coba bayangin para pembaca, kini posisi kami duduk berhadapan dan aku terlihat seperti memangku Mba’ Fera dan kakinya memeluk pinggangku sedang tubuh kami seperti berpelukan. Kemudian aku-pun mulai menggoyang pantatku sehinnga kemaluan kami bergesekan. Hal ini membuat kami sama-sama merasakan nikmat. Tak lupa kami tetap berciuman dan saling meraba. Saat kembali kuserbu lehernya, mb ak ani mulai mendesah dan merancau lagi.</div>
<div class="separator" style="clear: both;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both;">
Desahannya makin sering saat kumulai menggesek dengan cepat. Hal ini membuatku semakin terangsang, rasanya aku ingin sekali segera memasukkan penisku kedalam hangatnya liang senggam milik Mba’ Fera. Saat asyik saling menggesek hingga kurasakan cairan kewanitaan-nya makin membanjiri penisku, tanpa Mba’ Fera sadari kumasukkan penisku secara mendadak dan cepat hingga mentok.</div>
<div class="separator" style="clear: both;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both;">
Oughhh… meski sudah pernah melahirkan tapi kewanitaan-nya masih ketat menjepit penisku. Kelihatannya leher rahimnya dangkal, buktinya pangkal penisku masih diluar sekitar 2 cm saat kurasakan ujung penisku membentur bagian terdalam kewanitaan-nya,</div>
<div class="separator" style="clear: both;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both;">
“ Sssssss… Aghhhh… kog dimasukin Ren ?? buruan cabut Ren !! ingat Ren aku sudah bersuami, ” ucapnya.</div>
<div class="separator" style="clear: both;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both;">
Saat itu aku tidak menghiraukannya, bahkan aku melanjutkan dengan terus menggonyang pantatku sehingga penisku mulai bergerak menikmati jepitan kuat, hangat dan lembab kewanitaan-nya sambil menciumnya agar tidak bisa berteriak. Posisiku yang sedikit menindih Mba’ Fera, hal itu membuatnya tidak bisa berdaya dan hanya bisa pasrah.</div>
<div class="separator" style="clear: both;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both;">
Baca juga <b><i><a href="http://cerita-sex-69.blogspot.com/2016/11/gairah-seksual-abg-jilbab-17-tahun.html" target="_blank">Gairah Seksual ABG Jilbab 17 Tahun</a></i></b></div>
<div class="separator" style="clear: both;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both;">
Pada awalnya Mba’ Fera terus meronta, tapi karena kondisinya yang mendekati orgasme saat kumasukkan penisku membuat Mba’ Fera akhirnya menyerah dan malah menikmati goyanganku. Aku goyangkan pantatku dengan semangat dengan beberapa variasi goyangan. Kadang maju mundur, kadang kiri kanan, kadang memutar. Hal ini membuatnya semakin melayang,</div>
<div class="separator" style="clear: both;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both;">
“ Oughhh… Ren… kamu apakan Memeku, enak sekali Ren… Aghhh… Sssss… Ren, aku udah nggak tahan Ren, aku mau keluar Ren… , ” ucapnya.</div>
<div class="separator" style="clear: both;">
“ Keluarin saja Mba’ Fera sayang… Oughhh… kewanitaan Mba’ enak sekali…. Ssssss… Aghhh ” pujiku sambil mempercepat goyanganku.</div>
<div class="separator" style="clear: both;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both;">
“ Ren… aku keluar, Aghhhhhhhhhhh…., ” desahnya menikmati orgasme panjang yang dirasakan.</div>
<div class="separator" style="clear: both;">
“ Syuuuurrr……., ” terasa penisku merasakan siraman lendir kawinya.</div>
<div class="separator" style="clear: both;">
“ Ren, nikmat sekali bercinta denganmu, makasih ya sayang, baru kali ini merasakan orgasme yang luar biasa, terus terang saja suamiku hanya peduli dengan dirinya sendiri. Oh iya kamu belum keluar ya?, ” ucapnya sambil kembali menciumku.</div>
<div class="separator" style="clear: both;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both;">
“ Sebentar lagi Mba’… masih bolehkan aku menggenjot memek Mba’ ?, ” tanyaku.</div>
<div class="separator" style="clear: both;">
“ Boleh dong sayang, kamukan sudah membuatku melayang, sekarang giliran kamu menikmati tubuhku semaumu, tapi aku yang diatas ya Ren , ” ucapnya sembari berganti posisi.</div>
<div class="separator" style="clear: both;">
Kini posisi sex kami WOT (women on toP), kini Mba’ Fera duduk dipangkuanku dan posisinya berhadapan denganku,</div>
<div class="separator" style="clear: both;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both;">
“ Sekarang biar Mba’ yang puasin kamu sayang, Reno haus nggak ??? mau minum Asi ??, ” tanyanya sambil menyodorkan buah dadanya untuk kukenyot lagi sembari mulai menggoyang pantatnya maju mundur.</div>
<div class="separator" style="clear: both;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both;">
Ternyata Mba’ Fera membalas perlakuanku kepadanya yaitu dengan kardang merubah arah goyangan pantatnya. Aku hanya menikmati itu semua sambil menjilati dan ku kenyot buah dadanya serta mendesah sesekali di telinganya. Hal ini membuat Mba’ Fera makin bersemangat dan kembali terangsang,</div>
<div class="separator" style="clear: both;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<img alt="Pengalaman ngentot ibu muda di kereta" border="0" height="400" src="https://4.bp.blogspot.com/-YTktuOQj4XI/WDv-HP46-qI/AAAAAAAABY4/5CN2mWrYy98mWNNc5qsl8kucli7pv4VtQCLcB/s400/tumblr_n7yr5iHLcb1syvgw2o6_500.jpg" title="Pengalaman ngentot ibu muda di kereta" width="266" /></div>
<div class="separator" style="clear: both;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both;">
“ Oughhh… Ren, kontolmu enak sekali… Ssssss… Aghhhh… , ” racaunya.</div>
<div class="separator" style="clear: both;">
“ Memek Mba’ juga enak… Sssss… Aghhh… bentar lagi aku mau keluar Mba”… Aghhhhh… ” ucapkuku yang disambut dengan menggilanya goyangan Mba’ Fera.</div>
<div class="separator" style="clear: both;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both;">
Tidak lama kemudian aku-pun hampir mencapai klimaks-ku, dan saat itu Mba’ Fera juga merasakan hal yang sam. Nampaknya Mba’ Fera akan mendapatka orgasme keduanya, karena saat itu kewanitaan-nya makin menjepit penisku dan desahan-nya makin sering saja, dan,</div>
<div class="separator" style="clear: both;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both;">
“ Ren… aku ingin keluar lagi, Oughhhh… ” ucapnya.</div>
<div class="separator" style="clear: both;">
Baru saja Mba’ Fera berkata seperti itu, tiba-tiba kurasakan kejantananku berdenyut denyut seperti akan ada yang keluar dari dalam kejantananku,</div>
<div class="separator" style="clear: both;">
“ Mba’ aku keluar Mba’, Crotttttt… Crotttttt… Crotttttt… Aghhhhhhhhh , ” desahku mengiringi muncratnya spermaku kedalam liang senggama-nya.</div>
<div class="separator" style="clear: both;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both;">
Merasakan semburan lahar panasku, tidak lama kemudian Mba’ Fera-pun juga orgasme,</div>
<div class="separator" style="clear: both;">
“ Aku juga keluar sayang, Aghhhhhhhhh…. ” desah Mba’ Fera.</div>
<div class="separator" style="clear: both;">
Setelah kami mendapatkan kimaks kami, kini kami-pun segera kembali berciuman dengan rakus sambil menikmati orgasme berpelukan. Selama beberapa saat kami terus berciuman hingga akhirnya melepaskan pagutan mesra kami. Mba’ Fera berbisik,</div>
<div class="separator" style="clear: both;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both;">
“ Terima kasih ya Reno sayang, kamu sudah memberiku nikmatnya sex yang belum pernah kudapatkan dengan suamiku, ” ucapnya.</div>
<div class="separator" style="clear: both;">
“ Iya Mba”, aku juga terima kasih karena Mba’ sudah memberikan dan mengajarkan sex kepadaku, Oh iya Mba’ tadikan aku keluarin didalem, nanti kalau Mba’ hamil gimana ???, ” tanyaku ragu.</div>
<div class="separator" style="clear: both;">
“ Udah kamu tenag aja Ren, aku lagi nggak subur kog, lagian kalau aku hamil kamu nggak perlu kuatir, ka aku sudah bersuami…hhe… , ” ucapnya dengan santainya.</div>
<div class="separator" style="clear: both;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both;">
Aku Lega rasanya mendengar hal itu hingga akupun tersenyum dan membalas dengan meremas gemas buah dadanya sejenak. Kemudian saat itu kami cepat-cepat merapikan pakaian dan keluar dari kamar mandi secara bergantian agar tidak ada yang curiga. Setelah itu lalu kami-pun duduk kembali di kursi masing-masing. Saat itu suami dan anaknya masih tertidur pulas padahal saat itu kulihat sudah memasuki kota Yogyakarta.</div>
<div class="separator" style="clear: both;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both;">
Sebelum kami berpisah, Mba’ memberikan nomer handphone-nya kepadaku dan berkata,</div>
<div class="separator" style="clear: both;">
“ Kapan-kapan kita ulang lagi ya Ren, ” ucapnya sembari mengedipkan mata.</div>
<div class="separator" style="clear: both;">
Saat itu aku hanya mengganguk dan tersenyum. Setelah kereta berhenti kami-pun berpisah di stasiun kota Yogyakarta. Sungguh benar-benar beruntung sekali aku saat itu, sungguh sensasi yang luar biasa karena aku bisa brsetubuh dengan ibu muda secantik dan seliar itu di kereta api. Selesai.</div>
Sex88http://www.blogger.com/profile/17118765576690099077noreply@blogger.comIndonesia-0.789275 113.92132700000002-31.6684965 72.61273300000002 30.0899465 155.22992100000002tag:blogger.com,1999:blog-6941674209105952832.post-57550579147070982602016-11-16T13:28:00.000+07:002016-11-16T13:28:59.686+07:00Gairah Seksual ABG Jilbab 17 Tahun<h2>
Cerita Sex Gairah seksual ABG Jilbab</h2>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<img alt="Gairah Seksual ABG Jilbab 17 Tahun" border="0" height="400" src="https://3.bp.blogspot.com/-zXxs6v6enjA/WCv6y-OO4cI/AAAAAAAABUQ/LN0uTpqr74sLh1kxcpQN9J0Sngv6sauBQCLcB/s400/image_40.jpg" title="Gairah Seksual ABG Jilbab 17 Tahun" width="323" /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: left;">
<br /></div>
<span style="background-color: white; font-family: Roboto, Arial, sans-serif; font-size: 14px;"><b><a href="http://cerita-sex-69.blogspot.co.id/" target="_blank">Cerita Sex | Cerita Hot | Cerita ABG | Cerita Sange</a></b> - </span>Sebentar lagi 17 tahun” “Oooh…udah gede-gede ya” kataku sambil melirik payudara gina, uh penisku perlahan lahan mengeras, membayangkan bisa meremas2 empat buah payudara dibalik jilbab gadis gadis ini. “ya iyalah om, kan udah sma” jawab gita yang tak sadar apa sebenarnya yang aku maksud.<br />
<br />
“kalian nggak pulang, udah sore begini masak gadis2 cantik seperti kalian masi blum pulang” “om bisa aja ah, masi mau minum2 dulu om bentar lagi juga pulang” jawab gina sambil ngobrol kuperhatikan kedua gadis ini, walaupun kembar namun aku mulai bisa membedakan antara gina dengan gita.<br />
<br />
Gina yang berusia lebih tua beberapa menit dari gita ini memiliki buah dada yang sedikit lebih besar dari adiknya.selebihnya tak ada perbedaan. “ ah seandainya bisa kutelanjangi kedua gadis berjilbab ini, apa mungkin rasa jepitan vagina 2 orang saudara kembar berbeda yah” kataku dalam hati yang sudah penuh nafsu. “Kalian udah punya pacar belum ??” tanyaku.<br />
<br />
“gina udah tuh om, nama pacarnya andi, hihi…” “Iiih….apaan sih git, dia tuh cuma temen deket aja juga…” katanya malu kulihat ada yang aneh dengan kedua remaja berjilbab ini. Mengapa sepertinya sangat mudah akrab dengan orang yang belum dikenal seperti aku. Aku mulai berpikir sepertinya dua gadis ini bisa kupakai malam ini.<br />
<br />
Akupun mulai mengeluarkan jurus mautku. “Kalian udah pernah pacaran kan ?” “Iya udah Om…tapi ya gitu deh namanya juga anak sma.” jawab gita<br />
“Umm tapi maaf nih yah, kalian udah pernah begitu belum ??” tanyaku sambil tersenyum nakal. Gina sedikit kaget “begitu gimana om??” “umm begini.. kayak ciuman pelukan, dan main2 itu sama pacar kalian belum” Sejenak mereka kaget dengan pertanyaanku lalu gita balas menjawab<br />
<br />
“Iiiih…om apaan sih…kok nanyanya begituan” “Ya kan om mau tau ??” Mereka terdiam sejenak kemudian saling berbisik. “Emang bener om mau tau ???” tanya gina menggoda. “ya iya dong dik gina yang cantik” kataku sambil mengedipkan mata sepertinya mereka sadar maksud gerak gerikku, lalu dengan tersenyum nakal gita menjawab.<br />
“om, kalau mau kita bisa jalan2 sama om tapi kaloo…<br />
<br />
” gita berhenti berbicara lalu mengambil handponnya dan mengetik lalu memberikan handponnya padaku. Astaga pikirku, inilah saatnya. Saat yang dari tadi kunantikan. Gita ternyata meminta sejumlah uang dan persyaratan. Kesempatan ini tak boleh kulewatkan. Akupun tersenyum lebar dan jantungku semakin berdegup kencang.<br />
<br />
Tiba2 aku tersadar suatu hal “eh maaf yah gina, gita, kalo kalian mau nemenin om kok kenapa kalian memakai jilbab” “oh ini, ini kan ketentuan wajib disekolah harus pakai jilbab om” jawab gina oh aku baru menyadari segala sesuatunya, kenapa menjelang malam hari kerja kedua gadis berjibab ini masi dipusat perbelanjaaan, kenapa mereka memakai barang2 mahal, kenapa mereka mudah sekali untuk diajak ngobrol sampai ke hal2 yang nakal.<br />
<br />
<h3>
Cerita Sex ABG Jilbab 17 Tahun</h3>
<br />
“ok kalo gitu yuk kita pergi, om ke atm dulu ngambil uang saku untuk gadis2nya om” kataku sambil mengedipkan mata yang dijawab dengan sedikit tawa dan tatapan nakal.<br />
<br />
Sekitar jam 6 sore, aku ersama kedua gadis berjilbab ini keluar dari mall dan menuju sebuah atm dibasement mall tersebut. Ternyata basement tersebut agak sepi, hanya berisi mobil2 dan beberapa supir, tukang parkir dan satpam yang sempat memandangku iri, karena aku yang asyik bercanda dengan kedua gadis berjiblab ini.<br />
<br />
Atm tersebut ternyata cukup tertutup, dengan ruangan yang cukup besar. Akupun mulai mengakses mesin tersebut sambil berbincang2 dengan kedua gadis berjilbab ini. Sambil memencet tombol2 aku lirik keadaan diluar, tampaknya posisiku cukup tertutup dan tak ada orang yang melihat, ah aku yang sudah tak tahan dari tadi mulai melancarkan aksiku.<br />
<br />
Kedua gadis berjilbab ini berdiri dikanan kiriku, sambil menunggu mesin atm bekerja, aku tarik kedua tanganku kebelakang lalu meremas2 kedua buah pantat gina dan gita yang kenyal itu. “ iihh om nakal, masi dibasement juga” jawab gita dan sebuah cubitan kecil dipinggangku oleh gina.<br />
<br />
“Iya deh iya deh om nggak nakal” jawabku sambil menarik tanganku dari pantat kedua gadis ini, lalu kurangkul pinggang kedua gadis berjilbab ini dan menarik mereka kearah tubuhku, uhhhh payudara payudara dibalik jilbab kedua gadis berjilbab ini sungguh sama kenyal dan nikmatnya.<br />
<br />
“ihhh si om ini nakal banget sih” kata mereka dengan senyum manja. Lalu tanganku mulai meraba naik kepunggungnya lalu bergeser masuk keketiak mereka menyelusup kebelakang jilbab mengikuti alur bh mereka dan menggenggam payudara payudara gadis gadis ini yang tidak bersentuhan dengan dadaku.” iiiiihh si ooomm daritadi bandel banget sihhh” kata gina sambil kedua gadis ini mencoba melepaskan diri dari genggaman tanganku pada buah dada mereka.<br />
<br />
“duh gina gita, jangan begitu dong, ini uangnya” kataku ketika tiba2 mesin atm tersebut mengeluarkan uang beberapa juta rupiah” akupun mengambil uang tersebut lalu memperlihatkan uang tersebut kepada mereka, tampaknya kali ini mereka luluh dan mata mereka tampak berbinar2 melihat uang yang cukup banyak tersebut dan mulai tersenyum genit.<br />
<br />
Akupun dengan nakalnya menyampirkan jilbab gina dan gita kepundaknya lalu membuka 3 buah kancing paling, dan kulihat yang daritadi membuat penisku sangat keras, empat buah payudara gadis smu yang sangat menggemaskan terbungkus bra yang sangat sexy dengan jilbab yang menutupi kepala mereka, akupun menyelipkan beberapa lembar ratusan ribu rupiah kedalam bra mereka sambil merasakan kenyalnya payudara mereka lalu aku lanjutkan dengan meremas2 payudara montok kedua gadis ini.<br />
<br />
“uhhhh, dada gina lebih besar sedikit tapi sama nikmatnya dan sama cantiknya dengan gita, om udah bener bener nggak kuat nih, ini uangnya dp dulu yah nanti kalo udah selese nemenin om semua uang ini boleh kalian miliki” kataku dengan penuh nafsu.<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<img alt="Gairah Seksual ABG Jilbab 17 Tahun" border="0" height="400" src="https://1.bp.blogspot.com/-hkCikgHgb1Y/WCv8LpVkaRI/AAAAAAAABUU/w90R92WPJzo6dscQRupxIOxzLSY7Oj2KQCLcB/s400/CsMLKpsVIAAc0cl.jpg" title="Gairah Seksual ABG Jilbab 17 Tahun" width="298" /></div>
<br />
Gita dan ginapun hanya tersenyum genit sambil keenakan menikmati remasan demi remasan dan plintiran pada payudara dan putting mereka. Tanpa disadari ada orang mengetuk pintu atm. Kami bertigapun kaget bukan kepalang, aku baru menyadari ada orang antri menunggu dari tadi.<br />
<br />
Akupun segera menarik kedua tanganku dari payudara mereka, gita dan ginapun kaget luar biasa dan langsung mengancingkan kembali baju mereka dan menjulurkan jilbab mereka untuk menutupi buah dada montoknya. “ih om si, untung nggak dibuka pintunya kan malu om” kata gita “iya deh maaf, tapi om udah nggak kuat nih, kita cari tempat yuk nanti disambung lagi deh ditempat om” kataku “ih si om, kita cantik sih jadi om nggak kuat deh” kata gina dan disambut tawa mereka cekikian.<br />
<br />
“yaudah, yuk, eh ayo gandeng tangan om dong” bisikku manja kekeduanya kamipun keluar dari kotak atm yang sudah ditunggu 3 orang yang mengantri dari tadi.mereka tampak kesal namun agak kaget ketika melihat seorang lelaki digandeng dua orang gadis smu kembar yang masih segar dan berjilbab.<br />
<br />
Ah biarin ajah, emang gua pikirin, akupun menarik kedua daun muda yang sungguh menggemaskan ini kesudut lapangan parkir tempat mobilku berada yang jauh dari tempat tunggu supir dan satpam. Sambil berjalan kedua lengan atasku merasakan lembutnya bagian luar buah dada gina dan gita yang terus bersenggolan dengan tanganku yang mereka rangkul.<br />
<br />
Aduh sungguh nikmat rasanya, batang penisku semakin tak kuat ingin segera menikmati kedua gadis kembar ini. Gedung parkir di mall ini hanya setengah mobil kebawah yang tertutupi tembok, selebihnya hanya ditutupi oleh kawat2 besi sehingga walaupun gelap namun samar2 bisa terlihat dari luar gedung parkir.<br />
<br />
Ide gilapun muncul dikepalaku aku akan menikmati kedua gadis berjilbab ini ditempat terbuka sebelum nanti kutelanjangi, kumandikan dan kusabuni setiap inci tubuh mereka dirumahku nanti. Setelah sampai disudut tempat mobilku diparkir akupun mendorong perlahan kedua gadis berjilbab ini hingga bersandar ditembok dengan kedua tanganku menekan sebuah payudara gina dan gita.<br />
<br />
“gina, gita, kita main disini dulu yuk, kan gelap nggak ada orang, om udah nggak tahan nih, nanti uang jajannya om tambah deh, tapi nanti malem main kerumah om dulu kita main2 lagi, besok pagi baru om anter kesekolah, gimana?”<br />
<br />
gita dan gina hanya berpandangan lalu salah satunya mengangguk, “boleh om tapi ati2 yah kalo ada orang, kan malu om diliatin orang” akupun tersenyum dan tanpa basa basi langsung kusampirkan jilbab gina dan gita, langsung kubuka kancing2 bajunya dan kubuka seragam sekolah mereka, dan langsung kulepas bra mereka, kulemparkan bra mereka kejok belakang mobilku lalu kupakaikan kembali baju seragam mereka tanpa kukancingi lagi, sungguh indah tubuh saudara kembar ini.<br />
<br />
Dengan jilbab putih yang masih mereka kenakan dan payudara yang putih dan empat buah putting berwarna coklat yang kecil sungguh indah sekali, akupun tak mampu menahan nafsuku, segera kumainkan empat buah payudara gadis kembar ini bergantian, dari remasan, plintiran pada puting2 payudara mereka hingga hisapan hisapan dan gigitan2 kecil membuat mereka menggelinjang mendesah menikmati permainanku.<br />
<br />
Lalu kuhentikan permainanku, kuperintahkan kedua gadis ini untuk mengangkat kedua roknya perlahan. Pelan2 kulihat kaki mungil mereka yang dibungkus sepatu dan kaus kaki menutup betis mereka, lutut, dan aww, paha paha yang putih dan mulus lalu kemaluan yang masih tertutup celana dalam putih yang tipis. Aku sungguh tak kuat, langsung kutarik turun celana dalam mereka dan kupandangi vagina gina dan gita yang kecil karena umur mereka yang masih 16 tahun. Kuambil celana dalam mereka dan kulemparkan ke jok belakang mobil. Lalu kututup pintu mobilku.<br />
<br />
“lho om kok kita nggak dimobil om ajah, kan takut ada yang ngeliat om” kata gita khawatir dengan keadaanya yang berjilbab namun baju seragam yang terbuka yang memperlihatkan dua buah payudaranya yang menggantung sambil mengangkat rok sampai pinggang yang memperlihatkan vaginanya.<br />
<br />
“Nggak papa gina, nanti kamu tau, jauh lebih nikmat rasanya kalo ditempat begini lho” kataku sambil menarik kedua gadis itu dan kusuruh duduk dikap depan mobilku yang posisinya didinding lapangan parkir, yang hanya tertutup jeruji2 besi dan tampak dari luar samar2.<br />
<br />
“iii om malu” jawab gita sambil duduk dan menutup rok dan bajunya sambil melipat tangan didadanya. Tampak didepanku dua orang gadis kembar berjilbab yang siap kunikmati beberapa saat lagi, disebuah gedung parkir, dan gilanya lagi walaupun agak gelap tapi pasti secara samar2 terlihat dari jalan raya diluar gedung. Tanpa memperdulikan ucapan gita akupun menarik kepala kedua gadis berjilbab ini dan mencium bibir merkea bersamaan, ah nikmat rasanya saat mencium mereka bersamaan.<br />
<br />
<h3>
Cerita Seksual ABG Jilbab</h3>
<br />
Tampaknya mereka menyukainya, lalu tanpa basa basi kuangkat rok sekolah gina dan kujilat2 vaginanya, juga tangan kananku masuk kedalam rok diantara kaki gita dan mengelitik vagina dan klitorisnya sambil aku memuaskan kakaknya. Kedua gadis berjilbab ini hanya bisa menggelinjang dan mendesah pelan, perlahan nafsu mulai merasuki keduanya yang tampaknya sudah tak malu lagi dan mulai meremas remas payudara mereka sendiri.<br />
<br />
Kurasakan cairan mulai membasahi vagina kedua saudara kembar ini. Akupun semakin tak tahan, langsung kubuka celanaku dan mengeluarkan penisku dan kumasukkan kedalam vagina gina sambil terus mengaduk2 vagina gita dengan 3 buah jariku. Ahh penisku serasa dipijit2 didalam vaginanya.<br />
<br />
Walaupun sempit tapi ketika mulai kusodok pelan2 serasa tak ada yang menghalangi, ternyata gina sudah tidak perawan lagi, begitujuga dengan gita yang sedari tadi pasrah penuh kenikmatan dengan tiga buah jariku divaginanya. Akupun dengan cepat memajumundurkan penisku didalam vagina gina bergantian dengan gita.<br />
Wajah mereka yang terbungkus jilbab sungguh tampak menggemaskan membuatku semakin bernafsu meremas2 payudara2 mereka.<br />
<br />
Aku memerintahkan kedua saudara ini untuk menunduk dan bertumpu pada terali2 besi gedung parkir. Kuangkat rok panjang mereka dan kulipat dan kuselipkan dipinggang mereka, sehingga dengan bebasnya aku bisa melihat pantat, vagina dan bagian kaki gadis gadis ini.<br />
<br />
Mungkin karnea kedua gadis kembar ini belum orgasme mereka tampak mau melakukan apa saja asalkan terus kuaduk2 vagina mereka. Mereka tak malu walaupun samar2 terlihat dari jalan raya didepan gedung parkir ini. Akupun semakin bernafsu dengan menyodokkan penisku kedalam vagina gita dan gina bergantian dari belakang sambil kutarik jilbab mereka yang membuat mereka mendongak keatas sambil menikmati hentakan demi hentakan penisku dilubang vagina mereka secara bergantian.<br />
<br />
Tak lama kemudian gina merintih2 “om oomm remes payudaraku yang keras, terus masukin penisnya cepetan sedikit aku udah nggak tahan mau keluar” akupun yang memang penuh nafsu segera menuruti permintaan gina, kucengkram kedua payudaranya dari belakang, dan kupercepat hentakan penisku jauh lebih dalam kelubang vaginanya.yang membuat gina semakin menjerit2 kecil menikmatinya.<br />
<br />
Tiba2 dari jauh kulihat seseorang haltebus yang mengarah kegedung parkir diseberang jalan tampaknya melihat adegan yang kulakukan, dan gina walaupuan daritadi merem melek menikmati permainanku menyadari ada seseorang yang ikut menikmati tubuhnya dari jauh. “om ada orang tuh dihalte ngeliatin kita, tapi aku udah nggak kuat om dikit lagi mau keluar.<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<img alt="Gairah Seksual ABG Jilbab 17 Tahun" border="0" height="331" src="https://2.bp.blogspot.com/-0Gr1V3KNG9g/WCv8WaKqNAI/AAAAAAAABUY/Y9cCGe5lHoYtXjFGaWEUzyybwXXCz0o_QCLcB/s400/Gairah%2BSeks%2BABG%2BJilbab%2B17%2BTahun.jpg" title="Gairah Seksual ABG Jilbab 17 Tahun" width="400" /></div>
<br />
Ah biarin ajaaaahhh…” jawabnya yang tampak semakin bernafsu karena dilihat orang tersebut. Akupun semakin bernafsu mempertontonkan adegan mesra ini keorang tersebut yang semakin membuatku terpacu.tiba2 “ahhhh ahhhh ahhh” gina merintih dan kurasakan vaginanya mengeluarkan cairan yang sangat banyak dan akhirnya gina terdiam lemas walaupun aku tetap memacu penisku kevaginanya.<br />
<br />
Akupun menghentikan aksiku. “duh om udah nggak kuat, om lanjutin sama gita aja yah..” katanya dengan tersenyum penuh kepuasan. “Iyah nggak papa sayang,tapi kamu disini aja ya temenin om main dengan adikmu ini” kataku sambil menjulurkan rok gina sehingga menutupi bagian bawah tubuhnya lalu kubalikkan tubuhnya kucium mesra, dan kupandangi adiknya.<br />
<br />
“ihh omm kan udah sama kak gina tadi, aku dicuekin, daritadi udah nggak tahan om” katanya dengan cemberut nakal. Ternyata walaupun payudara gita sedikit lebih kecil dari kakaknya, namun hasrat sexnya jauh melebihi kakaknya. “gita juga mau om, ayo cepet tu orang dihalte depan lagi ngeliatin, gita udah nggak tahann ayo omm cepettt” kata gita memelas. Wah ternyata adiknya jauh lebih agresif dan maniak dari kakaknya.<br />
<br />
Akupun langsung menancapkan penisku kevagina gita dari belakang yang sudah memasang posisi menunduk dengan menumpukan tangannya pada jeruji besi didinding gedung parkir ini.sambil kugenjot vaginanya, kuremas2 payudara kiri gita dari belakang dengan tangan kiriku sementara tangan kananku kugunakan untuk memeluk gina sambil mencium bibirnya dan meraba2 payudaranya.tak disangka gita ternyata begitu exebisionis, dalam genjotanku dia melambaikan tangan dan tersenyum genit kepada lelaki yang menatap aksi kita dari tadi.akupun tak peduli terus saja kupermainkan vaginanya.<br />
<br />
Tapi lama kelamaan aku bosan dengan posisi ini, kubalikkan tubuh gita, dan kugendong lalu kududukkan ditepi kap depan mobil jeepku dan kusandarkan gina berdiri disampingnya, akupun melanjutkan aksiku menancapkan penisku kevagina gita sambil mencium dan menjilat jilat putting payudaranya bergantian dengan mencium bibir gina kakaknya, sambil tangan kiriku meremas2 payudara gina.<br />
<br />
ohhh sungguh berlipat2 rasanya menikmati tubuh dua orang gadis kembar yang masih mengenakan jilbab putih namun 4 buah payudara mereka terbuka bebas dan sedang kujamah, sedangkan vagina gita sedang kunikmati dengan penisku dan vagina gina sesekali kuremas2 dari balik rok yang kuangkat keatas.<br />
<br />
Tak lama kemudian, gitapun mencapai titik puncaknya,dia menggelinjang dan mendongak keatas sambil memeluk kepalaku diantara dua buah payudaranya dengan erat dan tiba2 tiga kali kurasakan semprotan cairan didalam vagina gita bersamaan dengan semprotan spermaku didalamnya.. “aahahhchhhhh ommmm aku ahhhhh” jeritnya… ginapun hanya tersenyum melihat ulah adiknya yang sedang dalam titik puncaknya.<br />
<br />
Setelah beberapa saat kurapihkan pakaian kedua gadis kembar ini, kurapihkan rok mereka, lalu kukancingkan kembali baju mereka, kujulurkan lagi jilbab mereka menutupi payudara dan vagina yang kini tak mengenakan bh dan celana dalam. “Yuk kita belanja, kita nonton juga yuk, nanti kita lanjut lagi dirumah om yah” kataku genit.<br />
<br />
Gina dan gita hanya tersipu malu. Lalu kedua gadis kembar ini kurangkul dan kuajak kedalam mall sambil dengan nakalnya kuraba payudara mereka yang kali ini dengan mudah kuplintir dari luar pakaian mereka putting yang menonjol dibalik bajunya, namun sengaja ditutupi jilbab mereka agar tak ketahuan, namun buah dada buah dada yang tak disanggah itu tampak lebih menggoda bergoyang goyang dibalik pakaian mereka walaupun sudah ditutupi jilbab, gesekan demi gesekan dan remasan tanganku dipayudara mereka sungguh nikmat, walaupun batang kemaluanku sudah lemas, tapi aku masih ingin menikmati tubuh gadis kembar berjilbab ini.<br />
<br />
Kamipun masuk kedalam mall dan mulai jaga image, gina dan gita jalan disampingku dengan biasa2 saja agar tak terlalu menarik perhatian.. kamipun menuju bioskop dilantai atas dan membeli tiket film, tapi sebelum masuk ke bioskop, gita mengajak kakaknya ketoilet untuk membersihkan sisa2 cairan vagina dan spermaku yang masih membasahi vagina nya.Sex88http://www.blogger.com/profile/17118765576690099077noreply@blogger.comIndonesia-0.789275 113.92132700000002-31.6684965 72.61273300000002 30.0899465 155.22992100000002tag:blogger.com,1999:blog-6941674209105952832.post-10240184786720799732016-11-05T16:00:00.001+07:002016-11-05T16:00:35.297+07:00Cerita Sex - Aku dijadikan taruhan sex<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<img alt="Cerita Sex - Aku dijadikan taruhan sex" border="0" height="400" src="https://4.bp.blogspot.com/-wGUFB2EFweo/WB2eGOmgkbI/AAAAAAAABKk/nIhl80xe7LUvHj82u8VlsxvWkMqg3zKfwCLcB/s400/Cerita%2BSex%2B-%2BAku%2Bdijadikan%2Btaruhan%2Bsex.jpg" title="Cerita Sex - Aku dijadikan taruhan sex" width="300" /></div>
<br />
<br />
<b><a href="http://cerita-sex-69.blogspot.com/" target="_blank">Cerita Sex</a></b> - Kali ini menceritakan pengalaman Sex dari seorang Yang sebut saja namanya Pak Bambang. Suatu ketika dia pijat disebuah Panti pijat++, tanpa sepengetahua-nya dia dijadikan taruhan oleh seorang tukang pijat wanita yang tengah hamil. Tukang pijat itu bertaruh dengan teman-teman seprofesinya kalau dia bisa berhungan intim, dengan Pak Danang, maka. Mau tahu kelanjutan ceritanya, Langsung aja yuk baca dan simak baik baik cerita dewasa ini.<br />
<br />
Sebut saja namaku Danang, Pada hari sabtu sekitar pukul 10.0 WIB, aku telah duduk di sebuah restoran Fast food yang cukup terkebal di Jakarta. Ketika itu aku sengaja duduk didekat kaca dapat agar dapat melihat susana di luar sana. Ketika aku sedang melihat keramaian di sekitar restoran Fast food itu, aku melihat sesosok wanita berjalan dengan buru-buru, dalam hati aku berkata ( kayaknya Gue kenal tu cewek deh).<br />
<br />
Setelah aku meingat-ingat, akhirnya aku ingat juga, itukan Mba’ Diah wanita pijat di tempat Pijat++ seberang restoran ini. Saat itu aku mulai melihat jam tanganku, tidak terasa jam sudah menunjukan menunjukkan pukul 11.00 WIB. Pantas saja banyak wanita yang wanita pijat yang sudah mulai berdatangan. Tidak lama ada sebuah sepeda motor berpenumpang yang datang.<br />
<br />
Saat itu penumpangnya turun tepat di belakang parkiran mobilku yang saat itu aku parkir di seberang restoran tempat aku makan. Aku melihat wanita itu turun dan memberikan uang kepada pengendara motor tadi. Nampaknya wanita itu aku juga kenal, setelah aku mengingat-ingat lagi ternyata benar aku kenal, wanita yang barusan adalah Mba’ Rosa salah satu receptionis panti Pijat++ itu.<br />
<br />
Oh iya aku lupa memberitakuan kalau aku adalah salah satu pelanggan Pijat++ di panti pijat X itu, maka jangan heran kalau aku hampir menegenal semua tukang pijat dan sebagian pegawai disitu. Mungkin tidak usah aku sebutkan satu-persatu nama wanita pijat yang datang hari itu, karena banyak sekali hari itu yang aku lihat dan aku kenal. Selang beberapa waktu mulailah penuh parkiran di sekitar Pijat++ itu.<br />
<br />
Kini nampaklah roda kehidupan Pijat++ itu mulai berputar. Tanpa terasa hari semakin siang, kini suasana restoran mulai ramai oleh tamu yang bergantian keluar masuk. Saat itu makanan yang aku makan telah habis, walaupun makananku sudah habis tidak sedetikpun aku mengalihakan pandanganku dari arah sekitar parkiran mobilku dimana tempat itu adalah tempat para wanita pijat itu turun dari kendaraan dan akan menuju tempat kerjanya, yaitu tempat Pijat++. Alasan para wanita Pijat++ turun disana, karena mungkin saja mereka malu dengan profesinya.<br />
<br />
Karena tempat turun wanita pijat itu tadi jaraknya kira-kira 50 Meter dari tempat kerja mereka. Menit demi menit berlaku dan para wanita pijat masih saja berdatangan. Para wanita itu rata-rata masih muda dan menggemaskan sekali, selain itu mereka juga mengenakan pakaian yang ketat dan bawahan minim khas wanita Pijat++. Saat itu masih aku masih berada di restoran.<br />
<br />
Karena hari semakin siang aku melihat saat jam tanganku lagi, saat itu waktu menunjukan pukul 14.00 WIB. Biasanya pada jam-jam ini bintang Pijat++ itu baru datang. Tidak lama setelah itu ternyata benar perkiraanku, nampaklah ada seorang wanita yang keluar dari taxi sembari telefon, saat itu terlihat samar-samar karena masih tertutup oleh taxi.<br />
<br />
Ketika taxi itu pergi, aku baru tahu bahwa itu Shella salah satu bintang atau tukang pijat cantik dan terlaris di Pijat++ itu. Panti pijat X ini hukanlah panti pijat++ pinggiran, namun Panti Pjat++ ini tempat pijat yang meyediakan wanita pijat yang highclass dan ruangan pijat yang lumayan elit. Selang beberapa menit mataku tertuju pada seorang wanita berpakaian ketat berwarna merah cerah keluar dari taxi.<br />
<br />
Saat itu aku terus memandangi, karena wanita itu napak asing bagiku dan membuat aku penasaran. Begitu taxi pergi ternyata dia juga berjalan menuju ke panti Pijat++ itu. dalam hati bertanya-tanya, siapa ya dia? Apa jangan-jangan wanita itu adalah wanita pijat++ baru. Rasa penasaranpun menyelimuti pikiranku, dan rasa itu birahiku mulai bergejlak.<br />
<br />
Kalau aku tafsirkan sih wanita itu berumur sekitar 28 tahuna. Walaupun dia termasuk agak dewasa dibandingkan orang-orang baru di panti pijat itu, namun aku penasaran sekali dengan wanita itu. karena jika aku lihat dari kejauhan dia nampak cantik dan mempunyai body yang sintal dan montok. Namun sekilas ketika aku melihat bagian perutnya, nampak dia seperti wanita hamil.<br />
<br />
Hal itu membuatku makin penasaran saja, masak iya sih wanita hamil bekerja di Pijat++. Karena aku penasaran maka aku langsung menelefon panti nomer handphone Mba’ Rosata dari restoran itu,<br />
<br />
“ Hallo selamat siang Pak Danang ”, , terdengar suara Rosa receptionis yang aku kenal.<br />
<br />
“ Iya selamat siang Mba’ Rosa ”, jawabku.<br />
<br />
“ Wah Pak Budi, apa kabar pak ? dan ada apa yah menelefon saya ?? Pak Danang Mau booking yah? ”, ucapnya.<br />
<br />
“ Hhe.. Mba’ tahu aja deh, Oh iya Mba’ Rosa, yang barusan baru masuk memakai baju merah siapa sih ? ”, ucapku.<br />
<br />
“ Baju merah? Oh itu Mba’ Nisa Pak, Kenapa memang Pak ”, ucapnya.<br />
<br />
“ Kayaknya dia orang baru yah dan dia juga sedang hamil ya Mba’ ? ”, ucapku penasaran.<br />
<br />
“ Iya Pak, memang rosa sedang hamil. Oh iya ngomong-ngomong kog bapak tahu sih, memangnya bapak dimana ini ”, ucapnya berbalik tanya kepadaku.<br />
<br />
“ Saya lagi direstoan sebrang Panti pijat Mba’, sebelumnya sorry ya Mba’ karena aku banyak tanya.<br />
<br />
“ Oh nggak papa kog Pak, lagiankan bapak pelanggan setia Panti Pijat ini, hhe ”, ucapnya.<br />
<br />
“ Hhe, maksih ya Mba’. Oh iya Mba’ kalau hamil, berarti Nisa cuma pijat aja dong Mba’ ? ”, ucapku lagi.<br />
<br />
“ Hemmm… kalau udah di dalam kamar siapa yang tahu pak, hhe…? ”, ucapnya enteng.<br />
<br />
Saat itu aku berfikir, benar juga juga yah omongan Rosa, lalu,<br />
<br />
“ Ngomong-ngomong sudah ada yang booking belum tuh si Nisa ? ”, ucapku.<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<img alt="Cerita Sex - Aku dijadikan taruhan sex" border="0" height="400" src="https://4.bp.blogspot.com/-MWtvhRv9nIw/WB2fLZbje-I/AAAAAAAABKs/Z0ZG1HFSj5k6ZEdvd-WX53PJe2kZJKxxwCLcB/s400/Cerita-Sex-Digoyang-Istri-Paman.jpg" title="Cerita Sex - Aku dijadikan taruhan sex" width="320" /></div>
<br />
<br />
Aku menayakan seperti itu karena aku ingin mencoba dipijat wanita hamil, dan siapa tahu aku bisa ngentot sama dia, kan enak tuh pijat++ sama wanita hamil, hhe,<br />
<br />
“ Tenang Pak, belum ada yang Booking kog Pak, Bapak mau Booking Nisa Pak ? ”, ucapnya.<br />
<br />
“ Iya nih Mba’ ”, jawabku singkat.<br />
<br />
“ Mau Booking jam berapa Pak ? ”, ucapnya.<br />
<br />
Saat itu berfikir sejenak, karena aku tahu dia baru sampai, aku berfikir dia butuh istirahat untuk menghela nafas. Kayaknya setengah jam cukup deh istirahatnya. Kemudian,<br />
<br />
“ Yaudah jam 3 aja deh Mba’ ”, jawabku.<br />
<br />
“ Baiklah Pak, saya tunggu kedatangnya Pak, terima kasih Pak Danang ”, ucap Rosa.<br />
<br />
Singkat cerita, kini akupun sudah sudah berada didalam ruangan pijat, dan posisiku sekrang sudah telanjang dada, tak bercelana dan hanya menggunakan celana dalam saja. Saat itu aku berposisi tidur tengkurap menghadap tembok di kamar lantai 3 ukuran 3×3 meter persegi. Tidak lama setelah itu tidak lama pintu kamar-pun terbuka dan ditutup kembali,<br />
<br />
“ Selamat siang Pak, Saya Nisa yang akan melayani bapak ”, ucapnya menyambutku.<br />
<br />
“ Siang juga Mba’ ”, jawabku sambil menolehkan muka ke arahnya, tetapi tetap tidur telungkup.<br />
<br />
“ Mau minum apa? ”, ucapnya, sambil meletakkan barang bawaannya, handuk, sabun, seprei, dan cairan pelicin untuk pijat di atas satu-satunya sofa yang ada di ruang itu.<br />
<br />
“ Air mineral nggak dingin ”, jawabku.<br />
<br />
Lalu dia-pun keluar dan tidak lama kemudia dia membawa pesananku. Saat itu dia tidak menanyakan pijat berapa jam, karena pada saat itu aku berada di ruang VVIP yang mempunyai waktu minimal satu setengah jam. Terdengar dia melepaskan seragam dinasnya (padahal suhu ruang cukup dingin). Menutupkan selembar handuk ke punggungku mulai leher hingga pantat.<br />
<br />
Aku fikir aku tidak perlu menceritakan tahapan-tahapan pijat, langsung ke inti ceritanya saja. Lanjut,<br />
<br />
“ Sebentar ya pak, mau ke toilet ”, ucapnya meminta ijin.<br />
<br />
“ Ya Mba’ ”, jawabku singkat.<br />
5 menit kemudian diapun kembali dan dia mulai memijat lagi. Mungkin dia tadi terlalu lama berdiri saat memijat, sehingga dia naik ke tempat tidur dan memijat kaki sebelahku yang belum disentuhnya dari tadi. Selanjutnya dengan mengangkang dia memijat punggungku. Terasa pahanya dibungkus dengan celana ketat, saat bersentuhan dengan pahaku,<br />
<br />
“ Kamu nggak pernah diisengin sama tamu, Mba’? ”, ucapku.<br />
<br />
“ Itu sih sering pak, santapan setiap hari! ”, ucapnya.<br />
<br />
“ Yang paling nyebelin seperti apa Mba’? ”, ucapku.<br />
<br />
“ Belum lama ini ada tamu, saat lagi nafsu dia bilang. Mba’ ngentot yuk? Lalu aku jawab aja, sama siapa pak? dia jawab ya sama kamu, terus aku jawab lagi Pak, kirain sama kambing, hhe… gitu pak ceritanya ”, ucapnya panjang lebar menjelaskan.<br />
<br />
Saat itu aku sekilas teringat dengan kata-kata temanku. Mungkin ada benarnya kata temanku, dia mengatakan bahwa kelemahan wanita itu ada di telinga. Dalam arti kelemahan ditelinga adalah, kalau seorang wanita disanjung, diajak bicara yang indah-indah, pasti wanita manapu akan luluh dengan kitta. Jadi pesan bagi para pembaca dari saya, bicaralah yang baik dengan wanita manapun dan siapapun wanita itu.<br />
<br />
Saya jamin jika kita bersikap seperti itu, para wanita pasti akan memberikan apapun yang kita minta. Buktinya saya sendiri, saya sudah menahklukan wanita manapun dengan cara itu. Lanjut,<br />
<br />
“ Maaf pak, saya tinggal ke toilet lagi ”, ijinnya.<br />
<br />
“ Ya Mba’ santai aja kalau sama saya, hhe ”, jawabku.<br />
<br />
Tidak lama kemudian dia-pun meneruskan pijatan yang belum selesai. Setelah menyelesaikan pijatan tadi, dia berkata,<br />
<br />
“ Pakai krim nggak pak? ”, ucapnya.<br />
<br />
“ he em ”, ucapku.<br />
<br />
“ Maaf pak ya Pak ”, ucapnya sambil menurunkan celana dalamku sampai bawah pantatku lalu dia menutup dengan handuk. Kemudian,<br />
<br />
“ Tolong dilepas aja Mba’ celana dalam saya biar nggak menggangu pijatnya ”, ucapku.<br />
<br />
Tanpa kata dia-pun menarik handuk dan melepaskan celana dalamku. Kini posisikupun telanjang deh sekarang. Dia mulai meratakan krim di seluruh permukaan kulit kakiku, dan mulai memijit, dan beberapa menit kemudian,<br />
<br />
“ Sebentar ya pak, mau ke toilet lagi ”, ijinnya untuk ke tiga kalinya.<br />
<br />
“ Ya Mba’ ”, jawabku singkat, tanpa protes, karena aku memaklumi, karena saat hamil kandung kemih tertekan oleh kandungan, atau ada yang lain yang aku nggak tahu.<br />
<br />
“ Yah beginlah pak kalau kondisinya seperti ini ”, ucapnya saat masuk ke kamar.<br />
<br />
“ Aku maklum kog Mba’ ”, jawabku.<br />
<br />
Dia mulai memijat kaki satunya lagi. Setelah selesai dia mengeringkan krim dengan handuk, karena kakiku cukup banyak bulunya dia menaburi bedak bayi diseluruh permukaan ke dua kaki (kalau dilihat nggak ubahnya seperti bayi yang habis mandi terus dibedaki), sehingga minyaknya bergabung dengan bedak, kemudian di gosok dengan handuk satunya lagi, hasilnya lumayan kering.<br />
<br />
Kemudian dia naik ke tempat tidur (biasanya wanita pijat bisa melakukannya dengan berdiri, mungkin karena beratnya menahan perut sehingga lebih baik sambil duduk di tempat tidur guna mengistirahatkan kedua kakinya). Wanita lagi hamil mana ada yang pakai rok mini, biasanya selalu serba longgar Kan, kecuali wanita yang saat ini ada di atas pantatku.<br />
<br />
Karena nggak ada tempat lagi untuk duduk, akhirnya dia mengangkangiku sehingga dia menduduki pantatku (asli hlo, duduk plek, soalnya berat banget) dengan berlapiskan handuk dan mulai mengolesi krim. Saat sebelah kakinya diangkat untuk mengangkang terasa pahaku bergesekan dengan paha bagian dalamnya yang licin dan dingin. Tetapi anehnya kog sudah nggak pakai celana ketatnya lagi.<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<img alt="Cerita Sex - Aku dijadikan taruhan sex" border="0" height="400" src="https://3.bp.blogspot.com/-9erFC27QtMU/WB2fUvRuzqI/AAAAAAAABKw/pwKUAN3GzHAt7NJqASYOqAammGjBpeYnQCLcB/s400/CQboGYxVAAACpWV.jpg" title="Cerita Sex - Aku dijadikan taruhan sex" width="400" /></div>
<br />
<br />
Setelah punggung rata dengan krim dia mulai memijat. Posisi memijat adalah maju mundur, mulai dari pinggangku ke arah pundak. Karena gaya pijat dan tumpuan duduknya pada tempat yang tidak rata walaupun dilapisi oleh handuk, lama kelamaan dia bergeser tepatnya terpeleset ke arah pangkal paha; Kan ada sedikit bekas krim serta berat tubuhnya yang lumayan berat.<br />
<br />
Dia mengembalikan posisi duduknya ke pantatku lagi. Akan tetapi tanpa handuk hanya beralaskan roknya. Sewaktu gaya maju; saat mengurut dari pinggang ke arah pundak, dia terpeleset lagi. Sewaktu mengembalikan pantatnya ke pantatku sudah tanpa handuk, sebab irama pijatannya sudah agak cepat, jadi kalau sebentar-sebentar ngurusin handuk nggak selesai-selesai mijatnya.<br />
<br />
Semakin cepat pijatannya, yang aku rasakan bukan punggungku lagi, akan tetapi di pantatku ada sesuatu yang sangat kasar. Ternyata roknya sudah tidak menjadi alas untuk duduk. Iseng, aku menoleh ke belakang bawah,<br />
<br />
“ Sudah nggak usah lihat-lihat ”, Ucap Nisa.<br />
<br />
Saat itu sekilas aku dapat melihat dia jongkok dengan roknya sudah di pinggang sementara di atas pantatku ada daging yang cukup tebal tanpa bulu (dicukur) nggak seperti bagasi mobilku, lebih tepatnya nonong. Pantes pahanya kog licin, nggak pakai celana. Aku-pun mengikuti perintahnya, lalu,<br />
<br />
“ Kenapa kog nggak pakai cd sih? Kamu Kan lagi hamil ”, ucapku.<br />
<br />
“ Habis capek tiap pipis harus melorotin celana ketat. Tadi sewaktu keluar yang ke tiga udah kebelet banget jadi pas masuk nggak ketahan keluar. Yah sudah basah, mau pakai cadangan ada di lemari bawah, naik turun kan capek mas. Tadi pipis pertama aja udah nggak bisa jongkok ”, ucapnya panjang lebar.<br />
<br />
Perhatikan, panggilan sudah berubah. Artinya dia sudah mulai mengenal. Pantes saat kontak dengan pahanya terasa dingin kemungkinan dari air saat membasuh setelah pipis,<br />
<br />
“ Memangnya kenapa? Kan ada toliet jongkok ”, ucapku.<br />
<br />
“ Toliet Kan jorok mas bekas orang banyak, jadi pipisnya sambil berdiri tetapi kakinya dibuka lebar biar nggak kena ”, ucapnya.<br />
<br />
“ Kamu nggak takut kerja tanpa cd? ”, ucapku.<br />
<br />
“ Aku tadi diberi tahu sama Mba’ Rosa, kalau Bapak orangnya nggak reseh ”, ucapnya.<br />
<br />
Belum tahu dia, ucapku dalam hati. Mungkin pergantian panggilan tadi berubah setelah ada sekilas info dari Mba’ Rosa. Setelah selesai memijat punggung, dia mulai mengeringkan krim dengan cara seperti tadi,<br />
“ Pak balikan badan ya ”, ucapnya. Aku segera membalikkan badanku, sambil kulihat wajahnya, dia tidak melihatku, tetapi melihat kejantananku yang masih ‘bobo siang’ sambil menutupnya dengan handuk kecil.<br />
<br />
“ Kog dicukur Pak ? ”, ucapnya setelah melihat burung-tanpa bulu-ku.<br />
<br />
“ Kamu sendiri kenapa kog dicukur? ”, ucapku.<br />
<br />
“ Kalau ditanya dijawab dulu dong Pak! ”, ucapnya.<br />
<br />
“ Yah biar bersih aja ”, jawabku.<br />
<br />
“ Apa nggak geli Pak dicukur gitu? ”, ucapnya.<br />
<br />
“ Eh, kamu nanya terus kapan ucapnya? ”, ucapku.<br />
<br />
Dianya tersenyum. Bibir bagian bawahnya (yang di wajah yah) lumayan tebal ada belahan di bagian tengahnya. Bibirnya dibalut pewarna berwarna pink, kontras dengan kulit putihnya. Matanya bulat sekali,<br />
<br />
“ Yah biar bersih juga. Nanti kalau sewaktu-waktu melahirkan, nggak buru-buru mencukurnya. Mas aku ke toilet dulu yah? ”, ucapnya sembari ijin yang ke empat kalinya.<br />
<br />
Kalau melihat posisi kandungannya sih udah di bawah, nampak sudah waktunya. Dia masuk ke kamar, dan naik ke atas tempat tidur, meminggirkan ke dua kakiku, sehingga bisa duduk di pinggi tempat tidur,<br />
<br />
“ Berapa usia kandunganmu? ”, ucapku.<br />
<br />
“ Tujuh bulan lewat, mas ”, ucapnya.<br />
<br />
“ Suamimu kog tega, udah seperti ini kog masih disuruh kerja ”, ucapku.<br />
<br />
“ Lebih tega lagi mas, dia tidak mengakui ini hasilnya, dan pergi begitu saja ”, ucapnya sambil menunduk dan terus memijat.<br />
<br />
“ Kog nggak di batalin aja? ”, ucapku lagi.<br />
<br />
“ Biarin deh mas, umurku sudah semakin tua, nanti nggak ada yang ngurus aku. Biarin deh aku usahakan sendiri ”, ucapnya kalem bersamaan dengan selesainya mengeringkan salah satu kaki.<br />
<br />
Setelah kering dia menggosok betisku yang berbulu dengan handuk, kemudian mengangkangi kakiku tadi dan menggosok pahaku dengan handuk, dan terasa bulu betisku terasa beradu dengan sesuatu yang kasar. Aku pura-pura nggak tahu dan kuperhatikan wajahnya tidak berubah sedikitpun. Perubahan terjadi di balik handuk yang menutupi kejantananku, seperti ada yang sedang mendirikan tenda.<br />
<br />
Dia memijat kakiku yang sebelah. Perlakuan yang sama dengan kakiku yang sebelah tadi. Juga acara gesek-menggesek, sehingga makin sempurnalah rubuhnya tenda. Yah, dalam posisi terlentang kalau lagi konak nggak mungkin tegak sembilan puluh derajat, yang ada juga posisi jam sepuluh kurang sepuluh menit. Setelah selesai dengan kaki, diturunkan handuk kecil hingga menutupi kejantananku saja dan,<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<img alt="Cerita Sex - Aku dijadikan taruhan sex" border="0" height="291" src="https://2.bp.blogspot.com/-ue7gtHPC6n0/WB2fbegfVlI/AAAAAAAABK0/eqej30Zsud0bvsqs-Tt2OjzqfMyIp-LGACLcB/s400/ku-tiduri-anak-angkatku-cerita-sex.jpg" title="Cerita Sex - Aku dijadikan taruhan sex" width="400" /></div>
<br />
<br />
“ Perutnya dipijat mas? ”, ucapnya.<br />
<br />
“ Terserah Mba’ aja deh ”, jawabku.<br />
<br />
Saat itu Repot juga dia akan memijatnya, kalau sambil berdiri dia akan capek kalau dari samping membutuhkan tenaga yang lumayan banyak untuk menekan badanku. Yah terpaksa dia mengangkangi kejantananku yang hanya dilapisi handuk kecil. Mulai memijat dari arah perut ke atas melebar ke sekitar pundak. Perlahan-lahan, semakin lama irama agak dipercepat.<br />
<br />
Aku nggak tahu apakah percepatannya disebabkan prosedur pijatnya, ataukah ganjalan di kewanitaan-nya yang semakin keras dan berdenyut-denyut. Disengaja atau tidak posisi batang kejantananku berada di sela-sela bibir kewanitaan-nya , hanya dipisahkan oleh handuk,<br />
<br />
“ Pak, kata Mba’ Rosa kalau bapak kesini bapak nggak pernah ML kenapa sih? ”, ucapnya.<br />
<br />
“ Yang pentingkan puas Mba’, nggak main aja puas kog ”, jawabku.<br />
<br />
“ Kalau sekarang aku ingin main sama Bapak gimana ? ”, ucapnya.<br />
<br />
Sewaktu berkata demikian, handuk sudah hilang sebagai pembatas. Hilangnya bukan ditarik tetapi terdorong oleh goyangan pantatnya. Jadi antara batangku dan bibirnya melekat,<br />
“ Berapa tips nya Mba’ ? ”, ucapku.<br />
<br />
Saat itu dia sudah menggoyangkan pinggulnya, kesepakatan belum terjadi pekerjaan sudah dimulai. Sebagai gambaran, bibir bawahnya lumayan tebal dan sudah cukup basah untuk penetrasi, maklum hamil (orang hamil lebih cepat basahnya karena kelenjar yang memproduksi lendir tertekan oleh kandungan. kalau nggak salah hlo soalnya aku bukan dokter sih), Lalu,<br />
<br />
“ Seperti yang Bapak berikan saja kepada yang lainya Pak ”, ucapnya.<br />
<br />
Wah dilarang dumping harga rupanya di sini,<br />
<br />
“ Baiklah jika begitu”, ucapku.<br />
<br />
Begitu selesai aku bicara, bersamaan dengan mulai masuknya kejantananku ke dalam kewanitaan-nya . Ups, licin sekali (jadi ingat main bola saat kecil di tanah lapang dari tanah liat, nggak pernah membawa bola jauh. selalu terpeleset apalagi bila bertemu lawan pasti jatuh) tapi agak longgar; mungkin karena tekanan kandungan, dan ada sesuatu yang menyentuh di ujung kejantananku seperti ada benjolan di bagian dalam kewanitaan-nya . Ternyata mulut rahimnya juga sudah turun.<br />
<br />
Dia tidak melakukan gerakan naik turun, mungkin sudah terlalu lelah, jadi hanya bergoyang-goyang, tetapi goyanganya semakin lama semakin merunduk, bak padi yang semakin berisi, di kepalanya semakin berat, terdongak ke belakang, sementara pahanya terbuka sangat lebar mengingat perut besarnya. Dia berusaha agar clitoris-nya bergesekan dengan bulu kejantananku yang tumbuh kasar.<br />
<br />
Beberapa menit kemudian dia membalikkan badannya tanpa melepas batangku yang tertanam. Sekarang dia menghadap ke kakiku. Gerakan yang sama dia lakukan, tanpa naik turun, tetapi menekan serta menggesek liang dubur-nya yang agak keluar, bukan ambein hlo, tetapi itu tekanan kandungan, sehingga lapisan bagian dalam anus yang lembut tergesek oleh bulu kejantananku.<br />
<br />
Dia tidak mengeluarkan suara, tepatnya menahan lenguhannya, agar tak terdengar di luar kamar. Hanya deru nafasnya yang berfrekwensi tinggi, isap-buang-isap-buang, semua dilakukan melalui hidung. Mungkin mulutnya dikunci dengan menggigit bibir bawahnya takut tak sengaja keluar suara. Akhirnya tanganya meremas pergelangan kakiku dan mengedan.<br />
<br />
Terasa sekali denyutan liang dubur-nya. Tidak berapa lama akupun keluar juga. Dia diam sejenak menikmati semburan air maniku. Setelah selesai, sudah tidak ada semburan dia mengangkat pantatnya, dan saat batangku telepas dari lubangnya, dia berusaha menjepit labia minornya dengan jarinya tetapi tetap aja ada yang berjatuhan air maniku yang agak kental di kewanitaan-nya,<br />
<br />
“ Banyak banget sih mas? ”, ucapnya, sambil membersihkan vaginanya yang tembem banget dan nonong, tetapi masih mengangkang di atas kejantananku.<br />
<br />
“ Iya udah lama nih nggak dikeluarin ”, jawabku, sambil membersihkan air maniku yang berjatuhan.<br />
<br />
“ Kamu suka nyabu? ”, ucapnya, sambil turun dari tempat tidur dengan sangat hati-hati.<br />
<br />
“ Suka nyapu rumah, nyapu halaman ”, jawabku sembari tersenyum.<br />
<br />
“ Maksudku narkoba ”, ucapnya.<br />
<br />
“ Nggak, kenapa sih? ”, ucapku.<br />
<br />
“ Pantes. Udah keluar kog nggak mengecil, masih besar dan keras ”, ucapnya.<br />
<br />
“ Sok tahu ”, ucapku.<br />
<br />
“ Eh iya hlo Pak, aku punya tamu dia habis nyabu sekarang sudah jadi trend pakai narkoba di kamar Pijat++, rasanya setengah mati deh Pak aku ngeluarin pejuhnya ”, ucapnya polos.<br />
<br />
Wah ngomongnya udah nggak terkontrol nih sih Mba’. Saat aku bangun memang sih kejantananku masih keras dan berdiri hanya sembilan puluh derajat ditunjang dengan beberapa urat yang menonjol,<br />
<br />
“ Terima kasih yah, Mba’. Kamu lagi hamil gini, semua tamu kamu perlakukan seperti ini semua? ”, ucapku.<br />
<br />
“ Yah nggak mas, kebetulan aku udah lama nggak ngewe, terus lihat punya mas keras banget, udah gitu aku dapat info dari Mba’-Mba’ kalau kamu kalau ke sini nggak pernah main, tetapi bayar penuh, artinya Kan mas orang bersih. ”, ucapnya.<br />
<br />
“ Oh, jadi di kamar tunggu wanita pijat, banyak saling tukar informasi yah? ”, ucapnya.<br />
“ Harus itu, biar kita nggak salah, yang lebih penting lagi ini ”, ucapnya sambil menunjukkan leleran sperma yang meleleh keluar dari vaginanya.<br />
<br />
“ Maksudmu? ”, ucapku bingung.<br />
<br />
“ Aku taruhan sama Mba’-Mba’ yang pernah sama mas, lumayan sepuluh ribuan sepuluh orang, ini sebagai bukti bahwa kamu main sama aku ”, ucapnya.<br />
<br />
Hah… kaget aku, Wah gila aku dijadikan obyek judi, dasar stress semua,hha. Lalu,<br />
<br />
“ Sebentar mas, aku ke toilet ”, ucapnya. Aduh bukan tamunya yang didulukan, malah dia yang duluan.<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<img alt="Cerita Sex - Aku dijadikan taruhan sex" border="0" height="300" src="https://3.bp.blogspot.com/-xBasXBkZH5Y/WB2fiOsiMBI/AAAAAAAABK4/e-hML5fvsHUgqyeH6b-ZotAGtKrSYBoiwCLcB/s400/Cerita%2BSex%2BNgentot%2BDua%2BABG%2BDitengah%2BGuyuran%2BHujan.jpg" title="Cerita Sex - Aku dijadikan taruhan sex" width="400" /></div>
<br />
<br />
Nggak lama dia masuk, dan,<br />
<br />
“ Nih aku bawain handuk yang baru ”, ucapnya dengan wajah yang kelihatan seneng banget.<br />
<br />
“ Ucapnya nggak kuat naik turun, kog sudah bawa handuk bersih dari bawah? ”, ucapku.<br />
<br />
“ Kan minta tolong sama room boy ”, ucapnya.<br />
<br />
“ Nah tadi ngambil cd minta tolong aja sama dia ”, ucapku.<br />
<br />
“ Nggak enak lagi mas nanti dikira macam-macam, lagian Kan tadi belum ada modal buat nyuruh room boy ”, ucapnya.<br />
<br />
“ Maksudnya? ”, ucapku lagi.<br />
<br />
“ Kan menang taruhan, yah bagi-bagi rejeki. Aku kasih uang room boy-nya untuk ambil handuk, mereka kalau nggak ada uangnya nggak gerak mas! ”, ucapnya. Aku geleng-geleng.<br />
<br />
“ Iya setali tiga uang sama kamu, kalau nggak ada uang juga nggak goyang ”, ucapku tapi dalam hati.<br />
<br />
“ Mba’ Nisa, kog kamu duluan sih ke kamar mandi? ”, ucapku sambil memakai kimono dan membawa handuk serta sabun.<br />
<br />
“ Aku tadi buru-buru ke sebelah ngasih tahu sama Mba’ Rosa, kalau dia kalah taruhan dengan menunjukan sperma mas yang ngucur dari memekku ”, ucapnya.<br />
<br />
Waduh udah kotor nih mulut Mba’ Nisa, mungkin terlalu gembira dengan kemenangannya. Setelah mandi, berpakaian dan memberikan tips, aku bilang,<br />
<br />
“ Kamu dapat tiga aku Cuma satu hlo, Mba’! ”, ucapku.<br />
<br />
“ Iya deh, lain kali aku kasih bonus ”, ucapnya, tahu maksudku kalau dia dapat tips, menang taruhanya.<br />
<br />
“ Janji yah Mba’, makasih Mba’ ”, ucapku, sambil aku cium pipi kiri dan kanannya.<br />
<br />
Saat turun ke depan receptionis Mba’ Nisa mengikuti di sampingku, guna memberi tahu ke receptionis berapa jam dan minum apa. Kemudia aku membayar tagihanku dan tak lupa kuberikan lebihan buat Mba’ Rosa,<br />
<br />
“ Terima Kasih pak ”, ucapnya.<br />
<br />
Sejak saat itu aku-pun sering kesana dan meminta bonus kepada Nisa, karena pernah berjanji sebelumnya. Sungguh sensasi sex yang luar biasa bisa ngentot sama cewek hamil di panti pijat. Selesai.<br />
<br />
Baca juga <b><a href="http://cerita-sex-69.blogspot.com/2016/11/pengalaman-melayani-2-lelaki-buas.html" target="_blank">Pengalaman melayani 2 lelaki buas</a></b>Sex88http://www.blogger.com/profile/17118765576690099077noreply@blogger.comIndonesia-0.789275 113.92132700000002-31.819141 72.436952000000019 30.240591 155.40570200000002tag:blogger.com,1999:blog-6941674209105952832.post-87431846587713104882016-11-04T08:48:00.002+07:002016-11-04T08:48:52.620+07:00Pengalaman melayani 2 lelaki buas<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<img alt="Pengalaman melayani 2 lelaki buas" border="0" height="320" src="https://4.bp.blogspot.com/-IcI4XtE53Qw/WBvnrTAvmHI/AAAAAAAABJ4/FNCandoR_xcXixPki78gpHasAVq_HT0nwCLcB/s320/CSOhKsFUwAADkw0.jpg" title="Pengalaman melayani 2 lelaki buas" width="240" /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: left;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: left;">
<br /></div>
<b><a href="http://cerita-sex-69.blogspot.com/" target="_blank">Cerita Sex</a></b> - Kali ini menceritakan pengalaman Sex dari seorang Wanita yang bernama Lisa. Karena pacar Lisa yang sibuk dengan pekerjaanya ketika tahun baru, Lisa-pun menghabiskan malam tahun barunya dengan melakukan sex Threesome dengan 2 cowok yang baru dikenalnya dari tempat clubing/ dugem. Mau tahu kelanjutan ceritanya, Langsung aja yuk baca dan simak baik baik cerita dewasa ini.<br />
<br />
Perkenalkan nama saya Lisa, Di situs ini saya akan menceritakan pegalaman sex saya yang paling menakjubkan yang pernah saya alami dalam kisAghhh hidupku. Pokoknya para pembaca dijamin horny gila setelah membaca cerita sexs saya ini. Awal mula cerita ini terjadi setelah saya clubing. Saya, kakak saya dan 1 teman kakak saya ketika itu akan pulang, dan pada waktu itu kira-kira jam 03.00 pagi. Ketika itu disaat kami akan pulang, tiba-tiba ada seorang Pria yang datang menghampiri kami dan berkata,<br />
<br />
“ Hey girl’s, masih jam segini masak iya mau pulang sih, gimana kalau kalian ikut saya dan cFirman tempat yang lebih private buwat have fun lagi. Oh iya Ada teman-teman saya yang siap have fun sama kalian hlo, gimana, minat nggak ? ” ucapnya lelaki itu.<br />
<br />
Otomatis saat itu kami sejenak bengong dan kami saling melihat satu sama lain, lalu,<br />
<br />
“ Eummm… Gimana geng pada minat nggak tOughhh sama tawaran cowok itu? ”, tanya Cindy kepala geng kami bertiga pada kami.<br />
<br />
Saat itu saya hanya bisa diam saja, dan tiba-tiba Kakakku yang bernama Ratih tiba-tiba berkata padsaya,<br />
<br />
“ Lisa, kamu udah sering ML sama pacar kamu yuk kita party lagi sama temen-temen abang itu ”, ucap kakakku.<br />
<br />
“ Aghhh, kakak kog bisa tau sih, kakak kepoin saya yah?? ”, jawabku singkat.<br />
<br />
“ Udah kamu nggk usah malu sama kakak Lis, udah umum kali Lis anak muda begitu ”, ucap kakakku.<br />
<br />
“ Iya-iya deh kak, saya nurut aja sama kalian, hhe… ”, jawabku.<br />
<br />
Kemudian setelah kami ber 3 setuju, Cindy-pun berkata,<br />
<br />
“ Bang, kami setuju deh sama ide abang, Oh iya, ngomong-ngomong kawan-kawan Abang okey-okey nggak tu bang ? ” tanya Cindy kepada bang Romi.<br />
<br />
“ Jelas dong, dijamin nggak bakal ngecewain deh. Oh iya Perkenalkan nama saya Romi ”, ucapnya sambil mengulurkan tangan.<br />
<br />
Lalu kamipun saling berjabat tangan dan saling memperkenalkan diri, lalu bang Romi,<br />
<br />
“ Yaudah kalian disini dulu yah, saya panggil teman-teman saya dulu deh ”, ucap Bang Romi.<br />
<br />
Setelah Kira-kira setelah 5 menit bang Romy kembali dan datang bersama teman-temannya. sungguh kata-kata bang Romi benar, teman bang Romi ganteng semua guest ditambah lagi mereka bertubuh atletis semua. Jujur saja saat itu saya tertarik dengan bang Adon salah satu teman bang Romi, gemes banget deh saya sama dia. Bagi saya dia yang paling ganteng dan atletis, bodynya proposional banget deh pokoknya.<br />
<br />
Singkat cerita setelah itu kamipun akhirnya saling berpencar dengan pasangan kami masing-masing. Saat itu Adon-pun mengajak saya ke apartemen milik temannya, saat itu sayapun bertanya,<br />
<br />
“ Kog kita ke apartrment punya teman kamu sih, memangnya teman abang gak ada di apartemen apa ? ” ucapku basa-basi.<br />
<br />
“ Jam segini temen aku belom pulang kali Lis ”, ucapnya.<br />
<br />
Kemudian saat itu kamipun meluncur ke Apartement itu, kira-kira setelah 15 menit perjalanan kamipun sampai. Setelah sampai di apartement itu, kamipun duduk di sofa dan mulai membuka perbincangan,<br />
<br />
“ Lis, kamu paling cantik deh diantara teman-teman kamu, pasti kamu yang paling muda yah” ucapnya.<br />
<br />
“ Iya bener banget bang, asal Abang tau 2 teman aku tadi udah janda bang… hhe ”, ucapku.<br />
<br />
“ Oh gitu ya, kok kamu bisa temenan sama janda-janda itu sih, memangnya kamu udah janda juga apa ? ” ucapnya.<br />
<br />
“ Enak aja, Lisa belum nikah kali bang, salah satu janda-janda itu kakak Lisa bang ” ucapku.<br />
<br />
“ Oughhh, kirain kamu janda juga,hhe… Walaupun kamau belom janda Kalau ML udah pasti pernahkan Lis ? Dan biasanya janda-jandakan suka cari cowok buwat pelampiasan sexsnya… hhe ”, ucapnya mulai memancing.<br />
<br />
“ Eumm, ada deh Bang… hhe. Lisa baru kali ini ikut mereka bang, daripada tahun baru gini Lisa dirumAghhh bengong, mendingan ikutan mereka deh ” ucapku.<br />
<br />
“ Lah, emangnya kamu nggak keluar sama cowok kamu, apa jangan-jangan kamu belum punya pacar ? ” tanya bang Adon pada saya.<br />
<br />
“ Sebenarnya Lisa udah punya cowok sih Bang, cuma cowok aku itu ada acara kerjaan diluar kota,dan dia paling pulangnya besok bang ” jawabku.<br />
<br />
“ Bener-bener deh cowok kamu itu, masak malem tahun baru cewek secantik kamu dianggurin, hhe… ”, ucapnya. “ Ya mau gimana lagi Bang, dia ada project yang mesti dia kerjain dan tanggal 2 mesti selesai kerjaanya, jadi terpaksa deh nggak bisa nemenin Lisa tahun baruan ” ucapku.<br />
<br />
“ yaudah deh kalau emang begitu, biar Lisa sama aku aja tahun baruannya,hhe” ucapnya.<br />
<br />
Tidak lama setelah kami berbincang, Bang Adon tiba-tiba dia mencium bibirku. Aku kaget juga karena serangan mendadaknya, tapi langsung saja kusambut ciumannya. kubuka mulutku dan dia langsung menyapu langit-langitku, kami berpagutan, saling balas. Sambil menciumnya, tanganku kulingkarkan ke badannya dan kupeluk dia, sementara dia meremas payudaraku dari luar.<br />
<br />
Saat itu baju ketat yang kupakai membuat payudaraku tercetak dengan jelas dan menunjukkan kemontokkan payudaraku, dengan kedua tangannya ia terus meremas kedua payudaraku dengan penuh nafsu tanpa melepas ciumannya. Saya mendesah tertahan karena merasakan nikmat yang tak terkira. tubuhku dilanda fantasi nikmat yang membuat libido ku naik.<br />
<br />
Remasannya yang kadang cepat dan melambat itu membuat nafsuku makin naik dan tak terkendali. dia melepas ciumannya tapi tidak menghentikan remasannya. Kini saya merapat ke dia sehingga tubuh kami sangat dekat, hal ini membuat dia makin mudah meremas payudaraku. dia sangat pintar dalam mempermainkan nafsuku, dia meremas payudaraku dengan keras tapi kemudian melambat, lalu cepat lagi.<br />
<br />
Saat itu birahi sayapun meledak-ledak tidak karuan, sungguh nikmat sekali remasannya sehingga membuatku mendesah tak karuan,<br />
<br />
“ Eummm… Ughhhh… Aghhhhh… enak… bang… terus Bnag… Sss.. Aghhh…” desahku.<br />
<br />
Saat itu desahanku makin membakar nafsunya, lalu Bang Adon menyeretku ke kamar, dan dia melepas semua pakaiannya hingga telanjang. batang Penisnya sudah menegang pada ukuran maksimalnya. Dia memerintahkan untuk mengkulum penis-nya. Langsung saja kukulum batang Penisnya yang besar itu. Mula-mula kusapu ujungnya dengan lidahku sambil kukocok pelan dengan tangan kiriku,<br />
<br />
“ Ssss… Aghhh… cepetan hisap Kontol aku Lis,” ucapnya mendesah nikmat.<br />
<br />
Lalu kumasukkanlAghhh batang Penisnya kedalam mulutku lalu kuhisap sehingga pemiliknya merem-melek keenakan. Tidak seluruhnya batang itu masuk kedalam mulutku. Dengan tangan kananku, kukocok batang Penisnya yang tak masuk kedalam mulutku. kuisap batang Penisnya itu lalu kumaju-mundurkan batang Penisnya itu kedalam mulutku.<br />
<br />
“ Aghhh… Oughhh… Ughhhh… enak Lis… kamu pintar yah lis nyeponya, Aghhh… ” desahnya keenakan.<br />
<br />
Saat itu terus kuisap batang itu dan kumasukkan kedalam mulutku dan terus kukocok batang Penisnya yang tak masuk kedalam mulutku,<br />
<br />
“ Aghhh… Aghhh… enak… ” dia terus mendesah menahan nikmatnya kulumanku.<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<img alt="Pengalaman melayani 2 lelaki buas" border="0" height="320" src="https://2.bp.blogspot.com/-jkA4DD1J1VE/WBvoJvHy1bI/AAAAAAAABJ8/XSnvXZBynU8hQvdWstUodazTEARxYsepgCLcB/s320/Foto-cewek-cabe-cabean-masih-abg-bugil-ngangkang-pamer-memek.jpg" title="Pengalaman melayani 2 lelaki buas" width="240" /></div>
<br />
<br />
Tampaknya dia sudah akan orgasme, batang Penisnya berkedut-kedut dalam mulutku, lalu sebuah lenguhan panjang keluar dari mulutnya, tangannya menahan kepala saya sehingga batang Penisnya masuk lebih dalam lagi, bersamaan dengan itu air maninya menyembur memenuhi mulutku,langsung kutelan air maninya dan kubersihkan batang Penisnya dari sisa-sisa air maninya.<br />
<br />
Lalu dia-pun menarik batang penisnya keluar dari mulutku. Tiba-tiba saya mendengar suara,<br />
<br />
“ Ehemmmm… aku pikir siapa, kamu tu Don nggak bilang-bilang dulu kalau bawa cewek, jadinya ginikan, hha… ” ucap teman Adon.<br />
<br />
Saat itu saya kaget sekali karena kepergok ketika saya sedang mengulum batang Penis Adon. Lalu Adon-pun memperkenalkan aku kepada temanya tadi,<br />
<br />
“ Oh iya Lis, kenalin dia Firman temanku, dan Ini Lisa Fir temanku,hhe ” ucap Adon kepada temanya.<br />
<br />
Kemudian saya-pun sejenak melepas kulumanku dan berjabat tangan dengan Firman. Saat itu keadaanku masih belepotan dengan air maninya Adon yang meleleh keluar ke mulutku,<br />
<br />
“ Sore ya Don, udah ganggu kamu, yaudah lanjutin deh, have Fun ya Don, Lis ”, ucap Firman sambil keluar kamar.<br />
<br />
Tanpa menjawab Adon, langsung meremas payudaraku lagi. Saya kaget sehingga saya mendesah keras.<br />
<br />
“ Aghhhhh… Aghhhh… ” dia menarik ku ke kasur dan dalam posisi duduk berhadapan dia melumat bibirku sambil meremas payudaraku.<br />
<br />
Saat itu aku makin tak terkendali dan kubalas tiap ciumannya. Tangan dia menelusup kebalik kaos ku dan meremas payudaraku yang terbungkus Bra warna putih. Dia melepas ciumannya dan melepas kaos ketatku, tangannya lalu menggapai punggungku dan melepas kaitan bh ku, lalu melempar bh 34 C itu,sehingga payudara montokku yang putih mulus dengan pentil yang agak merah itu terlihat jelas.<br />
<br />
Kemudian Adon-pun langsung membenamkan kepalanya diantara kedua payudaraku,<br />
<br />
“ Oughhh… Aghhh… Eummmh… ” Aku mendesah menahan nikmat.<br />
<br />
Saat itu Adon mengenyot payudara kananku dan meremas payudara kiriku sambil terkadang mencubit pentilnya. Kenyotannya yang kasar itu membuatku merasa tak enak, payudaraku sedikit terasa sakit.<br />
<br />
“ Oughhh… Oughhh… terus… eumhhh… Oughhhh…” saya mendesah lagi.<br />
<br />
Adon makin bernafsu untuk mengenyot payudaraku, sedangkan tangannya tak berhenti meremas payudara ku yang tak dikenyotnya. Setelah puas menyusu payudara kananku, Adon langsung mengenyot payudara kiriku, kenyotannya semakin liar dan remasannya-pun makin tak karuan.<br />
<br />
“ Oughhh… Eumhhh… Ssss… Aghhhh… .enak… eumhhh… terus bang… Aghhh…” desahku.<br />
<br />
Karena kenyotannya yang membuatku merasakan nikmat yang tak terbayangkan. Sambil mengenyot, dia memilin pentilku yang tak dikenyotnya. Setelah 10 menit mengenyot payudaraku, dia berhenti mengenyot lalu memilin kedua pentilku sehingga libidoku semakin naik dan makin meledak-ledak. Puas bermain dengan payudaraku, dia langsung melepas celana dan celana dalam yang kupakai sehingga saya dan dia telanjang.<br />
Lalu dia langsung merebahkan aku di kasur. Saat itu aku merasa Vaginaku sudah sangat basah. Lalu kurasakan ada jari yang bermain disana dan bergerak maju-mundur.<br />
<br />
“ Oghhh… Ughhh… Ssss… Aghhh… Eummmm… ” Saya mendesah karena tak tahan setiap diperlakukan seperti itu.<br />
<br />
Setelah puas menyodokku dengan jarinya, Adon langsung mengarahkan batang Penisnya. dia menggosok-gosokkan batang Penisnya pada bibir Vaginaku sehingga saya kelojotan menahan nikmat,<br />
<br />
“ Aghhh… Aghhh… ayo bang… Ughhhhh… ” sambil mendesah saya memegang batang Penisnya lalu mengarahkannya kedalam Vaginaku.<br />
<br />
Kemudian Adon langsung menyentakkan batang Penisnya sehingga batang Penisnya masuk kedalam Vaginaku. Kakiku kini melingkFirman pinggulnya. dia yang sudah penuh nafsu itu langsung menggoyangkan pinggulnya, mula-mula pelan. Gesekkan batang Penisnya didalam Vaginaku membuatku merasa nikmat,<br />
<br />
“ Aghhh… Aghhh… ayo bang… Ughhhh… genjot… yang… cepet… Aghhhhh ”, desahku.<br />
<br />
Karena mendengar desahanku itu, dia langsung meningkatkan kecepatannya sehingga goyangannya sangat cepat. Terdengar bunyi berdecak setiap batang Penisnya menusuk Vaginaku. Banyaknya cairan pelumas dalam Vaginaku membuat batang Penisnya leluasa bergerak,<br />
<br />
“ Oughhhh… Aghhhh… Oughhhhhhh… enak Bang… Ughhhh… ”, desahku lagi.<br />
<br />
Saya benar-benar merasa sangat puas. dia terus menggenjotku dengan posisi itu, bahkan goyangan pinggulnya makin lama makin cepat. Seluruh badanku bergetar seirama genjotannya yang cepat. Payudaraku bergerak naik turun, melihat itu dia makin bernafsu, ia langsung mencaplok payudara kiriku dan meremasnya dengan gemas, goyangan pinggulnya juga semakin cepat,<br />
<br />
“ Ughhhh… Oughhh… Ughhhh… Ughhhh… Ughhhhhh… enak… Eummm… ”, desahku.<br />
<br />
Genjotan Penis Adon yang begitu cepat itu membuatku mendesah keenakan. Nafsunya sepertinya juga makin tak terkendali, genjotannya makin cepat sambil terus meremas payudara kiriku dengan kasar. Kurasakan batang Penisnya berkedut-kedut dalam Vaginaku, lalu menyemprotkan air maninya kedalam Vaginaku, dan dia melenguh panjang. Setelah mendapatkan orgasme pertamanya dia berhenti menggenjotku sebentar.<br />
<br />
“ Nikmat sekali bang… ” ucapku.<br />
<br />
Sejenak Adon mengatur nafasnya, saya yang belum puas memegang tangannya dan meletakkannya di payudara kananku, saya masih ingin dipuaskan oleh remasannya. dia-pun langsung meremas payudara kananku, dan tangan satunya meremas payudara kiriku. Kini, kedua payudaraku diremasnya dengan sangat gemas. Dapat kurasakan pentilku sudah mengeras karena terus di kenyot, dan nafsukupun sudah tak terkendali.<br />
<br />
Setelah batang Penisnya mengeras lagi dia menghentikan remasannya dan mengganti gaya. Saya langsung mengarahkan Vaginaku dan dalam satu hentakan, batang Penisnya menancap dalam Vaginaku. Kugoyangkan pinggulku. Dalam posisi ini dia mudah meremas payudaraku. Dia menikmati goyangan pinggulku sehingga ia mendesah-desah keenakan.<br />
<br />
Tangannya mengelus setiap lekuk tubuhku lalu kedua tangannya berhenti di payudaraku. Ia mengelus kedua payudaraku sambil menyibakkan rambutku yang menutupi payudaraku. Rabaannya membuatku geli. Ia meraba-raba payudaraku lalu memilin kedua pentilnya sehingga membuatku seperti tersengat listrik. Sambil sedikit medesah saya terus menggoyangkan pinggulku.<br />
<br />
Sedangkan dia masih senang bermain-main dengan kedua pentilku yang sudah mengeras itu, dia mencubit dan memilin-milin pentilku.<br />
<br />
“ Aghhh… Aghhh… pentil kamu indah sekali Lis… ” ucapnya.<br />
<br />
Permainannya pada pentilku membuat nafsuku makin meledak, kugoyangkan terus pinggulku sedangkan dia kini meremasi kedua payudaraku. Saya merasa saya akan mendapatkan orgasmeku sebentar lagi. Terus kugoyangkan pinggulku dengan cepat, payudaraku yang terus diremas itu membuatku merasakan nikmat tak terbayangkan, kurasakan pentilku sudah keras dan payudaraku basah terkena liur dan keringat.<br />
<br />
Saat itu tubuhku sudah basah kuyup karena keringat. Kupejamkan mataku sambil terus menggoyangkan pinggulku, terus kugoyangkan lalu,<br />
<br />
“ Aghhhh… ”.<br />
<br />
Saya mengerang panjang, tubuhku menggelinjang dan cairan kenikmatan membanjiri Vaginaku, saya mendapatkan orgasme pertama saya, lalu dia menyusul beberapa menit kemudian. Tubuhku sangat lemas sehingga tubuhku ambruk, dia menopangku.<br />
Ia menarik batang Penisnya dari Vaginaku, lalu mengatur posisi doggy style, kedua tanganku bertumpu pada kasurnya.<br />
<br />
Kemudian dia langsung menusukkan batang Penisnya dari belakang tapi tak langsung menggenjotku untuk memberiku kesempatan mengatur nafas, setelah gelombang orgasmeku reda saya langsung memintanya untuk menggenjotku. dia pun mulai menggoyangkan pinggulnya secara perlahan, Dalam posisi ini kedua payudaraku menggelantung.<br />
<br />
Seperti biasa, dia langsung meremas payudara montok ku sambil terus menggoyangkan pinggulnya, kini dia menggoyangkan pinggulnya dengan cepat, remasannya pun makin cepat,<br />
<br />
“ Oughhh… Ssss… Aghhh… ”, desahku.<br />
<br />
Ditengah permainan sexs kami, tiba-tiba kudengar pintu kamar terbuka, ternyata Firman tak tahan mendengar desahanku barusan. Kemudian Firman-pun langsung menyodorkan batang Penisnya didepan mulutku. Kini saya harus melayani dua batang sekaligus. Adon terus menggenjotku dari belakang dan tangannya tak pernah berhenti meremas payudaraku.<br />
<br />
Kecepatan sodokan Penis Adon kini-pun meningkat, demikian pula dengan remasannya makin liar. Saat itu saya juga mengulum batang Firman sehingga pemiliknya merem melek keenakan. Kumasukkan batang itu dalam mulutku sambil kuisap, Firman menggerakan pinggulnya maju mundur agar saya tak repot memaju-mudurkan kepala saya.<br />
<br />
Aku menghisap batang Penisnya itu sampai pemiliknya mendesah keenakan dia tampaknya akan mendapatkan orgasmenya, dia menggoyangkan pinggulnya dengan cepat sambil terus meremas payudaraku yang sudah basah sekali itu. Saya masih menikmati mengulum batang Firman. Setelah 10 menit dalam gaya doggy style dia akhirnya melenguh panjang, goyangannya terhenti dan Adon menusukan batang Penisnya lebih dalam.<br />
<br />
Saat itu tidak lupa Adon juga meremas payudaraku kuat-kuat. Air maninya kembali memenuhi Vaginaku dan meluber ke selangkanganku. Dia langsung mencabut batang Penisnya dan beristirahat, sedangkan saya masih mengulum batang Firman. Terus Kumasukkan batang Penisnya dalam-dalam sambil kusiap sambil kukocok batang Penisnya yang tak seluruhnya masuk dalam mulutku,<br />
<br />
“ Oughhh… Aghhh… Lis… aku sebentar lagi keluar nih…”, ucap Firman.<br />
<br />
Saat itu saya terus mengulum batang Penisnya sambil mengocoknya pelan, lalu air maninya menyemprot didalam mulutku langsung kuisap dan kutelan air maninya. Firman langsung mencabut batang Penisnya dari mulutku, lalu melepas bajunya sehingga dia telanjang bulat. Rupanya dia juga ingin mencicipiku juga, padahal saya sudah lemas karena melayani Adon sangat lama.<br />
<br />
Saat itu Firman duduk dilantai dan bersandar pada dinding, saya duduk dipangkuannya membelakanginya. Dengan mudah, batang Penisnya yang basah terkena liurku itu memasuki Vaginaku. Saya menggoyangkan pinggulku, saya sudah sering melihat gaya ini dalam Film porno yang sering kutonton untuk masturbasi. Mulailah aku menggoyangkan tubuhku naik-turun.<br />
<br />
Saat itu batang Penis Firman mulain menghujam Vaginaku, dan Firman meraba payudaraku dari belakang sambil mendesah-desah keenakan. Saya terus menggoyangkan tubuhku naik turun, Firman kini memainkan payudaraku sambil memilin-milin kedua pentilku yang sudah keras sekali itu,<br />
<br />
“ Oughhh… Sssss… Aghhh… Ughhhh… ” saya mendesah keenakan sambil terus mengoyangkan tubuhku.<br />
<br />
Sungguh saat itu saya sudah sangat lelah, sehingga saya-pun menghentikan goyanganku. Ternyata Firman saat itu mengerti, kemudian dia langsung menggoyangkan pinggulnya dengan cepat sedangkan tangannya meremasi payudaraku, “ Oughhh… Ssss… Aghhh… enak… terus… Ughhhhh” saya mendesah keenakan.<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<img alt="Pengalaman melayani 2 lelaki buas" border="0" height="320" src="https://1.bp.blogspot.com/-ya3cqfIo80Q/WBvobR1PVMI/AAAAAAAABKA/jvmEYYOkOTkRzNmXgPCDAVardDnsD5HwwCLcB/s320/gambar-cewek-ngangkang-pamer-memek-foto-memek-tante-ngangkang-pamer-bulu-memek-lebat.jpg" title="Pengalaman melayani 2 lelaki buas" width="240" /></div>
<br />
<br />
Desahanku itu ternyata membuat nafsu Adon bangkit lagi dia mendatangiku yang saat itu berada dipangkuan Firman, dan,<br />
<br />
“ Lis ,kocokin kontol aku dong, aku sangek lagi nih… ” ucap Adon.<br />
<br />
Saat itu ingin saya melakukan Hand Job, dengan tangan kananku akupun mengocok batang Penisnya yang sudah menegang itu,<br />
<br />
“ Sssss… Aghhh… Oughhh… enak Lis… ” ucapnya sambil merem melek keenakan.<br />
Saat itu Firman terus menggoyangkan pinggulnya dengan cepat sambil menciumi leherku, remasannya pun makin liar. Saya masih mengocok batang dia dengan cepat. Kami terlarut dalam pesta sexs yang sangat nikmat itu.<br />
<br />
“ Aghhh… Aghhh… Lis… mau keluar nih… masukkin kemulut yah !!! ”, kata Adon.<br />
<br />
Kemudian aku membuka mulutku dan kuarahkan batang Penisnya kedalam mulutku lalu tersemburlah air mani Adon memenuhi mulutku. Air mani Adon-pun langsung kutelan begitu saja. Sementara itu Firman masih terus menggenjotku sambil menciumku dan meremas-remas payudaraku dengan gemas,<br />
<br />
Goyangan pinggul Firman makin cepat remasannya makin ganas. Ia menggoyangkan pinggulnya sambil meremas payudaraku dan mencium bibirku kami berpagutan, menumpAghhhkan seluruh nafsu dan hasrat kami. Ciuman itu membuat nafsu ku bangkit lagi dengan cepat, tanpa sadar saya juga menggoyangkan pinggulku. Merasa tenaga dan nafsuku sudah bangkit, Firman mengentikan goyangannya.<br />
<br />
Kini saya menggoyangkan pinggulku dengan cepat. Keringat memabasahi tubuhku. Payudaraku juga sudah sangat basah karena liur bercampur keringat. Firman menghentikan remasannya, nampaknya Firman saat itu ingin mengistirahatkan tangannya yang tadi meremas payudaraku. Lalu Adon kembali mendatangiku,<br />
<br />
“ Ayo jepit Lis… ”, ucap Adon.<br />
<br />
Rupanya dia ingin saya melakukan breast fucking kesukaannya. Sebenarnya Agak susah melakukannya karena saya harus menggoyangkan pinggulku. Kujepitkan batang Penisnya dengan payudaraku lalu kugerakkan naik-turun. Firman mengentikan goyanganku, tangannya menahan pinggulku, tampaknya dia juga tak ingin cepat-cepat keluar, lalu,<br />
<br />
“ Din, kamu enak banget deh! Apalagi payudara kamu kenyal dan montok banget… ” kata Firman sambil tertawa puas.<br />
<br />
Sayapun saat itu meneruskan pekerjaanku, mulailah aku menaik turunkan jepitanku. batang Penisnya itu terjepit erat oleh payudara montok saya,<br />
<br />
“ Aghhh… Aghhhh… Aghhh… bentar lagi nih Lis… Ughhhhhhh… ” ucap Adon.<br />
<br />
Batang Penisnya kembali memuntahkan cairan kental berwarna putih itu sehingga mengenai leher dan payudaraku. Kulepaskan jepitanku, dia duduk di kasur untuk mengatur nafasnya, dengan menggunakan jariku, kuambil air maninya yang mengenai leher dan payudaraku dan langsung kuhisap. Firman langsung melanjutkan genjotannya, lalu digoyangkannya pinggulnya dengan sangat cepat,<br />
<br />
“ Aghhh… Aghhh… enak… Oughhh… terus genjot… Oughhhh… ” saya mendesah menikmati genjotannya.<br />
<br />
Dengan tangan kananku, kuraih tangan kanan Firman lalu meletakkannya di payudara kanan ku, lalu menyusul tangan kirinya kuletakkan di payudara kiriku. Mula-mula ia meraba kedua payudaraku lalu meremasnya dengan sangat gemas. Sambil meremas dan menciumku dia meningkatkan kecepatannya, goyangan pinggulnya terasa makin cepat, nafasnya juga makin memburu.<br />
<br />
Firman sepertinya akan mendapatkan orgasmenya. Goyangan pinggulnya makin cepat dan remasannya pun tak pernah berhenti bahkan makin kasar nafasnya pun makin memburu. Saya mencoba menaikkan nafsunya dengan mendesah.<br />
<br />
“ Oughhh… enak<br />
bang… terus… remes… genjot terus bang… Ssss… Aghhh… ” Desahanku yang barusan benar-benar membuat nafsunya makin tak terkendali.<br />
<br />
Sambil mencium bibirku dan meremas payudaraku, dia tak berhenti menngenjotku, bahkan makin lama makin cepat, kurasakan batang Penisnya menusuk dalam dan goyangannya makin cepat, remasannya makin keras dan kasar, lalu sebuah lenguhan panjang keluar dari mulutnya, ia mencubit kedua pentilku dengan keras, bersamaan dengan itu, air maninya membanjiri Vaginaku.<br />
<br />
Setelah itu, ia menarik batang Penisnya dan berhenti sebentar untuk mengatur nafas.<br />
Saya tau kalo Firman tak akan puas dengan satu gaya saja. Ia masih merebahkan badannya untuk mengatur nafasnya. Kudatangi dia dan langsung kuarahkan batang Penisnya kedalam Vaginaku. Cairan pelumas Vaginaku membuat batang Penisnya mudah menerobos Vaginaku,<br />
<br />
“ Hebat sekali kamu Lis, udah berapa kali main masih belum puas juga kamu, ” ucapnya sambil tersenyum puas.<br />
<br />
Tanpa buang waktu, aku mulai menggoyangkan pinggulku. Kuraih kedua tangannya lagi lalu meletakkannya pada kedua payudaraku. “ Belum puas diremas ya? ”, ucap Firman lagi,<br />
<br />
“ Ssss… Aghhh… i… iya bang… remesin bang… ” kataku dengan nafas memburu.<br />
Firman-pun langsung meremas kedua payudaraku pelan-pelan. Saya suka dengan posisi ini karena cowok yang kulayani bisa meremas payudaraku dengan mudah. Saya menggoyangkan pinggulku dengan cepat, sementara Firman meremas payudaraku pelan, tampaknya dia tau saya suka kalo payudaraku diremas, jadi dia mempermainkan nafsuku dengan meremas payudaraku pelan-pelan.<br />
<br />
Nafsuku semakin naik tak terkendali. Kugoyangkan pinggulku dengan kecepatan tinggi sambil terus mendesah keenakan. Perlahan-lahan remasan Firman makin cepat, saya yang sudah dikuasai birAghhhi ini makin mempercepat goyangan pinggulku dan mendesah tak karuan, Firman seperti terpengaruh dengan goyanganku, remasannya makin kasar,<br />
<br />
“ Ughhh… Aghhh… Agh… Agh.. Ughhh.. Shittt… Aghhh… ” saya mendesah keenakan sambil terus kupacu goyanganku.<br />
<br />
Firman sangat menikmati pelayananku ini, terlihat dari desahannya yang menahan nikmat itu, kini Firman tampaknya sudah puas meremas payudaraku dan kali ini ia memilin kedua pentilku sehingga nafsuku naik turun dan badanku seperti tersengat listrik setiap dia memilin pentilku yang sudah keras itu. Saya yang sudah 10 menit dalam posisi itu merasa akan mendapatkan orgasmeku sebentar lagi.<br />
<br />
Lalu terus kupacu goyanganku lebih cepat, Firman pun sepertinya sama, kontraksi antara diniding Vaginaku dengan batang Penisnya membuatnya keenakan, Firman juga sesekali menggerakkan pinggulnya agar batang Penisnya bisa lebih menusuk Vaginaku. Kupacu terus goyanganku sedangkan Firman yang sudah dekat orgasme itu juga ikut menggerakkan pinggulnya,<br />
<br />
“ Aghhh… Aghhh… terus Din… ” Firman mendesah keenakan.<br />
<br />
“ Ughhhh… Aghhh… bang… Aghhh… ” Saya mendesah panjang.<br />
<br />
Saat itu sensasi nikmat mengalir keseluruh tubuhku, saya sangat kelelahan setelah melayani 2 orang dalam waktu yang lama, tapi tiba-tiba saya merasa tubuhku seperti tersengat listik, Firman mencubit keras-keras kedua pentilku sambil melenguh panjang, dan lagi-lagi cairan air mani memenuhi Vaginaku. Firman menopang tubuhku yang sudah lemas itu lalu menarik batang Penisnya dari Vaginaku.<br />
<br />
Saya pikir dia sudah puas dan ingin istirAghhhat tapi di malAghhh ingin mencoba gaya lain,<br />
<br />
“ Lis, kita ganti gaya yah ”, kata Firman.<br />
Kemudian Firman-pun mengatur posisi denga gaya doggy style lagi. Saat itu saya sudah sangat lemas masih harus melayaninya dalam posisi doggy style yang melelahkan itu. Karena ingin cepat selesai kuturuti saja keinginannya. Tangan dan kakiku bertumpu di kasur. Firman langsung menerobos Vaginaku dari belakang. Tak seperti dia yang memberiku kesempatan bernafas.<br />
<br />
Firman langsung menggenjotku dengan cepat, banyaknya cairan pelumas dan air mani dalam Vaginaku membuat batang Penisnya gampang bergerak. Goyangan pinggulnya yang sangat cepat itu menyebabkan bunyi berdecak setiap batang Penisnya menghujam Vaginaku. Tampaknya Firman sangat menyukai Vaginaku. Sambil menggoyangkan pinggulnya, tangannya menelusuri setiap lekuk tubuhku.<br />
<br />
Dari leher, dia mengelus pundakku, dada, pinggang, pinggulku, lalu dia meraba-raba kedua payudaraku yang menggelantung itu. Dia tidak meremas payudaraku, tapi hanya merabanya saja. Nafsu Adon tampaknya sudah bangkit lagi, dia mendatangiku dan memintsaya untuk mengulum batang Penisnya, kubuka mulutku dan batang Penisnya pun masuk kedalam mulutku.<br />
<br />
Kuhisap batang Penisnya kuat-kuat sampai pipiku kempot, dia memaju-mundurkan pinggulnya agar batang Penisnya dapat keluar-masuk mulutku dengan leluasa,<br />
<br />
“ Aow… Ughhh… ”, saya mendesah kencang karena tiba-tiba Firman mencubit pentilku kuat-kuat.<br />
<br />
“ Aghhh… pelan… pelan dong kalo nyubit… ” kata saya pada Firman.<br />
<br />
“ Iya, iya Lis, Maaf ya Lis, habis ngegemesin sih pentil kamu… ” balas Firman sambil terus menggenjot dan memilin-milin kedua pentilku.<br />
<br />
Adon menarik kepala saya dan mengarahkannya pada batang Penisnya, langsung ku lanjutkan kulumanku. Firman tampaknya tak ingin cepat-cepat orgasme, dia memelankan goyangannya. dia terus memaju-mundurkan pinggulnya menusuk Vaginaku. Kuisap batang Adon itu didalam mulutku sehingga ia merem-melek keenakan. Goyangan Firman perlahan-lahan makin cepat,<br />
<br />
“ Aghhh… Lis… aku mau<br />
keluar nih… isep a… Aghhh… ”, ucap Adon.<br />
<br />
Adon mendapat orgasmenya lagi, air maninya langsung kutelan sehingga tak ada yang tercecer keluar dan langsung kubersihkan batang Penisnya dari sisa-sisa air maninya. Firman makin meningkatkan kecepatannya, nafasnya makin memburu dan meracau tak jelas, kurasa dia akan segera mendapatkan orgasmenya. Sambil terus menggenjotku, kedua tangannya kini meremas kedua payudaraku dengan penuh nafsu.<br />
<br />
Baca juga <b><a href="http://cerita-sex-69.blogspot.com/2016/11/kenikmatan-bercinta-dengan-gadis-pingsan.html" target="_blank">Kenikmatan Bercinta Dengan Gadis Pingsan</a></b><br />
<br />
Nafsuku seakan-akan meledak lagi, rasa lemas yang kurasakan hilang dan kini kurasakan rasa puas yang seperti akan meledak. Firman mempercepat goyangannya lagi hingga tubuhku bergetar kencang, dia juga meremas payudaraku kuat-kuat lalu sebuah lenguhan panjang terdengar dari mulutnya. Dapat kurasakan cairan hangat mengisi Vaginaku. Tidak lama kemudian akupun menyusulnya,<br />
<br />
“ Oughhhh… Aghhhhhhhhhhhhh….. ” Saya mendesah panjang dan seluruh tubuhku merasakan gelombang nikmat.<br />
<br />
Setelah orgasmenya selesai, Firman langsung menarik batang Penisnya, dia terlihat sangat puas. Saya juga merasakan kepuasan yang tak terlukiskan. Firman beristirahat dan mengatur nafasnya. Tubuhku sudah sangat basah terkena keringat, aroma air mani yang menyengat juga tercium dari tubuhku. Saya bangkit dan jalan ke kamar mandi yang ada di kamarnya,<br />
<br />
“ Mau kemana kamu Lis ? ”, tanya Firman.<br />
<br />
“ Aku mau mandi Bang ”, jawabku singkat.<br />
<br />
Saya masuk kedalam kamar mandi yang cukup lebar itu dan membasahi tubuhku dengan shower, tapi tiba-tiba pintu kamar mandi terbuka, ternyata Adon dan Firman masuk,<br />
<br />
“ Kita juga mau mandi, mendingan bareng aja.” ucapnya.<br />
<br />
Kemudian kami ber 3 membasahi diri dengan air dari shower yang mengalir deras, Dan kamipun mandi sembari melakukan ciuman secara bergantian. Singkat cerita kamipun selesai mandi, dan kami ber 3 pun mulai mengenakan pakaian kami masing-masing. Setelah melakukan hubungan sexs yang begitu hebatnya nampaknya kamipun lelah. baca cerita sex terbaru lainya di > seksigo.com<br />
<br />
Kemudian kamipun rebahan dan tertidur pulas. Sungguh pengalaman sexs yang sangat luar biasa bagiku. Walaupun aku lelah namun aku senang sekali. Terima kasih Bang adon dan Bang firman. Selesai.Sex88http://www.blogger.com/profile/17118765576690099077noreply@blogger.comIndonesia-0.789275 113.92132700000002-31.6684965 72.61273300000002 30.0899465 155.22992100000002tag:blogger.com,1999:blog-6941674209105952832.post-62937950389423632382016-11-02T15:27:00.001+07:002016-11-02T15:27:39.888+07:00Kenikmatan Bercinta Dengan Gadis Pingsan<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<img alt="Kenikmatan Bercinta Dengan Gadis Pingsan" border="0" height="320" src="https://4.bp.blogspot.com/-QpJTj3XrtmI/WBmiOjTPjjI/AAAAAAAABI4/jXqbk0LpmUk6Lt2NXfUyAPasPiqak0kFQCLcB/s320/images%2B%25281%2529.jpg" title="Kenikmatan Bercinta Dengan Gadis Pingsan" width="239" /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: left;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both;">
<span style="background-color: white; font-family: Roboto, Arial, sans-serif; font-size: 14px;"><b><a href="http://cerita-sex-69.blogspot.com/" target="_blank">Cerita Sex | Cerita Hot | Cerita ABG | Cerita Sange</a></b> - </span>Kali ini menceritakan pengalaman Sex dari seorang Siswa yang Bernama Bastian. Sungguh beruntung sekali bastian ini, didalam tertinggalnya dia oleh rombongan study tournya dia menemukan seorang gadis seumuranya yang pingsan dan terdampar dipantai. Karena Gadis itu pingsan Bastian-pun bisa leluasa merakan nikmatnya liang senggama gadis itu. Mau tahu kelanjutan ceritanya, Langsung aja yuk baca dan simak baik baik cerita dewasa ini.</div>
<div class="separator" style="clear: both;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both;">
Namaku Bastian, aku adalah seorang ABG yang berusia 17 tahun. Aku mempunyai tinggi badan sekitar 170 cm, berat badan 58 kg, cukup ideallah postur tubuhku. Disini aku akan berbagi cerita sex yang hot dari pengalaman saya dengan seorang wanita. Bisa dibilang pengalaman Sexs-ku ini sangat jarang dialami oleh orang lain, dan saya yakin para pembaca-pun mengatakan seperti itu setelah membaca cerita sexs-ku ini.</div>
<div class="separator" style="clear: both;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both;">
Tian nama panggilanku, selain berpostur tubuh ideal, aku juga memiliki wajah yang sedikit ganteng,hhe. Saya kira cukup pembukaan ceritanya, sekarang menuju pada cerita sex mesum pribadi Mas Bastian yang paling Ganteng. Pada suatu hari pihak sekolahku mengadakan Study Tour di sebuah pantai di daerah Jabar ( jawa barat). Kami semua sampai di lokasi sekitar pukul 03.00 dini hari.</div>
<div class="separator" style="clear: both;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both;">
Karena kami sampai di lokasi wisata pada Pukul 03.00 dini hari, teman satu sekolahku dan semua guru-pun lelah dan langsung tidur di penginapan yang sebelumnya sudah dibooking. Namul hal itu tidak terasa olehku, karena ketika perjalanan ke objek wisata aku sempat tidur. Maka dari itu sesampianya disana akupun bisa tertidur 1 jam kemudian tepatnya pada pukul 05.00 dini hari.</div>
<div class="separator" style="clear: both;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both;">
Tidak terasa waktupun berlalu, sampai pada akhirnya aku terbangun sekitar Pukul 08.45 pagi. Namun ketika aku terbangun aku merasa bingung, karena pada saat itu teman-teman sekamarku sudah tidak ada di kamar. Wah nampaknya aku ketinggalan deh ini, ucapku. Saat itu aku-pun segera keluar kamar dan melihat bus sudah tidak ada, hal itu menandakan bahwa mereka sudah pergi ketempat wisata.</div>
<div class="separator" style="clear: both;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both;">
Karena merasa kurang yakin aku-pun sempat menanyakan kepada staff hotel, setelah bertanya ternyata benar rombongan sekolahku telah berangkat ke lokasi wisata. Sekitar jam 07.00 pagi mereka sudah berangkat. Saat itu merasa sangat kesal akan hal itu. Aku kesal sekali tidak bisa ikut dan yang paling membuat aku jengkel adalah, mengapa teman sekamarku tidak membangunkan aku. Benar-benar keterlaluan mereka.</div>
<div class="separator" style="clear: both;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both;">
Untuk menghilangkan rasa kesalku, akupun langsung keluar dan bejalan-jalan di pantai. Kebetulan sekali hotel tempat kami menginap berdekatan dengan sebuah pantai. Sesampainya di pantai, aku merasa aneh saat itu, karena pantai ini suasana-nya sangat sepi, bahkan tak ada seorangpun kecuali aku. Lalu aku berfikir, mungkin pantai ini sepi karena pantai ini bukanlah tempat wisata.</div>
<div class="separator" style="clear: both;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both;">
Saat itu terlihat banyak sampah dan tanaman bakau yang cukup lebat di tepi pantai ini. Mungkin saja hal itu yang menyebabkan orang tidak suka berkunjung di pantai ini. Dengan bertelanjang kaki saat itu mulai menelusuri pantai, tak jarang sepanjang pantai aku banyak menemukan berbagai jenis sampah. Tanpa aku duga ditengah perjalanku dikagetkan dengan adanya sesosok orang yang terkapar di tepi pantai.</div>
<div class="separator" style="clear: both;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both;">
Karena aku penasaran, maka aku-pun segera menghampirinya, dan segera menepikanya di bawah pohon tepi pantai yang cukup rindang. Setelah kuperhatikan secara seksama, ternyata dia adalah seorang gadis yang usianya sebaya denganku. Saat itu aku coba memeriksa denyut nadinya, ternyata setelah aku periksa denyut nadinya masih berdenyut dan tubuhnya-pun masih hangat.</div>
<div class="separator" style="clear: both;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both;">
Karena dia masih hidup aku-pun mengamati lagi gadis itu. Sungguh sebuah rejeki aku bisa menemukan gadis yang berparas cantik, berkulit putih, bertubuh sintal dan berambut panjang. Pada saat itu Gadis itu memakai hanya mengenakan pakaian renang yang cukup indah dan mahal nampaknya. Dalam hening aku merasa bingung karena memikirkan darimana datangnya gadis ini.</div>
<div class="separator" style="clear: both;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both;">
Saat itu aku mencoba memeriksa memeriksa sekujur tubuhnya, dengan maksud siapa tahu ada identitas yang terselip di baju renangnya. Namun ketika aku aku memeriksa tubuhnya, spontan terlintas ide ngeres di otakku. Saat itu sesekali aku menyentuh buah dada-nya yang lumayan kenyal dan besar bagi gadis seumurannya. Saat itu aku juga memperhatikan area kewanitaan-nya yang nampak menyembul indah.</div>
<div class="separator" style="clear: both;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both;">
Karena aku laki-laki normal, saat itu tidak terasa kejantananku sudah ereksi hebat, dan seketika timbullah niat buruk untuk menyetubuhi gadis itu. Karena saat itu hanya ada aku dan gadis pingsan yang aku temukan tadi, tanpa buang waktu niat cabulku-pun kulancarkan. Mulailah aku melucuti celana renangnya yang menutupi tubuh dan kewanitaan-nya yang menyembul indah.</div>
<div class="separator" style="clear: both;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both;">
Stelah terlepas, maka terlihatlah kewanitaan dengan bulu kewanitaan yang sangat terawat dihadapanku. Tanpa berfikir panjang akupun mulai menyentuh bibir kewanitaan-nya, berhubung aku si otong (penis) sudah tidak tahan lagi, maka aku-pun bergegas melepas celana pendek, celana dalamku. Sembari memandangi indahnya tubuh gadis itu, kejantanankukupun aku gesek-gesekkan pada kewanitaan gadis itu.</div>
<div class="separator" style="clear: both;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both;">
“ Beuhhh, nikmat sekali ternyata rasanya... ”</div>
<div class="separator" style="clear: both;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://2.bp.blogspot.com/-8gT5Ile01ow/WBmi0f_DpPI/AAAAAAAABI8/yytWRYk3O-k139uhIjAdm24Id2g4CT3lwCEw/s1600/images%2B%25282%2529.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="Kenikmatan Bercinta Dengan Gadis Pingsan" border="0" height="400" src="https://2.bp.blogspot.com/-8gT5Ile01ow/WBmi0f_DpPI/AAAAAAAABI8/yytWRYk3O-k139uhIjAdm24Id2g4CT3lwCEw/s400/images%2B%25282%2529.jpg" title="Kenikmatan Bercinta Dengan Gadis Pingsan" width="298" /></a></div>
<div class="separator" style="clear: both;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both;">
Sembari masih menggesek-gesekan kejantananku pada kewanitaann gadis itu, tak lupa tanganku meraih buah dada-nya yang kenyal lalu aku remas-remas dengan penuh gairah. Sesekali aku juga memainkan puting susu-nya yang berwarna kemerah-merahan itu. sembari tangan kiriku memegang buah dada-nya, tangan kanan-kupun sekarang bergerak menuju liang senggamanya. Saat itu aku mencoba menusuk-nusukkan jemariku kedalam liang senggama yang masih sempit itu.</div>
<div class="separator" style="clear: both;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both;">
Secara perlahan aku menusukan jariku kedalam liang senggama gadis itu, setelah beberapa saat pada akhirnya jemariku berhasil masuk ke dalam liang senggama-nya.</div>
<div class="separator" style="clear: both;">
Tidak kusangka ternyata dia masih Virgin, dan keluarlah sebercak darah yang mengalir dari liang senggamanya. Saat itu aku sempat terkejut karena tiba-tiba gadis itu bergerak, mungkin saja dia merasakan sakit ketika jariku menembus selaput daranya.</div>
<div class="separator" style="clear: both;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both;">
Seketika aku-pun langsung menghentikan perbuatanku, karena aku takut dia sadarkan diri dan akan berteriak jika melihat aku sedang melakukan hal cabul ketika dia tersadar. Setelah beberapa saat aku hentikan, ternyata dia masih tidak sadarkan diri. Saat itu aku masih sempat menunggu sekitar 10 menit untuk memastikan jika dia benar-benar masih tidak sadarkan diri.</div>
<div class="separator" style="clear: both;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both;">
Lalu setelah benar-benar yakin dia masih pingsan, aku-pun kembali melanjutkan bermain di arena kewanitaan-nya dengan jemariku. Setelah itu aku-pun mencoba bermain dengan gaya lain, ketika itu aku mendekatkan wajahku ke depan bibir kewanitaan-nya gadis itu. Kulihat bibir kewanitaan-nya berlumur sedikit bercak darah akibat sodokan jariku yang menembus selaput daranya tadi.</div>
<div class="separator" style="clear: both;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both;">
Karena aku sudah terlanjur nafsu dan khilaf akupn tidak perduli dengan bercak darah itu, dan aku-pun langsung melahap kewanitaan gadis itu sembari kedua tanganku membuka lebar dinding bibir kewanitaan-nya. Setelah beberapa saat aku menciumi kewanitaan-nya, aku mulai lidahku menjulurkan lidahku untuk memainkan clitoris-nya. Masih dengan keadaan pingsan, aku mendengar nafas gadis itu memburu.</div>
<div class="separator" style="clear: both;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both;">
Seketika itu hembusan nafasnya menjadi lebih cepat dan tidak beraturan. Ketika nafasnya makin tidak beraturan, tiba-tiba dari lubang itu keluar cairan putih bening yang hangat membasahi lidahku. Sungguh hebat sekali gadis itu, dalam keadaan yang tidak sadarkan diri dia bisa orgasme, hha… mantap.</div>
<div class="separator" style="clear: both;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both;">
Berhubung gadis itu sudah orgasmen dan masih tidak sadarkan diri, aku-pun langsung mempersiapkan kejantananku yang sudah mencapai ukuran maksimal itu, untuk memcoba memasuki liang senggama-nya. Aku langsung mencoba memasukkan kejantananku ke dalam kewanitaan itu dengan menggesek-gesekan kejantananku terlebih dahulu, tapi ketika aku akan memasukan kejantananku ke dalam liang senggama-nya ternyata liang senggama-nya masih sangat sempit.</div>
<div class="separator" style="clear: both;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both;">
Saat itu terasa sangat sulit sekali memasukan kejantananku kedalam Vagina Gadis itu, sampai-samapi kejantananku yang sudah ereksi maksimal tidak kuat untuk menembus kewanitaan gadis itu. Huffttt, sunguh susah menembus memek perawan. Namun aku tidak menyerah begitu saja, secara perlahan aku terus mencoba menusukan kejantananku. Setelah susah payah akhirnya,</div>
<div class="separator" style="clear: both;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both;">
“ Zlebbbbbbbbbb ”,</div>
<div class="separator" style="clear: both;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both;">
Terbenamlah seluruh kejantananku didalam vagina itu. Setelah berhasil masuk kedalam lubang kewanitaan itu, kurasakan seakan kejantananku seperti dipijat-pijat oleh dinding Vagina gadis itu,</div>
<div class="separator" style="clear: both;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both;">
“ Ouhhhhhhhhh…. Nikmatnya surga dunia ini… ”, ucapku puas.</div>
<div class="separator" style="clear: both;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both;">
Setelah terbenam seluruhnya kurasakan hangatnya lubang kewanitaan membuat kejantananku semakin keras saja. Lalu aku langsung mengangkat pinggul gadis itu sejajar dengan kejantananku. Dengan perlahan aku gerakan kejantananku keluar masuk dari liang senggamanya,</div>
<div class="separator" style="clear: both;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both;">
“ Eughhhhh… Nikmat sekali… Sssss… Aghhhhh… ”, desahku merasa nikmat.</div>
<div class="separator" style="clear: both;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both;">
Setelah sekitar 15 aku menggenjot kewanitaan gadis itu dengan tempo pelan, kini aku mempercepat genjotanku dengan liar dan penuh nafsu,</div>
<div class="separator" style="clear: both;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both;">
“ Ouhhh… Sssss… Aghhh… Plak… Plak… Plak… ”, desahku bercampur suara hentakan kulit kami yang menempel ketika aku menggoyangkan pinggulku.</div>
<div class="separator" style="clear: both;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both;">
Tidak lama kemudian kurasakan ada sesuatu yang mendesak pada pembulu darah pada kejantananku, dan,</div>
<div class="separator" style="clear: both;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both;">
“ Aghhhhh… Crotttt… Crotttt… Crotttt… ”,</div>
<div class="separator" style="clear: both;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both;">
Pada akhirnya tersemburlah semua spermaku di dalam liang senggama gadis itu, aku merasa nikmat dan melayang-layang. Sungguh luar biasa orgasme yang kurasakan saat itu. seketika itu aku-un langsung terkulai lemas di atas pasir pantai. Sejenak aku membaringkan tubuhku di samping gadis itu. Aku barbaring sambil memandang ke atas dan sesekali aku memandang wajah gadis itu yang terlelap dengan wajahnya yang lugu. Dan sesekali aku memegang buah dada-nya yang sangat menggoda.</div>
<div class="separator" style="clear: both;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both;">
Tidak terasa haripun sudah sore, saat itu aku terus memainkan tubuhnya karena aku tak mau melewatkan kesempatan ini. Beberapa saat aku berpikir untuk menemani dia hingga sadar. Tapi kadang aku merasa takut akan apa yang telah aku lakukan tadi. Tapi setelah berpikir beberapa kali, akhirnya aku memutuskan untuk menemani gadis itu hingga siuman.</div>
<div class="separator" style="clear: both;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both;">
Ditemani api unggun dan debur ombak, sambil bersandar di pohon aku memeluk gadis itu dari belakang. Dan walaupun begitu pikiran kotorku tak pernah hilang. Sambil aku memeluknya, mencoba untuk menghangatkannya, tanganku tak henti-hentinya memegangi buah dada-nya yang waktu itu dia masih telanjang karena aku tidak ingat untuk memakaikan pakaian renangnya.</div>
<div class="separator" style="clear: both;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both;">
Pada waktu itu aku melihat jam tanganku menunjukan tepat pukul 19.00 malam. Beberapa saat kemudian akhirnya gadis itupun siuman, dia terkejut ketika dia melihat aku disampingnya dan sadar bahwa dirinya telah telanjang bulat,</div>
<div class="separator" style="clear: both;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both;">
“ Hah… Kamu siapa, kenapa kamu disini dan mengapa aku telanjang ??? kamu melakukan apa padaku ?? ”, ucapnya kaget bercampur kemarahan.</div>
<div class="separator" style="clear: both;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both;">
“ Sudah-sudah tenang dulu, tolong diam sebentar dandengarkan aku !!! tenanglah, aku akan menjelaskan semuanya kepadamu ”, ucapku dengan santainya.</div>
<div class="separator" style="clear: both;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both;">
Kemudian akupun menjelaskan semuanya, dari mulai aku menemukan dia sampai dia siuman. Mendengar ceritaku dia sempat meneteskan air mata. Dengan air mata bercucuran, dia menceritakan semuanya kepada aku. Dari ceritanya aku mengetahui ternyata dia adalah putri dari seorang jutawan dari kota B dan tak lupa kamipun berkenalan. Gadis itu ternyata bernama Dila.</div>
<div class="separator" style="clear: both;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both;">
Saat itu dia mengatakan kepadaku mengapa dia tidak sadarkan diri, ternyata dia terseret ombak ketika dia sedang berenang di pantai hingga tidak sadarkan diri. Kemudian kamipun mulai akrab dan Dila-pun berkata,</div>
<div class="separator" style="clear: both;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<img alt="Kenikmatan Bercinta Dengan Gadis Pingsan" border="0" height="400" src="https://2.bp.blogspot.com/-6_XsdvzOdx0/WBmjHDyHOsI/AAAAAAAABJA/6CiiWmdGW3QUEJYpGBk5kC4meIY9pOZMgCLcB/s400/Indo%2BAmateur%2BCollection%2B1-15.jpg" title="Kenikmatan Bercinta Dengan Gadis Pingsan" width="300" /></div>
<div class="separator" style="clear: both;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both;">
“ Tian, kamu bisa tolongin aku nggak... ”, ucap-nya.</div>
<div class="separator" style="clear: both;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both;">
“ Apa saja pasti akan akau lakukan Dil ”, jawabku.</div>
<div class="separator" style="clear: both;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both;">
“ Terima kasih sebelumnya ya Tian, aku kedinginan sekali nih tian, dan aku tidak bawa pakaian, hanya baju renang ini saja yang aku bawa ”, ucapnya memelas kepadaku.</div>
<div class="separator" style="clear: both;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both;">
“ Yasudah sini aku peluk kamu biar kamu hangat ”, ucapku menawarkan kehangatan.</div>
<div class="separator" style="clear: both;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both;">
Kemudian dia mulai mendekat dan dan aku mulai memeluk nya di dalam pelukanku,</div>
<div class="separator" style="clear: both;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both;">
“ Dil, kalau kamu cuma begini saja, kamu pasti masih akan kedinginan ”, ucapku penuh dengan pikiran cabul lagi.</div>
<div class="separator" style="clear: both;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both;">
“ Lalu aku harus bagaimana Tian biar aku nggak kedinginan ? ”, tanyanya padaku polos.</div>
<div class="separator" style="clear: both;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both;">
“ Agar kamu tidak kedinginan kamu harus menggerakan tubuh kamu ”, ucapku.</div>
<div class="separator" style="clear: both;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both;">
Lalu Dila-pun mulai menggerakan tubuhnya, sesekali dia melompat lompat agar dia merasa hangat. Namun hal itu percuma saja, karena selain dia telah lama terendam air laut, dan juga suasana dipantai dingin sekali karena angin diapun berkata padaku,</div>
<div class="separator" style="clear: both;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both;">
“ Tian… Kenapa aku masih dingin ya ”, ucapnya padaku.</div>
<div class="separator" style="clear: both;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both;">
Lalu aku memberanika diri untuk menawarkan hal lain kepadanya,</div>
<div class="separator" style="clear: both;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both;">
“ Masih dingin ya Dil, Eummmm... gimana yah… Eeeeee… gmana kalau kita itu aja... Eummmm... ML maksudky ”, ucapku agak ragu.</div>
<div class="separator" style="clear: both;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both;">
“ Hah, Apa ?!!! ”, ucapnya kaget.</div>
<div class="separator" style="clear: both;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both;">
“ Gimana Dil kamu mau nggak, aku yakin kalau kita ML pasti tubuh kamu nanti terasa hangat? ”, ucapku penuh trik dan pikiran cabul .</div>
<div class="separator" style="clear: both;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both;">
“ Eummm... giman ya Tian… aku takut kalau begituan… tapi... ”, ucapnya bingung.</div>
<div class="separator" style="clear: both;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both;">
“ Sudah nggak udah takut, kita coba lakukan saja... ”, kataku sambil memeluk dan menciumnya dengan lembut.</div>
<div class="separator" style="clear: both;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both;">
Beberapa saat kamu berciuman dengan tubuh tanpa busana. Sesekali tanpa disengaja kejantananku yang sedang berdiri menyentuh-nyentuh perutnya. Setelah beberapa menit kami berciuman, aku langsung menarik mulutku dari mulutnya. Aku langsung menyuruhnya untuk mengulum kejantananku yang dari tadi Ereksi,</div>
<div class="separator" style="clear: both;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both;">
“ Sekarang kamu coba sepongin kontol aku yah !!! ”, pintaku.</div>
<div class="separator" style="clear: both;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both;">
Tanpa banyak bicara dia langsung menuruti semua apa yang saya katakan. Dia langsung mengulum kejantananku. Pertama dia masih ragu, tetapi setelah beberapa saat dia mengulum kejantananku akhirnya dia menikmatinya dan nafas-nyapun mulai tidak beraturan,</div>
<div class="separator" style="clear: both;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both;">
“ Ya gitu… terus Dil… Ssss… bagus sekali... Oughhh… ”, desahku.</div>
<div class="separator" style="clear: both;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both;">
Setelah beberapa menit dia mengulum kejantananku, serasa aku akan menyemburkan lahar panasku, namun aku tidak rela jika harus orgasme dengan sebuah kuluman. Lalu aku-pun mengeluarkan kejantanku dari dalam mulutnya dan,</div>
<div class="separator" style="clear: both;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both;">
“ Dil, sekarang aku jilatin memek kamu yah !!! ”, ucapku.</div>
<div class="separator" style="clear: both;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both;">
Tanpa banyak bicara Dila-pun kemudian dia langsung merebah di pasir dan membuka selangkangannya lebar-lebar. Kemudian aku memulai dengan menciumi pahanya lalu berpindah ke dadanya lalu ke perutnya lalu aku manciumi bibir kewanitaan-nya. Setelah seluruh permukaan bibir kewanitaan-nya aku jilati, aku mencoba membuka kewanitaan-nya lebar lebar dan langsung menghisap clitoris-nya yang sudah mengeras,</div>
<div class="separator" style="clear: both;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both;">
“ Oughhhh… geli sekali tian... Ssss… Aghhhh…. ”, ucapnya geli-geli nikmat.</div>
<div class="separator" style="clear: both;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both;">
Saat itu aku memainkan clitoris-nya yang tersasa hangat dimulutku. Diapun mengeluarkan desahan-desahan kecil yang membuatku semakin ingin melumat seluruh kewanitaan-nya. Setelah beberapa saat aku melumat kewanitaan-nya itu, aku langsung menghentikan permainanku itu,</div>
<div class="separator" style="clear: both;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both;">
“ Ihhhh... kenapa berhenti sih Tian, Lagi enak-enaknya tau... huhhh… ”, ucapnya sedikit kecewa.</div>
<div class="separator" style="clear: both;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both;">
“ Udah jangan cemberut gitu dong, aku bakal kasih kamu yang lebih nikmat... ”, ucapku.</div>
<div class="separator" style="clear: both;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both;">
Tanpa banyak bicara lagi, aku langsung meraih kejantananku yang sudah berdiri lagi. Aku langsung mengarahkan kejantananku kearah kewanitaan-nya yang sudah terlihat basah sekali. Dan ketika aku memasukannya ternyata kali ini lebih mudah dari sebelumnya. Diiringi desahan yang sedikit keras, aku tanamkan kejantananku dalam-dalam,</div>
<div class="separator" style="clear: both;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both;">
“ Aowww... aduh, Sakit Tian... ”, ucapnya kesakitan.</div>
<div class="separator" style="clear: both;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both;">
Lalu dengan perlahan aku mulai manggenjot pinggulku. Secara perlahan desahan sakit yang keluar dari mulut Dila-pun berubah menjadi desahan nikmat,</div>
<div class="separator" style="clear: both;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both;">
“ Sssss... Oughhh… enak Tian... ayo terus... Aghhhh… ”, desahnya mulai menikmati hubungan sex kami.</div>
<div class="separator" style="clear: both;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both;">
Ditengah aku sedang menggenjot kewanitaan-nya, aku langsung menyuruhnya untuk bangkit,</div>
<div class="separator" style="clear: both;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both;">
“ Dila... kita coba dogy style Yuk !!! ”, pintaku.</div>
<div class="separator" style="clear: both;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both;">
“ Apa tuh Tian… ? ”, ucapnya polos.</div>
<div class="separator" style="clear: both;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both;">
“ Sekarang kamu nungging seperti anjing kencing yah ”, ucapku mengarahkannya.</div>
<div class="separator" style="clear: both;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both;">
“ Oh itu ya Tian, baiklah... ”, ucapnya menggiyakan permintaanku.</div>
<div class="separator" style="clear: both;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both;">
Kemudian dia menungging dan aku langsung menyambut kewanitaan-nya dari</div>
<div class="separator" style="clear: both;">
belakang. Lalu akupun langsung menggenjot kembali pinggulku ini,</div>
<div class="separator" style="clear: both;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both;">
“ Aghhhhh... Aghhhhh... enak, Oughhh… Eummmm... ”, desah Dila.</div>
<div class="separator" style="clear: both;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both;">
Setelah hampir mencapai puncak, aku langsung mempercepat genjotanku yang membuat timbulnya suara benturan pinggulku dengan pantatnya,</div>
<div class="separator" style="clear: both;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both;">
“ Sssss… Aghhh… Plakkk… Plakkk… Plakkk… Oughhhh yeah… ”,</div>
<div class="separator" style="clear: both;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both;">
Diiringi desahan panjang dari mulut Dila,aku merasakan cairan hangat membasahi kejantananku yang masih berada dalam liang senggama Dila. Hal itu menandakan Dila telah Orgasme. Saat itu aku-pun makin mampercepat genjotanku dan tidak lama kemudian,</div>
<div class="separator" style="clear: both;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both;">
“ Crottttttttt… Crottttttttt… Crottttttttt… ”,</div>
<div class="separator" style="clear: both;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://2.bp.blogspot.com/-eHaCuqeagDE/WBmjRqnAh3I/AAAAAAAABJE/i8c3AQt5ZxoE66tj-uU7p6MgnQ3n7Rx-gCLcB/s1600/Koleksi%2BFoto%2BSelfie%2BBugil%2B%25286%2529.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="Kenikmatan Bercinta Dengan Gadis Pingsan" border="0" height="400" src="https://2.bp.blogspot.com/-eHaCuqeagDE/WBmjRqnAh3I/AAAAAAAABJE/i8c3AQt5ZxoE66tj-uU7p6MgnQ3n7Rx-gCLcB/s400/Koleksi%2BFoto%2BSelfie%2BBugil%2B%25286%2529.jpg" title="Kenikmatan Bercinta Dengan Gadis Pingsan" width="300" /></a></div>
<div class="separator" style="clear: both;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both;">
Pada akhirnya aku pun kembali memuntahkan lahar panasku didalam didalam liang senggama-nya Dila. Sungguh orgasme yang luar biasa kali ini. Karena orgasmemu kali ini aku lakukan dengan keadaan Dila yang sudah sadarkan diri. Kemudian kamipun langsung terkulai lemas di atas pasir pantai. Lalu kamipun barbaring sambil saling berpelukan.</div>
<div class="separator" style="clear: both;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both;">
Saat itu kamipun tertidur lelap di tepi pantai disaksikan oleh cahaya bulan dan deburan ombak. Pagi-pagi sekali kami terbangun dan dia segera memakai pakaian renangnya kembali sedangkan aku langsung mengantarnya pulang ke villanya yang letaknya ternyata tidak jauh dari hotel tempat aku menginap.</div>
<div class="separator" style="clear: both;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both;">
Sesampainya Di Vila Dila, sebelum kami berpisah kami sempat bertukaran no. Handphone. Setelah sampai di hotel, aku melihat rombongan sekolahku telah kembali ke hotel dan bersiap untuk pulang. Setelah kami semua selesai berkemas, kemudian kamipun pulang. Sesampainya di rumah aku langsung menelefon Dila. Saat itu ternyata dia juga sedang ada di kotaku.</div>
<div class="separator" style="clear: both;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both;">
Saat itu kamipun segera menentukan tempat untuk ketemuan. Dan yang pasti setelah kami ketemuan, kami melakukannya hubunngan sex lagi. Setelah kejadian itu kami-pun akhirnya berpacaran hingga sekarang. Untuk menjaga agar hubungan kami tidak rusak karena hamilnya Dila, aku memintanya agar Dila meminum pil KB sebelum dan sesudah berhubunga Sex. Selesai.</div>
<div class="separator" style="clear: both;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both;">
Baca juga <b><a href="http://cerita-sex-69.blogspot.com/2016/10/cerita-sex-sensasi-di-dapur-makan.html" target="_blank">Cerita Sex Sensasi di Dapur Makan</a></b></div>
<div class="separator" style="clear: both;">
<br /></div>
<br />Sex88http://www.blogger.com/profile/17118765576690099077noreply@blogger.comIndonesia-0.789275 113.92132700000002-31.6684965 72.61273300000002 30.0899465 155.22992100000002tag:blogger.com,1999:blog-6941674209105952832.post-25630713625346226992016-10-11T13:00:00.004+07:002016-10-11T13:00:56.265+07:00Cerita Sex Sensasi di Dapur Makan<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<img alt="Cerita Sex Sensasi di Dapur Makan" border="0" height="320" src="https://1.bp.blogspot.com/-KdQD3UouzPk/V_x-xpwc1YI/AAAAAAAAA80/lsUlvyur1Vk7MeWYzssWfjZLYyuozTMaACLcB/s320/Bvza3goCYAEkI2t.jpg" title="Cerita Sex Sensasi di Dapur Makan" width="240" /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: left;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both;">
<b><a href="http://cerita-sex-69.blogspot.com/" target="_blank">Cerita Sex | Cerita Hot | Cerita ABG | Cerita Sange</a></b> - Kali ini menceritakan pengalaman Sex dari seorang ABG yang bernama Teguh. Berawal dari Kran air dapur yang terlepas dari pangkalnya, maka Teguh bisa menyetubuhi Bibi/ Tante-nya yang telah lama di idam-idamkan. Mau tahu kelanjutan ceritanya, Langsung aja yuk baca dan simak baik baik cerita dewasa ini.</div>
<div class="separator" style="clear: both;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both;">
Panggil saja nama saya Teguh (nama samaran), di situs dewasa ini saya akan berbagi cerita tentang pengalaman sex mesum yang sangat memicu adrenalin. Usia saya saat ini 25 tahun. Kisa sex ini terjadi ketika saya duduk dibangku SMA, tepatnya ketika saya masih duduk di bangku kelas III SMA. Sampai saat ini Cerita Hot mesum saya ini masih tertanam dala benak dan fikiran saya.</div>
<div class="separator" style="clear: both;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both;">
Cerita sex saya ini tergolong cerita sex yang tidak wajar, kenapa begitu ?? karena saya disini akan menceritakan kisah sex dengan Bibi saya yang memang cantik bahenol dan mempesona. Kisah sex ini berawal dari dititipkan-nya saya oleh orangtusaya kepada adik kandung ibu saya yaitu Bibiku. Sungguh benar-benar cantik, bertubuh putih mulus bibi saya ini.</div>
<div class="separator" style="clear: both;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both;">
Pokonya para pembaca sekalian melihat Bibi saya pasti akan berfikir sperti saya. Saya saja yang sebagai keponakanya sangat amat ingin sekali menikmati hangatnya berhubungan intim dengannya. Bibi saya ini bernama Irma, Bibi Irma ini adalah seorang orang tua tunggal dari ke 2 anaknya, anaknya 1 laki-laki dan satunya lagi perempuan.</div>
<div class="separator" style="clear: both;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both;">
Bibi saya ini menjanda bukan karena kehendaknya, beliau menjanda karena ditinggal suaminya meninggal akibat kecelakaan motor pada event motor cross. Almarhun suami Bibi Irma ini adalah seorang pembalap motor cross yang cukup terkenal di daerahnya. Sungguh malang sekali Bibi Irma ini, diusia yang terhitung masih cukup muda sudah menjadi janda dengan 2 orang anak pada usianya yang masih 35 tahun.</div>
<div class="separator" style="clear: both;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both;">
Walaupun Bibi Irma janda beranak 2, namun tubuhnya sungguh terawat sekali dan masih singset dan sexy. Maklum sajalah walaupu seorang janda Bib Irma ini termasuk JAPAN (janda mapan) kondisi ekonominya tergolong lebih dari cukup. Bibi Irma hampir setiap minggu melsayakan senam erobik, spa dan masih banyakk perawatan yang dilsayakanya.</div>
<div class="separator" style="clear: both;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both;">
Alhasil, Bibi Irma bila dibandingkan dengan gadis berusia 22 tahun tidak kalah. Ditambah lagi Bibi Irma mempunyai pantatnya semok dengan pinggul yang singset. Betis dan pahanya sangat putih sekali para pembaca, bahkan tumpukan lemak dan selulit tidak ada sedikitpun ditubuhnya. Mantap kan. Buah dada-nya lumayan besar, saya perkirakan ukuran BH-nya sekitar 34B.</div>
<div class="separator" style="clear: both;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both;">
Buah dadanya itu loh, masih kencang sekali, tidak kendor sedikitpun. Jadi Jika diluar rumah, Bibi Irma ini seperti seorang Remaja yang menggugah gairah kaum laki-laki.</div>
<div class="separator" style="clear: both;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both;">
Kisah sex sedarah saya dengan Bibi Irma ini sungguh tidak terduga sekali, bahkan saya tidak menyangka bisa bersetubuh denganya. Pada waktu itu suasana rumah sedang sepi, saat itu saya sepulang sekolah saya, melihat Bibi yang sedang asyik memasak untuk hidangan makan siang. Oh iya Bibi saya ini adalah seorang dosen, kebetulan sekali saat itu hari itu jadwal mengajar Bibi hanya satu mata kuliah saja.</div>
<div class="separator" style="clear: both;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both;">
Dengan langkah yang terlihat lelah karena kecapekan, secara spontan saya langsung munuju menghampiri meja makan dan berkata,</div>
<div class="separator" style="clear: both;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both;">
“ Bibi, makananya belum siap yah? ”, tanya saya pada bib Irma.</div>
<div class="separator" style="clear: both;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both;">
“ Belum nih Guh, sabar dulu ya, Mbak Surti (pembantu Bibi saya) dari pagi disusruh belanja malah belum pulang, jadi Bibi repot sendiri deh ”, keluh Bibi Irma.</div>
<div class="separator" style="clear: both;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both;">
Saat itu terlihat di dahi-nya mengalir cucuran keringat, belum lagi tangannya yang belepotan dengan berbagai macam bumbu yang sedang diraciknya. Kelihatan sekali kalau Bibi Irma tidak pernah bekerja keras seperti ini. Walaupun begitu, entah kenapa terlihat sekali wajah Bibi saya semakin cantik. Saat itu dia hanya menggunakan daster pendek yang sebenarnya tidak ketat.</div>
<div class="separator" style="clear: both;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both;">
Sehingga saat itu terlihat bentuk pantat yang semok dan pinggulnya yang sexy dibali daster tipisnya. Daster itu jadi kelihatan agak ketat dan memetakan garis dari celana dalamnya kalau dia sedang membungkukkan badannya. Uhhh, seksi sekali pikiran saya mulai melayang tak jelas. Belum selesai saya mebayangkan Bibi Irma,tiba-tib dia berkata,</div>
<div class="separator" style="clear: both;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both;">
“ Bik, Teguh bantuin Bibi ya ? ”, ucap saya.</div>
<div class="separator" style="clear: both;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both;">
“ Boleh-boleh Guh, sini-sini !!! ”, jawab Bibi tidak keberatan.</div>
<div class="separator" style="clear: both;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both;">
Kemudian saya menuju kearah Bibi, saat itu tidak ada angin tidak ada hujan, belum sampai saya mendekat, entah karena apa tiba-tiba kran air di cucian piring copot. Hal itu secara otomatis air langsung menyembur dengan derasnya mengenai Bibi Irma yang kebetulan saat itu Bibi berada didepan kran tadi, lalu,</div>
<div class="separator" style="clear: both;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both;">
“ Aduh Guh, tolongin Bibi, gimana nih Guh ?? ”, ucapBibi saya dengan paniknya berusaha menutupi saluran air yang menyembur dengan tangannya.</div>
<div class="separator" style="clear: both;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both;">
Karena tubuh Bibi saya tidak terlalu tinggi, untuk mencapai saluran itu dia harus sedikit membungkuk. Terlihat sekali dasternya yang sudah basah kuyup itu sekali lagi memetakan pantatnya yang besar. Garis celana dalamnya kini terlihat lebih jelas.</div>
<div class="separator" style="clear: both;">
Dengan tergesa-gesa, tanpa pikir-pikir lagi saya segera mendekat dan membantunya menutup saluran air itu dengan tanganku juga.</div>
<div class="separator" style="clear: both;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both;">
Tanpa saya sadari ternyata posisi tubuhku saat itu seperti memeluk tubuhnya dari belakang. Bisa di bayangkan, tanpa sengaja juga Penis saya mengenai belahan pantatnya yang sekal dan semok. Keadaan ini bertahan beberapa lama. Hingga menimbulkan sesuatu yang kotor dipikiranku,</div>
<div class="separator" style="clear: both;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both;">
“ Guh gimana ini nih ? ”, tanya Bibi saya tanpa bisa bergerak.</div>
<div class="separator" style="clear: both;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both;">
“ Duh gimana ya Bibi, Teguh juga bingung nih Bik ? ”, ucap saya mengulur waktu.</div>
<div class="separator" style="clear: both;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<img alt="Cerita Sex Sensasi di Dapur Makan" border="0" height="400" src="https://1.bp.blogspot.com/-oz0610MuHSI/V_x_1d8LbtI/AAAAAAAAA88/4-MwDDf_X8Aawb1vTsEB6bxih_qwYHzQwCLcB/s400/Boos-mIIMAAxSn1.jpg" title="Cerita Sex Sensasi di Dapur Makan" width="300" /></div>
<div class="separator" style="clear: both;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both;">
Saat itu, karena gesekan-gesekan yang berlebihan di Penis saya, saya jadi tidak bisa menahan gairah untuk merasakan tubuhnya. Pelan-pelan saya melepas satu tanganku dari saluran air itu, pura-pura meraba-raba disekitar cucian piring, mencari sesuatu untuk menutup saluran air itu sementara. Tanpa sepengetahuannya saya justru melepas celana saya berikut juga celana dalamku.</div>
<div class="separator" style="clear: both;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both;">
Memang agak susah tapi akhirnya saya berhasil dan dengan tetap pada posisi semula kini bagian bawahku sudah tidak tertutup apa-apa lagi. Lalu,</div>
<div class="separator" style="clear: both;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both;">
“ Wah, nggak ada yang bisa buat nutup Bibi. Sebentar Teguh carikan dulu yah Bik ”, ucap saya.</div>
<div class="separator" style="clear: both;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both;">
Kini niatku sudah tidak bisa ditahan lagi, pelan-pelan saya melepas peganganku di saluran air, kemudian,</div>
<div class="separator" style="clear: both;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both;">
“ Pegang dulu Bibi ”, ucap saya sedikit terengah menahan nafsu.</div>
<div class="separator" style="clear: both;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both;">
“ Yah, gih sana cepetan, Bibi sudah pegal nih ”, ucap Bibi.</div>
<div class="separator" style="clear: both;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both;">
Kemudian tanpa pikir panjang, secepat kilat saya menyingkap dasternya, kemudian secepat kilat juga berusaha untuk melorotkan celana dalamnya yang entah warnanya apa, karena sudah basah kuyup oleh air, warna aslinya jadi tersamar.</div>
<div class="separator" style="clear: both;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both;">
“ E... e... e… apa-apan ini Guh, jangan gitu dong !!! ”,tegur Bibi padaku.</div>
<div class="separator" style="clear: both;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both;">
Saat itu tanpa sadar Bibi melepas pegangannya dari saluran air untuk menahan tanganku yang masih berusaha melepaskan celana dalamnya. Air menyembur lagi.</div>
<div class="separator" style="clear: both;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both;">
“ Aohhhh… Ughhh… ”, ucap Bibi saya jadi tidak jelas karena mulutnya kemasukan air.</div>
<div class="separator" style="clear: both;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both;">
Tanpa sadar juga Bibi saya berusaha untuk menutup saluran air dengan tangannya lagi, otomatis tanganku sudah tidak ada yang menahan lagi. Kesempatan pikirku, dengan satu sentakan celana dalam Bibi saya melorot sampai diujung kakinya.</div>
<div class="separator" style="clear: both;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both;">
“ Oughhhh.... Guh jangan, aku ini Bibimu, jangann Guh, tolong… !!!”, ucap Bibi memohon.</div>
<div class="separator" style="clear: both;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both;">
Kepalang tanggung, saya langsung jongkok. Saya lalu menyibak pantatnya yang besar dan mencari liang senggamanya. Kudekatkan kepalsaya, kujulurkan lidahku untuk mencapai Kewanitaan-nya.</div>
<div class="separator" style="clear: both;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both;">
“ Sss... Guh... Aghhhh... ”, desah Bibi.</div>
<div class="separator" style="clear: both;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both;">
Ternyata jilatan pertama saya ternyata membuatnya bergetar tanpa bisa beranjak dari tempat semula, kalau bergerak air pasti akan menyembur lagi. Saat itu lidahku semakin leluasa merasakan aroma dari Kewanitaan-nya, semakin kedalam membuat Bibi saya bergetar hebat. Entah kenapa sudah tidak ada lagi bahasa tubuhnya yang menunjukkan penolakan.</div>
<div class="separator" style="clear: both;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both;">
Saat itu kepalanya semakin menggeleng-geleng tidak keruan. Kecari Clitorisnya, memang agak sulit, setelah dapat kuhisap habis, dua jariku juga ikut menusuk liang Kewanitaan-nya. Tidak terkira jumlah lendir yang keluar, tak lama kemudian, terasa pantatnya bergetar hebat.</div>
<div class="separator" style="clear: both;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both;">
“ Aghhhh... Oughhh… Guh... Sssss… Aghhhh… ”, dengan erangan keras, rupanya Bibi saya sudah mencapai Klimaks.</div>
<div class="separator" style="clear: both;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both;">
Saat itu tubuhnya langsung lunglai tapi tanpa melepas pengangannya dari saluran air.</div>
<div class="separator" style="clear: both;">
Aduh saya belum apa-apa pikirku. Langsung saya berdiri, kusiapkan senjatsaya yang sudah mengacung dengan keras. Dengan dua tanganku saya coba menyibakkan kedua belahan pantatnya sambil kudekatkan Penis saya pada Kewanitaan-nya. Kudorongkan sedikit demi sedikit.</div>
<div class="separator" style="clear: both;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both;">
Begitu sudah betul-betul tepat dimulut liang kenikmatannya, tanpa ba-bi-bu langsung kulesakkan dengan kasar,</div>
<div class="separator" style="clear: both;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both;">
“ Aghhh… sakit Guh... Aow… pelan-pelan... ”, kepala Bibi saya langsung melonjak keatas, tanpa sengaja pegangannya di saluran air terlepas.</div>
<div class="separator" style="clear: both;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both;">
Air menyembur dengan deras. Kepalang basah, begitu mungkin pikir Bibi saya karena selanjutnya dia hanya berpegangan dipinggiran cucian piring. Sudah tidak ada penolakan pikirku. Kudiamkan sebentar Penis saya yang sudah masuk hingga pangkalnya didalam Kewanitaan Bibi saya, ku nikmati benar-benar bagaimana ternyata Kewanitaan yang sudah mengeluarkan tiga orang manusia ini masih saja nikmat menggigit. </div>
<div class="separator" style="clear: both;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both;">
Baca cerita sex terbaru lainya >>> <b><a href="http://cerita-sex-69.blogspot.com/2016/04/cerita-sex-nasib-seorang-pelacur.html" target="_blank">Cerita Sex : Nasib seorang pelacur</a></b></div>
<div class="separator" style="clear: both;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both;">
Sungguh sensasi yang sangat luar biasa sekali. Pelan-pelan kutarik, kemudian kudorong lagi,</div>
<div class="separator" style="clear: both;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both;">
“ Oughhh... Guh… Sssss… Aghhhh… terus sayang... cepetin sodokan kamu… Oughhh… cepat, Aghhhh... ”, desah Bibi.</div>
<div class="separator" style="clear: both;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both;">
Terus sayang pantatnya bergoyang melawan arah dari kocokanku,</div>
<div class="separator" style="clear: both;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both;">
“ Oughhh… Yeahhh… Nah gitu Guh, Oughhh... ya gitu teruuss... ”, Pinta Bibi saya.</div>
<div class="separator" style="clear: both;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both;">
Saat itu saya terus mengocokkan Penis saya dengan cepat. Sebentar kemudian tubuhnya mulai bergetar hebat,</div>
<div class="separator" style="clear: both;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both;">
“ Yang cepat Guh, Bibi sudah mau keluar lagi... Oughhh... Aghhh… ”, ucap Bibi nikmat.</div>
<div class="separator" style="clear: both;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both;">
Kemudian kepalanya semakin menggeleng-geleng tidak karuan,</div>
<div class="separator" style="clear: both;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both;">
“ Cepatt... cepatt truss... ouchh... Bibi kelluaarr... aghhhhhhhhhh ”,</div>
<div class="separator" style="clear: both;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both;">
Akhirnya Bibi Irma mendapatkan Klimaksnya di iringi dengan kepalanya yang melonjak naik, tangannya mencengkeram pinggiran cucian piring dengan erat,</div>
<div class="separator" style="clear: both;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both;">
“ Cabut dulu Guh... Bibi linuu... ”, pinta Bibi saya, karena merasakan saya yang masih mengocoknya dari belakang.</div>
<div class="separator" style="clear: both;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both;">
“ Akan Teguh cabut, tapi janji nanti diteruskan lagi ya Bik? ucap saya.</div>
<div class="separator" style="clear: both;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both;">
“ Iya, tapi sekarang dari depan aja yah Guh ”, janji Bibi saya.</div>
<div class="separator" style="clear: both;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both;">
Tubuhnya kemudian berbalik. Wajahnya sudah awut-awutan dan basah kuyup. Kemudian dia duduk diatas cucian piring sambil menghadapku. Saya mendekat, langsung kucari bibirnya dan kemudian kami berpagutan lama. Sambil kami berciuman, satu tangannya membimbing Penis saya kearah liang Kewanitaan-nya. Tanpa disuruh dua kali kudorongkan pantatku dibarengi dengan masuknya juga Penis saya.</div>
<div class="separator" style="clear: both;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both;">
“ Aghhhh... Oughhh... ”, erang Bibi saya, ciuman kami terlepas.</div>
<div class="separator" style="clear: both;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both;">
“ Genjot yang cepatt Guh... Aghhhhh… ”, pinta Bibi saya sambil pahanya semakin dilebarkan.</div>
<div class="separator" style="clear: both;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both;">
“ Begini Bik... ??? Ucap saya sambil mengocokkan Penis saya dengan cepat.</div>
<div class="separator" style="clear: both;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both;">
“ Gila kamu Guh... kuat sekalii kamu... ”, ucapnya sambil satu tangannya menarik satu tanganku, kemudian ditaruhnya di bagian atas Kewanitaan-nya.</div>
<div class="separator" style="clear: both;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both;">
Saya tahu mau maksudnya,</div>
<div class="separator" style="clear: both;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both;">
“ Aghhhh yang ituu... teruss Guh... ohh enakk... teeruss... ”, rintih Bibi saya ketika sambil Penis saya mengocok Kewanitaan-nya tanganku juga memelintir Clitorisnya.</div>
<div class="separator" style="clear: both;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both;">
Oughhh Guh, Bibi hampir sampai nih... ”, ucapnya.</div>
<div class="separator" style="clear: both;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both;">
Saat itu tubuhnya mulai bergetar agak keras,</div>
<div class="separator" style="clear: both;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<img alt="Cerita Sex Sensasi di Dapur Makan" border="0" height="400" src="https://3.bp.blogspot.com/-Ju5Pc1SQZqU/V_yAA67AuLI/AAAAAAAAA9A/0T1EsQQu70Edb11LgIe2VvcrSs59N3mBACLcB/s400/Lengkap%2BSkandal%2BFoto%2BBugil%2BABG%2BCantik%2BMontok3.jpg" title="Cerita Sex Sensasi di Dapur Makan" width="300" /></div>
<div class="separator" style="clear: both;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both;">
“ Saya juga hampir klimaks Bik... Oughhh punya Bibi eenakk... ”, ucap saya mulai tidak bisa mengendalikan lagi, Klimaks saya tinggal sebentar lagi.</div>
<div class="separator" style="clear: both;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both;">
“ Mau dikeluarin dimana Bik ? tanya saya mrminta ijin.</div>
<div class="separator" style="clear: both;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both;">
“ Udah nggak usah mikirin itu, ayoo teruss... didalem juga nggak Papa</div>
<div class="separator" style="clear: both;">
Ayoo...Bibi udah diujung nihh Guh... ”, ucap Bibi.</div>
<div class="separator" style="clear: both;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both;">
“ Oughhh... enakk... cepatt Guh... ”, desah Bibi saya.</div>
<div class="separator" style="clear: both;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both;">
“ Goyang Bik, kita barengan ajaa... Oughh ”, ucap saya.</div>
<div class="separator" style="clear: both;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both;">
Saat itu saya merasakan Klimaks saya sudah diujung. Semakin kupercepat kocokanku, Bibi saya juga mengimbangi dengan menggoyang pantatnya. Sambil berpegangan pada belakang pantatnya, kukeluarkan sperma saya.</div>
<div class="separator" style="clear: both;">
“ Saya keluarr Bik... Aghhhhh... ” ucapku telah mencapai klimaks sembari kubenamkan dalam-dalam.</div>
<div class="separator" style="clear: both;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both;">
“ Bibi juga Guh... Aghhhh... gilaa... enaknya... ”, erangnya sambil jemarinya mencengkeram bahuku.</div>
<div class="separator" style="clear: both;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both;">
Akhirnya kami berdua terkulai lemas. Kudiamkan dulu Penis saya yang masih ada didalam Kewanitaan-nya. Kulirik ada sedikit lelehan sperma yang keluar dari Kewanitaan-nya. Seperti tersadar dari dosa, Bibi saya mendorong badanku.</div>
<div class="separator" style="clear: both;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both;">
“ Kamu nakal Guh, berani sekali kamu berbua seperti ini pada Bibi ”,Ucap Bibi saya.</div>
<div class="separator" style="clear: both;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both;">
“ Tapi Bibi juga menikmatinya kan? ”, balas saya.</div>
<div class="separator" style="clear: both;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both;">
Tanpa berkata apa-apa, dia kemudian turun, meraih celana dalamnya kemudian berlalu kekamar mandi. Saya berusaha mengejarnya tapi dia sudah lebih dulu masuk kamar mandi kemudian menguncinya,</div>
<div class="separator" style="clear: both;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both;">
“ Bibi air di tandon tadi sudah habis hloh ”, canda saya dari luar kamar mandi tapi tidak ada balasan dari dalam.</div>
<div class="separator" style="clear: both;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both;">
Semenjak kejadian itu hubungan saya dengan Bibi semakin menjadi-jadi saja. Hampir setiap hari kami melakukan Hubungan Sex jika suasana rumah memungkinkah. Demikian cerita sex saya. Selesai.</div>
<br />Sex88http://www.blogger.com/profile/17118765576690099077noreply@blogger.comIndonesia-0.789275 113.92132700000002-31.668126 72.61273300000002 30.089576 155.22992100000002tag:blogger.com,1999:blog-6941674209105952832.post-34102348549439344512016-04-28T19:53:00.008+07:002018-05-24T23:10:02.315+07:00Cerita Sex : Nasib seorang pelacurProfesiku sebagai pelacur di kawasan Jakarta selatan, setiap harinya ditemani oleh pria yang haus akan sex bisa dibilang hidung belang, aku juga tidak mau dikatakan pelacur tapi bagaimana lagi nasibku dijalan ini ibarat nasi sudah menjadi bubur, udah berapa kali memekku dimasuki kontol mungkin ratusan atau ribuan kontol yang sudah merakan memekku.<br />
<br />
Malah ada lelaki yg kurang puas sampe-sampe pantatku juga di pakai alias di sodomi tpi kdang aku jrang melayani jika minta ngentot lwat pantat alya ngerasain sakit bnget kaya di iris silet.<br />
<br />
"...Kadang pelangganku banyaknya umur 30-40an,tapi ada juga umur 15-20 kadang tarifnya gak tentu ada yg di atas tarif normal,ada yg di bwah normal,kdang ada yg gratis,biasanya yg umur 15-20 tuch yg suka iseng kya gtu alya kdang aku suka kepincut makanya gk byar jg aku seneng.<br />
<br />
"....Pada suatu hari aku di boxing cowok pengusaha suxes namanya (Ronal) dia boxing aku smpe 5 mlam dalam rangka menyambut kesuksesan dan bntar lagi melepas masa lajangnya.<br />
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><span style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><a href="http://senang77.com/"><img alt="Senang77.com Agen Texas Poker dan Bandar Domino QQ Online Terpercaya Indonesia" border="0" height="400" src="https://2.bp.blogspot.com/-xrusLKgblxE/VyIG90_rt2I/AAAAAAAAAVE/LoxB-FyfnswH8vLTBh0XWul5GZW0XCdjACLcB/s400/Cerita%2BSex%2BSang%2BMantan%2BBertemu.jpg" title="Senang77.com Agen Texas Poker dan Bandar Domino QQ Online Terpercaya Indonesia" width="293" /></a></span></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Cerita Sex : Nasib seorang pelacur</td></tr>
</tbody></table>
"...Dalam 5 malam itu dia puas-puasin mpe aku kewalahan melayaninya 5 hari di dalam kamar hotel yang fasilitasnya komplit tanpa ada alasan pergi atau keluar hotel,makan,minum,semuanya di jamin.<br />
Pas malam ke 1.<br />
<br />
"..Eh lupa kita blm smpet knalan"..ujarnya.<br />
<br />
"owh iya maaf pak"..jwbku ketus.<br />
<br />
"jangan pnggl bpk donk,ronal ja.."jwbnya.<br />
<br />
"..iya pak,eh ronal.sya fitri"jwbku agk segan.<br />
<br />
"..owh fitri ya,udah brapa lma trjun ke dunia ini??tanyanya.<br />
<br />
"..hmmm,kurang lebih 7thn'an.."jwbku.<br />
<br />"..Wakh udah bnyak pengalaman donk"..ujarnya.<br />
<br />
"..hmm,ya gtu".jwbku agk malu.<br />
<br />
"...Ronal lalu mengangkat tlpn lalu pesan minuman..<br />
<br />
".km mwu minum apa??tanyanya.<br />
<br />
"apa ja boleh..jwbku.<br />
<br />
.."Lalu ronal memesan minuman yang ada alkoholnya ntah apa namanya yg psti minuman orng-orng barat gtu.<br />
<br />
"..Tok..tok..tok..pintu kamar hotel di ketuk seorng Pelayan hotel, lalu ronal membwa minumnya dan menuangkan ke cawan (gelas kcil).<br />
<br />
"..kmu dah pernah minum kaya gni blm??tanyanya.<br />
<br />
"..hmm blm prnh,pling kaya bir-bir biasa ja!!jwbku.<br />
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><span style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><a href="http://senang77.com/"><img alt="Senang77.com Agen Texas Poker dan Bandar Domino QQ Online Terpercaya Indonesia" border="0" height="400" src="https://1.bp.blogspot.com/-U73KsS77rIw/VyIHN1SxhTI/AAAAAAAAAVI/x3_Q-IhMWA8JReQKR3uYtz1QCUZZnWVYACLcB/s400/GUAHITAM%2B-%2BAbg%2BSMA%2Bbugil%2B%25281%2529.png" title="Senang77.com Agen Texas Poker dan Bandar Domino QQ Online Terpercaya Indonesia" width="302" /></a></span></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Cerita Sex : Nasib seorang pelacur</td></tr>
</tbody></table>
"..owh,km gk usah bnyak-banyak coba ja dkit dlu..!!ujarnya.<br />
<br />
."..Lalu aku minum,rsanya agk manis,phit pas di perut terasa panas.<br />
Setelah itu kami ngobrol panjang lebar hingga larut malam.<br />
<br />
Lalu ronal mendekati aku,dan bisikan kata di telingaku.<br />
<br />
"..Kmu dah siap beby??bisiknya.<br />
<br />
"..i.i.i.i.ya!jwbku ggup,alya bru x ini aku di boxing kaya gini,biasanya cuma ecek-ecek doang udah lngsung slese,ini karna tarifnya menggiurkan jd aku tergoda.<br />
<br />
"..Ronal pun membelai pundakku sambil memijat pelan,lalu mencium keningku ke pipi,leher,belakang leher lalu mendarat di bibir,ya ampun aku lngsung dug.dug ser darahku trasa mengalir deras.<br />
<br />
Kami saling berpagutan bibir n bibir sesekali dia julurkan lidahnya untk di hisap,begitupun lidahku dia hisap dan di bumbui gigitan lmbut.<br />
<br />Tak lama kemudian dia mulai membuka baju dan BH yg membungkus payudaraku lalu meremas-remas dan menghisap puting pyudaraku yg mulai membiru karna di bkar nafsu.<br />
<br />
Ciuman dan jilatannya membuat nafsuku smakin bergelora,desahan dan erangan kluar dri mlutku ronal semakin cepat menghisap dan meremas pyudraku.<br />
<br />
Semakin turun hingga ke perut lalu mendarat di bgian memekku yg masih terbungkus rok dan CD.<br />
Dia mula melucuti rok dan CD ku sambil menciumi pahaku,setelah semua terbuka lebar dia mulai menjilati memeku yg mulai mengeluarkan cairan.<br />
<br />
".sssaah..sssoh...desahanku semakin kencang saat ronal memainkan klirotisku.<br />
<br />
Lalu ronal memasukan kontolnya,sleeeb..sleeb kontolnya masuk sebagian,akupun medesah ".aaaachhh."desahku.<br />
<br />
Lalu ronal menggenjot maju mundur semakin cepat pergerakannya semakin kuat desahanku.<br />
Lalu ronal mencabut kontolnya berganti posisi jd berbalik arah,kontolnya menghadap mulutku dan mulutnya ronal menghadap memekku.<br />
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><span style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><a href="http://senang77.com/"><img alt="Senang77.com Agen Texas Poker dan Bandar Domino QQ Online Terpercaya Indonesia" border="0" height="320" src="https://3.bp.blogspot.com/-0d88XX6PivM/VyIHdM8wV1I/AAAAAAAAAVM/shs7mY1A--M68vUV_ZdyMk6t-aPzwcErACLcB/s320/Tante-Bispak-Lagi-Bugil-Pamerkan-Memek-Berbulu-1.jpg" title="Senang77.com Agen Texas Poker dan Bandar Domino QQ Online Terpercaya Indonesia" width="300" /></a></span></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Cerita Sex : Nasib seorang pelacur</td></tr>
</tbody></table>
<br />
"..WOWW aku kaget lihat kontolnya udah panjang gede lagi,pantas saja tadi gk msuk semuanya.<br />
Lalu aku kulum kontolnya,di mulutpun hanya msuk separo aja,rönal semakin asik menjilati memekku.<br />
Setelah itu kami ganti posisi kini ronal di bawah aku mendudukinya.<br />
<br />
"..Goyang ya,aku pengen ngerasain goyanganmu.."ujarnya menggoda.<br />
<br />
"..iya siap pak."jwbku.<br />
<br />
Lalu ku genggam dan ku arahkan kontolnya ke arah lubang memekku hingga,sleeeb...sleeb aku trus tekan hingga kontolnya di telan memekku,aku agak menjerit karna kontolnya ronal terasa masuk ke dalam perutku.<br />
<br />
".aaaaachhh..aaaaachhh...aaaaachhh..."ku mulai gerakkan goyanganku.<br />
<br />
Lalu ronal mengangkat tubuhnya hingga menghadap pyudaraku dan di hsapnya.<br />
<br />
Lalu ronal menelentangkan tubuhku dan di tindihnya,lagi-lagi desahanku keluar karna merasakan kontolnya ronal.<br />
<br />
"aaaaachhh...aaaaachhh..aaaaachhh.aaaaachhh.aaaaachhh.aaaaachhh."ronal mepercepat genjotannya,aku mulai terasa ada sesuatu yang keluar dari memekku,semakin cepat dan aaaaachhh.aaaaachhh.desahan ronal.Sex88http://www.blogger.com/profile/17118765576690099077noreply@blogger.comIndonesia-0.789275 113.92132700000002-31.668126 72.61273300000002 30.089576 155.22992100000002tag:blogger.com,1999:blog-6941674209105952832.post-44447225556803990792016-04-27T21:11:00.000+07:002018-05-24T23:09:38.636+07:00Cerita Sex : Reuni dengan mantanAku yang sudah menikah dan sebentar lagi memasuki umur yang ke 26 tahun aku sudah setahun menikah, tapi aku akan berbagi pengalaman dengan mantan aku namanya Okta, secara singkat diskripsi tentang diriku kulitku putih wajah oriental dengan tinggi tubuh 172 cm rambut hitam lurus, rambutku aku selalu kuncir keatas supaya menjadi perhatian yang melirik kearahku, dengan mata bulat, dan hidung mancung, pinggul yang aduhai, pokoknya jika pembaca melihatku, pasti akan melotot. Dijamin!!<br />
<br />
Hari ini aku kuliah sampai jam 11.00, di tengah teriknya mentari kota ini, aku berjalan bergegas, menyeberangi Jalan Merdeka, aku menuju ke Purnawarman, lalu dengan angkot jurusan Ledeng, menuju ke rumahku di kawasan Cipaganti. Rumah yang dibelikan oleh ayahku, yang kutinggali bersama seorang adik, dan 3 orang dayang.<br />
<br />
Okta pacarku, adalah seorang mahasiswa fakultas teknik dari Universitas yang sama, tapi lokasi kampusnya beda denganku. Beberapa tahun kemudian, lokasi kampusku kemudian dipindahkan.<br />
<br />
Hari ini, seperti biasanya, selesai kuliah Okta datang, Sekitar pukul 13.00, Okta datang, kami duduk di depan TV. Tidak lama berselang saat para dayang beristirahat di kamar mereka, tangan Okta meraih bahuku dan menarik tubuhku sehingga rebah di pangkuannya.<br />
<br />
Bibir kami lalu saling berpagutan, tangannya menjelajahi dadaku. Menelusup ke bawah dasterku, meremas payudara kiri dan kanan bergantian.<br />
<br />
“Kau merokok lagi yah?” tanyaku.<br />
<br />
“Tidak, tadi di kampus, anak-anak merokok semua, jadi bajuku juga bau asap!” elaknya.<br />
<br />
“Kenapa mulutmu bau rokok juga?”<br />
<br />
“Ah.. Tidak apalah kalo cuma sebatang!” jawabnya, langsung menyergap bibirku kembali.<br />
<br />
Saat bibirnya mulai menjelajah turun ke leherku, aku semakin tak tahan, tangannya menarik Bra-ku ke atas, sehingga tangannya langsung menyentuh kulit buah dadaku. Diputar-putarnya pentilku bergantian. Kemaluanku mulai becek, batang kemaluan Okta terasa mengeras di punggungku, mengganjal.<br />
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><span style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><a href="http://senang77.com/"><img alt="Senang77.com Agen Texas Poker dan Bandar Domino QQ Online Terpercaya Indonesia" border="0" height="400" src="https://2.bp.blogspot.com/-J4EpKOhIn08/VyC2QkwBBSI/AAAAAAAAAUg/Ne2UpAtKdM4Lu76V6leGLPR9FsdkhpCOgCLcB/s400/Cerita%2BSex%2BGesekan%2BAntara%2BKelamin.jpg" title="Senang77.com Agen Texas Poker dan Bandar Domino QQ Online Terpercaya Indonesia" width="311" /></a></span></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Cerita Sex : Reuni dengan mantan</td></tr>
</tbody></table>
Saat rasa gatal di kemaluanku memuncak, aku bangkit, dan mengatur posisi tubuhku menjadi merangkak membelakangi Okta yang duduk bersandar. Tangan Okta, meremas bola pantatku, yang sebelahnya merayap masuk melalui bagian bawah rokku.<br />
<br />
Tangannya merayap di pahaku, meremas dengan liar, menambah perasaan nikmat. Kugoyangkan pinggulku meminta perhatian tangannya agar cepat membelai kemaluanku yang gatal. Saat yang ditunggu tiba, tangannya merambat perlahan di tepian karet celanaku, berputar-putar, menambah gairahku.<br />
<br />
“Oh.. Sayang..” desisan keluar dari sudut bibirku.<br />
<br />
Perasaan was-was agar tidak terdengar oleh para dayang timbul. Okta semakin liar, kain segitiga itu ditariknya, dan dengan bantuanku, diloloskan melalui sepasang kaki panjangku. Tangannya membelai lembut vaginaku, membuatku semakin melebarkan jarak antara kedua pahaku. Sangat asyik menikmati pekerjaan tangannya, membelai dan sesekali meremas dan mencubit bibir vaginaku.<br />
<br />
“Auw.. Sayang..” Aku menjerit ketika tiba-tiba terasa hangat dan basah menyentuh selangkanganku, rupanya Okta mulai menggunakan mulutnya. Napasnya terasa keras di daerah duburku, lidahnya menyentuh, dan merangsek ke vaginaku. Sesekali dengan keras menyelinap ke celah sempit selangkanganku.<br />
<br />
Aku semakin menggila saat tangannya menyergap payudaraku yang tergantung dibalik daster. Terasa textur kain, dikombinasikan dengan pijatan lembut pada putingku, ingin rasanya aku menjerit. Satu hal yang kusuka pada Okta, adalah kebiasaannya mencukur kumis dan jenggotnya sekali dalam seminggu, saat ini terasa mulai tumbuh, dan digesek-gesekkan seputar bola pinggulku. Terasa seperti amplas, menggaruk lembut seputaran bokongku.<br />
<br />
Vaginaku terasa basah, bercampur liur dan cairan syahwatku, Okta jelas menikmati cita rasa cairan itu, bahkan cenderung ketagihan. Saat aku sedang terbuai nikmatnya oral sex, tiba-tiba terdengar pintu pagar dibuka orang. Aku bergegas menurunkan dasterku, dan kembali mengambil posisi duduk di samping Okta, menonton film di HBO, yang entah apa judulnya.<br />
<br />
Ternyata adikku pulang, seketika itu juga, seorang dayang bangun, membuka pintu dan mengambil tas kuliahnya. Yuly, sebut saja demikian, adikku bungsu dari 4 bersaudara, selisih 1 tahun denganku. Kuliah di universitas yang sama dengan kami, namun beda fakultas.<br />
<br />
Kampusnya selokasi dengan Okta, Yuly melintasi kami dan menuju ke ruang makan. Melihat potensi ancaman yang semakin besar, Okta mengajakku relokasi menuntaskan pekerjaan kami. Aku berdiri, dan menuju ke kamarku.<br />
<br />
Okta tidak beranjak, matanya menatap TV, seolah asyik mengikuti jalan cerita film tersebut. Padahal aku yakin, tak ada sepotong ceritapun yang bisa nyangkut di otaknya. Saat aku selesai berganti pakaian, aku menarik tangan Okta, seolah memaksanya bangun.<br />
<br />
“Kau mau kemana?” Yuly bertanya dari arah dapur.<br />
<br />
“Mau ke Palasari, cari textbook!” jawabku.<br />
<br />
“Aku mau titip donk!” Yuly bangkit dari meja makan.<br />
<br />
“Nggak ah, nanti salah! Mendingan kau barengan teman-temanmu”<br />
<br />
“Malas saya, nggak tahu dimana Palasari!” Balas Yuly.<br />
<br />
Memang Yuly barusan beberapa Minggu tinggal di Bandung, setelah menyelesaikan SMU. Sedangkan aku telah setahun lebih. Aku menunjukkan keenggananku dititipi buku, soalnya kami sama sekali tidak berminat ke Palasari. Hanya sekedar alasan untuk keluar rumah.<br />
<br />
“Masih panas, sorean lagi deh.” Okta berkata, tetapi dari matanya memberikan isyarat.<br />
<br />
“Nggak ah, nanti tidak sempat memilih.”<br />
<br />
Aku memberikan alasan, seraya menarik tangannya. Dengan memasang tampang seolah masih asyik menonton, Okta, meraih remote dan mematikan TV. Saat kami berjalan menyusuri gang sepi, kutarik tangan Okta, yang memegang tanganku dan meletakkannya di dadaku. Dengan liar Okta langsung meremas lembut, menaikkan nafsuku yang sempat tenggelam tadi.<br />
<br />
“Hehe belum kapok yah, tadi hampir aja ketangkap!” Okta berkata lirih.<br />
<br />
“Gimana donk, pengen banget nih!” kilahku.<br />
<br />
“Lihat nih!” Okta merogoh kantongnya, menarik secarik kain, dan ternyata celana dalamku.<br />
<br />
“Tadi kau ke kamar nggak sekalian dibawa sih?” Tanya Okta.<br />
<br />
Saat itu sebuah angkot berhenti di depan kami. Aku naik dan seperti biasa mengambil posisi di belakang sopir. Posisi teraman, saat itu angkot dalam keadaan kosong dan berhenti menunggu penumpang di Jalan Cipaganti.<br />
<br />Lima belas menit menunggu tanpa hasil, Angkotnya jalan, kutarik tangan kanan Okta, kuletakkan di pahaku dan kututupi dengan tas. Tangan itu langsung meraba dan menggesek vaginaku dari luar celana.<br />
<br />
Dengan menampilkan mimik sebiasa mungkin, sehingga sopir angkot tak akan menyangka apa yang terjadi di bawah sana. Tak berapa lama, angkot kembali berhenti di depan Ny. Suharti, menaikkan 2 orang. Aku agak kecewa, berarti selama perjalanan berikutnya akan terasa garing dan panas.<br />
<br />
Di depan kampus, kedua orang itu turun, kami melanjutkan perjalanan, sekitar 50 meter, lalu turun dan berjalan kaki ke kost Okta. Kost Okta, sebuah tempat kost kelas menengah bawah, 60 kamar, terletak di belakang kampus, campur pria dan wanita.<br />
<br />
Saat memasuki aula tengah, tampak beberapa mahasiswa teman Okta sedang main kartu, beberapa lembar seribuan di tengah meja, 5 orang pemain dan tampak 3 orang komentator. Okta memberikan kunci kamarnya kepadaku, dan berbincang sejenak dengan para penjudi sambil sesekali mengomentari permainan.<br />
<br />
Aku masuk ke kamar Okta, yang agak berantakan, lembaran kertas penuh gambar, beberapa penuh tulisan angka berserakan di lantai kamar. Jendela kamar yang dilapisi kertas hitam membuat cahaya matahari sulit tembus.<br />
<br />
Sayup-sayup masih terdengar suara mereka di ruangan tengah. Meskipun berjarak sekitar 10 meter dari kamar ini, tetapi keriuhan yang ditimbulkan masih terasa. Gairahku bangkit saat terdengar suara langkah khas Okta.<br />
<br />
Saat pintu ditutup, kami berpelukan, sambil berciuman, tangan Okta merayap masuk dari bawah kaosku, meremas payudaraku, memencet puting susuku. Lidah yang saling dorong di antara jepitan bibir kami membuatku sungguh melayang, membuat kemaluanku terasa lembab.<br />
<br />
Tangan Okta mendorong tubuhku, dan membalik badanku, sehingga aku berdiri membelakanginya. Okta menyelipkan kedua lengannya di ketiakku dam kembali memeluk tubuhku, dan tangannya meraba dadaku dengan leluasa, kali ini kedua tangannya dapat bekerja secara bersamaan.<br />
<br />
Memang harus kuakui Okta bertindak tepat, dengan membalik tubuhku, kedua tangannya dapat berkerja dengan bebas, merayap di dadaku, kadang turun meremas kemaluanku dari luar jeansku, sehingga hanya terasa sentuhan ringan. Okta memeluk tubuhku semakin erat, sehingga terasa hembusan napasnya di leherku yang makin membakar birahi.<br />
<br />
“Sayang..” Okta berbisik ke telingaku, yang membuatku menoleh, dan langsung terasa bibirku diserbu, kembali ciuman panas berulang.<br />
<br />
Kali ini aku tidak bisa terlampau bebas bergerak, karena kedua lengan Okta terasa ketat menjepit badanku. Tanganku hanya dapat kuarahkan ke selangkangan Okta, itupun masih terasa terlampau jauh. Di pantatku terasa ganjalan, disebabkan kemaluan Okta yang telah ‘Erma” (Ereksi Maksimum).<br />
<br />
Tangan Okta terasa membuka kancing celanaku, terasa getaran lembut saat tangannya menarik turun retsleting, posisi ini memungkinkan Okta membuka celanaku tanpa menghentikan ciuman kami. Saat telah terbuka, Okta menarik turun celana itu sehingga melewati pinggulku, dan sebelah tangannya menyerbu masuk ke balik celana dalamku, sedangkan yang sebelahnya kembali ke dadaku, meremas-remas payudaraku.<br />
<br />
Saat tangannya perlahan mencapai rambut kemaluanku, berputar-putar sebentar di sana, kemudian terus turun mendekati celah kemaluanku dari arah jam 12. Tak ada jari yang menyusup ke celah bibir vaginaku, telapak tangannya terus ke bawah, menaungi kemaluanku, sehingga membuatku makin gelisah.<br />
<br />
Aku mengangkat sebelah kakiku, guna melepaskan celana panjangku. Saat aku mengangkat kaki, terasa ada jari yang terpeleset menggesek bibir vagina sebelah dalam. Sebuah sentuhan ringan yang sungguh membuatku makin melayang.<br />
<br />
Gesekan itu makin membuatku ketagihan, sehingga aku melakukan ritual melepas celana panjang secara perlahan, sambil menggerakkan pinggulku, berharap ada jari Okta yang kembali tersesat ke jalan yang benar. Sensasi yang sangat indah, sampai sekarang belum kudapatkan dari suamiku, meskipun gaya pacaran kami juga tak begitu bersih, tapi sangat jarang dia mengerjaiku dari belakang, aku ingin memintanya, tapi takut menunjukkan pengalamanku.<br />
<br />
Back to story, Okta kali ini menciumi tengkukku, setelah tangannya menyingkirkan rambutku ke depan. Terasa tengkukku dijilat kecil, dan napasnya menghembus anak rambutku. Aku sangat menyukai jilatan di tengkuk, sehingga tanganku meraih rambut panjangku, dan memeganginya di ubun-ubunku.<br />
<br />
Ini semakin membuat Okta leluasa menciumi tengkukku, dan meremas buah dadaku. Berulang-ulang jilatannya mengelilingi leherku, sebelah tangan di vaginaku dan sebelahnya lagi dipayudaraku. Sampai akhirnya Okta menghentikan ketiga serangannya, yang memberikanku kesempatan mengatur napasku yang sudah kembang kempis.<br />
<br />
Kali ini Okta mengangkat kaosku, dan melepaskannya melalui kepalaku. Setelah terlepas, Okta kembali menciumi tengkukku, dan aku kembali memegang rambutku di ubun-ubun yang tadi terlepas saat Okta menanggalkan bajuku.<br />
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><span style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><a href="http://senang77.com/"><img alt="Senang77.com Agen Texas Poker dan Bandar Domino QQ Online Terpercaya Indonesia" border="0" height="400" src="https://1.bp.blogspot.com/-Ufl6Vu3p0Vc/VyC2knSCQ4I/AAAAAAAAAUk/k0N2SgM4-vYqcDJD7bVtygXekUtLuSjDwCLcB/s400/baru%2Bkenalan%2Blangsung%2Bmau%2Bngentot%2B3.jpg" title="Senang77.com Agen Texas Poker dan Bandar Domino QQ Online Terpercaya Indonesia" width="300" /></a></span></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Cerita Sex : Reuni dengan mantan</td></tr>
</tbody></table>
Jilatannya lebih bebas berputar, terasa begitu nikmat saat jilatannya bergerak menyusuri tulang belakang turun, diikuti hembusan napasnya yang halus di kulitku. Saat lidahnya terhalang BH, Okta tidak melepasnya, tetapi jilatannya menyusuri tali BH, ke samping tubuhku terus menjilati secara halus naik lagi ke arah pundak, dan kembali turun ke sisi tubuhku.<br />
<br />
Tanganku yang memegangi rambut di atas kepalaku, membuatnya semakin mudah menjilati daerah sekitar ketiakku yang selalu tercukur bersih. Sungguh kali ini membuat kedua kakiku tak mampu menyangga bobot tubuhku.<br />
<br />
Aku langsung berjalan dan duduk di kasur Okta yang hanya dialas di atas lantai tanpa dipan. Okta melepaskan kaos dan celananya, sehingga tampak kemaluannya membuat celana dalamnya menyembul, ia lalu memungut pakaianku dan menggantungnya di belakang pintu kamar bersama pakaiannya.<br />
<br />
Di luar masih terdengar suara para penghuni kost yang masih asyik berjudi. Okta berjalan ke kasur, dan mendorong tubuhku sehingga rebah. Okta menindih tubuhku dan kami kembali berciuman. Kali ini lebih ganas, lidah Okta terasa sangat agresif merangsek ke rongga mulutku, sehingga bisa kusedot dengan sekuat tenaga. Dengan bertumpu pada sikutnya, Okta menggerak-gerakkan pinggulnya menyodok daerah selangkanganku. Aku pun menggerakkan pinggulku untuk menambah sensasi gerakan Okta.<br />
<br />
Ciuman Okta kini berubah menjadi jilatan yang menyusuri leherku, turun terus ke arah dadaku, dan kembali ke samping tubuhku. Okta lalu bangkit dan membalik badanku lagi, sehingga aku kini telungkup. Okta melepaskan kait BH-ku dan kini menjilati punggungku sepanjang tulang belakang, membuatku menggigit bibirku guna menahan suara desah kenikmatan yang kurasakan. Aku makin menenggelamkan wajahku ke bantal, tatkala lidah Okta tiba di daerah pinggulku.<br />
<br />
Tangannya menurunkan karet celana dalamku dan menciumi daerah sekitar belahan pantatku, yang membuatku mengangkat sedikit pinggulku. Rupanya gerakan otomatis tubuhku itu dimanfaatkan oleh Okta untuk menurunkan celana dalamku sampai sebatas paha, dalam posisi setengah menungging memberikan Okta kesempatan menjilati daerah sensitif yang sangat sempit antara dubur dan vaginaku.<br />
<br />
Sungguh sensasional, getaran yang diberikan dari lidahnya langsung menaikkan tegangan birahiku ke titik tertinggi. Energi berupa sentuhan lidah yang sangat ringan diteruskan secara merata dan sama besar ke seluruh jaringan saraf kenikmatanku. Ini menyerupai prinsip kerja Hidrolik, dengan gaya yang kecil dari lidahnya, mampu menghasilkan gaya angkat yang sangat besar yang diteruskan melalui aliran darahku, kebetulan Okta adalah mahasiswa Fakultas Teknik mungkin ini adalah salah satu praktek ilmu yang didapatnya.<br />
<br />
Well, setelah mengalami orgasme aku langsung jatuh telungkup, ini membuat akses ke daerah celah sempit di pinggulku tertutup dari serangan Okta, sehingga dia membaringkan dirinya di sampingku, seraya menumpangkan kakinya ke atas pantatku, dan tangannya membelai rambutku dan mengelus punggungku yang agak basah karena jilatan Okta dan keringatku sendiri.<br />
<br />
Okta menarik selimut, menutupi tubuh kami berdua, karena memang Bandung pada saat-saat itu dalam masa pancaroba dari musim panas ke musim hujan, sehingga suhu udara sangat dingin dibandingkan dengan bulan-bulan lain dalam setahun.<br />
<br />
Saat aku mencoba memulihkan kesadaranku, kurasakan kemaluan Okta yang masih terbungkus celana dalam mengganjal di pahaku, aku menghadapkan wajahku ke arah Okta, yang tampak tersenyum sangat simpatik ke arahku.<br />
<br />
“Astaga, enak sekali rasanya, saya tidak akan melupakan saat ini.” Bisikku sambil mengelus pipi Okta.<br />
“Aku juga tidak mau kehilangan waktu untuk menciummu sayang.” Balas Okta dan mendekatkan wajahnya ke wajahku, cukup dekat sehingga hidungku yang mancung dapat terjangkau oleh lidahnya.<br />
<br />
Bibirku bisa menciumi dagunya yang terasa kasar ditumbuhi jenggot pendek. Aku membalikkan tubuhku, sehingga kami berdua saling berhadapan dalam posisi rebahan side by side. Pada saat jeda ini kami biasanya bercakap-cakap, menyatukan perbedaan pikiran, berbagai masalah kuliah, keluarga, bahkan masalah keuangan biasa kami diskusikan. Aku tak ingat masalah yang kami bicarakan saat itu, tapi aku ingat, setiap kali kami selesai bercinta, rasa cinta di dalam hatiku senantiasa bertambah kepadanya.<br />
<br />
Tangan Okta meraba-raba buah dadaku, menyentuh-nyentuhkan ujung kukunya di pentil susuku, membuat gairahku bangkit kembali. Tanganku merambat menyusuri dadanya, dan perutnya yang ditumbuhi rambut yang cukup lebat.<br />
<br />
Aku merapatkan tubuhku, sehingga kami dapat saling berciuman. Kali ini tanganku merogoh celana dalam Okta dan mengelus batang kemaluannya dan juga kedua buah pelirnya. Sambil terus berciuman, aku mendorong tubuhnya hingga telentang, dan kutindih dadanya dengan sebagian tubuhku, sehingga tanganku dapat dengan leluasa bermain dengan kejantanannya. Aku terus memagut bibirnya, dan perlahan turun ke dadanya, dan ke puting.<br />
<br />
“Terbalik sayang.” Okta berkata.<br />
<br />
“Terbalik apa?” Aku heran dan bertanya.<br />
<br />
“Mestinya saya yang netek, bukan kau!” katanya sambil mendorong tubuhku hingga rebah.<br />
<br />
Tidak kuat melawan tenaganya, sehingga aku hanya rebah tak berdaya. Okta menindih tubuhku, dan menyedot puting susuku. Dan sangat efektif untuk membangkitkan gairahku. Segera terasa cairan di liang senggamaku, Okta menciumi dadaku dan melempar selimut yang menutupi tubuh kami. Saat itu tak kusia-siakan, aku bangkit dan menduduki perutnya, kusodorkan dadaku ke mulutnya, sehingga Okta langsung rebah telentang.<br />
<br />Tanganku meraba ke bawah, mengocok kemaluannya yang telah keras. Sedotan Okta di puting susuku terasa melambungkan gairahku. Aku lalu turun dan melepaskan celana dalamku dan membantu Okta melepaskan celana dalamnya.<br />
<br />
Melihat penisnya yang Erma, aku langsung menciumi batang itu, menjilati sepanjang batangnya, berputar-putar di kantung pelirnya, sambil sebelah tanganku merayap di perutnya. Saat aku memasukkan batang kemaluannya ke rongga mulutku, terdengar desah Okta seperti baru melepaskan beban di pundaknya.<br />
<br />
“Oh.. Enak sekali Yang.” Suara Okta terdengar lirih, sambil tangannya menyibak rambutku, sehingga ia dapat memandang mulutku yang sedang mengulum kemaluannya.<br />
<br />
Menatap matanya yang keenakan, menambah semangatku dan makin mempercepat gerakan kepalaku, dan menambah kuat sedotan mulutku. Kadang kuselingi dengan permainan lidah di dalam mulutku, menjilati kepala penisnya.<br />
<br />
Saat kutarik hingga hanya kepalanya penisnya tersisa di mulutku, lidahku kugerak-gerakkan seolah sedang berciuman. Kulihat Okta tidak mampu bersuara, hanya mulutnya yang terbuka, mencoba menghirup lebih banyak oksigen.<br />
<br />
Okta adalah pria pertama yang kuoral, meskipun keperawananku bukan kuserahkan padanya. Nanti akan kuceritakan saat hilangnya keperawananku, juga bagaimana aku memperoleh kepuasan dari kakakku.<br />
<br />
“Sini sayang, aku ingin mencium memekmu.” Okta berkata.<br />
<br />
Aku berputar, sehingga selangkanganku berhadapan dengan wajahnya. Kami berposisi 69, dan masing-masing melakukan kegiatan sendiri. Saat lidah Okta menyapu vaginaku, aku langsung melayang, terasa Okta menyapu semua cairan vaginaku, membersihkan semua lendir di celah vaginaku. Sangat nikmat terasa, membuatku semakin liar mengulum penisnya.<br />
<br />
Penis Okta berukuran normal pria Indonesia, tampak gagah tersunat rapi. Ini yang membuatku sangat menikmati oral sex, ini merupakan penis bersunat pertama yang kudapatkan, dengan lelaki sebelumnya belum kutemukan. Aku sangat menikmati setiap kontur penis Okta, dengan menggerakkan lidahku mengitari palkon, menelusuri setiap titik di bagian itu membuatku semakin tergila-gila pada benda itu.<br />
<br />
Dengan sedikit mengerahkan tenaga karena harus melawan arah natural penis itu. Setiap kali penis itu terlepas dari jepitan bibirku, langsung terpental seolah terbuat dari bahan elastis. Okta melipat lututnya, sehingga kepalaku berada di tengah kedua pahanya, dengan kedua tanganku aku menahan posisi pahanya agar tidak mengurangi daerah pergerakan kepalaku.<br />
<br />
Sementara di arah yang berlawanan, terasa sangat nikmat Okta menjilati itilku, sementara tangannya masuk ke liang senggamaku, bergerak keluar masuk terlalu nikmat untuk dideskripsikan di sini.<br />
<br />
Tak mau ketinggalan, aku pun mengeluarkan kemampuan oral terbaikku, kujilati sepanjang urat besar di bagian bawah batang penis Okta, dan kuteruskan sampai ke pelernya, tidak hanya sampai di situ, lidahku terus ke arah duburnya, menjilat dengan liar, tampak menunjukkan hasil, Okta menggerakkan pinggulnya ke atas, membuat lidahku bisa semakin jauh menjelajahi daerah selangkangannya.<br />
<br />
“Sayang, masukin..” kata Okta.<br />
<br />
Aku lalu bangkit, dan mengubah posisiku, kali ini aku berhadapan dengan Okta, dengan bertumpu pada lututku. Kuraih penis Okta dari tangannya yang sedang mengelus, dan langsung kuarahkan ke vaginaku.<br />
<br />
Terasa nikmat saat benda itu menerobos masuk secara perlahan, menyusuri celah vaginaku. Kulihat Okta tersenyum, matanya terpejam, kulepaskan tanganku dari batangnya, dan mulai memelintir putingnya.<br />
<br />
Okta membuka matanya, dan tangannya meraih payudaraku. Sambil meremas payudaraku, Okta menggerak-gerakkan pinggulnya, memaksa penisnya masuk lebih dalam lagi. Aku juga senantiasa bergerak menyesuaikan gerakan kami berdua. Kadang dengan agak memiringkan tubuhku, sehingga pada saat Okta menarik kemaluannya, sangat terasa gesekan di sisi dalam vaginaku.<br />
<br />
Tiba-tiba aku merasakan peningkatan rangsangan, saat Okta mengarahkan jari telunjuknya ke klitorisku, sehingga menguras seluruh pertahananku. Digesek dan ditekan membuat diriku terasa melayang dan kehilangan pijakan.<br />
<br />
Tubuhku langsung ambruk seketika, menindih Okta, perubahan posisi ini membuat Okta tidak bebas menggerakkan jemarinya yang terhimpit di antara tubuh kami. Tetapi pinggulnya tetap bergoyang lembut, mengantarkan diriku menikmati detik demi detik puncak kenikmatan seksual.<br />
<br />
Setelah melalui orgasme, perlahan gairahku kembali berkobar, dengan goyangan batang penis di tengah jepitan vaginaku. Okta dengan konstan tetap menstimulasi vaginaku dengan batang nikmatnya. Aku mengangkat badanku, dan memutar membelakangi Okta, setelah mengarahkan, penis Okta langsung kududuki, dan menelan habis semua batang penis Okta.<br />
<br />
Posisi favoritku, selain doggy style, juga woman on top, sehingga dengan berada di atas dan membelakangi Okta, terjadi kombinasi optimum. Apalagi saat Okta bangkit setengah duduk, dan tangannya menggapai buah dadaku yang ikut bergoyang, menambah sensasi kenikmatan posisi ini.<br />
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><span style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><a href="http://senang77.com/"><img alt="Senang77.com Agen Texas Poker dan Bandar Domino QQ Online Terpercaya Indonesia" border="0" height="400" src="https://2.bp.blogspot.com/-4Ik7hesT-cE/VyC5Cr0o9zI/AAAAAAAAAU0/l_BKoAzvvOEEJbiV_FtT8o9pC36DEUQKwCLcB/s400/images%2B%25286%2529.jpg" title="Senang77.com Agen Texas Poker dan Bandar Domino QQ Online Terpercaya Indonesia" width="278" /></a></span></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Cerita Sex : Reuni dengan mantan</td></tr>
</tbody></table>
Tak lama Okta kemudian mendorong tubuhku, dan mengambil alih posisi di atas, dengan napasnya yang menderu, ia menyelipkan penisnya ke vaginaku. Setelah mendiamkan sejenak, Okta mulai bergoyang, lututku ditekuk dan agak diangkat sehingga pinggulku ikut terangkat.<br />
<br />
Sebelah tangannya membantu menahan kedua kakiku, sedangkan yang satunya menyerbu klitoris yang kurang mendapat sentuhan pada posisi ini. Kami sering mendiskusikan berbagai posisi, sehingga bisa mengetahui kekurangan dan kelebihan setiap posisi favorit kami.<br />
<br />
Posisi ini adalah favorit Okta, sebab ia bisa melihat dengan jelas bagaimana proses keluar masuk batang penisnya ke vaginaku. Kadang dengan menggunakan jempol dan jari tengahnya ia merapatkan kedua belahan vaginaku, dan jari telunjuknya mengerjai itilku.<br />
<br />
Setelah bergoyang beberapa menit, Okta lantas mencabut penisnya, dan mengocoknya dengan tangan, dan segera muncrat spermanya, kental putih dan bau yang khas segera memenuhi ruangan kamarnya itu.<br />
<br />
“Ah.. Enak sekali sayangku..” Okta akhirnya mampu mengeluarkan suaranya setelah mengalami ejakulasi.<br />
<br />
“Saya selalu mau main denganmu, kapanpun kau mau!” Kataku sambil berusaha membantunya mengocok penisnya.<br />
<br />
Ia lalu berbaring di sisiku, dan mengambil kertas tissue. Setelah membersihkan seluruh tumpahan spermanya, ia memelukku dengan erat dan menciumi bibirku. Seluruh badanku terasa lemas, terutama daerah pinggulku, namun di sisi lain, terasa pikiranku fresh.<br />
<br />
Sungguh indah kenikmatan seks. Saat kuletakkan kepalaku di dada Okta, dan dibelai dengan lembut, sambil sesekali mencoba mengatur rambutku, saat itu tak terbayangkan bahwa kemudian kami harus putus.<br />
<br />
Kami putus setahun setelah Okta lulus kuliah dan pindah ke Jakarta. Meskipun selama periode itu ia sering ke Bandung untuk weekend, tetapi itu saja tak mampu mempertahankan hubungan kami. Aku, seorang wanita bersuami, yang telah memberikan kesetiaan dan kegadisanku kepada orang lain.<br />
<br />
Syukurlah suamiku adalah seorang yang tolol, ia sungguh percaya bahwa ia adalah lelaki pertama yang merobek vaginaku. Aku masih selalu membayangkan Okta, terutama saat sedang bersenggama dengan suamiku, dan aku sangat beruntung mendapatkan suami yang cukup tolol, sehingga kecuranganku selama ini bisa kututupi dengan mudah.<br />
<br />
Saya percaya bahwa kami bukanlah satu-satunya pasangan mahasiswa yang melakukan hubungan seks, mungkin suamiku juga pernah melakukannya.<br />
<br />
Cerita ini mulai saya susun pada tahun 2001, saat aku putus dengan Okta, berusaha sesedikit mungkin mengubah conversation, lokasi tidak saya rinci terlalu jauh. Sekedar mengingat cerita indah di antara kami, sekaligus sebagai tumpahan perasaan sesalku saat menyetujui anjuran orang tuaku untuk memutus hubungan kami.<br />
<br />
Biarlah, setidaknya aku berusaha mempertahankan citra diriku sebagai anak yang penurut, juga setidaknya menghapus kecurigaan keluargaku yang meragukan status keperawananku. Pembaca bisa menghubungi saya, melalui penulis, salah seorang e-friends, yang tidak pernah mengetahui ID saya secara jelas. Lebih aman sekiranya kita bercerita kepada seseorang yang tidak kita kenal, sehingga probabilitas bocor bisa mendekati titik nol. Salam.Sex88http://www.blogger.com/profile/17118765576690099077noreply@blogger.comIndonesia-0.789275 113.92132700000002-31.668126 72.61273300000002 30.089576 155.22992100000002tag:blogger.com,1999:blog-6941674209105952832.post-12951337296657812242016-04-26T21:15:00.000+07:002018-05-24T23:09:07.366+07:00Cerita Sex : Bercinta di kantorKondisi kantor yang sekarang masih sepi soal kerjaan membuat Arya yang ada diruangannya melamun dengan gelar insinyur dia sedang duduk kepalanya disenderkan ke kursi sambil tangannya memutar bullpen yang sedang dia pegang, kelihatannya dia sedang menaruh kasih kepada seorang wanita yang lain adalah bawahannya sendiri namanya Sitha.<br />
<br />
Dia memang cantik dan seksi. Di usianya yang baru mencapai 28 tahun, tubuhnya memang sempurna dan menantang birahi setiap pria yang memandangnya. Terutama dadanya yang terlihat amat membusung indah. Sitha ini sudah cukup lama bekerja di kantor itu. Ia kini menjadi Kepala Bagian Pemasaran dan Distribusi yang membawahi 70 orang karyawan. Berkali-kali Arya mengajak Sitha untuk makan malam, tetapi selalu ditolaknya.<br />
<br />
Berbagai alasan diutarakannya. Capailah, atau alasan lain, mungkin dia sudah punya pacar. Inilah yang membuat Arya berpikir keras sejak tadi.<br />
<br />
"Hmm.. gimana caranya supaya ia bisa takluk di pelukanku..? Nah.. aku tahu sekarang.. Aku akan menemui orang itu nanti malam.." tiba-tiba Arya teringat seseorang yang mungkin menjadi satu-satunya harapan untuk mendapatkan Sitha.<br />
<br />
Dengan penuh semangat, ia mengemudikan mobilnya menuju sebuah hutan terpencil sekitar 15 kilometer dari rumahnya. Rupanya, orang yang ia tuju adalah seorang tua yang tidak lain adalah dukun ilmu hitam.<br />
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><span style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><a href="http://senang77.com/"><img alt="Senangpoker.com Agen Texas Poker dan Bandar Domino QQ Online Terpercaya Indonesia" border="0" height="400" src="https://4.bp.blogspot.com/-QTfUoSdQ2uQ/Vx92cYibBaI/AAAAAAAAAUE/kszRgcj5D0oHO4N7m-H2w1nTQV5Q2YWiACLcB/s400/Fiive%2BVi%2BJanda%2BToge%2B5.jpg" title="Senangpoker.com Agen Texas Poker dan Bandar Domino QQ Online Terpercaya Indonesia" width="276" /></a></span></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Cerita Sex : Bercinta di kantor</td></tr>
</tbody></table>
Namanya Mbah Za'in. Orang ini terkenal di seantero kota itu sebagai dukun santet yang amat sakti. Apapun keinginan orang yang datang padanya pasti tercapai. Ia belum pernah gagal. Orang yang datang padanya tinggal memberinya upah, baik uang ataupun barang yang lain.<br />
<br />
Tidak jarang mereka menghadiahkan wanita untuk ditiduri oleh sang dukun. Tua-tua keladi, makin tua nafsunya makin jadi.<br />
<br />
Saat Arya sampai di rumah tua itu, segera saja ia mengetuk pintu.<br />
<br />
"Siapa di situ?" terdengar suara Mbah Za'in dari dalam.<br />
<br />
"Permisi, Mbah.. boleh saya masuk..?" teriak Arya.<br />
<br />
"Ya, silahkan.." jawab Mbah Za'in sambil membuka pintu kayu yang sudah agak reyot itu.<br />
<br />
Setelah disuruh masuk, Arya langsung duduk di ruangan tengah rumah tua itu yang penuh dengan bau kemenyan. Bulu kuduknya terasa mulai berdiri. Diperhatikannya seluruh isi ruangan itu. Memang menyeramkan suasananya.<br />
<br />
Ada tengkorak, kepala macan, kain-kain bergelantungan yang berwarna hitam dan merah darah, lalu seperti tempat pedupaan yang berada persis di hadapannya.<br />
<br />
"Ada perlu apa, Nak Arya malam-malam kemari..?" tiba-tiba Sang Dukun bertanya.<br />
<br />
Arya tentu saja kaget tidak kepalang. Ia tidak menyangka Mbah Zain mengetahui namanya. Benar-benar sakti.<br />
<br />
"Eh.. anu Mbah.., saya butuh pertolongan.. saya suka dengan seorang gadis.. Sitha namanya, kebetulan bawahan saya sendiri di kantor.. tapi saya selalu ditolaknya bila saya mengajaknya keluar makan malam.. Nah ini fotonya.." jawab Arya dengan terbata-bata sambil mengeluarkan dari kantong kemejanya selembar foto close-up seorang gadis berambut panjang sebahu yang amat cantik.<br />
<br />
"Oh begitu.." jawab Mbah Za'in sambil memegang foto itu dan kemudian mengelus-elus jenggot putihnya yang panjang.<br />
<br />"Bisa.. bisa.. tapi apa upahnya nanti kalo kau berhasil mendapatkan dia, heh..?"<br />
<br />
"Jangan kuatir, Mbah.. Saya sediakan 100 juta rupiah buat Mbah.. dan kalo saya bisa mendapatkan dia malam ini juga, setengahnya saya berikan dalam bentuk cek sekarang juga.. Gimana Mbah..?"<br />
<br />
"Baiklah.." jawab si dukun, "Kalo begitu buka pakaianmu.. kau cukup hanya mengenakan celana dalam saja, lalu duduklah dengan posisi bersila di hadapanku.."<br />
<br />
Arya pun menuruti semua perintah si dukun. Setelah itu, Mbah Za'in kemudian membaca beberapa mantera dan menabur kemenyan di atas pedupaan di depannya. Tidak lama kemudian, terdengar petir menggelegar dan lampu ruangan itu tiba-tiba padam lalu hidup lagi.<br />
<br />
Arya pun kemudian memejamkan matanya. Saat itu juga, roh sukma Arya seperti terlepas dari tubuhnya dan seperti melayang pergi ke luar rumah itu. Roh sukma Arya yang setengah telanjang itu bergerak menuju rumah Sitha yang berjarak sekitar 18 kilometer dari sana.<br />
<br />
Di rumahnya, Sitha tengah berusaha tidur. Ia mengenakan daster putih yang amat transparan. Di baliknya, ia tidak mengenakan apa-apa lagi. Payudaranya yang berukuran 38 jelas terlihat, demikian juga dengan bulu-bulu kemaluannya yang menghitam.<br />
<br />
Setiap malam, ia selalu tidur dengan cara begitu. Ia merasa gerah karena panasnya udara yang terus saja menaungi ruangan kamarnya. Tiba-tiba saat ia ingin terlelap, berhembuslah angin yang terasa menusuk sum-sum tubuh. Ia terbangun.<br />
<br />
Jendela kamarnya tiba-tiba saja terbuka dan angin itu masuk. Dan memang angin aneh itu adalah terpaan roh sukma Arya kiriman sang dukun. Roh sukma Arya bisa melihat posisi tubuh Sitha tapi Sitha tidak melihat apa-apa. Ia hanya merasakan terpaan angin aneh itu.<br />
<br />
Sekonyong-konyong seperti ada dua tangan kekar merobek baju daster Sitha. Sitha yang kaget menjadi ketakutan setengah mati. Ia berusaha melawannya. Tapi ia kalah cepat. Daster itu lebih dulu robek. Ia kini telanjang.<br />
<br />
Dan roh sukma Arya dengan sengaja mendorong tubuhnya jatuh telentang ke ranjang. Dengan cepat roh Arya mencium bibir, wajah, leher dan payudara Sitha yang besar itu. Sitha berusaha melakukan perlawanan.<br />
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><span style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><a href="http://senang77.com/"><img alt="Senangpoker.com Agen Texas Poker dan Bandar Domino QQ Online Terpercaya Indonesia" border="0" height="400" src="https://1.bp.blogspot.com/-ZCnIKY5r8P4/Vx92pv0t0-I/AAAAAAAAAUI/tHwXWRW0hro4Jr33Zhod7PVCkQdVRzrSwCLcB/s400/Foto-bugil-tante-Dila-3.jpg" title="Senangpoker.com Agen Texas Poker dan Bandar Domino QQ Online Terpercaya Indonesia" width="300" /></a></span></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Cerita Sex : Bercinta di kantor</td></tr>
</tbody></table>
Tapi ia bingung, sebab ia merasakan ciuman-ciuman itu tapi sosok yang menciumnya tidak terlihat. Beberapa menit kemudian, karena putus asa, ia menyerah. Roh Arya kemudian membuka celana dalamnya. Lalu penisnya yang sudah membesar diarahkan ke mulut Sitha.<br />
<br />
Karena sudah merasa terangsang oleh ciuman-ciuman itu, Sitha pun mulai mengulum penis besar tegak yang tidak kelihatan tapi terasa wujudnya itu. Ia mengulum, menghisap-hisap, dan menjilat penis itu. Kalau ada orang yang melihat Sitha saat itu, pastilah orang itu akan mengira bahwa Sitha sedang berpantomim dengan memperagakan gerakan oral seks.<br />
<br />
Tapi Sitha memang merasa ada penis besar tegak sedang dihisap dan dijilat-jilatnya. Tanpa membuang waktu lagi, roh sukma Arya segera membuka kedua kaki Sitha. Tampak sekarang liang kewanitaannya yang sudah basah karena terangsang berat. Roh Arya pun segera mengarahkan penisnya ke liang kemaluan Sitha.<br />
<br />
Dengan sekali dorongan, "Bless.. jeb.. bless.." masuklah penis besar tegak itu ke lubang senggama Sitha.<br />
Sitha terlihat merem-melek merasakan senjata aneh itu keluar masuk di liang ajaibnya. Darah segar pun mengalir keluar dari vaginanya.<br />
<br />
Darah perawan, karena memang selama ini Sitha belum pernah berhubungan dengan pria manapun. Karena merasa keenakan, Sitha pun mengimbanginya dengan menggerak-gerakkan tubuhnya ke atas, ke bawah dan berputar-putar.<br />
<br />
Kemudian roh sukma Arya pun mengangkat tubuh Sitha dan menyuruhnya untuk menungging. Ia lantas menusukkan penisnya dari belakang. Dan penis itu pun masuk tanpa halangan lagi. Sitha terlihat menikmati tusukan penis itu.<br />
<br />
Dan sejam kemudian, roh sukma Arya pun seperti akan mencapai puncak orgasmenya dan ia pun menumpahkan maninya ke sekujur tubuh Sitha yang saat itu telah tergolek tidak berdaya. Setelah puas, roh itu seolah-olah terbang kembali ke tempat asalnya.<br />
<br />
Sitha yang kemudian tersadar, menjadi bingung dan bertanya-tanya apa sebenarnya yang telah terjadi. Tapi kemudian ia sadar bahwa sesosok makhluk tanpa bentuk telah menodainya dan ia tidak tahu siapa sebenarnya makhluk itu.<br />
<br />Ia lantas menangis tersedu-sedu. Nasi sudah menjadi bubur. Ya, keperawanannya telah hilang. Entah apa yang akan dikatakannya pada Robert, pacarnya bila akhirnya mereka menikah suatu hari nanti.<br />
<br />
Sementara itu di rumah sang dukun, Arya yang telah berpakaian lengkap kembali, tersenyum puas.<br />
<br />
"Terima kasih Mbah.. Ini cek senilai 50 juta yang tadi saya janjikan.. Saya akan memberikan sisanya bila Mbah mampu membuat Sitha menjadi tergila-gila pada saya.." ujarnya dengan senyuman licik di wajahnya.<br />
<br />
"Oh.. itu gampang.. telan saja telur empedu rusa Kalamujeng ini.. dijamin besok pun gadis itu akan kau nikmati lagi kesintalan tubuhnya.." jawab si dukun sambil mengambil sebuah benda mirip telur hijau kecil dari kantong jubah lusuhnya.<br />
<br />
Tanpa pikir panjang lagi, Arya menelan telur itu.<br />
<br />
Keesokan harinya, apa yang dikatakan Mbah Za'in benar-benar terjadi. Saat suasana kantor pagi itu belum terlalu ramai, pintu kantor Arya diketuk seseorang. Ketika Arya menanyakan siapa yang mengetuk, suatu suara lembut berujar, "Maaf Pak.. saya ingin berbicara sebentar dengan Bapak.."<br />
Mendengar suara itu, bukan main girangnya hati Arya.<br />
<br />
Ya, itu suara Sitha. Inilah kesempatan yang ia tunggu-tunggu. Dengan bergegas ia membuka pintu itu, dan ternyata benar. Sitha tampak cantik berdiri di sana dengan mengenakan rok mini. Sebuah senyuman genit tampak di wajahnya.<br />
<br />
Tanpa membuang waktu lagi, Arya menarik tangan Sitha. Ia lalu membawanya ke sofa besar di pojokan ruang kantornya itu. Dengan cepat ia mencium bibir Sitha dan Sitha pun membalasnya dengan semangat.<br />
<br />
Tangan Arya pun segera menggerayangi tubuh mulusnya. Pertama-tama yang dituju adalah tentu saja buah dada besarnya.<br />
<br />
Dibukanya kancing kemeja Sitha, lalu disingkapkannya BH-nya, dan segera saja payudara itu diremas-remasnya tanpa ampun. Sitha tentu saja menggelinjang hebat. Lalu ia dengan inisiatif sendiri membuka semua pakaiannya.<br />
<br />
Melihat itu, Arya tak mau kalah. Penisnya sudah tegang seperti siap untuk berperang. Tanpa disuruh lagi, saat keduanya sudah telanjang total, Sitha jongkok dan meraih penis itu untuk dikulum, dihisap-hisap lalu dijilatnya sambil membelai-belai kantong zakar Arya.<br />
<br />
Arya merasakan kenikmatan surga dunia yang tiada taranya. Kepala penisnya dijilat-jilat dengan penuh nafsu oleh Sitha. Setelah penis itu benar-benar tegak, kini giliran Arya yang mencoba membuat Sitha terangsang.<br />
<br />
Diciuminya bulu-bulu kemaluan Sitha, lalu lidahnya dengan sengaja dijulurkan ke dalam vagina Sitha sambil berusaha menarik-narik keluar klitorisnya.<br />
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><span style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><a href="http://senang77.com/"><img alt="Senangpoker.com Agen Texas Poker dan Bandar Domino QQ Online Terpercaya Indonesia" border="0" height="320" src="https://3.bp.blogspot.com/-YK_a6RIZIi0/Vx92yvxYQhI/AAAAAAAAAUM/vwcxIT4g9qIInyCG8X7j0h63O-HsPj99ACLcB/s320/images%2B%25284%2529.jpg" title="Senangpoker.com Agen Texas Poker dan Bandar Domino QQ Online Terpercaya Indonesia" width="320" /></a></span></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Cerita Sex : Bercinta di kantor</td></tr>
</tbody></table>
"Uh.. uh.. uh.. uh.. aduh nikmatnya.. Terus Bas.. terus.." kata Sitha dengan tangannya memegang kepala Arya yang kini sedang bergerilya di pangkal pahanya.<br />
<br />
"Masukin sekarang aja, Bas.. kumohon, Sayangku.."<br />
<br />
Mendengar itu, Arya segera mengajak Sitha bermain di atas meja kantornya yang cukup besar. Arya rebahan di sana dan Sitha langsung naik ke atas pahanya.<br />
<br />
Posisi mereka berhadapan. Dengan penuh kelembutan, Sitha membawa penis Arya yang sudah tegak dan besar itu ke liang kenikmatannya. Dan ia pun dengan sengaja menurunkan pantatnya<br />
<br />
Dan, "Bless.. bless.. jeb.. plouh.." penis itu tak ayal lagi masuk separuhnya ke lubang kemaluan Sitha.<br />
Sementara Sitha terus saja naik turun di atas pahanya, Arya segera dengan posisi duduk meraih payudara Sitha dan mencium serta menghisapnya seperti seorang bayi yang sedang disusui oleh ibunya.<br />
<br />
Setengah jam berlalu, tapi permainan birahi mereka belum juga menunjukkan tanda-tanda akan berakhir. Kemudian Arya turun dari meja itu, lalu menyuruh Sitha menungging dengan tangan berpegangan pada pinggiran meja itu.<br />
<br />
Penisnya yang kini telah basah oleh cairan vagina Sitha kembali diarahkan ke lubang senggama Sitha.<br />
<br />
Dengan sekali tancap, penis itu masuk.<br />
<br />
"Bless.. bless.. clop.. plak.. plak.." terdengar bunyi daging paha keduanya bergesekan dengan keras.<br />
Tiba-tiba saja, kedua mata Arya terbeliak yang berarti ia sebentar lagi akan ejakulasi.<br />
<br />
"Di dalam atau di luar, Sit..?" tanyanya di tengah-tengah puncak nafsunya.<br />
<br />
"Di dalam aja deh.. biar nikmat, Bas.." jawab Sitha seenaknya.<br />
<br />
Dan benar saja, "Crot.. crot.. crot.. crot.." sebanyak sembilan kali semprot, mani Arya keluar di dalam liang senggama milik Sitha.<br />
<br />
Sisa-sisa mani yang ada pada kepala penis Arya, kemudian dibersihkan oleh Sitha dengan lidah dan mulutnya. Bahkan sebagian di antaranya ada yang ditelan olehnya. Keduanya kemudian saling melemparkan senyum puas.<br />
<br />
Sejak itu, Arya dan Sitha menjadi sepasang kekasih. Dimana pun mereka memiliki kesempatan, mereka selalu berhubungan seks. Sampai saat itu, Sitha tidak pernah tahu bahwa Arya lah yang pertama memperawaninya melalui roh sukmanya. Memang hebat ilmu hitam si Mbah Za'in..!Sex88http://www.blogger.com/profile/17118765576690099077noreply@blogger.comIndonesia-0.789275 113.92132700000002-31.668126 72.61273300000002 30.089576 155.22992100000002tag:blogger.com,1999:blog-6941674209105952832.post-53069466860411816342016-04-25T23:44:00.000+07:002018-05-24T23:08:42.982+07:00Cerita Sex : Nikmat nya posisi 69Peristiwa ini terjadi saat aku masih duduk di kelas 3 SMP dimana seharusnya pada umur segitu belum mengenal namanya seks , tidak tau kenapa aku begitu memahami dan ingin merasakan hal yang enak katanya orang bilang begitu, karena dirumahku sering di datangi oleh teman mamaku, sungguh teman mamaku yang maen kerumah seksi seksi terutama namanya Tante Via, tubuhnya langsing, wajahnya muda membikin gerrr.<br />
<br />
Tante Via ini tinggal dekat rumahku, hanya beda 5 rumahlah, nah Tante Via ini cukup deket sama keluargaku meskipun enggak ada hubungan saudara. Dan dapat dipastikan kalau sore biasanya banyak ibu-ibu suka ngumpul di rumahku buat sekedar ngobrol bahkan suka ngomongin suaminya sendiri. Nah Tante Via inilah yang bikin aku cepet gede (maklumlah anak masih puber kan biasanya suka yang cepet-cepet).<br />
<br />
Biasanya Tante Via kalau ke rumah Aku selalu memakai daster atau kadang-kadang celana pendek yang bikin aku ser.. ser.. ser.. Biasanya kalau sudah sore tuh ibu-ibu suka ngumpul di ruang TV dan biasanya juga aku pura-pura nonton TV saja sambil lirak lirik. Tante Via ini entah sengaja atau nggak aku juga enggak tahu yah. Dia sering kalau duduk itu tuh mengangkang, kadang pahanya kebuka dikit bikin Aku ser.. ser lagi deh hmm.<br />
<br />
Apa keasyikan ngobrolnya apa emang sengaja Aku juga enggak bisa ngerti, tapi yang pasti sih aku kadang puas banget sampai-sampai kebayang kalau lagi tidur. Kadang kalau sedang ngerumpi sampai ketawa sampai lupa kalau duduk nya Tante Via ngangkang sampai-sampai celana dalemnya keliatan (wuih aku suka banget nih).<br />
<br />
Pernah aku hampir ketahuan pas lagi ngelirik wah rasanya ada perasaan takut malu sampai-sampai Aku enggak bisa ngomong sampai panas dingin tapi Tante Via malah diam saja malah dia tambahin lagi deh gaya duduknya. Nah dari situ aku sudah mulai suka sama tuh Tante yang satu itu. Setiap hari pasti Aku melihat yang namanya paha sama celana dalem tuh Tante.<br />
<br />
Pernah juga Aku waktu jalan-jalan bareng ibu-ibu ke puncak nginep di villa. Ibu-ibu hanya bawa anaknya, nah kebetulan Mami Aku ngsajak Aku pasti Tante Via pula ikut wah asyik juga nih pikir ku. Waktu hari ke-2 malam-malam sekitar jam 8-9 mereka ngobrol di luar deket taman sambil bakar jagung.<br />
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><span style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><a href="http://senang77.com/"><img alt="Senangpoker.com Agen Texas Poker dan Bandar Domino QQ Online Terpercaya Indonesia" border="0" height="400" src="https://3.bp.blogspot.com/-6T_315ipq-k/Vx5HE0-EvbI/AAAAAAAAATo/VwSKx-mMhf8Jhc5LAM16mlQcxSnHtLrfwCLcB/s400/images%2B%25281%2529.jpg" title="Senangpoker.com Agen Texas Poker dan Bandar Domino QQ Online Terpercaya Indonesia" width="299" /></a></span></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Cerita Sex : Nikmat nya posisi 69</td></tr>
</tbody></table>
Ternyata mereka sedang bercerita tentang hantu, ih dasar ibu-ibu masih juga kaya anak kecil ceritanya yang serem-serem, pas waktu itu Tante Via mau ke WC tapi dia takut. Tentu saja Tante Via di ketawain sama gangnya karena enggak berani ke WC sendiri karena di villa enggak ada orang jadinya takut sampai-sampai dia mau kencing di deket pojokan taman.<br />
<br />
Lalu Tante Via menarik tangan Aku minta ditemenin ke WC, yah aku sih mau saja. Pergilah aku ke dalam villa sama Tante Via, sesampainya Aku di dalam villa Aku nunggu di luar WC eh malah Tante Vian ngsajak masuk nemenin dia soalnya katanya dia takut.<br />
<br />
"Lex temenin Tante yah tunggu di sini saja buka saja pintu nya enggak usah di tutup, Tante takut nih", kata Tante Via sambil mulai berjongkok.<br />
<br />
Dia mulai menurunkan celana pendeknya sebatas betis dan juga celana dalamnya yang berwarna putih ada motif rendanya sebatas lutut juga.<br />
<br />
"Serr.. rr.. serr.. psstt", kalau enggak salah gitu deh bunyinya. Jantungku sampai deg-degan waktu liat Tante Via kencing, dalam hatiku, kalau saja Tante Via boleh ngasih liat terus boleh memegangnya hmm. Sampai-sampai aku bengong ngeliat Tante Via.<br />
<br />
"Heh kenapa kamu Lex kok diam gitu awas nanti kesambet" kata Tante Via.<br />
<br />
"Ah enggak apa-apa Tante", jawabku.<br />
<br />
"Pasti kamu lagi mikir yang enggak-enggak yah, kok melihatnya ke bawah terus sih?", tanya Tante Via.<br />
<br />
"Enggak kok Tante, aku hanya belum pernah liat cewek kencing dan kaya apa sih bentuk itunya cewek?" tanyaku.<br />
<br />
Tante Via cebok dan bangun tanpa menaikkan celana sama CDnya.<br />
<br />
"Kamu mau liat Lex? Nih Tante kasih liat tapi jangan bilang-bilang yah nanti Tante enggak enak sama Mamamu", kata Tante Via.<br />
<br />
Aku hanya mengangguk mengiyakan saja. Lalu tanganku dipegang ke arah vaginanya. Aku tambah deg-degan sampai panas dingin karena baru kali ini Aku megang sama melihat yang namanya memek. Tante Via membiarkanku memegang-megang vaginanya.<br />
<br />
"Sudah yah Lex nanti enggak enak sama ibu-ibu yang lain dikirain kita ngapain lagi".<br />
"Iyah Tante", jawabku.<br />
<br />
Lalu Tante Via menaikan celana dalam juga celana pendeknya terus kami gabung lagi sama ibu-ibu yang lain.<br />
<br />
Esoknya aku masih belum bisa melupakan hal semalam sampai sampai aku panas dingin. Hari ini semua pengen pergi jalan-jalan dari pagi sampai sore buat belanja oleh-oleh rekreasi. Tapi aku enggak ikut karena badanku enggak enak.<br />
<br />
"Lex, kamu enggak ikut?" tanya mamiku.<br />
<br />
"Enggak yah Mam aku enggak enak badan nih tapi aku minta di bawain kue mochi saja yah Mah" kataku.<br />
<br />"Yah sudah istirahat yah jangan main-main lagi" kata Mami.<br />
<br />
"Via, kamu mau kan tolong jagain si Alex nih yah, nanti kalau kamu ada pesenan yang mau di beli biar sini aku beliin" kata Mami pada Tante Via.<br />
<br />
"Iya deh Kak aku jagain si Alex tapi beliin aku tales sama sayuran yah, aku mau bawa itu buat pulang besok" kata Tante Via.<br />
<br />
Akhirnya mereka semua pergi, hanya tinggal aku dan Tante Via berdua saja di villa, Tante Via baik juga sampai-sampai aku di bikinin bubur buat sarapan, jam menunjukan pukul 9 pagi waktu itu.<br />
<br />
"Kamu sakit apa sih Lex? kok lemes gitu?" tanya Tante Via sambil nyuapin aku dengan bubur ayam buatannya.<br />
<br />
"Enggak tahu nih Tante kepalaku juga pusing sama panas dingin aja nih yang di rasa" kataku.<br />
<br />
Tante Via begitu perhatian padaku, maklumlah di usia perkawinannya yang sudah 5 tahun dia belum dikaruniai seorang buah hati pun.<br />
<br />
"Kepala yang mana Lex atas apa yang bawah?" kelakar Tante Via padaku.<br />
<br />
Aku pun bingung, "Memangya kepala yang bawah ada Tante? kan kepala kita hanya satu?" jawabku polos.<br />
<br />
"Itu tuh yang itu yang kamu sering tutupin pake segitiga pengaman" kata Tante Via sambil memegang si kecilku.<br />
<br />
"Ah Tante bisa saja" kataku.<br />
<br />
"Eh jangan-jangan kamu sakit gara-gara semalam yah" aku hanya diam saja.<br />
<br />
Selesai sarapan badanku dibasuh air hangat oleh Tante Via, pada waktu dia ingin membuka celanaku, kubilang, "Tante enggak usah deh Tante biar Alex saja yang ngelap, kan malu sama Tante"<br />
<br />
"Enggak apa-apa, tanggung kok" kata Tante Via sambil menurunkan celanaku dan CDku.<br />
<br />
Dilapnya si kecilku dengan hati-hati, aku hanya diam saja.<br />
<br />
"Lex mau enggak pusingnya hilang? Biar Tante obatin yah"<br />
<br />
"Pakai apa Tan, aku enggak tahu obatnya" kataku polos.<br />
<br />
"Iyah kamu tenang saja yah" kata Tante Via.<br />
<br />
Lalu di genggamnya batang penisku dan dielusnya langsung spontan saat itu juga penisku berdiri tegak. Dikocoknya pelan-pelan tapi pasti sampai-sampai aku melayang karena baru pertama kali merasakan yang seperti ini.<br />
<br />
"Achh.. cchh.." aku hanya mendesah pelan dan tanpa kusadari tanganku memegang vagina Tante Via yang masih di balut dengan celana pendek dan CD tapi Tante Via hanya diam saja sambil tertawa kecil terus masih melakukan kocokannya. Sekitar 10 menit kemudian aku merasakan mau kencing.<br />
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><span style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><a href="http://senang77.com/"><img alt="Senangpoker.com Agen Texas Poker dan Bandar Domino QQ Online Terpercaya Indonesia" border="0" height="400" src="https://1.bp.blogspot.com/-5ywcxqzAm4U/Vx5HeuiDHTI/AAAAAAAAATs/yb8eTwDwmLY2VhWPhdMh6lBfSJMzZUzOACLcB/s400/2015e__Mela%252BCewek%252BSMP%252BYang%252BSuka%252BFoto%252BBugil%252C%252BFoto%252BAbg%252BBugil%252C%252BFoto%252BAbg%252BMastrubasi%252B%25286%2529.jpg" title="Senangpoker.com Agen Texas Poker dan Bandar Domino QQ Online Terpercaya Indonesia" width="285" /></a></span></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Cerita Sex : Nikmat nya posisi 69</td></tr>
</tbody></table>
<br />
"Tante sudah dulu yah aku mau kencing nih" kataku.<br />
<br />
"Sudah, kencingnya di mulut Tante saja yah enggak apa-apa kok" kata Tante Via.<br />
<br />
Aku bingung campur heran melihat penisku dikulum dalam mulut Tante Via karena Tante Via tahu aku sudah mau keluar dan aku hanya bisa diam karena merasakan enaknya.<br />
<br />
"Hhgg..achh.. Tante aku mau kencing nih bener " kataku sambil meremas vagina Tante Via yang kurasakan berdenyut-denyut.<br />
<br />
Tante Viapun langsung menghisap dengan agresifnya dan badanku pun mengejang keras.<br />
<br />
"Croott.. ser.. err.. srett.." muncratlah air maniku dalam mulut Tante Via, Tante Via pun langsung menyedot sambil menelan maniku sambil menjilatnya. Dan kurasakan vagina Tante Via berdenyut kencang sampai-sampai aku merasakan celana Tante Via lembab dan agak basah.<br />
<br />
"Enak kan Lex, pusingnya pasti hilang kan?" kata Tante Via.<br />
<br />
"Tapi Tante aku minta maaf yah aku enggak enak sama Tante nih soalnya Tante.."<br />
<br />
"Sudah enggak apa-apa kok, oh iya kencing kamu kok kental banget, wangi lagi, kamu enggak pernah ngocok Lex?"<br />
<br />
"Enggak Tante"<br />
<br />
Tanpa kusadari tanganku masih memegang vagina Tante Via.<br />
<br />
"Loh tangan kamu kenapa kok di situ terus sih". Aku jadi salah tingkah<br />
<br />
"Sudah enggak apa-apa kok, Tante ngerti" katanya padaku.<br />
<br />
"Tante boleh enggak Alex megang itu Tante lagi" pintaku pada Tante Via.<br />
<br />
Tante Via pun melepaskan celana pendeknya, kulihat celana dalam Tante Via basah entah kenapa.<br />
<br />
"Tante kencing yah?" tanyaku.<br />
<br />
"Enggak ini namanya Tante nafsu Lex sampai-sampai celana dalam Tante basah".<br />
<br />
Dilepaskannya pula celana dalam Tante Via dan mengelap vaginanya dengan handukku. Lalu Tante Via duduk di sampingku<br />
<br />
"Lex pegang nih enggak apa-apa kok sudah Tante lap" katanya. Akupun mulai memegang vagina Tante Via dengan tangan yang agak gemetar, Tante Via hanya ketawa kecil.<br />
<br />
"Lex, kenapa? Biasa saja donk kok gemetar kaya gitu sih" kata Tante Via.<br />
<br />
Dia mulai memegang penisku lagi, "Lex Tante mau itu nih".<br />
<br />
"Mau apa Tante?"<br />
<br />
"Itu tuh", aku bingung atas permintaan Tante Via.<br />
<br />
"Hmm itu tuh, punya kamu di masukin ke dalam itunya Tante kamu mau kan?"<br />
<br />"Tapi Alex enggak bisa Tante caranya"<br />
<br />
"Sudah, kamu diam saja biar Tante yang ajarin kamu yah" kata Tante Via padaku.<br />
<br />
Mulailah tangannya mengelus penisku biar bangun kembali tapi aku juga enggak tinggal diam aku coba mengelus-elus vagina Tante Via yang di tumbuhi bulu halus.<br />
<br />
"Lex jilatin donk punya Tante yah" katanya.<br />
<br />
"Tante Alex enggak bisa, nanti muntah lagi"<br />
<br />
"Coba saja Lex"<br />
<br />
Tante pun langsung mengambil posisi 69. Aku di bawah, Tante Via di atas dan tanpa pikir panjang Tante Via pun mulai mengulum penisku.<br />
<br />
"Achh.. hgghhghh.. Tante"<br />
<br />
Aku pun sebenarnya ada rasa geli tapi ketika kucium vagina Tante Via tidak berbau apa-apa. Aku mau juga menjilatinya kurang lebih baunya vagina Tante Via seperti wangi daun pandan (asli aku juga bingung kok bisa gitu yah) aku mulai menjilati vagina Tante Via sambil tanganku melepaskan kaus u can see Tante Via dan juga melepaskan kaitan BH-nya, kini kami sama-sama telanjang bulat.<br />
<br />
Tante Via pun masih asyik mengulum penisku yang masih layu kemudian Tante Via menghentikannya dan berbalik menghadapku langsung mencium bibirku dengan nafas yang penuh nafsu dan menderu.<br />
<br />
"Kamu tahu enggak mandi kucing Lex" kata Tante Via.<br />
<br />
Aku hanya menggelengkan kepala dan Tante Via pun langsung menjilati leherku menciuminya sampai-sampai aku menggelinjang hebat, ciumannya berlanjut sampai ke putingku, dikulumnya di jilatnya, lalu ke perutku, terus turun ke selangkanganku dan penisku pun mulai bereaksi mengeras.<br />
<br />
Dijilatinya paha sebelah dalamku dan aku hanya menggelinjang hebat karena di bagian ini aku tak kuasa menahan rasa geli campur kenikmatan yang begitu dahsyat. Tante Via pun langsung menjilati penisku tanpa mengulumnya seperti tadi dia menghisap-hisap bijiku dan juga terus sampai-sampai lubang pantatku pun dijilatinya sampai aku merasakan anusku basah.<br />
<br />
Kulihat payudara Tante Via mengeras, Tante Via menjilati sampai ke betisku dan kembali ke bibirku dikulumnya sambil tangannya mengocok penisku, tanganku pun meremas payudara Tante Via. Entah mengapa aku jadi ingin menjilati vagina Tante Via, langsung Tante Via kubaringkan dan aku bangun, langsung kujilati vagina Tante Via seperti menjilati es krim.<br />
<br />
"Achh.. uhh.. hhghh.. acch Lex enak banget terus Lex, yang itu isep jilatin Lex" kata Tante Via sambil menunjuk sesuatu yang menonjol di atas bibir vaginanya.<br />
<br />
Aku langsung menjilatinya dan menghisapnya, banyak sekali lendir yang keluar dari vagina Tante Via tanpa sengaja tertelan olehku.<br />
<br />
"Lex masukin donk Tante enggak tahan nih"<br />
<br />
"Tante gimana caranya?"<br />
<br />
Tante Via pun menyuruhku tidur dan dia jongkok di atas penisku dan langsung menancapkannya ke dalam vaginanya. Tante Via naik turun seperti orang naik kuda kadang melakukan gerakan maju mundur. Setengah jam kami bergumul dan Tante Via pun mengejang hebat.<br />
<br />
"Lex Tante mau keluar nih eghh.. huhh achh" erang Tante Via.<br />
<br />
Akupun di suruhnya untuk menaik turunkan pantatku dan tak lama kurasakan ada sesuatu yang hangat mengalir dari dalam vagina Tante Via. Hmm sungguh pengalaman pertamaku dan juga kurasakan vagina Tante Via mungurut-urut penisku dan juga menyedotnya.<br />
<br />
Kurasakan Tante Via sudah orgasme dan permainan kami terhenti sejenak. Tante Via tidak mencabut penisku dan membiarkanya di dalam vaginanya.<br />
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><span style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><a href="http://senang77.com/"><img alt="Senangpoker.com Agen Texas Poker dan Bandar Domino QQ Online Terpercaya Indonesia" border="0" height="400" src="https://2.bp.blogspot.com/-D6KgUs3JyPU/Vx5HxZPikBI/AAAAAAAAATw/Il5GURvQJkwLHB4jZGeZFGAYDZdZfl0mwCLcB/s400/foto-memek-doyan-sex-toys.jpeg" title="Senangpoker.com Agen Texas Poker dan Bandar Domino QQ Online Terpercaya Indonesia" width="312" /></a></span></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Cerita Sex : Nikmat nya posisi 69</td></tr>
</tbody></table>
<br />
"Lex nanti kalau mau kencing kaya tadi bilang ya" pinta Tante Via padaku.<br />
<br />
Akupun langsung mengiyakan tanpa mengetahui maksudnya dan Tante Viapun langsung mengocok penisku dengan vaginanya dengan posisi yang seperti tadi.<br />
<br />
"Achh .. Tante enak banget achh.., gfggfgfg.." kataku dan tak lama aku pun merasakan hal yang seperti tadi lagi.<br />
<br />
"Tante Alex kayanya mau kencing niih"<br />
<br />
Tante Via pun langsung bangun dan mengulum penisku yang masih lengket dengan cairan kewanitaanya, tanpa malu dia menghisapnya dan tak lama menyemburlah cairan maniku untuk yang ke 2 kalinya dan seperti yang pertama Tante Via pun menelannya dan menghisap ujung kepala penisku untuk menyedot habis maniku dan akupun langsung lemas tapi disertai kenikmatan yang alang kepalang.<br />
<br />
Kami pun langsung mandi ke kamar mandi berdua dengan telanjang bulat dan kami melakukannya lagi di kamar mandi dengan posisi Tante Via menungging di pinggir bak mandi. Aku melakukannya dengan cermat atas arahan Tante Via yang hebat.<br />
<br />
Selasai itu jam pun menunjukan pukul 1 siang langsung makan siang dengan telur dadar buatan Tante Via, setelah itu kamipun capai sekali sampai-sampai tertidur dengan Tante Via di sampingku, tapi tanganku kuselipkan di dalam celana dalam Tante Via.<br />
<br />
Kami terbangun pada pukul 3 sore dan sekali lagi kami melakukannya atas permintaan Tante Via, tepat jam 4:30 kami mengakhiri dan kembali mandi, dan rombongan ibu-ibu pun pulang pukul 6 sore.<br />
<br />
"Lex kamu sudah baikan?" tanya Mamiku.<br />
<br />
"Sudah mam, aku sudah seger n fit nih" kataku.<br />
<br />
"Kamu kasih makan apa Ni, si Alex sampai-sampai langsung sehat" tanya Mami sama Tante Via.<br />
<br />
"Hanya bubur ayam sama makan siang telur dadar terus kukasih saja obat anti panas" kata Tante Via.<br />
<br />
Esoknya kamipun pulang ke jakarta dan di mobil pun aku duduk di samping Tante Via yang semobil denganku. Mami yang menyopir ditemani Ibu Herman di depan. Di dalam mobilpun aku masih mencuri-curi memegang barangnya Tante Via.<br />
<br />
Sampai sekarang pun aku masih suka melakukannya dengan Tante Via bila rumahku kosong atau terkadang ke hotel dengan Tante Via. Sekali waktu aku pernah mengeluarkan spermaku di dalam sampai 3 kali.<br />
<br />
Kini Tante Via sudah dikarunia 2 orang anak yang cantik. Baru kuketahui bahwa suami Tante Via ternyata menagalami ejakulasi dini. Sebenarnya kini aku bingung akan status anak Tante Via.<br />
<br />
Yah, begitulah kisahku sampai sekarang aku tetap menjadi PIL Tante Via bahkan aku jadi lebih suka dengan wanita yang lebih tua dariku. Pernah juga aku menemani seorang kenalan Tante Via yang nasibnya sama seperti Tante Via, mempunyai suami yang ejakulasi dini dan suka daun muda buat obat awet muda, dengan menelan air mani pria muda.Sex88http://www.blogger.com/profile/17118765576690099077noreply@blogger.comIndonesia-0.789275 113.92132700000002-31.668126 72.61273300000002 30.089576 155.22992100000002tag:blogger.com,1999:blog-6941674209105952832.post-88863191003473714022016-04-23T19:56:00.000+07:002018-05-24T23:08:09.554+07:00Cerita Sex : Simpan istri orangTempat kostku terdiri beberapa pasutri yang mana aku dapat kamar bersebelahan dengan pasangan suami istri yang belum di karunia anak, aku ngekost disana 3 bulan dimana kebiasanaanku mengintip dari lubang kecil karena hanya terhalang dengan papan yang sudah rapuh jadi makin lama lubang tersebut makin besar akibat ulahku yang ingin mengintip kegiatan mereka.<br />
<br />
Kegiatan mengintipku tidak mengenal batas waktu, dari pagi, siang ataupun malam. Sehingga aku hafal benar kehidupan di kamar sebelah, dari lekuk tubuh Mbak Delia (nama samaran) sampai kehidupan sex mereka.<br />
<br />
Walaupun kehidupan rumah tangga mereka tampak rukun, tetapi aku tahu bahwa Mbak Delia selalu tidak terpuaskan dalam kehidupan sex, karena suaminya hanya mampu 2-3 menit dalam bertempur, itu pun tanpa pemanasan yang cukup. Sehingga sering aku melihat Mbak Delia diam-diam melakukan masturbasi menghadap ke dinding (ke arahku) setelah selesai bersenggama dengan suaminya.<br />
<br />
Dan biasanya pada saat yang sama, aku pun melepas hajatku, tanpa berani bersuara sedikitpun. Bahkan tidak jarang kulihat Mbak Delia terlihat tidak bernafsu melayani suaminya, dan menjadikan tubuhnya hanya untuk melepas birahi suaminya saja.<br />
<br />
Aku kenal dekat dengan Mbak Delia dan suaminya, aku sering bertandang ke rumahnya untuk membaca koran karena kamar kontrakannya satu rumah denganku, bedanya mereka mempunyai ruang tamu, ruang tidur dan dapur.<br />
<br />
Aku lebih akrab dengan Mbak Delia. Disamping umurnya kuperkirakan tidak jauh terpaut banyak di atasku, juga karena suaminya berangkat kerja sangat pagi dan pulang malam hari, itulah yang membuatku dekat dengannya.<br />
<br />
Mbak Delia sebagai ibu rumah tangga lebih banyak di rumah, sehingga kami lebih sering bertemu di siang hari, karena kuliahku rata-rata 2 mata pelajaran sehari, dan selama itu pula aktifitas mengintipku tidak diketahui oleh mereka.<br />
<br />
Hingga pada suatu hari, aku berniat pulang kampung dengan menggunakan Travel, yaitu kendaraan jenis minibus yang dapat dimuati 8 orang dan dioperasikan dari kota S ke kotaku pulang pergi. Aku selalu menggunakan jasa angkutan ini, karena harganya tidak terlalu mahal dan juga diantar sampai ke rumah. Aku kaget ketika masuk kendaraan, ternyata di dalam sudah ada Mbak Delia yang mendapat tempat duduk persis di sampingku.<br />
<br />
"Eh Mbak Delia, mau kemana..?" sapaku sambil mengambil tempat duduk di sampingnya.<br />
<br />
"Oh Dik Ton.., mau ke kotaT. Ada saudara Mas yang sakit keras, tapi Mas nggak bisa cuti. Jadi saya datang sendiri."<br />
<br />
Kami pun terlibat obrolan yang menyenangkan.<br />
<br />
Dia menggunakan rok lengan pendek, sedangkan aku menggunakan t-shirt, sehingga berkali-kali tanpa sengaja kulit lengan kirinya yang putih mulus bersetuhan dengan kulit lengan kananku. Perjalanan malam yang akan memakan waktu 8 jam ini akan menyenangkan pikirku.<br />
<br />
Kami sudah kehabisan obrolan, kulihat Mbak Delia memejamkan mata, walaupun aku yakin dia belum tidur. Gesekan lengan kami lama-lama menimbulkan rangsangan buatku, sehingga kurapatkan dudukku ketika mobil berbelok.<br />
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><span style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><a href="http://senang77.com/"><img alt="Senangpoker.com Agen Texas Poker dan Bandar Domino QQ Online Terpercaya Indonesia" border="0" height="400" src="https://4.bp.blogspot.com/-A7TFhLtGSU4/VxtvXdhWAbI/AAAAAAAAATM/spFakEoXU2EtqI4GtXf2UiiJWhmDrQFQgCLcB/s400/1465296_222059064630414_607107785_n.jpg" title="Senangpoker.com Agen Texas Poker dan Bandar Domino QQ Online Terpercaya Indonesia" width="300" /></a></span></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Cerita Sex : Simpan istri orang</td></tr>
</tbody></table>
Kini tidak hanya lenganku yang menempel, tetapi pinggul kami pun saling menempel. Mbak Delia mencoba menjauh dari tubuhku, dan aku pura-pura tidur, tapi posisi menjauhnya menyulitkan duduknya, sehingga pelan-pelan lengannya kembali menempel ke lenganku.<br />
<br />
Aku diam saja dan menahan diri, lalu lama-lama kugesekkan lenganku ke kulit lengannya, pelan sekali, setelah itu berhenti, menunggu reaksinya, ternyata diam saja. Darahku mulai cepat beredar dan berdesir ke arah penisku yang mulai mengeras.<br />
<br />
Kuulangi lagi gesekanku, kali ini lebih lama, tetap tidak ada reaksi. Kuulangi lagi berkali-kali, tetap tidak ada reaksi. Kini aku merasa yakin bahwa Mbak Delia juga menikmatinya, kumajukan lenganku pelan-pelan, kutindihkan lengan kananku di lengan kirinya.<br />
<br />
Kulihat Mbak Delia masih tidur (pura pura..?) dan kepalanya beberapa kali jatuh ke pundakku. Aku makin terangsang, karena lenganku menempel pada buah dadanya. Mbak Delia masih diam saja ketika tangan kiriku mengelus-elus kulit lengannya yang mulus, aku sangat menikmati kulitnya yang halus itu.<br />
<br />
Aku terkejut ketika dia membetulkan duduknya, tetapi tidak, ternyata dia menarik selimut pembagian dari Travel, yang tadinya hanya sampai perut sekarang ditutup sampai lehernya. Aku mengerti isarat ini, walaupun duduk di barisan belakang dalam kegelapan, tetapi kadang-kadang ada sinar masuk dari kendaraan yang berpapasan.<br />
<br />
Kulihat ibu-ibu di samping Mbak Delia masih terlelap dalam tidurnya. Melihat isyarat ini, kuletakkan tangan kiriku di atas buah dadanya, tangannya menahan tangan dan berusaha menyingkirkannya, tetapi aku bertahan, bahkan kuremas dadanya yang cukup besar itu dari luar bajunya.<br />
<br />
Tidak puas dengan itu, tanganku kumasukkan dalam bajunya, kusingkapkan BH-nya ke atas, dan kuremas dadanya yang kenyal dengan lembut langsung ke kulit payudaranya yang halus sekali.<br />
<br />
Kembali tangannya mencengkeram tanganku ketika aku memelintir putingnya yang sudah mengeras, tetapi hanya mencengkeram dan tidak menyingkirkan. Kepala Mbak Delia tersandar di bahuku, sedangkan kemaluanku sudah sangat keras dan berdenyut.<br />
<br />
Kuremas dan kuelus buah dadanya yang kenyal dan licin dengan lembut sepuas-puasnya, Mbak Delia terlihat sangat menikmatinya. Permainan ini cukup lama, ketika rangsanganku makin meningkat, kurasakan penisku makin keras mendesak celanaku.<br />
<br />
Kugeser tanganku dari payudaranya ke perut dan pinggangnya yang langsing, dari pusar tanganku makin ke bawah mencoba menerobos ke bawah CD-nya. Mbak Delia menahan tanganku dan menyingkikirkannya dengan keras. Akhirnya aku harus puas mengelus perutnya.<br />
<br />
Aku sudah sangat terangsang, dalam kegelapan kubuka resleting celanaku, kukeluarkan penisku yang sudah sangat keras dari celana. Kubimbing tangan Mbak Delia ke kemaluanku. Pada awalnya dia menarik tangannya, tetapi setelah kupaksa di tengah tatapan protesnya, ahirnya dia mau menggenggam kemaluanku. Sungguh nikmat sekali tangannya yang telah menyetuh barangku, bahkan dengan lembut meremas-remasnya.<br />
<br />
"Mbak Delia jangan diremas, dielus saja..!" bisikku.<br />
<br />
Bersamaan dengan itu, kembali tanganku menyusup ke celana dalamnya. Kali ini Mbak Delia diam saja, bahkan tanpa sadar diangkatnya kakinya, menumpangkan paha kirinya ke atas pahaku. Di tengah rimbun rambut kemaluan, kucari celah vaginanya, kujumpai vaginanya sudah mulai basah. Ketika jari tenganku mengelus dan memutar klitorisnya, kulihat Mbak Delia mendesis-desis menahan rintihan. Sementara elusan di batang kemaluanku telah berubah menjadi kococokan.<br />
<br />
Kenikmatan sudah memenuhi batang kemaluanku, bahkan menjalar ke pingggul. Ketika jariku sedang mengelus di dalam dinding dalam vaginanya, kurasakan kedutan di kepala kemaluanku sudah semakin kencang. Aku tidak tahan lagi.<br />
<br />
"Crot..," akhirnya muncratlah air maniku beberapa kali, dan bersamaan dengan itu pula terasa dinding vagina mbak Delia menjepit keras jariku, punggungnya mengejang, Mbak Delia mengalami orgasme.<br />
Kutarik tanganku, dan kurapihkan selimutku dan juga selimutnya. Setelah itu kami terlelap tidur dengan kepala Mbak Delia tersandar di pundakku.<br />
<br />
Aku terbangun ketika mobil berhenti di tempat parkir sebuah restoran yang sudah dipenuhi dengan bis malam. Di tengah sawah yang gelap itu, berdiri sebuah restoran Padang, tempat para supir istirahat dan penumpang minum kopi dan makan.<br />
<br />
Penumpang minibus beranjak turun, Mbak Delia kulihat masih terlelap tidur. Dia bangun ketika ibu-ibu yang duduk di sebelahnya terpaksa membangunkannya karena mau lewat untuk turun, dan dia hanya memiringkan tubuhnya untuk memberi jalan.<br />
<br />
Mobil kami diparkir di paling ujung di sebelah sawah yang gelap di antara parkir bis-bis besar jurusan luar kota. Semua penumpang telah turun, dan aku hanya berdua dengan Mbak Delia. Kupandangi wajah cantiknya, kuraih lehernya ke arahku, dalam kantuknya kucium dengan lembut bibirnya, kuhisap dan kumasukkan lidahku mencari lidahnya. Dia membalasnya setengah sadar, tetapi ketika kesadarannya mulai pulih.<br />
<br />
Mbak Delia membalas ciumanku, lidahnya bergesekan dengan lidahku, hisapannya juga tumpang tindih dengan hisapanku. Tanganku sudah masuk ke dalam bajunya dan meremas buah dadanya, nafasku dan nafasnya mulai memburu. Batang penisku kembali menegang dengan besaran yang penuh.<br />
<br />Kucium lehernya, dia menggelinjang kegelian dan aku makin terangsang. Dan kuberanikan diri untuk meminta kepadanya.<br />
<br />
"Mbak Delia, saya pengin dimasukkan.., boleh kan Mbak..?"<br />
<br />
Dia hanya mengangguk dan mengangkat pantatnya ketika aku melepaskan CD-nya. Kuperosotkan celanaku sampai ke lutut, sehingga batang kemaluanku mendongak ke atas bebas.<br />
<br />
Ketika sedang berpikir bagaimana posisi yang pas untuk menyetubuhinya pada posisi duduk di jok belakang yang sempit itu, tiba-tiba Mbak Delia bangkit, mengangkangi kedua pahaku menghadap ke arahku.<br />
<br />
Dengan mencincing roknya sampai ke pinggang, dipegangnya batangku dan di bimbingnya ke arah kemaluannya. Disapukannya kepala penisku dari ujung klitorisnya sampai bibir vaginya yang paling bawah berkali-kali. Kurasakan geli dan nikmat digeser-geser di daerah licin seperti itu. Aku mendesis kenikmatan karena untuk pertama kali inilah aku berhubungan badan dengan seorang wanita.<br />
<br />
"Enak Dik Ton..?" tanyanya ditengah dia menatap wajahku yang keenakan.<br />
<br />
"Mbak, masukin Mbak, saya pengen ngerasain..!" aku meminta.<br />
<br />
"Mbak masukin, tapi jangan cepet dikeluarin ya.., Mbak pengen yang lama."<br />
<br />
Aku hanya mengangguk, walaupun aku ragu apakah aku mampu lama. Aku terbayang suami Mbak Delia yang hanya mampu 2-3 tiga menit saja.<br />
<br />
Dia mulai menurunkan pantatnya pelan sekali, terasa kepala penisku terjepit bibir yang lincin dan hangat. Serrr.., seerrr.., terus makin ke dalam, sampai akhirnya sudah separuh kemaluanku terjepit di liang vaginanya.<br />
<br />
Pada posisi itu dia berhenti, kurasakan otot dalam vaginanya menjepit-jepit kemaluanku, nimat sekali rasanya. Sebagai pemula, aku berusaha mengocok kemaluannya dari bawah, kusodok-sodokkan penisku ke vaginanya, sehingga mobil terasa bergoyang.<br />
<br />
"Dik Ton, kamu diam aja, biar Mbak yang mainin..!"<br />
<br />
Aku menurut walaupun kadang aku kembali mengocoknya, tapi dia menatapku dengan tajam dan menggelengkan kepala. Aku menurut dan diam saja. Mbak Delia mengocok kemaluanku dengan tempo sangat lambat, dan lama kelamaan makin dalam, sehingga pangkal paha kami saling menempel dengan ketat.<br />
<br />
Dan ketika itu lah Mbak Delia merangkulku, dan merintih-rintih. Dia mengocok kemalauanku makin cepat, dan kadang pinggulnya diputarnya, sehingga menimbulkan sensasi yang demikian hebatnya. Hampir aku tidak kuat menahan ejakulasi.<br />
<br />
"Mbak, stop dulu Mbak, aku mau muncrat..!" bisikku.<br />
<br />
Dia berhenti sebentar, tetapi segera mulai memutar dan mengocokkan pinggulnya lagi. Aku sudah benar-benar hampir keluar, maka kugigit lidahku, kualihkan rasa nikmatku kerasa sakit yang menyerang lidahku. Ternyata dengan cara ini aku dapat menahan pancaran spermaku.<br />
<br />
Mbak Delia makin menggelora, dia merintih-rintih, kadang kupingku digigitnya, kadang leherku, dan juga jari tangannya mencakari pungggungku.<br />
<br />
"Dik Ton, aku nikmat sekali.., oohh.., apa kamu juga enak..?"<br />
<br />
"Iya Mbak.." balasku.<br />
<br />
"Sebelah mana..? Mbak sudah senut-senut sampai tulang punggung, mungkin Mbak sudah nggak bisa lama lagi. Aduh.., sshh.., nikmat sekali, Mbak belum pernah seperti ini. Kontolmu besar dan nikmat sekali..!"<br />
<br />
Mbak Delia berbicara sendiri, aku tidak yakin apakah dia sadar atau tidak, tetapi itu membuatku makin terangsang. Aku ikut mengocok dari bawah, pangkal kelamin kami yang becek oleh lendir beradu makin sering, sehingga menimbulkan bunyi ceprok.., ceprok.., ceprok.<br />
<br />
Batangku sudah berdenyut kenikmatan, sedang kepala penis kurasakan makin membesar dan siap memuntahkan lahar. Ketika Mbak Delia merintih makin keras, dan ketika jarinya mencengkeram pundakku kencang sekali, instingku mengatakan bahwa Mbak Delia akan selesai.<br />
<br />
Maka kuangkat pinggukku, kutekan kemaluanku jauh ke dalam dasar vaginanya, kuputar pinggulku sehingga rambut kemaluan kami terasa menjadi satu. Pada saat itulah ledakan terjadi.<br />
<br />
"Dik Ton.., eekh.., eekh.., eekh.., eekh..!"<br />
<br />
Lubang dalam vaginanya berkedut-kedut, sementara ototnya menjepit batangku. Mbak Delia melepas orgasmenya, dan pada saat itu pula lah maniku menyembur deras ke diding rahimnya, banyak sekali. Kami telah selesai, tubuhku lemas dan kami istirahat serta pura-pura tidur berjauhan ketika penumpang lain mulai masuk mobil.<br />
<br />
Sejak kejadian itu, aku sering melakukan hubungan sex dengannya pada siang hari ketika suaminya tidak di rumah. Papan yang menyekat kamarku dengan kamarnya telah kulonggarkan pakunya, sehingga 2 buah papan penyekat dapat kucopot dan pasang kembali dengan mudah.<br />
<br />
Kami menyebutnya "Pintu Cinta", karena untuk masuk ke kamarnya aku sering melalui lubang papan tersebut. Mbak Delia kini tahu bahwa aku sering mengintip ke kamarnya, bahkan ketika dia melayani suaminya, dan kelihatannya dia tidak keberatan.<br />
<br />
Dan entah kenapa, aku pun tidak pernah cemburu, bahkan selalu terangsang jika mengintip Mbak Delia sedang disetubuhi oleh suaminya.<br />
<br />
Siang hari jika aku tidak ada kuliah, dan Mbak Delia sendirian di rumah, aku sering menerobos melalui "Pintu Cinta" untuk menyalurkan birahiku sekaligus birahinya yang tidak pernah dia dapatkan dari suaminya.<br />
<br />
Tetapi sejak saat itu pulalah hubungannya dengan suaminya tambah mesra, jarang marah-marah, sering pula kulihat dia memijat suaminya mejelang tidur. Pelayanan sex-nya kepada suaminya juga tidak berkurang (dia melakukannya rata-rata dua kali satu minggu), tidak jarang pula suaminya hanya dilayani dengan oral sex.<br />
<br />
Yang mebuatku bingung adalah jika Mbak Delia mengulum dan mengurut-urut penis suaminya, suaminya mampu bertahan cukup lama, tetapi kalau dimasukkan ke vagina hanya mampu 5 sampai 10 kocokan, kemudian sudah tidak tahan.<br />
<br />
Biasanya, jika telah selesai melakukan tugasnya dan suaminya sudah pulas, Mbak Delia akan mengeser tidurnya ke arah dinding yang menempel ke kamarku. Dengan posisi miring setengah telungkup, tangannya menyusup melalui kelambu dan "Pintu Cinta" yang sudah kubuka.<br />
<br />
Dia akan mencari paha dan kemaluanku, dan tanganku pun akan menyelusup ke arah selangkangannya untuk menuntaskan birahinya yang tidak pernah dicapainya dengan suaminya. Setelah itu kami saling mengocok kemaluan kami sampai masing-masing orgasme. Petting di samping suaminya yang tidur sungguh menegangkan, tetapi nikmat sekali.<br />
<br />
Bahkan pernah suatu malam, dimana suaminya tertidur pulas, kami melakukan persetubuhan yang sangat unik. Setelah saling meraba melalui lubang cinta, Mbak Delia memasukkan separuh tubuhnya bagian bawah melalui kelambu dan lubang cinta ke kasurku, sedangkan pinggang ke atas masih tetap di kamarnya bersebelahan dengan suaminya yang masih mendengkur.<br />
<br />
Sebenarnya aku sangat kuatir kalau ketahuan suaminya, tetapi karena nafsuku juga sudah tinggi, melihat vagina yang merekah dan berlendir aku tidak tahan untuk tidak menjilatnya dan menyedot-nyedot kemaluannya.<br />
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><span style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><a href="http://senang77.com/"><img alt="Senangpoker.com Agen Texas Poker dan Bandar Domino QQ Online Terpercaya Indonesia" border="0" height="400" src="https://2.bp.blogspot.com/-7xHKwDtCWEA/VxtvidDIPAI/AAAAAAAAATQ/xX31rigTXeoo787yfPCwAbPMccxTyTHhACLcB/s400/abg_bispak_telanjang.jpg" title="Senangpoker.com Agen Texas Poker dan Bandar Domino QQ Online Terpercaya Indonesia" width="300" /></a></span></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Cerita Sex : Simpan istri orang</td></tr>
</tbody></table>
Ketika nafsuku tidak terkendali dan berniat untuk memasukkan penisku yang sudah mengeras sejak tadi ke lubang vaginanya, aku mengalami kesulitan posisi. Maka tidak ada jalan lain, kutarik tubuhnya makin ke dalam dan kuganjal pantatnya dengan bantal.<br />
<br />
Walaupun buah dadanya dan kepalanya masih di kamarnya, tetapi seluruh pinggangnya yang masih terbalut baju tidur sudah masuk ke kamarku, pahanya mengangkang lebar-lebar. Maka dengan setengah berjongkok, kumasukkan kemaluanku ke arah bawah. Memang ada sensasi lain. Jepitannya semakin kencang, dan klitorisnya terlihat jelas dari sudut pandangku.<br />
<br />
Aku mengocoknya pelan-pelan, karena aku menjaga untuk tidak membuat bunyi apapun. Sambil kukocok vaginanya yang menjepit terus menerus itu, kuelus-elus klitorisnya dengan ibu jariku. Pada saat Mbak Delia mengalami orgasme yang pertama, ternyata aku masih separuh perjalanan.<br />
<br />
Kubiarkan kemaluanku tetap di lubangnya ketika pinggulnya diangkat ke atas tinggi-tinggi saat menikmati orgasmenya, kedua pahanya menjepit keras pinggangku. Setelah kubiarkan istirahat sejenak, kembali kukocok vaginanya serta kuputar-putar klitorisnya dengan jempolku. Dan kulihat pinggulnya berputar semakin liar, aku segera tahu bahwa Mbak Delia akan segera oegasme yang kedua.<br />
<br />
Kutekan kemaluanku ke dalam liang sanggamanya, dan kupercepat putaran jempolku ke klitorisnya, sampai kurasakan tangannya mencengkeram pahaku. Biasanya pada saat orgasme aku mendengar rintihan dan melihat wajahnya menegang, tapi kali ini aku tidak mendengar dan melihat wajahnya.<br />
<br />
Kucabut penisku yang masih mengeras dan bersimbah lendirnya, segera kukocok dengan tangan kananku, kira-kira lima centi di atas lubangnya, dan akhirnya.., aku tidak dapat menahan kenikmatan. Kusemprotkan seluruh spermaku ke lubang vaginannya yang masih menganga.<br />
<br />
Mbak Delia segera menarik tubuhnya masuk ke kamarnya, sedang aku menutup kembali papan yang terbuka. Sebuah permainan sex yang berbahaya dan menegangkan namun penuh nikmat dan tidak terlupakan.<br />
<br />
Sejak saat itu, kami tidak pernah berani melakukannya lagi permainan sex di samping suaminya yang masih tidur, walaupun permainan dengan tangan tetap dilakukan. Apalagi sex di siang hari, masih rutin kami lakukan.<br />
<br />
Sudah dua minggu ibunya Mbak Delia yang tinggal di kota lain menginap di keluarga itu. Umurnya kutaksir sekitar 45 tahun, kulitnya putih seperti anaknya, tubuhnya sudah tidak langsing, tapi masih padat dan mulus, terutama paha dan pinggulnya sungguh menggiurkan untuk lelaki normal.<br />
<br />
Aku biasa memanggilnya Bu Ar, dan aku sering mengobrol dengannya dengan bahasa Jawa yang sangat santun, seperti kebanyakan orang Jawa berbicara kepada orang yang lebih tua. Di rumah dia selalu menggunakan daster tanpa lengan, sehingga pangkal lengannya yang mulus sering menjadi curian pandanganku. Kehadirannya ini tentu mengganggu hubunganku dengan Mbak Delia, karena kami tidak dapat bebas lagi bercinta.<br />
<br />
<br />
Sejak kedatangannya, kami hanya melakukannya sekali ketika dia sedang pergi ke warung, itu pun kami lakukan dengan terburu-buru. Suatu minggu pagi, Mbak Delia dan suaminya terlihat pergi berbonceng motor, dan ibunya sendirian di rumah.<br />
<br />
Karena kulihat koran minggu tergeletak di meja ruang tamunya, dengan terlebih dulu minta ijin aku masuk ruang tamunya untuk ikut membaca di ruang tamunya. Tidak berapa lama, ibunya keluar membawa secangkir kopi dan singkong rebus.<br />
<br />
"Nak Ton, ini Ibu bikin singkong rebus, dicobain..!" sambil meletakan cangkir dia duduk di depanku.<br />
<br />
"Terima kasih Bu..,"<br />
<br />
"Anak muda koq hari minggu tidak ngelencer kemana-mana..?"<br />
<br />
"Ah enggak Bu, badan saya lagi kurang sehat, mungkin masuk angin, saya mau istirahat saja di rumah." jawabku.<br />
<br />
"Mau Ibu kerokin supaya agak ringan..?" dia menawarkan jasanya.<br />
<br />
"Terima kasih Bu, saya nggak biasa kerokan."<br />
<br />
"Kalau gitu diurut saja, masuk angin nggak boleh didiamkan. Nanti setelah diurut, Ibu bikinkan minuman jahe." nadanya memerintah.<br />
<br />
Karena tidak enak menolaknya, aku pun mengikuti dia masuk ke dalam rumah.<br />
<br />
"Situ di kamar saja nak Ton, dan kaosnya dicopot, Ibu mau menyiapkan minyaknya dulu..!"<br />
Aku masuk ke kamar yang ditunjuknya, melepas T-shirtku, dan dengan hanya mengenakan celana training, aku telungkup di kasur.<br />
<br />
"Celananya diganti sarung saja nak Ton, supaya mudah ngurut kakinya..!" dia masuk kamar sambil membawa mangkuk berisi minyak sambil menyerahkan sarung dari lemari.<br />
<br />
Kuganti trainingku dengan sarung dengan extra hati-hati, karena kebiasaanku kalau di rumah memakai training, aku tidak pernah memakai celana dalam.<br />
<br />
Dia mulai mengurut kakiku, pijatannya sangat keras, sehingga kadang aku harus meringis karena menahan kesakitan.<br />
<br />
Dalam mengurut bagian ini, kakiku ditumpangkan di atas pahanya, sehingga gesekan kaki dengan pahanya yang tertutup oleh daster menimbulkan kenyamanan tersendiri. Bahkan ujung jari kakiku menyentuh perutnya, aku tidak bereaksi, karena dianggap kurang ajar.<br />
<br />Selesai di bagian kaki, dia mulai mengurut paha, disingkapkannya sarungku ke atas sehingga separuh pantatku terbuka, aku diam saja. Pada mulanya mengurut dari paha bawah, kemudian mengarah ke paha samping atas, tetapi kemudian paha bagian dalam mulai diurutnya, sampai disitu jantungku mulai berdegup.<br />
<br />
Kadang-kadang tanpa sengaja jarinya menyenggol biji kemaluanku sehingga pelan-pelan penisku mulai membesar. Kejadian itu makin sering, sehingga aku berpikir bahwa ini kesengajaan. Kemudian Bu Ar mulai memijit punggungku, dan posisi duduknya pun berubah dari duduk di sampingku, sekarang dia duduk (setengah berjongkok) di atas pahaku.<br />
<br />
Dari posisiku memang aku tidak dapat melihatnya, tetapi aku dapat merasakan. Bahkan ketika dia menarik dasternya yang menghalangi pahaku dengan pahanya pun aku tahu. Pahaku dan kulit pahanya bergesekan, dan aku lebih menikmati gesekan paha dari pada pijatannya.<br />
<br />
Aku makin terangsang, dan kemaluanku juga makin keras berdiri, sehingga aku terpaksa membetulkan letak kemaluanku dengan mengangkat pinggulku dan meluruskannya dengan tanganku.<br />
<br />
"Kenapa Nak Ton..?" tanyanya pura-pura tidak tahu.<br />
<br />
"Ah enggak apa-apa Bu, kejepit..," jawabku penuh malu.<br />
<br />
"Tidak apa-apa, Ibu ngerti koq, anak muda memang gampang berdiri. Nah sekarang membalik, tinggal depan yang mesti diurut..!"<br />
<br />
Aku mengikuti perintahnya sambil berusaha menutupi burungku yang berdiri tegak dengan sarung. Tetapi Bu Ar justru melepaskan sarungku ke bawah.<br />
<br />
<br />
"Nggak usah malu Nak Ton, Ibu sering melihat ngeliat burung seperti ini koq. Itu punyaknya bapaknya Delia..?"<br />
<br />
"Besar mana Bu..?" tanpa sadar aku bertanya.<br />
<br />
"Kurang lebih sama koq, cuman bedanya punyaknya Bapaknya Delia kepalanya nggak sebesar ini."<br />
Kulihat Bu Ar melihat kemaluanku cukup lama, dan dari nafasnya serta gerakannya, kuyakini bahwa Bu Ar juga terangsang.<br />
<br />
Sementara itu ia duduk di samping, dan tangan kananku persis di bawah pantatnya, karena aku sengaja tidak memindahkan tanganku. Dengan hati yang tegang (karena takut kena marah), kutarik tanganku, dan kupindahkan ke pahanya bagian dalam, aku hanya memegang, menunggu reaksinya.<br />
<br />
Ketika kulihat dia tidak bereaksi dan tetap mengurut dadaku, maka kuberanikan diri untuk mengelus pahanya, dia menatapku sekilas tanpa ekspresi. Elusanku kuteruskan ke arah pangkal pahanya, dan ketika kusentuh celana dalam, persis di liang vaginanya. Aku terkejut, ternyata celananya sudah basah. Wajahnya merah, aku tidak tahu apakah karena terangsang atau karena malu.<br />
<br />
"Ah.., Nak Ton rupanya nakal ya, Ibu kan sudah tua, tidak pantas kalau sama anak muda." katanya sambil tangannya mengeser dari pahaku, kemudian mengelus dengan lembut pangkal kemaluanku.<br />
<br />
"Ibu masih cantik, pahanya masih kenceng dan mulus sekali, aku sudah sangat terangsang sekali Bu, gimana nih Bu.., Bu Ar mau kan ngajarin saya..?" aku mulai merayu, dan jariku kucoba masuk ke dalam celananya, tapi tidak berhasil karena terhalang celananya yang ketat.<br />
<br />
"Loh koq diajarin, kan udah pinter, sampai kemarin Delia hampir pingsan kamu kocok-kocok. Kemarin Ibu ngintip kamu lagi main sama Delia."<br />
<br />
Aku kaget seperti disambar petir, aku tidak menyangka bahwa hubungan seksku dengan Mbak Delia kemarin diketahui oleh ibunya.<br />
<br />
"Ibu ngelihat..?" tanyaku gugup.<br />
<br />
"Ibu ngintip lama sekali lho. Hati-hati, lain kali pintu depan harus dikunci dulu." dia merebahkan dirinya di sampingku sambil tetap menggenggam kemaluanku.<br />
<br />
Kubuka tali dasternya, dan kuremas-remas buah dadanya yang mulus dan padat.<br />
<br />
"Ibu nggak marah..?" tanyaku sambil terus melucuti daster dan celana dalamnya.<br />
<br />
"Tidak, aku kasihan sama si Delia, suaminya itu kan lemah, dari pada dia pacaran dengan sembarang orang. Biarlah dia jadi pacar kamu."<br />
<br />
Kulumat bibirnya, sambil badanku sudah menindih badannya yang gempal. Nafsuku sudah tinggi, begitu pula dia. Pahanya sudah dibuka dengan lebar, belahan vagina bagian dalam yang berwarna merah dan basah terpampang di depanku. Sebenarnya aku ingin menjilat kemaluannya, tapi dia mencegahnya.<br />
<br />
"Jangan ah..!" sambil dia menutupnya dengan tangan ke selangkangan.<br />
<br />
Akhirnya kuarahkan batang kemaluanku ke bibir kemaluannya, Bu Ar memejamkan matanya, wajahnya sayu menahan gejolak birahinya. Tangannya terkulai di samping badannya. Tubuhnya sudah pasrah untuk disetubuhi.<br />
<br />
Kumasukkan pelan-pelan kemaluanku ke liang kemaluannya, langsung menusuk sampai dasar, kuputar pinggulku tanpa mengangkat pantat. Ini adalah teknik yang kusukai, karena aku dapat memberikan rangsangan gesekan pada klitorisnya tanpa menimbulkan banyak gesekan pada penisku. Sehingga dengan begini aku dapat tahan cukup lama.<br />
<br />
Bu Ar masih memejamkan mata, hanya kadang-kadang lidahnya keluar untuk menyapu bibirnya sendiri. Otot vaginanya mulai menjepit-jepit kemaluanku, sehingga kenikmatan menjalar di kemaluanku. Cukup lama aku melakukan putaran ke kiri dan ke kanan sambil menekan dalam-dalam kemaluanku ke liang vaginanya yang menyedot-nyedot kemaluanku itu.<br />
<br />
Lama-lama Bu Ar makin sering mengeluarkan lidah, dan mendesis-desis. Kini kuangkat pinggulku tinggi-tinggi, dan aku mulai mengocoknya. Aku masih bertumpu pada tanganku, sehingga hanya kelamin kami yang menempel.<br />
<br />
Pada saat itulah tangannya mulai memegang pantatku, mengelus, menekan, meremas bahkan sering kali jari tangannya mengelus-elus anusku, dan ini menimbulkan rangsangan tersendiri bagiku. Aku mengocoknya lama sekali. Tiap kali tarikan keluar, selalu diikuti dengan jepitan liangnya sambil pingulnya diputar, sehingaga menimbulkan kenikmatan yang luar biasa ke seluruh batang penisku.<br />
<br />
Desisnya makin mengeras, dan kepalanya sering mendongak ke atas walaupun masih tetap memejamkan matanya. Bila aku mempercepat kocokanku, dia selalu menggigit bibir bawahnya serta membuka matanya, dan memandangku mungkin menahan kenikmatan yang amat sangat. Melihat tingkahnya itu, aku menjadi makin terangsang.<br />
<br />
Segera kukocokan kemaluaku dengan cepat dan lama. Seperti biasa, dia memandangku dengan sayu. Desis berubah menjadi rintihan, dan ketika aku tetap tidak mengendorkan kocokanku, Bu Ar mencengkeram bokongku dengan keras, kedua kakinya dilibatkan ke pinggangku dengan rapat dan dahi mengkerut.<br />
<br />
"Stop..! Berhenti Nak Ton.., Ibu nggak tahan.., sshh..!"<br />
<br />
Kuhentikan gerakanku, dengan jepitan kaki di pinggangku, aku pun hampir saja menumpahkan air mani. Aku pun masih ingin lama bermain dengannya, walaupun sekarang sebenarnya sudah cukup lama kami menikmati gesekan kelamin kami. Kuhentikan gerakanku, walaupun kakinya masih melingkar di pinggulku, tapi wajahnya tampak mengendor.<br />
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><span style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><a href="http://senang77.com/"><img alt="Senangpoker.com Agen Texas Poker dan Bandar Domino QQ Online Terpercaya Indonesia" border="0" height="286" src="https://2.bp.blogspot.com/-rE_gxhajO_8/Vxtv1W5hTcI/AAAAAAAAATU/UByhXTx8CdwFdveyDj5yOdu9h5MdVbnsQCLcB/s400/057b622958522161.jpg" title="Senangpoker.com Agen Texas Poker dan Bandar Domino QQ Online Terpercaya Indonesia" width="400" /></a></span></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Cerita Sex : Simpan istri orang</td></tr>
</tbody></table>
Walaupun kami berdua belum orgasme, kurasakan kedutan kecil-kecil di dinding kemaluannya maupun di kemaluanku. Kurebahkan dadaku ke tubuhnya, kami menjadi satu, kulit kami yang berpeluh menempel seluruhnya. Kurasakan kenyamanan dan kenikmatan yang tiada tara.<br />
<br />
"Ibu hebat sekali, jepitannya enak sekali," aku memujinya sambil kucium bibirnya.<br />
<br />
Tapi dia menghindar sambil memalingkan kepalanya. Akhirnya kuciumi pipinya, kuelus-elus rambutnya. Dia menolehku dan senyumnya merekah.<br />
<br />
"Dik Ton, aku sudah lama nggak mendapatkan seperti ini, sejak bapaknya Delia kerja di Malaysia, dia jarang pulang," katanya sambil mengelus-elus punggungku.<br />
<br />
"Ibu mainnya hebat sekali, bagaimana kalau aku ketagihan sama Ibu..?" tanyaku merayu sambil kuremas buah dadanya.<br />
<br />
Kami istirahat sejenak, tubuhku menindih tubuhnya agak miring, agar tidak terlalu membebaninya. Kupandangi wajahnya.<br />
<br />
"Wanita ini.., masih cantik dan lembut.." pikirku.<br />
<br />
Kembali kuelus kulit wajahnya yang putih dan licin, sekali-kali kukocokkan kemaluanku pelan pelan, dan dibalas dengan sedotan vagina secara ringan.<br />
<br />
"Bu, gimana kalau aku ketagihan sama Ibu..?" ulangku sambil kukocok pelan-pelan vaginanya.<br />
<br />
"Lho kan ada Delia..," jawabnya sambil tersenyum.<br />
<br />
Aku tidak dapat menemukan kata-kata yang tepat untuk menjawabnya. Kucium bibirnya secara paksa, walaupun tadinya menolak, akhirnya dia membalas ciumanku pula.<br />
<br />
Sambil berciuman, aku kembali menyodok-nyodokan kemaluanku kembali. Kali ini Bu Ar sangat aktif, di tengah kocokanku, vaginanya menghisap-hisap penisku sambil memutar pinggulnya. Kami merasakan kenikmatan yang lebih, Bu Ar mengerang-erang dan mendesis, aku pun tidak dapat menahan desisanku.<br />
<br />
"Aduh.., nikmat sekali Dik Ton.., sshh.. sshh.., Ibu sudah hampir keluar.., oh..!"<br />
<br />
"Saya juga Bu.., mau dikeluarin sekarang Bu..?" kataku sambil kami masih berdekapan.<br />
<br />
"Sebentar lagi Nak Ton, uuhh.., sshh.., sshh.., eehh..!"<br />
<br />
Kukocokkan batang penis makin cepat dan makin cepat, karena aku sudah tidak tahan lagi.<br />
<br />
"Eekhhh.., Ibu sudah nggak tahan lagi, ooohh.., eekhh.., ayo Nak Ton, keluarin bareng. Ayo Nak Ton..! Ibu keluaar.., eekhhh.., eekhhh.., eekhhh..!" dia mengalami orgasme yang hebat.<br />
<br />
Pinggulnya diangkat ke atas, dan wajahnya mendongak ke atas, sementara kemaluanku menghujam jauh sekali ke dalam sambil kuputar dan kutekan. Satu detik kemudian, aku pun menyemburkan spermaku beberapa kali.<br />
<br />
Oohhh nikmat sekali, kenikmatan menyelusuri seluruh tulang belakangku. Sebuah puncak kenikmatan dahsyat telah lewat beberapa detik yang lalu, tubuhku masih menindih tubuhnya. Kucium bibirnya dengan lembut, kuusap-usap wajah dan rambutnya, sementara aku tidak mencabut kemaluanku yang masih berdiri dari liang vaginanya. Masih kunikmati sisa-sisa kedutan nyaman dari vaginanya di pori-pori kulit kelaminku.<br />
<br />
Pagi itu aku sempat tertidur bersamanya hingga siang hari dengan tubuh telanjang, dan aku kembali ke kamarku sebelum Mbak Delia dan suaminya kembali.<br />
<br />
Besok harinya, sebelum berangkat kuliah aku mampir ke rumahnya, yang kujumpai hanya Mbak Delia.<br />
<br />
"Mbak Delia kemana Ibu..?"<br />
<br />
"Oh Ibu sudah pulang, tadi pagi habis subuh minta diantar Mas ke terminal, katanya besok ada urusan, sehingga pulangnya dipercepat."<br />
<br />
Aku kecewa, tapi kusembunyikan wajah kecewaku di hadapan Mbak Delia. Sejak itu aku tidak pernah lagi menjumpai, kecuali dalam lamunanku. Kapan kejadian ini terulang..?Sex88http://www.blogger.com/profile/17118765576690099077noreply@blogger.comIndonesia-0.789275 113.92132700000002-31.668126 72.61273300000002 30.089576 155.22992100000002tag:blogger.com,1999:blog-6941674209105952832.post-75787152913946189682016-04-23T00:52:00.000+07:002018-05-24T23:07:31.843+07:00Cerita Sex : Bercinta di wc kuliahAku orang pendiam dikampus juga banyak yang mengejek anak cupu kurang pergaulan, aku sekarang semester 6 dan umurku 20 tahun, aku anak terkahir dari 2 bersaudara dan keluargaku dari golongan menengah keatas, jujur saja kalau soal perempuan aku penakut jadinya aku tidak mempunyai teman perempuan, mungkin kekurangan itu dalam bergaul dengan cewek.<br />
<br />
Namun ironisnya, aku mempunyai hasrat seks yang tinggi, aku mudah terangsang bila melihat cewek yang bagiku menarik, apalagi memakai pakaian ketat. Jujur saja, bila sudah begitu pikiranku sering mengkhayal ke arah persetubuhan. Bila hasratku sudah tak lagi dapat kutahan, terpaksa aku melakukan onani. Aku memilih itu sebab aku tak tahu lagi harus menyalurkan kemana.<br />
<br />
Sifat pendiamku ternyata membuat cewek-cewek di kampusku penasaran, sepertinya mereka ingin tahu lebih banyak tentangku. Cuma mereka harus kecewa sebab aku kesulitan untuk bergaul dengan mereka. Di samping itu teman-temanku bilang aku mempunyai face yang lumayan ganteng (nggak nyombong lo..), kulitku putih, rambuntuku gondrong, dan tinggiku sekitar 170 cm.<br />
<br />
Bila aku melintas di koridor kampus, aku merasa ada beberapa cewek yang melirikku, tetapi aku berusaha cuek saja, toh aku tak bisa mendekatinya. Namun ada seorang cewek yang diam-diam menyukaiku, hal itu aku ketahui dari sahabatku.<br />
<br />
Ketika aku minta untuk menunjukkan anaknya, kebetulan penampilannya sesuai degan seleraku. Tinggi tubuhnya sama denganku, rambut panjang, kulit putih bersih, wajah menarik, ukuran toketnya juga pas dengan seleraku, dan badannya padat berisi.<br />
<br />
Sebut saja namanya Yuni (samaran). Sejak itu setiap kali aku melihatnya, aku sering berpikiran edan, yaitu membayangkan bisa bersetubuh dengannya. Sebaliknya bila ia melihatku, sikapnya biasa-biasa saja, walaupun aku tahu sebenarnya dia menyukaiku.<br />
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><span style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><a href="http://senang77.com/"><img alt="Senangpoker.com Agen Texas Poker dan Bandar Domino QQ Online Terpercaya Indonesia" border="0" height="400" src="https://1.bp.blogspot.com/-R-bKTbPz8BQ/VxparDl7CnI/AAAAAAAAASk/BODpBnWenKc60y1pirCYVeUGjS2LftNBACLcB/s400/B0zLQtjCcAASAA9.jpg" title="Senangpoker.com Agen Texas Poker dan Bandar Domino QQ Online Terpercaya Indonesia" width="300" /></a></span></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Cerita Sex : Bercinta di wc kuliah</td></tr>
</tbody></table>
Pada suatu hari yang tak terduga olehku, seolah-olah keinginanku dikabulkan (masa?). Saat kuliah usai pada jam 19.00 sore, selepas keluar ruangan aku hendak untuk mencuci muka, sekedar menyegarkan diri.<br />
<br />
Aku menuju WC kampus yang kebetulan letaknya agak menyendiri dari "peradaban" kampus. Sampai disana aku mendapati beberapa orang yang juga akan mempergunakan kamar mandi. Selagi menunggu giliran, aku ingin buang air kecil dulu, tapi kamar mandi sedang dipakai.<br />
<br />
Praktis aku urungkan saja. Begitu tiba giliranku, aku hendak menuju ke arah kran, tiba-tiba dari arah pintu kamar mandi yang tertutup tadi keluarlah seorang cewek yang selama ini kusukai dan dia juga mengincarku.<br />
<br />
Aku sangat tekejut melihatnya, sikapku hampir salah tingkah, begitu pun dengan dia. Kami saling bertatapan mata dan terdiam beberapa saat. Kemudian dia sedikit tersenyum malu-malu. Kok dia ada disini sih?, Pikirku. Akhirnya aku memberanikan diri untuk memulai percakapan.<br />
<br />
"La, ngapain elo masuk ke WC cowok?" tanyaku penuh rasa heran.<br />
<br />
"Ehh.. itu.. ehmm.. tempat cewek penuh semua, makanya gue ke sini.."<br />
<br />
"Emang yang di lantai bawah juga penuh?", tanyaku.<br />
<br />
Padahal dalam hati aku merasa mendapat kesempatan emas.<br />
<br />
"Iya. Emang kenapa? Boleh dong sebentar doang.. lagi pula 'kan sekarang udah nggak ada siapa-siapa, ya kan..?", jawab Yuni rada genit.<br />
<br />
Aku pun tidak mau kalah.<br />
<br />
"Tapi kan gue cowok, elo nggak malu?", gantian aku membalasnya.<br />
<br />
"Kalo elo, gue emang nggak keberatan kok.., untungnya cuman tinggal elo dong yang ada di sini, daripada yang laen..", jawab Yuni.<br />
<br />
Denger jawaban kayak gitu, aku malah jadi tambah bengong. Gila.. kayaknya dia emang ngasih kesempatan nih! Pikirku. Tiba-tiba dia menyerobot posisi gue yang dari tadi udah berdiri di samping kran.<br />
<br />
"Sorry yah, gue duluan, habis elo bengong aja sih..", katanya.<br />
<br />
Rupanya dia juga mau mencuci muka. Selama dia mencuci muka, aku seperti orang bingung. Kadang-kadang aku mencuri pandang ke arah bagian yang terlarang. Posisinya yang sedang membungkuk membuat pantatnya yang berisi menungging ke arah selangkanganku.<br />
<br />
Ditambah lagi CD-nya yang berwarna krem terlihat olehku. Lama kelamaan aku menjadi terangsang, kontolku mulai tegang tak keruan. Langsung saja di pikiranku membayangkan kontolku kumasukkan ke dalam memeknya dari belakang pada posisi seperti itu.<br />
<br />
Entah apa yang merasuki pikiranku, aku berniat untuk menyetubuhinya di WC ini, sebab hasratku sudah tak tertahankan. Aku tak peduli dia keberatan atau tidak. Pokoknya aku harus ngentot dengan dia, apapun caranya.<br />
<br />Diam-diam aku berdiri di pintu keluar, mengamati keadaan. Aman pikirku, tak ada seorang pun. Jadi aku bisa leluasa melaksanakan niat bejatku. Saat dia menuju pintu keluar, dari jauh aku sudah melihat senyumannya yang merangsang birahiku.<br />
<br />
Sepertinya dia memang sengaja menarik perhatianku. Tiba-tiba dengan cepat kupalangkan tanganku di depannya, sehingga ia menghentikan langkahnya. Dia melihatku seakan- akan mengerti maksudku.<br />
<br />
"Buru-buru amat La, emang elo udah ada kuliah lagi?", tanyaku.<br />
<br />
"Enggak kok, gue cuman pengen istirahat di sini aja", jawabnya.<br />
<br />
Aku tak menanggapinya, dengan cepat aku segera menutup dan mengunci pintu dari dalam. Melihat sikapku, Yuni mulai menatapku dalam-dalam. Dengan perlahan kudekati dia. Kutatap kedua matanya yang indah. Dia mulai bereaksi, perlahan dia juga mulai mendekatiku, sehingga wajah kami berdekatan. Aku mulai merasa bahwa dia juga merasakan hal yang sama denganku. Nafasnya juga semakin memburu, seolah-olah dia mengerti permainan yang akan kulakukan.<br />
<br />
Mulutnya mulai terbuka seperti akan mengatakan sesuatu, namun dia keburu mengecupku dengan lembut. Perasaanku saat itu tak menentu, sebab baru kali inilah aku dicium oleh seorang cewek. Dengan spontan aku pun membalasnya dengan mesra. Aneh, walaupun aku belum pernah melakukannya, otomatis aku tahu apa yang harus mesti kulakukan. Apalagi aku juga sering melihat di film BF.<br />
<br />
Kami saling bermain lidah cukup lama, sampai kami kesulitan bernafas. Kedua bibir kami berpagut sangat erat. Desahan Yuni membuatku semakin hot menciumnya. Aku mulai menggerakkan tanganku menuju ke pantatnya, kuraba dengan lembut, dan dengan gemas kuremas pantatnya.<br />
<br />
Kemudian aku mencoba untuk mengusap bagian memeknya. Kugosok-gosok sampai dia mengerang kenikmatan. Aku panik kalau erangannya terdengar ke luar. Setelah kuberi tahu dia mengerti dan mengecup bibirku sekali lagi.<br />
<br />
Usapanku membuat cairan memeknya membasahi celananya. Karena dia memakai celana bahan, maka cairannya juga membasahi tanganku.<br />
<br />
"Ssshhtt.. gilaa.. enak banget.. ehmm..", desah Yuni.<br />
<br />
Aku melepaskan ciumanku dan berpindah menciumi lehernya yang putih mulus. Lehernya yang harum membuatku makin gencar menciumi lehernya. Mata Yuni terlihat mendelik dan menengadahkan mukanya ke atas merasakan kenikmatan. Tangannya mulai berani untuk meremas kontolku yang keras. Enak sekali pijitannya, membuat kontolku semakin berdenyut- denyut.<br />
<br />
Aku berhenti menciumi lehernya, aku mulai meraba-raba toketnya yang sudah mengeras. Yuni mulai membuka kaosnya, dan memintaku untuk memainkan kedua toketnya. Kuraba-raba dengan lembut, dan sesekali kuremas sedikit.<br />
<br />
Merasa masih ada penghalang, kubuka BH-nya yang berwarna putih. Benar-benar pemandangan yang sangat indah, toketnya yang berukuran sedang, putih mulus, dan putingnya merah kecoklatan terlihat menantang seperti siap untuk dikemot.<br />
<br />
Langsung saja aku sedot susunya yang kenyal itu. Yuni menggelinjang kenikmatan dan memekik. Aku tak peduli ada orang yang mendengar. Rupanya dia senang menyemprotkan parfum ke dadanya, sehingga terasa lebih nikmat mengulum toket harum.<br />
<br />
Aku benar-benar menikmati toket Yuni dan aku ingin mengemoti toket Yuni sampai dia menyerah. Kujilat puting susunya sampai putingnya berdiri tegak. Kulihat Yuni seperti sudah di awang-awang, tak sadarkan diri.<br />
<br />
Tangan Yuni mulai membuka ritsleting celana gue dan berusaha mengeluarkan kontol gue yang sudah keras sekali. Begitu semua terlepas bebaslah kontol gue menggantung di depan mukanya yang sebelumnya dia telah mengambil posisi jongkok.<br />
<br />
Dia kocok-kocok kontol gue, sepertinya dia sedang mengamati dahulu. Lalu dia mulai mencium sedikit-sedikit. Kemudian dia mencoba membuka mulutnya untuk memasukkan kontolku. Pertama hanya 1/4 nya yang masuk, lama-lama hampir seluruh kontolku masuk ke mulutnya yang seksi, kontolku sama sekali sudah tak terlihat lagi.<br />
<br />
Lalu dia mulai memaju mundurkan kontolku dalam mulutnya. Sedotan dan hisapannya sungguh luar biasa, seperti di film BF. Aku menahan rasa geli yang amat sangat, sehingga hampir saja aku mengeluarkan maniku di dalam mulutnya.<br />
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><span style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><a href="http://senang77.com/"><img alt="Senangpoker.com Agen Texas Poker dan Bandar Domino QQ Online Terpercaya Indonesia" border="0" height="400" src="https://1.bp.blogspot.com/-fktHc7TusvQ/VxpayzbzcqI/AAAAAAAAASo/ao6qjtMLOZUEojyck8MISCgR3WwiAl1qQCLcB/s400/abg1.jpg_480_480_0_64000_0_1_0.jpg" title="Senangpoker.com Agen Texas Poker dan Bandar Domino QQ Online Terpercaya Indonesia" width="300" /></a></span></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Cerita Sex : Bercinta di wc kuliah</td></tr>
</tbody></table>
Belum saatnya, pikirku. Aku ingin mengeluarkan maniku di dalam memeknya. Maka aku memberi tanda agar Yuni berhenti sebentar. Aku berusaha menenangkan diri sambil mengusap-ngusap toketnya. Setelah rileks sedikit, Yuni mulai melanjuntukan permainannya selama kurang lebih 10 menit. Yuni sempat menjilat cairan bening yang mulai keluar dari ujung kontolku dan menelannya.<br />
<br />
Yuni kemudian bangkit untuk melepaskan celana panjangnya, ia juga melepaskan CD-nya yang berwarna krem. Aku mengambil posisi jongkok untuk menjilati memeknya dahulu, agar licin. Kubuka pahanya lebar-lebar.<br />
<br />
Terlihatlah memek Yuni yang sangat bersih, berwarna merah, lipatannya masih kencang, tak tampak sehelai bulu satu pun. Sepertinya Yuni memang pandai merawat kewanitaannya. Aku mulai menjulurkan lidahku ke memeknya.<br />
<br />
Aku sempat berpikir bagaimana kalau di memeknya tercium bau yang tidak sedap. Ah, bodo amat aku sudah bernafsu, aku tahan nafas saja.<br />
<br />
Kubuka belahan memeknya. Lalu kujilat bagian dalamnya. Tapi ternyata koq baunya tidak seperti yang kubayangkan sebelumnya. Memek Yuni tidak berbau kecut, tapi juga tidak berbau harum, bau memek alami. Justru bau yang alami seperti itulah yang membuatku makin bernafsu serasa ingin melumatnya semua ke dalam muluntuku. Aaahh..Yuni benar-benar pandai merawat memeknya. Sungguh beruntung aku.<br />
<br />
Aku terus menjilat-jilat memeknya yang mulai basah dengan cairannya. Yuni terlihat sangat menikmati permainan ini. Matanya sayu, desahannya makin keras seraya menggigit bibir bawahnya.<br />
<br />
"Akkhh.. sstt.. uugh.. gilaa.. enak banget..", desah Yuni.<br />
<br />
Memeknya terasa hangat dan lembut. Betul-betuk memek ternikmat yang kurasakan.<br />
<br />
Kumasukkan jari telunjukku ke dalam memeknya sambil mengait-ngaitkan ke dinding memeknya. Tentu saja Yuni makin edan reaksinya, membuat semakin kelojotan nggak keruan. Sampai ia menjepitkan kedua belah pahanya hingga kepalaku terjepit di antara sepasang paha yang putih mulus, dan tangannya menjambak rambuntuku sampai aku sendiri merasa kesakitan.<br />
<br />
Cairan yang keluar dari memeknya sampai meleleh ke pipiku dan kepahanya. Sebagian sempat mengalir ke bibirku. Karena penasaran dengan selama ini yang kutahu, kucicipi cairan itu. Gila! Rasanya enak koq, agak asin.<br />
<br />
Langsung aja aku hisap sebanyak-banyaknya dari memeknya. Yuni sempat risih melihat perbuatanku. Namun aku cuek saja, sebab dia tadi juga melakukan hal yang sama pada kontolku.<br />
<br />
Tiba-tiba Yuni mendorong kepalaku dari memeknya. Kayaknya dia sudah nggak kuat lagi.<br />
<br />
"Masukin dong punya elo, gue udah nggak tahan nich.. ayo dong sayy..", pinta Yuni dengan suara mendesah.<br />
<br />
Aku sempat tertegun sejenak, sebab sama sekali aku belum pernah melakukannya.<br />
<br />"Ayo cepat dikit dong..", katanya sambil memandangku yang tertegun sejenak.<br />
<br />
Dengan bermodal nekat dan pengetahuan dari film BF, gue turutin saja permintaan Yuni.<br />
<br />
Kuangkat satu kakinya ke atas bak mandi, sehingga posisi memeknya lebih terbuka. Memeknya sudah basah sekali oleh cairan sehingga terlihat mengkilat. Hal itu makin membuatku bernafsu untuk memasukkan kontolku ke memeknya. Kuelus-elus dahulu kepala kontolku ke bibir memeknya. Kudorong kontolku perlahan.. masuk sedikit demi sedkit..<br />
<br />
Pantatku terus kudorong, terasa sebagian kepala kontolku sudah masuk ke lobang memek Yuni yang sudah basah dan licin tapi terasa sempit banget. Dalam hati aku beruntung juga bisa ngerasain sempitnya memek perawan.<br />
<br />
Kucoba kugesek dan menekan perlahan sekali lagi. Kontolku sudah masuk setengahnya, namun masih terasa sempit sekali. Tubuh Yuni sempat tersentak ketika kontolku sudah masuk seluruhnya.<br />
<br />
"Auuwww.. sakitt.. pelann.. sstt..", Yuni sedikit menjerit.<br />
<br />
Kutarik kontolku keluar, lalu kudorong lagi sekuat tenaga. Aku sengaja membiarkan kontolku menancap di dalamnya beberapa saat agar memek Yuni terbiasa menerima kontolku. Kemudian barulah aku memulai gerakan maju mundur.<br />
<br />
Terasa kontolku bergesekan dengan dinding memek yang bergerinjal-gerinjal. Jadi ini toh yang dinamakan bersetubuh, pikirku dalam hati. Kontolku terasa agak perih dijepit oleh memeknya, tapi tetap kuteruskan, aku tak mau kehilangan kesempatan berharga ini.<br />
<br />
Tampaklah pemandangan indah ketika kontolku keluar masuk memek Yuni. Kontolku sudah tidak terasa perih lagi, malah sebaliknya, terasa geli ngilu enak. Yuni semakin tidak jelas rintihannya, seperti orang menangis, air matanya meleleh keluar.<br />
<br />
Mulutnya menggigit bibirnya sendiri menahan sakit. Aku sempat kasihan melihatnya. Mungkin aku sudah keterlaluan. Kucoba berbicara padanya sambil kedua pinggul kami menghentak-hentak.<br />
<br />
"Ke.. napa.. La.. ehhgg.., elo.. pe.. ngen udahann..?", tanyaku.<br />
<br />
"Ja.. ngan dilepas.. terussinn.. aja.. gue.. nggak.. apa.. apa.. kok.. sstt..", kata Yuni.<br />
<br />
Goyangan pinggul Yuni sangat luar biasa, hampir aku dibuat ngecret sekali lagi. Kutarik kontolku keluar dan kudiamkan beberapa saat. Setelah itu aku minta ganti posisi, aku ingin ngentotin dia dari belakang. Yuni berpegangan pada pintu kamar mandi, sedangkan pantatnya sudah menungging ke arahku.<br />
<br />
Dalam posisi itu lipatan memeknya terlihat lebih jelas. Tanpa basa-basi lagi kumasukkan saja kontolku dengan hentakan yang kuat. Kali ini lebih lancar, sebab memeknya sudah terbiasa menerima kontolku.<br />
<br />
Kali ini gerakan Yuni lebih hot dari sebelumnya, ia mulai memutar- mutar pantatnya. Setiap gerakan pantatnya membuat kontolku sangat geli luar biasa.. kontolku berdenyut-denyut seperti ingin memuntahkan lahar yang panas..aku merasa tak tahan lebih lama lagi. Tapi aku tak ingin mengecewakan Yuni, aku pun berusaha mengimbangi permainannya.<br />
<br />
Aduhh srr.., ada cairan licin kembali keluar dari kontolku. Cairan itu makin menambah licin dinding memek Yuni. Aku benar-benar merasakan kenikmatan persetubuhan ini. Aku makin tenggelam dalam kenikmatan bersetubuh dengan Yuni, sungguh aku tak akan melupakannya.<br />
<br />
Tubuh kami terlihat mengkilat oleh keringat kami berdua. Toket Yuni bergoyang-goyang mengikuti irama gerakan kami, membuatku makin gemas untuk meremasnya dan sesekali kukemot sampai ia memjerit kecil. Memek Yuni makin berbusa akibat kocokan kontolku.<br />
<br />
Aku merasakan sesuatu yang tak tertahankan lagi. Aku makin pasrah ketika kenikmatan ini menjalar dari buah zakar menuju dengan cepat ke arah ujung kontolku. Seluruh tubuhku bergetar hendak menerima pelepasan yang luar biasa.<br />
<br />
"Laa.. gue udah mau keluar.. nihh.. Elo.. masih.. lama.. nggak..?", rintihku.<br />
<br />
"Sa.. bar.. se.. bentarr.. sayaangg.. sama.. samaa.. gue.. juga.. hampir.. keluarr.. oohh.. ahhgghh..", pantatnya menekan kontolku dengan kuat.<br />
<br />
Mukanya berusaha menengok ke arahku berusaha mengulum bibirku. Kudekatkan bibirku agar dia bisa mengulumnya.<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><span style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><a href="http://senang77.com/"><img alt="Senangpoker.com Agen Texas Poker dan Bandar Domino QQ Online Terpercaya Indonesia" border="0" height="400" src="https://4.bp.blogspot.com/-uXdQ9cXUG4Q/VxpbQvksD4I/AAAAAAAAAS4/9uMKO7XWRO4s_IzmUWozQQYMOHIKD56SwCLcB/s400/abg-bispak-imut-genit-pamer-payudara-mulus%2B%25287%2529.jpg" title="Senangpoker.com Agen Texas Poker dan Bandar Domino QQ Online Terpercaya Indonesia" width="298" /></a></span></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Cerita Sex : Bercinta di wc kuliah</td></tr>
</tbody></table>
Bersamaan dengan itu..<br />
<br />
"Aaahh.."<br />
<br />
Kontolku menyemprotkan air mani ke dalam lobang memeknya berkali-kali. Sampai cairan putih itu meleleh ke pahanya dan sempat menetes ke lantai. Tak kusangka banyak sekali spermaku yang berlumuran di memeknya.<br />
<br />
Yuni berjongkok memegang kontolku. Lalu ia menjilat dan mengulum kontolku yang masih berlumuran sperma. Dia menelan semua spermaku sampai kepala kontolku bersih mengkilat. Dia kelihatan tersenyum bangga.<br />
<br />
Yuni kembali berdiri memandangi penuh kepuasan. Tubuh Yuni terjatuh lemas membebani tubuhku, badannya bergetar merasakan orgasme.<br />
<br />
Yuni memandangku tersenyum, disertai dengan nafas yang masih terengah-engah. Kami pun berpelukan dalam tubuh penuh keringat dengan alat kelamin kami masih saling menyatu. Bibir kami saling mengecup dengan mesra, sambil memainkan bagian-bagian sensitif.<br />
<br />
Kami membersihkan diri bersama sebelum beranjak keluar WC. Selama kami mandi kami saling mengutarakan sesuatu hal. Iseng-iseng aku bertanya mengapa dia mau menerima perlakuanku barusan.<br />
<br />
Ternyata Yuni mengatakan bahwa selama ini dia sudah lama menyukaiku, namun ia tidak berani mengutarakannya, sebab malu sama teman-temannya. Aku sempat tertegun mendengarnya. Kemudian aku juga mengatakan bahwa aku juga suka padanya.<br />
<br />
Seakan dia tak percaya, tetapi setelah kejadian tadi kami menjadi saling menyayangi. Kami kembali berpelukan dengan mesra sambil saling mengecup bibir.<br />
<br />
Aku sempat khawatir kalau Yuni hamil, sebab aku mengeluarkan spermaku di dalam memeknya. Aku tidak mau menikah, aku belum siap jadi bapak. Biarlah, kalaupun Yuni hamil, aku akan membuat suatu rencana. Lagipula kami melakukannya baru sekali, jadi kemungkinan dia hamil kecil peluangnya.<br />
<br />
Selesai mandi aku menyuruh Yuni keluar belakangan, aku keluar duluan agar bisa mengamati keadaan. Setelah tidak ada orang satupun, barulah Yuni keluar, kemudian kami pergi berlawanan arah dan bertemu kembali di suatu tempat. Sampai saat ini hubunganku dengan Yuni masih berjalan baik, cuma kami belum mengulang apa yang kami lakukan di WC dulu.<br />
<br />
Beberapa minggu setelah kejadian itu aku mendengar fakta dari teman-temannya bahwa Yuni itu sebenarnya cewek yang haus seks. Dia juga telah bersetubuh dengan banyak pria, baik dari kalangan mahasiswa atau om-om.<br />
<br />
Makanya aku sempat curiga waktu kami bersetubuh dulu, sebab walaupun memeknya masih rapat seperti perawan, namun aku tidak merasakan menyentuh selaput daranya, bahkan aku sama sekali juga tidak melihat darah yang keluar dari lubang memeknya.Sex88http://www.blogger.com/profile/17118765576690099077noreply@blogger.comIndonesia-0.789275 113.92132700000002-31.668126 72.61273300000002 30.089576 155.22992100000002tag:blogger.com,1999:blog-6941674209105952832.post-21272838205571536822016-04-21T21:45:00.004+07:002018-05-24T23:07:00.025+07:00Cerita Sex : Mencoba Pengalaman LainSaat umurku baru 18 tahun aku masih duduk dubangku SMU di sekolah aku menjadi salah satu incaran para cowok kesmuanya rata rata ingin memacariku, dengan tubuhku yang proposional, payu daraku dengan seusiaku terlihat kencang dengan pinggul yang menarik perhatian karena aku kalau sore hari selalu olahraga basket atau lari kecil.<br />
<br />
Aku pertama mengenal seks dari pacarku yang tak lama kemudian putus, pengalaman pertama itu membuatku haus seks dan selalu ingin mencoba pengalaman yang lebih heboh. Beberapa kali aku berpacaran singkat yang selalu berujung di ranjang. Aku sangat jenuh dengan kehidupan seksku, aku menginginkan seseorang yang bisa membuatku menjerit-jerit dan tak berkutik kehabisan tenaga.<br />
<br />
Ketika itu aku belum diijinkan untuk membawa mobil sendiri, jadi untuk keperluan itu orang tuaku mempekerjakaan Bang Totok sebagai sopir pribadi keluarga kami merangkap pembantu. Dia berusia sekitar 30-an dan mempunyai badan yang tinggi besar serta berisi, kulitnya kehitam-hitaman karena sering bekerja di bawah terik matahari (dia dulu bekerja sebagai sopir truk di pelabuhan).<br />
<br />
Aku sering memergokinya sedang mengamati bentuk tubuhku, memang sih aku sering memakai baju yang minim di rumah karena panasnya iklim di kotaku. Waktu mengantar jemputku juga dia sering mencuri-curi pandang melihat ke pahaku dengan rok seragam abu-abu yang mini.<br />
<br />
Begitu juga aku, aku sering membayangkan bagaimana bila aku disenggamai olehnya, seperti apa rasanya bila batangnya yang pasti kekar seperti tubuhnya itu mengaduk-aduk kewanitaanku. Tapi waktu itu aku belum seberani sekarang, aku masih ragu-ragu memikirkan perbedaan status diantara kami.<br />
<br />
Obsesiku yang menggebu-gebu untuk merasakan ML dengannya akhirnya benar-benar terwujud dengan rencana yang kusiapkan dengan matang. Hari itu aku baru bubaran pukul 3 karena ada ekstra kurikuler, aku menuju ke tempat parkir dimana Bang Totok sudah menunggu.<br />
<br />
Aku berpura-pura tidak enak badan dan menyuruhnya cepat-cepat pulang. Di mobil, sandaran kursi kuturunkan agar bisa berbaring, tubuhku kubaringkan sambil memejamkan mata. Begitu juga kusuruh dia agar tidak menyalakan AC dengan alasan badanku tambah tidak enak, sebagai gantinya aku membuka dua kancing atasku sehingga bra kuningku sedikit tersembul dan itu cukup menarik perhatiannya.<br />
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><span style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><a href="http://senang77.com/"><img alt="Senangpoker.com Agen Texas Poker dan Bandar Domino QQ Online Terpercaya Indonesia" border="0" height="400" src="https://1.bp.blogspot.com/-uSb5CDF1Cbg/VxjmShDYfFI/AAAAAAAAAR8/_jS5pplO9m0uxyEqoYsS2ZMruSZ-FnXlgCLcB/s400/Cerita%2BSex%2BMencoba%2BPengalaman%2BLain.jpg" title="Senangpoker.com Agen Texas Poker dan Bandar Domino QQ Online Terpercaya Indonesia" width="300" /></a></span></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Cerita Sex : Mencoba Pengalaman Lain</td></tr>
</tbody></table>
<br />
"Non gak apa-apa kan? Sabar ya, bentar lagi sampai kok" hiburnya<br />
<br />
Waktu itu dirumah sedang tidak ada siapa-siapa, kedua orang tuaku seperti biasa pulang malam, jadi hanya ada kami berdua. Setelah memasukkan mobil dan mengunci pagar aku memintanya untuk memapahku ke kamarku di lantai dua.<br />
<br />
Di kamar, dibaringkannya tubuhku di ranjang. Waktu dia mau keluar aku mencegahnya dan menyuruhnya memijat kepalaku. Dia tampak tegang dan berkali-kali menelan ludah melihat posisi tidurku itu dan dadaku yang putih agak menyembul karena kancing atasnya sudah terbuka, apalagi waktu kutekuk kaki kananku sehingga kontan paha mulus dan CD-ku tersingkap.<br />
<br />
Walaupun memijat kepalaku, namun matanya terus terarah pada pahaku yang tersingkap. Karena terus-terusan disuguhi pemandangan seperti itu ditambah lagi dengan geliat tubuhku, akhirnya dia tidak tahan lagi memegang pahaku. Tangannya yang kasar itu mengelusi pahaku dan merayap makin dalam hingga menggosok kemaluanku dari luar celana dalamku.<br />
<br />
"Sshh.. Bang" desahku dengan agak gemetar ketika jarinya menekan bagian tengah kemaluanku yang masih terbungkus celana dalam.<br />
<br />
"Tenang Non.. saya sudah dari dulu kesengsem sama Non, apalagi kalau ngeliat Non pake baju olahraga, duh tambah gak kuat Abang ngeliatnya juga" katanya merayu sambil terus mengelusi bagian pangkal pahaku dengan jarinya.<br />
<br />
Totok mulai menjilati pahaku yang putih mulus, kepalanya masuk ke dalam rok abu-abuku, jilatannya perlahan-lahan mulai menjalar menuju ke tengah. Aku hanya dapat mencengkram sprei dan kepala Totok yang terselubung rokku saat kurasakan lidahnya yang tebal dan kasar itu menyusup ke pinggir celana dalamku lalu menyentuh bibir vaginaku.<br />
<br />
Bukan hanya bibir vaginaku yang dijilatinya, tapi lidahnya juga masuk ke liang vaginaku, rasanya wuiihh..gak karuan, geli-geli enak seperti mau pipis. Tangannya yang terus mengelus paha dan pantatku mempercepat naiknya libidoku, apalagi sejak sejak beberapa hari terakhir ini aku belum melakukannya lagi.<br />
<br />
Sesaat kemudian, Totok menarik kepalanya keluar dari rokku, bersamaan dengan itu pula celana dalamku ikut ditarik lepas olehnya. Matanya seperti mau copot melihat kewanitaanku yang sudah tidak tertutup apa-apa lagi dari balik rokku yang tersingkap.<br />
<br />
Dia dekap tubuhku dari belakang dalam posisi berbaring menyamping. Dengan lembut dia membelai permukaannya yang ditumbuhi bulu-bulu halus itu. Sementara tangan yang satunya mulai naik ke payudaraku, darahku makin bergolak ketika telapak tangannya yang kasar itu menyusup ke balik bra-ku kemudian meremas daging kenyal di baliknya.<br />
<br />
"Non, teteknya bagus amat.. sama bagusnya kaya memeknya, Non marah ga saya giniin?" tanyanya dekat telingaku sehingga deru nafasnya serasa menggelitik.<br />
<br />Aku hanya menggelengkan kepalaku dan meresapi dalam-dalam elusan-elusan pada daerah sensitifku. Totok yang merasa mendapat restu dariku menjadi semakin buas, jari-jarinya kini bukan hanya mengelus kemaluanku tapi juga mulai mengorek-ngoreknya, cup bra-ku yang sebelah kanan diturunkannya sehingga dia dapat melihat jelas payudaraku dengan putingnya yang mungil.<br />
<br />
Aku merasakan benda keras di balik celananya yang digesek-gesek pada pantatku. Totok kelihatan sangat bernafsu melihat payudaraku yang montok itu, tangannya meremas-remas dan terkadang memilin-milin putingnya.<br />
<br />
Remasannya semakin kasar dan mulai meraih yang kiri setelah dia pelorotkan cup-nya. Ketika dia menciumi leher jenjangku terasa olehku nafasnya juga sudah memburu, bulu kudukku merinding waktu lidahnya menyapu kulit leherku disertai cupangan. Aku hanya bisa meresponnya dengan mendesah dan merintih, bahkan menjerit pendek waktu remasannya pada dadaku mengencang atau jarinya mengebor kemaluanku lebih dalam.<br />
<br />
Cupanganya bergerak naik menuju mulutku meninggalkan jejak berupa air liur dan bekas gigitan di permukaan kulit yang dilalui. Bibirnya akhirnya bertemu dengan bibirku menyumbat eranganku, dia menciumiku dengan gemas.<br />
<br />
Pada awalnya aku menghindari dicium olehnya karena Totok perokok jadi bau nafasnya tidak sedap, namun dia bergerak lebih cepat dan berhasil melumat bibirku. Lama-lama mulutku mulai terbuka membiarkan lidahnya masuk, dia menyapu langit-langit mulutku dan menggelikitik lidahku dengan lidahnya sehingga lidahku pun turut beradu dengannya.<br />
<br />
Kami larut dalam birahi sehingga bau mulutnya itu seolah-olah hilang, malahan kini aku lebih berani memainkan lidahku di dalam mulutnya. Setelah puas berrciuman, Totok melepaskan dekapannya dan melepas ikat pinggang usangnya, lalu membuka celana berikut kolornya.<br />
<br />
Maka menyembullah kemaluannya yang sudah menegang daritadi. Aku melihat takjub pada benda itu yang begitu besar dan berurat, warnanya hitam pula. Jauh lebih menggairahkan dibanding milik teman-teman SMU-ku yang pernah ML denganku.<br />
<br />
Dengan tetap memakai kaos berkerahnya, dia berlutut di samping kepalaku dan memintaku mengelusi senjatanya itu. Akupun pelan-pelan meraih benda itu, ya ampun tanganku yang mungil tak muat menggenggamnya, sungguh fantastis ukurannya.<br />
<br />
"Ayo Non, emutin kontol saya ini dong, pasti yahud rasanya kalo diemut sama Non" katanya.<br />
<br />
Kubimbing penis dalam genggamanku ke mulutku yang mungil dan merah, uuhh.. susah sekali memasukkannya karena ukurannya. Sekilas tercium bau keringat dari penisnya sehingga aku harus menahan nafas juga terasa asin waktu lidahku menyentuh kepalanya, namun aku terus memasukkan lebih dalam ke mulutku lalu mulai memaju-mundurkan kepalaku.<br />
<br />
Selain menyepong tanganku turut aktif mengocok ataupun memijati buah pelirnya.<br />
<br />
"Uaahh.. uueennakk banget, Non udah pengalaman yah" ceracaunya menikmati seponganku, sementara tangannya yang bercokol di payudaraku sedang asyik memelintir dan memencet putingku.<br />
<br />
Setelah lewat 15 menitan dia melepas penisnya dari mulutku, sepertinya dia tidak mau cepat-cepat orgasme sebelum permainan yang lebih dalam. Akupun merasa lebih lega karena mulutku sudah pegal dan dapat kembali menghirup udara segar.<br />
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><span style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><a href="http://senang77.com/"><img alt="Senangpoker.com Agen Texas Poker dan Bandar Domino QQ Online Terpercaya Indonesia" border="0" height="218" src="https://2.bp.blogspot.com/-7D4if1Dh3HU/Vxjmm2Ig-fI/AAAAAAAAASA/biszzEbGSfs1Q745WizrMrILixhMEKdtQCLcB/s400/Cerita%2BSex%2BTeman%2BMinta%2BBantuan%2BLebih.jpg" title="Senangpoker.com Agen Texas Poker dan Bandar Domino QQ Online Terpercaya Indonesia" width="400" /></a></span></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Cerita Sex : Mencoba Pengalaman Lain</td></tr>
</tbody></table>
<br />
Dia berpindah posisi di antara kedua belah pahaku dengan penis terarah ke vaginaku. Bibir vaginaku disibakkannya sehingga mengganga lebar siap dimasuki dan tangan yang satunya membimbing penisnya menuju sasaran.<br />
<br />
"Tahan yah Non, mungkin bakal sakit sedikit, tapi kesananya pasti ueenak tenan" katanya.<br />
<br />
Penisnya yang kekar itu menancap perlahan-lahan di dalam vaginaku. Aku memejamkan mata, meringis, dan merintih menahan rasa perih akibat gesekan benda itu pada milikku yang masih sempit, sampai mataku berair. Penisnya susah sekali menerobos vaginaku yang baru pertama kalinya dimasuki yang sebesar itu (milik teman-temanku tidak seperkasa yang satu ini) walaupun sudah dilumasi oleh lendirku.<br />
<br />
Totok memaksanya perlahan-lahan untuk memasukinya. Baru kepalanya saja yang masuk aku sudah kesakitan setengah mati dan merintih seperti mau disembelih. Ternyata si Totok lihai juga, dia memasukkan penisnya sedikit demi sedikit kalau terhambat ditariknya lalu dimasukkan lagi.<br />
<br />
Kini dia sudah berhasil memasukkan setengah bagiannya dan mulai memompanya walaupun belum masuk semua. Rintihanku mulai berubah jadi desahan nikmat. Penisnya menggesek dinding-dinding vaginaku, semakin cepat dan semakin dalam, saking keenakannya dia tak sadar penisnya ditekan hingga masuk semua.<br />
<br />
Ini membuatku merasa sakit bukan main dan aku menyuruhnya berhenti sebentar, namun Totok yang sudah kalap ini tidak mendengarkanku, malahan dia menggerakkan pinggulnya lebih cepat. Aku dibuatnya serasa terbang ke awang-awang, rasa perih dan nikmat bercampur baur dalam desahan dan gelinjang tubuh kami.<br />
<br />
"Oohh.. Non Citra, sayang.. sempit banget.. memekmu.. enaknya!" ceracaunya di tengah aktivitasnya.<br />
<br />
Dengan tetap menggenjot, dia melepaskan kaosnya dan melemparnya. Sungguh tubuhnya seperti yang kubayangkan, begitu berisi dan jantan, otot-ototnya membentuk dengan indah, juga otot perutnya yang seperti kotak-kotak.<br />
<br />
Dari posisi berlutut, dia mencondongkan tubuhnya ke depan dan menindihku, aku merasa hangat dan nyaman di pelukannya, bau badannya yang khas laki-laki meningkatkan birahiku. Kembali dia melancarkan pompaannya terhadapku, kali ini ditambah lagi dengan cupangan pada leher dan pundakku sambil meremas payudaraku. Genjotannya semakin kuat dan bertenaga, terkadang diselingi dengan gerakan memutar yang membuat vaginaku terasa diobok-obok.<br />
<br />
"Ahh.. aahh.. yeahh, terus entot gua Bang" desahku dengan mempererat pelukanku.<br />
<br />
Aku mencapai orgasme dalam 20 menit dengan posisi seperti ini, aku melepaskan perasaan itu dengan melolong panjang, tubuhku mengejang dengan dahsyat, kukuku sampai menggores punggungnya, cairan kenikmatanku mengalir deras seperti mata air.<br />
<br />
Setelah gelombang birahi mulai mereda dia mengelus rambut panjangku seraya berkata, "Non cantik banget waktu keluar tadi, tapi Non pasti lebih cantik lagi kalau telanjang, saya bukain bajunya yah Non, udah basah gini".<br />
<br />
Aku cuma bisa mengangguk dengan nafas tersenggal-senggal tanda setuju. Memang badanku sudah basah berkeringat sampai baju seragamku seperti kehujanan, apalagi AC-nya tidak kunyalakan. Totok meloloskan pakaianku satu persatu, yang terakhir adalah rok abu-abuku yang dia turunkan lewat kakiku, hingga kini yang tersisa hanya sepasang anting di telingaku dan sebuah cincin yang melingkar di jariku.<br />
<br />Dia menelan ludah menatapi tubuhku yang sudah polos, butir-butir keringat nampak di tubuhku, rambutku yang terurai sudah kusut. Tak henti-hentinya di memuji keindahan tubuhku yang bersih terawat ini sambil menggerayanginya.<br />
<br />
Kemudian dia balikkan tubuhku dan menyuruhku menunggingkan pantat. Akupun mengangkat pantatku memamerkan vaginaku yang merah merekah di hadapan wajahnya. Totok mendekatkan wajahnya ke sana dan menciumi kedua bongkahan pantatku, dengan gemas dia menjilat dan mengisap kulit pantatku, sementara tangannya membelai-belai punggung dan pahaku.<br />
<br />
Mulutnya terus merambat ke arah selangkangan. Aku mendesis merasakan sensasi seperti kesetrum waktu lidahnya menyapu naik dari vagina sampai anusku. Kedua jarinya kurasakan membuka kedua bibir vaginaku, dengusan nafasnya mulai terasa di sana lantas dia julurkan lidahnya dan memasukkannya disana.<br />
<br />
Aku mendesah makin tak karuan, tubuhku menggelinjang, wajahku kubenamkan ke bantal dan menggigitnya, pinggulku kugerak-gerakkan sebagai ekspresi rasa nikmat.<br />
<br />
Di tengah-tengah desahan nikmat mendadak kurasakan kok lidahnya berubah jadi keras dan besar pula. Aku menoleh ke belakang, ternyata yang tergesek-gesek di sana bukan lidahnya lagi tapi kepala penisnya.<br />
<br />
Aku menahan nafas sambil menggigit bibir merasakan kejantanannya menyeruak masuk. Aku merasakan rongga kemaluanku hangat dan penuh oleh penisnya. Urat-urat batangnya sangat terasa pada dinding kemaluanku.<br />
<br />
"Oouuhh.. Bang!" itulah yang keluar dari mulutku dengan sedikit bergetar saat penisnya amblas ke dalamku.<br />
<br />
Dia mulai mengayunkan pinggulnya mula-mula lembut dan berirama, namun semakin lama frekuensinya semakin cepat dan keras.<br />
<br />
Aku mulai menggila, suaraku terdengar keras sekali beradu dengan erangannya dan deritan ranjang yang bergoyang. Dia mencengkramkan kedua tangannya pada payudaraku, terasa sedikit kukunya di sana, tapi itu hanya perasaan kecil saja dibanding sensasi yang sedang melandaku. Hujaman-hujaman yang diberikannya menimbulkan perasaan nikmat ke seluruh tubuhku.<br />
<br />
Aku menjerit kecil ketika tiba-tiba dia tarik rambutku dan tangan kanannya yang bercokol di payudaraku juga ikut menarikku ke belakang. Rupanya dia ingin menaikkanku ke pangkuannya. Sesudah mencari posisi yang enak, kamipun meneruskan permainan dengan posisi berpangkuan membelakanginya.<br />
<br />
Aku mengangkat kedua tanganku dan melingkari lehernya, lalu dia menolehkan kepalaku agar bisa melumat bibirku. Aku semakin intens menaik-turunkan tubuhku sambil terus berciuman dengan liar.<br />
<br />
Tangannya dari belakang tak henti-hentinya meremasi dadaku, putingku yang sudah mengeras itu terus saja dimain-mainkan. Gelinjang tubuhku makin tak terkendali karena merasa akan segera keluar, kugerakkan badanku sekuat tenaga sehingga penis itu menusuk semakin dalam.<br />
<br />
Mengetahui aku sudah diambang klimaks, tiba-tiba dia melepaskan pelukannya dan berbaring telentang. Disuruhnya aku membalikan badanku berhadapan dengannya. Harus kuakui dia sungguh hebat dan pandai mempermainkan nafsuku, aku sudah dibuatnya beberapa kali orgasme, tapi dia sendiri masih perkasa.<br />
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><span style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><a href="http://senang77.com/"><img alt="Senangpoker.com Agen Texas Poker dan Bandar Domino QQ Online Terpercaya Indonesia" border="0" height="400" src="https://3.bp.blogspot.com/-p3U6IsYYet4/VxjmyNXSDAI/AAAAAAAAASE/Vweum2GUciMxqJPjgSIgpy71ABUx1d9NwCLcB/s400/tante-pulang-dari-pasar-langsung-ngentot-5.jpg" title="Senangpoker.com Agen Texas Poker dan Bandar Domino QQ Online Terpercaya Indonesia" width="268" /></a></span></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Cerita Sex : Mencoba Pengalaman Lain</td></tr>
</tbody></table>
<br />
Dia biarkan aku mencari kepuasanku sendiri dalam gaya woman on top. Kelihatannya dia sangat senang menyaksikan payudaraku yang bergoyang-goyang seirama tubuhku yang naik turun. Beberapa menit dalam posisi demikian dia menggulingkan tubuhnya ke samping sehingga aku kembali berada di bawah.<br />
<br />
Genjotan dan dengusannya semakin keras, menandakan dia akan segera mencapai klimaks, hal yang sama juga kurasakan pada diriku. Otot-otot kemaluanku berkontraksi semakin cepat meremas-remas penisnya. Pada detik-detik mencapai puncak tubuhku mengejang hebat diiringi teriakan panjang. Cairan cintaku seperti juga keringatku mengalir dengan derasnya menimbulkan suara kecipak.<br />
<br />
Totok sendiri sudah mulai orgasme, dia mendesah-desah menyebut namaku, penisnya terasa semakun berdenyut dan ukurannya pun makin membengkak, dan akhirnya.. dengan geraman panjang dia cabut penisnya dari vaginaku. Isi penisnya yang seperti susu kental manis itu dia tumpahkan di atas dada dan perutku.<br />
<br />
Setelah menyelesaikan hajatnya dia langsung terkulai lemas di sebelah tubuhku yang berlumuran sperma dan keringat. Aku yang juga sudah KO hanya bisa berbaring di atas ranjang yang seprei nya sudah berantakan, mataku terpejam, buah dadaku naik turun seiring nafasku yang ngos-ngosan, pahaku masih mekangkang, celah vaginaku serasa terbuka lebih lebar dari biasanya. Dengan sisa-sisa tenaga, kucoba menyeka ceceran sperma di dadaku, lalu kujilati maninya dijari-jariku.<br />
<br />
Sejak saat itu, Totok sering memintaku melayaninya kapanpun dan dimanapun ada kesempatan. Waktu mengantar-jemputku tidak jarang dia menyuruhku mengoralnya. Tampaknya dia sudah ketagihan dan lupa bahwa aku ini nona majikannya, bayangkan saja terkadang saat aku sedang tidak pun dia memaksaku.<br />
<br />
Bahkan pernah suatu ketika aku sedang mencicil belajar menjelang Ebtanas yang sudah 2 minggu lagi, tiba-tiba dia mendatangiku di kamarku (saat itu sudah hampir jam 12 malam dan ortuku sudah tidur), karena lagi belajar aku menolaknya, tapi saking nafsunya dia nekad memperkosaku sampai dasterku sedikit robek, untung kamar ortuku letaknya agak berjauhan dariku.<br />
<br />
Meskipun begitu aku selalu mengingatkannya agar menjaga sikap di depan orang lain, terutama ortuku dan lebih berhati-hati kalau aku sedang subur dengan memakai kondom atau membuang di luar.<br />
<br />
Tiga bulan kemudian Totok berhenti kerja karena ingin mendampingi istrinya yang TKW di Timur Tengah, lagipula waktu itu aku sudah lulus SMU dan sudah diijinkan untuk membawa mobil sendiri.Sex88http://www.blogger.com/profile/17118765576690099077noreply@blogger.comIndonesia-0.789275 113.92132700000002-31.8187695 72.436952000000019 30.2402195 155.40570200000002tag:blogger.com,1999:blog-6941674209105952832.post-64570022125758380542016-04-20T21:49:00.002+07:002018-05-24T23:06:29.156+07:00Cerita Sex : Bantuan dari temanAku sekarang yang masih kuliah dijurusan olahraga dan baru saja mengajukan proposal skripsi, biasanya kalau jurusan olahraga itu badannya atletis, bugar tapi kalau aku biasa biasa saja hehehe, tapi kalau soal cewek aku bisa dibilang ahlinya, dimana aku mempunyai teman yang namanya yang jurusan perawat namnya lusi, dia cantik, montok, dadanya juga montok.<br />
<br />
Singkat serita aku langsung tancap gas mengendarai sepeda ninja RRku sambil memikirkan permintaan tolong apa. 30 menit ku pacu sepedaku hingga sampai di depan rumah lusi. Ku turun dari sepedaku samapi deadpan pintu ku sapa “ assalamualaikum….. sahut aku…. Terdengar suara lusi “ waalaikum salam… masuk dra,<br />
<br />
Saat itu aku di buat ngiler dengan pakaian lusi, pakai jilbab hitam kaos putih dan rok lebar panjang, sepintah roknya tembus gara gara kenak sinar matahari…. “heh dra masuk bengong mlulu.. shut lusi. Oh iya hehehehehe aku duduk di sofa sambil buka jaketku.<br />
<br />
“ mau minum apa dra”.. sahut lusi. Ah kagak usah repot repot lus the dingin aja,… lusi berjalan ke dapur kliatan bokongnya yang aduh hai…. Ngiler dah gan aku dibuatnya.<br />
<br />
Tak berapa lama lusi membawa dua gelas the dan duduk di sofa depanku,.. “oiya lus tadi mau minta tolong apa sich…… “Ini dra aku besok di kampus dapat tugas praktek memijat..” “Trus apa hubunganya dengan aku…… “<br />
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><span style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><a href="http://senang77.com/"><img alt="Senangpoker.com Agen Texas Poker dan Bandar Domino QQ Online Terpercaya Indonesia" border="0" height="400" src="https://2.bp.blogspot.com/-_11vMWymlSI/VxeVnoGrqrI/AAAAAAAAARc/dViJNA4bW-oAZkpYnaW3GQOdsCeeenTAACLcB/s400/rknwi542096l6yrn.jpg" title="Senangpoker.com Agen Texas Poker dan Bandar Domino QQ Online Terpercaya Indonesia" width="318" /></a></span></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Cerita Sex : Bantuan dari teman</td></tr>
</tbody></table>
<br />
“Emm anu dra….. tapi kamu j**** marahya….” Sahut lusi “Iya iya apaan sich bikin penasaran aja…….. “Kamu mau kagak jadi bahan praktek ku…… “Maksud kamu, q mau kamu pijit… ahh asik kebetulan aku lagi pegel gegel nich… sambil senyam senyum aku berkata “Huuh dra…. Gimana mau kan… gratis nich kagak usah bayar….<br />
<br />
Sambil memasang wajah serius lusi berkata.<br />
<br />
“ok dah…. Aku harus bagai mana…….? “ Sini ikut aku….. Aku mengikuti lusi menuju sebuah kamar yang ternyata itu kamarnya… sesampai dikamar lusi aku langsung disuruh berbaring di kasur..<br />
<br />
“ eh lus malu nanti dilihat orang tuamu…”<br />
<br />
“ortuku lagi keluar dra… dirumah kagak ada siap siapa…… alu langsung berbaring muncul lah ide isengku<br />
<br />
“klu berpakaian lengkap gini ya apa terasa lus…. Aku copot baju ya…<br />
<br />
“Ah j**** dra aku malu, berpakaian gitu aja…<br />
<br />
“Ya klu kgk mau ya udah…… sejenak lusi terdiam seperti memikirkan sesuatu, gadis berjilbab berduaan sama cowoj di dalam kamar berduaan dia kelihatan bimbang. Lalu aku bilang “ Udah j**** begong aku pinjam sarung nyokap lo klu ada….<br />
<br />
Mau ngak klu kagak aku pulangnich …… “ Iya dech dra tapi kamu nanti jagna macam macam ya… sahutnya dengan rona penuh tanda tanya, bergegas lusi keluar dari kamarnya untuk mengambilkan sarung.<br />
<br />
“Ni dra sarungnya…. Nah gitu donk, gih keluar dulu aku ganti dulu. Yes ideku mulai lancer ni segera ku lepas kaosku clanaku dan Cd ku, kini ku hanya memakai sarung. Ku tengkuram dan memanggil lusi.. lusi berjalan mendekatiku melihat baju dan celanaku ku lepas lusi kaget,.<br />
<br />
“ Dra ngapain kamu copot clana kamu… sahutnya dengan wajah cemberut… “ Ah kgk papa toh aku pakai sarung biara terasa klu dipijit… Pikirku tunggu aja nanti aku kerjain kamu lus, kagak tau dia klu aku hanya memakai sarung heheheheeh.<br />
<br />Dia bergegas mengambil buku catatanya sambil memijit pundakku ah enaknya heheheheh. “Lus pakek body lotion biar enak… “ah kamu itu aneh aneh aja permintaanya dra…. Sambil berjalan dia mengambil lotion dan mengoleskan ke pundakku..<br />
<br />
Terasa berdesir darahku pikiran pikiran kotor terus membayangiku sontak penisku perlahan perlahan berdiri. Kini lusi memijit kakiku kanan dan dikir ketika dia memijit pahaku aku bilang “ Lus j**** pijit dari luar sarung lah dari dalam lah biar terasa pijitanya. “ Diem ah crewet amat….<br />
<br />
Malu tau. “Lo aku Cuma ngasih tau lus pijitan yang benar begitu (bergaya sok tau) napa mesti malu kan tertutup sarung.. lusi akirnya memijit pahaku lalu turun kekaki begitu seterusnya.<br />
<br />
Pijitanya sungguh membuat aku horni, kini dia memijat tanganku tangan kiri dan tangan kanan 15 menit sudah dia memijit bagian blakangku… kini dia menyuruhku berbalik untuk dipijit bagian ku.<br />
<br />
Sontak aku merasa gembira sekali ingin rasanya cepat cepat ngliatin penisku. Sayang saat dia memijit dadaku posisi tubuhnya berada di sebelahku jadi kagak liat penisku yang sudah nonggol dari dalam sarung. Aku ngelinjangan saat dia memijit bagian depanku,<br />
<br />
“ Ngapain sih ngelinj**** gitu kayak ular kepanasan sahut lusi….<br />
<br />
“Geli lus kagak tahan ma gelinya aku. Sehabis dada dia mijit tanganku, 10 menit kemudia dia hendak turun memijit kakiku dia kaget…. “ih dra ngapain itu nonggol…. Sambil memalingkan wajahnya” ah kagak papa lus… kan kagak kelihatan dah lanjutin mijitnya.<br />
<br />
Akirnya lusi memijit kaki ku sambil matanya sering berpaling malu melihat penisku yang berdiri tegak. Ke isenganku mulai aku keluarkan ikatan sarungku aku lepas.. kadang kadang aku berpura pura mengaruk penisku… sedikit demi sedikit sarungku aku turunkan….<br />
<br />
Kini kepala penisku kliatan deh.. sontak lusi kaget. “ Ah apa apaan dra sambil menarik sarungku ke atas.. lusi melanjutin memijatnya keisengaku aku lanjutkan berkali kali lusi pun berkali kali menyemprotku heheheh sampai akirnya praktek memijitpun selesai.<br />
<br />
Aku bilang ke lusi “ Lus bantuin aku donk… sambil aku keluarkan penisku dari dalam sarung dan memegangnya… sontak lusi memejamkan kepalanya sampil bilang “ Dra kurang ajar bange sich kamu… tutup dra. Aku ber pura pura marah, “<br />
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><span style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><a href="http://senang77.com/"><img alt="Senangpoker.com Agen Texas Poker dan Bandar Domino QQ Online Terpercaya Indonesia" border="0" height="400" src="https://4.bp.blogspot.com/-pcX5VJIpXfw/VxeV9NFcGSI/AAAAAAAAARg/0n-hq07X8U4kMx8lA3k0gKvQsuEVTy6sgCLcB/s400/a-cewek-montok-sange-bugil%2B%25284%2529.jpg" title="Senangpoker.com Agen Texas Poker dan Bandar Domino QQ Online Terpercaya Indonesia" width="300" /></a></span></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Cerita Sex : Bantuan dari teman</td></tr>
</tbody></table>
<br />
Aku udah bantu kamu untuk jadi bahan praktekmu…. Kini giliran aku minta bantuan kamu tolak, teman macam apa kamu lus, orang Cuma ngocok ampek keluar aja kamu kagak mau.. toh kamu kagak kehilangan apa apa” sahutku.<br />
<br />
Terlihat lusi terdiam, melihat dia diam perlahan lahan tanganku memengang tangan lusi kuarahkan ke penisku.. saat dia menyetuh penisku ditarik kembali tanganya, ku raih kembali dan kutempelkan lagi saat mau ditarik lagi aku tekan tanganya sambil bilang,” Ayo lus bantu aku, janji aku kagak minta apa apa. Akirnya lusi pun mau memegang penisku, ku tuntun dia untuk mengocok penisku sambil matanya terpejam… 10 menit sudah berlalu lusi berkata padaku..<br />
<br />
“ Udah kluar belum dra….. “belum lus,…. Rangsanganya kurang nich….. “ Trus gimana dra, enta keburu ortuku dateng bisa brabe…” “ Ijinkan aku memegang dada kamu lus…..’ “Ah gila ya kamu tadi janjinya Cuma ngocok doank,… sahut lusi dengan nada membentak.<br />
<br />
“Mau cepet selesai pa kagak lus,… sahutku, lusi hanya terdiam pelan pelan aku memegang dadanya… aduh mepuk sekali tangan lusi yang kanan mencoba menepis tanganku tapi tangan ku lebih kuwat memengang kedua susunya.<br />
<br />
Sambil tetep bilang “diam lus, mau cepet selesai pa kagak… 5 menit aku meremas susunya lusi yang montok itu. Aku tau dia mulai terangsang.. dadnya yang semula empuk jadi agak atos.. perlahan lahan aku bukak kancing bajunya satu persatu sampai terlepas semua kancingnya kini terlihat jelas susunya yang gede itu meskipun terbungkus BH.<br />
<br />
Aku menyuruh lusi membuka matanya dengan dalih biar nambah rangsanganku… saat dia membuka matanya dia kaget kancing bajunya terlepas buru buru dia mau mengancingkan kembali, langsung aku memakai jurusku kembali<br />
<br />
“Mau aku cepat keluar kagak lus… Akirnya dia pasrah…. Ku remas remas dadanya kuangkat BHnya kini terlihat jeas punting susu yang berwarna merah muda sedang menngacung. Ku pintir pintir putting susunya membuat lusi salting.<br />
<br />
Aku bergeser kekiri sedikit dan menyuruh lusi untuk duduk didekatku sambil tanganya tetap mengocok penisku. Kini susunya berada dekat dengan wajahku… aku langsung mengecup puntingnya.. lusi seketika kaget “Dra ngapain kamu jagna dra… nanti keterusan..<br />
<br />
“Tenang aja lus aku janji kagak keterusan nanti… nikmati aja sambil ku enyot punting susu sebelak kanan, tangan kiriku meremas susu kirinya.<br />
<br />
Tanganku mulai bergelirya di pahanya… lusi sempat menolak tapi dengan dalih biar cepet selesai dia diam saja dengan tetap melanjutkan mengocok penisku. Kini tangan kananku sudah berada di ujung pahanya… ku pengang vaginyanya dari luar astaga udahberlendir heheeheh…..<br />
<br />“Dra yang itu jangan dra… “Ah biar sama sama impas lus, kan kamu udah pengang penisku… ni nambah rangsanganku lus… biar cepat selesai…. Sambil tanganku meraba raba vaginanya, kini tanganku mulai masuk ke vaginyanya lewat pinggiran CDnya… astaga rambunya tebel sekali… empuk lagi n lendirnya waw….<br />
<br />
Tanganku memainkan klitorisnya… tak kalah akal aku menyuruh lusi untuk melakukan posisi 69, dengan kini terlihat jelas Cd warna putih dengan vagina yang mengecap. Ku sampingkan Cdnya lalu kujilat… “Dra jangan dra plisss geli dra, nanti keblabasan.<br />
<br />
Tak kuhiraukan kata kata lusi kini lidahku kujulurkan menjilati vaginanya yang berwarna merah merekah 5 menit kemudian aku uruh lusi turun dari kasur, lalu aku duduk nan mengeret tangan lusi untuk mengocok dan menyuruh dia jongkok kini, ku pegang kepalanya kuarahkan ke penisku… lusi melawan…<br />
<br />
“ Mau apa dra kau…. Aku menyahut “ emut penisku lus,….. “Ogah jijik dra…..” aku tetep paksa dia saat bibirnya menempel di penisku dia kgk mau membuka mulutnya. Lalu aku pencet hidungnya oto matis dia membuka mulutnya, lalu ku sodorkan penisku…. Ahhhhh,… giginya lau aku tekan dan aku maju mundurkan.<br />
<br />
Alirnya lusi mau juga mengulumnya, aku tengok kebawah sungguh indah sekali dia mengulum penisku….. saying dadanya kehalangan jilbabnya,….. aku bukak jilbanya ku u urai rambutnya yang lurus dan panjang, ku remas remas susunya “Lus petting ya……. “Apaan itu dra… sambil wajahnya melihat aku<br />
<br />
“Udah nurut aja nanti kamu tau…. Aku suruh lusi duduk di kasur dan aku berdiri didepanya… aku rebahkan dia dan tekan penisku ke CDnya ku tekan tekan.. membuat lusi horrny… dan dia diam aku sampingkan cdnya ke kiri dengan tangan kiriku….<br />
<br />
Sedangkan tangan kananku memengang penisku dank u arahkan ke vaginya…. Sontak lusi kaget.. “Dra jangan dra nanti keblablasan…. Plisss stoop dra..<br />
<br />
“Kagak papa lus,.. Cuma ditekan tekan aja……. Lalu aku tarik Cdnya tangan lusi oto matis memengan Cdnya….<br />
<br />
“biar cepet selesai lus.. Cuma di gesek gesek kin… dan aku ber hasil mencpot Cdnya…. Kini jelas vaginaya yang merah merekah…. Ku tekan tekan penisku kelihatan ujung penisku masuk… “Dra itu masuk dra… plisss jangan dra”<br />
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><span style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><a href="http://senang77.com/"><img alt="Senangpoker.com Agen Texas Poker dan Bandar Domino QQ Online Terpercaya Indonesia" border="0" height="400" src="https://3.bp.blogspot.com/-pYe0ntivRRQ/VxeWOg1xIMI/AAAAAAAAARo/HveyxTx5IjoeHDfKwkVpvstCJU2-ECP3ACLcB/s400/Foto%2BSex%2BCewek%2BMandi%2BBusa%2B%25282%2529.jpg" title="Senangpoker.com Agen Texas Poker dan Bandar Domino QQ Online Terpercaya Indonesia" width="297" /></a></span></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Cerita Sex : Bantuan dari teman</td></tr>
</tbody></table>
<br />
“Kagak kagak lus ini namnaya petting lus…. Cuma di tekan tekan gini…. Saat ujung penisku menekan nekan vaginyanya lusi mengejang… dan melenguh.. ahhhhhh uhhhh… Draaa… sambil tanganya meremas lengaku… aku tau di orgasme….<br />
<br />
Tetap aku tekan tekan…. Semakin licin aja nich vagina… tekananku semakin ku perkuwat kini sedikit pangkal kepla penisku sudah masuk… kakinya lusi dua duanya aku angkat ke atas aku sandarkan pada pundakku. Patatku maju mundur….<br />
<br />
Ku lihat lusi memejamkan mata sambil mengigit jari sesekali dia bilang “ uddah draa nanti ke blablasan dengan nada terpatah patah…. Antara nikmat dan mempertahankan kesucianya….<br />
<br />
Diam diam ku pegang pinggunnya lalu aku tarik ke belakang berbarengan aku dorong pantatku ke depan dan Blessss blesssssss ku melenguh ke palaku ke atas….. kulihat mata lusi terbelahak, menjerit.. akkkkkkkkkkkk sakit draaaaaa,…… ndraaaa teegaaaa kamu…… sambil menangis dan mencoba meronta tapi kedia kakinya yang bertumpu di pundakku aku pegang erat erat sambil menikmati denyutan denyutan vaginya…<br />
<br />
“Draaa,…. Itu maskuk ndraa…. Tega kamu draaa. Tega…. Sambil menagis lusi nglanturterus ngomonya…. Lalu aku maju mundurkan pantatku slepp sleeeppp.. aouhhhh nick mat luss… auhh aouhhhh…. Lusi hanya pasrah ku genjot perlanpelan menikmati vaginya yang sempit dan denyutan vaginyanya…..aouhh luss aakkkhhhkkk enak lus….. ku cabut penisku….<br />
<br />
Ku benamkan lagi kucabut dan kubenamkan emmmm ahhhhhh emmm ahhhhh aku mendesis keenakkan. Lusi pun hanya pasyarh menerima genjotanku…. Ku percepat genjotanku cluppp cluppll slepp sleeppp akkk akkkhhh lusssss nak lusssssss…..ku iringkan kedua kakinya ke kanan, kaki ku kiri ku angkat ke kasir dank u genjot lusi sep slep ku percepat genjotanku….<br />
<br />
Sampai berbunyi ceplok ceplok ceplok….. akhkkk akhkkkk ahkkk spermaku udah di ujung tanduk ku percepat kaki lusi ku kakangkan lebar lebar dan… corottttttttttttttttttttt crooooooooooooorrrrrttttttttttt crrttttttooooooooooooootttttttt spermaku muncrat didinding vagina lusi…. Lu lemas dan merebahkan diriku di atas dadanya dengan penis masih menancap… lusi hanya bisa menangis…<br />
<br />
“Lus makasih ya…. Enak banget…… lalu aku cabut penisku.. sperma ku meleleh dengan di barengi darah segar…. “Dra tega kamu dra……. “tenang saying aku akan bertanggung jawab….. Sambil aku beraringan didekat lusi ku peluk dia,……. Sambil berkata Terima kasih lusi vaginamu enak baget…Sex88http://www.blogger.com/profile/17118765576690099077noreply@blogger.comIndonesia-0.789275 113.92132700000002-31.8187695 72.436952000000019 30.2402195 155.40570200000002tag:blogger.com,1999:blog-6941674209105952832.post-46421250139275208342016-04-19T20:30:00.003+07:002018-05-24T23:06:02.350+07:00Cerita Sex : Kegagahan pacar kakakSemua keluarga kecuali aku menengok nenek yang sedang sakit di Jakarta, kecuali aku tidak bisa ikut karena sekolahku dtidak bisa aku tinggal jadi terpakasa aku sendiri dirumah, suatu saat sedang bengong gak tau harus bagaimana aku iseng untuk membersihkan rumah , lha waktu aku bersihin kamar kakakku Mbak Niken aku menemukan kepingan VCD.<br />
<br />
Ketika aku merhatiin sampulnya.. astaga!! ternyata gambarnya sepasang bule yang sedang berhubungan sex. Badanku gemetar, jantungku berdegup kencang. Pikiranku menerawang saat kira-kira 1 bulan yang lalu aku tanpa sengaja mengintip Mbak NIken dengan pacarnya berbuat seperti yang ada di sampul VCD tsb.<br />
<br />
Sejak itu aku sering bermasturbasi membayangkan sedang bersetubuh. Tadinya aku bermaksud mengembalikan vCD tersebut ke tempatnya, tapi aah.. mumpung sendirian aku memutuskan untuk menonton film tersebut.<br />
<br />
Jujur aja aku baru sekali ini nonton blue film. Begitu aku nyalain di layar TV terpampang sepasang bule yang sedang saling mencumbu. Pertama mereka saling berciuman, kemudian satu persatu pakaian yang melekat mereka lepas.<br />
<br />
Si cowok mulai menciumi leher ceweknya, kemudian turun ke payudara. Si cewek tampak menggeliat menahan nafsu yang membara. Sesaat kemudian si cowok mejilati vaginanya terutama di bagian klitorisnya.<br />
<br />
Si cewek merintih-rintih keenakan. Selanjutnya gantian si cewek yang mengulum penis si cowok yang sudah ereksi. Setelah beberapa saat sepertinya mereka tak tahan lagi, lalu si cowok memasukkan penisnya ke vagina cewek bule tadi dan langsung disodok-sodokin dengan gencar.<br />
<br />
Sejurus kemudian mereka berdua orgasme. Si cowok langsung mencabut rudalnya dari vagina kemudian mengocoknya di depan wajah ceweknya sampai keluar spermanya yang banyak banget, si cewek tampak menyambutnya dengan penuh gairah.<br />
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><span style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><a href="http://senang77.com/"><img alt="Senangpoker.com Agen Texas Poker dan Bandar Domino QQ Online Terpercaya Indonesia" border="0" height="400" src="https://1.bp.blogspot.com/-q8MikMtpmSw/VxYxYNqDz4I/AAAAAAAAARA/TrL14GgsEkUJ_f0Qg8FKFnuMV0lHa8ngQCLcB/s400/Foto%2BSex%2BGadis%2BDesa%2BMontok%2B%25281%2529.jpg" title="Senangpoker.com Agen Texas Poker dan Bandar Domino QQ Online Terpercaya Indonesia" width="300" /></a></span></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Cerita Sex : Kegagahan pacar kakak</td></tr>
</tbody></table>
<br />
Aku sendiri selama menonton tanpa sadar bajuku sudah nggak karuan. Kaos aku angkat sampai diatas tetek, kemudian braku yang kebetulan pengaitnya di depan aku lepas.<br />
<br />
Kuelus-elus sendiri tetekku sambil sesekali kuremas, uhh.. enak banget. Apalagi kalo kena putingnya woww!! Celana pendekku aku pelorotin sampe dengkul, lalu tanganku masuk ke balik celana dalam dan langsung menggosok-gosok klitorisku.<br />
<br />
Sensasinya luar biasa!! Makin lama aku semakin gencar melakukan masturbasi, rintihanku semakin keras. Tanganku semakin cepat menggosok klitoris sementara yang satunya sibuk emremas-remas toketku sendiri.<br />
<br />
Dan, “Oohh.. oohh..” Aku mencapai orgasme yang luar biasa. Aku tergeletak lemas di karpet. Tiba-tiba, bel pintu berbunyi. Tentu saja aku gelagapan benerin pakaianku yang terbuka disana-sini. Abis itu aku matiin vCD player tanpa ngeluarin discnya.<br />
<br />
“Gawat!” pikirku.<br />
<br />
“Siapa ya? Jangan-jangan pa-ma! Ngapain mereka balik lagi?”.<br />
<br />
Buru-buru aku buka pintu, ternyata di depan pintu berdiri seorang cowok keren. Rupanya Mas Anto pacar Mbak NIken dari Bandung.<br />
<br />
“Halo Ulfa sayang, Mbak NIkennya ada?” “Wah baru tadi pagi ke Jakarta. Emang nggak telpon Mas Anto dulu?”<br />
<br />
“Waduh nggak tuh. Gimana nih mo ngasi surprise malah kaget sendiri.”<br />
<br />
“Telpon aja HP-nya Mas, kali aja mau balik” usulku sekenanya. Padahal aku berharap sebaliknya, soalnya terus terang aku diem-diem aku juga naksir Mas Anto.<br />
<br />
Mas Anto menyetujui usulku. Ternyata Mbak NIken cuman ngomong supaya nginep dulu, besok baru balik ke Bandung, sekalian ketemu disana. Hura! Hatiku bersorak, berarti ada kesempatan nih. Aku mempersilakan Mas Anto mandi.<br />
<br />Setelah mandi kami makan malam bareng. Aku perhatiin tampang dan bodi Mas Anto yang keren, kubayangkan Mas Anto sedang telanjang sambil memperlihatkan “tongkat kastinya”. Nggak sulit untuk ngebayangin karena aku kan pernah ngintip Mas Anto ama Mbak NIken lagi ml.<br />
<br />
Rasanya aku pengen banget ngerasain penis masuk ke vaginaku, abis keliatannya enak banget tuh. “Ada apa Ulfa, Kok ngelamun, mikirin pacar ya?” tanyanya tiba-tiba.<br />
<br />
“Ah, enggak Mas, Ulfa bobo dulu ya ngantuk nih!” ujarku salting.<br />
<br />
“Mas Anto nonton TV aja nggak papa kan?”<br />
<br />
“Nggak papa kok, kalo ngantuk tidur aja duluan!” Aku beranjak masuk kamar. Setelah menutup kintu kamar aku bercermin. Bajuku juga kulepas semua. Wajahku cantik manis, kulitku sawo matang tapi bersih dan mulus.<br />
<br />
Tinggi 165 cm. Badanku sintal dan kencang karena aku rajin senam dan berenang, apalagi ditunjang toketku yang 36B membuatku tampak sexy.<br />
<br />
Jembutku tumbuh lebat menghiasi vaginaku yang indah. Aku tersenyum sendiri kemudian memakai kaos yang longgar dan tipis sehingga meninjolkan kedua puting susuku, bahkan jembutku tampak menerawang.<br />
<br />
Aku merebahkan diriku di atas kasur dan mencoba memejamkan mata, tapi entah kenapa aku susah sekali tidur. Sampai kemudian aku mendengar suara rintihan dari ruang tengah. Aneh! Suara siapa malam-malam begini? Astaga! Aku baru inget, itu pasti suara dari vCD porno yang lupa aku keluarin tadi, apa Mas Anto menyetelnya?<br />
<br />
Penasaran, akupun bangkit kemudian perlahan-lahan keluar. Sesampainya di ruang tengah, deg!! Aku melihat pemandangan yang mendebarkan, Mas Anto di depan TV sedang menonton bokep sambil ngeluarin penisnya dan mengelusnya sendiri.<br />
<br />
Wah.. batangnya tampak kekar banget. Aku berpura-pura batuk kemudian dengan tampang seolah-olah mengantuk aku mendekati Mas Anto. Mas Anto tampak kaget mendengar batukku lalu cepat-cepat memasukkan penisnya ke dalam kolornya lagi, tapi kolornya nggak bisa menyembunyikan tonjolan tongkatnya itu.<br />
<br />
“Eh, Ulfa anu, eh belum tidur ya?” Mas Anto tampak salting, kemudian dia hendak mematikan vCD player.” Iya nih Mas, gerah eh nggak usah dimatiin, nonton berdua aja yuk!” ujarku sambil menggeliat sehingga menonjolkan pepaya bangkokku.<br />
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><span style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><a href="http://senang77.com/"><img alt="Senangpoker.com Agen Texas Poker dan Bandar Domino QQ Online Terpercaya Indonesia" border="0" height="400" src="https://4.bp.blogspot.com/-QGWanvczQlo/VxYxxk4UxcI/AAAAAAAAARE/9Bmd-WwsOTIB5PlicYganLJofpTibK53wCLcB/s400/Cerita%2BSex%2BSentuhan%2BTerhadap%2BVaginaku.jpg" title="Senangpoker.com Agen Texas Poker dan Bandar Domino QQ Online Terpercaya Indonesia" width="300" /></a></span></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Cerita Sex : Kegagahan pacar kakak</td></tr>
</tbody></table>
<br />
“Oh iya deh.” Kamipun lalu duduk di karpet sambil menonton. Aku mengambil posisi bersila sehingga bawukku mengintip keluar dengan indahnya.<br />
<br />
“Mas, gimana sih rasanya bersetubuh?” tanyaku tiba-tiba.<br />
<br />
“Eh kok tau-tau nanya gitu sih?” Mas Anto agak kaget mendengar pertanyaanku, soalnya saat itu matanya asyik mencuri pandang ke arah selakanganku.<br />
<br />
Aku semakin memanaskan aksiku, sengaja kakiku kubuka lebih lebar sehingga vaginaku semakin terlihat jelas.<br />
<br />
“Alaa nggak usah gitu! Aku kan pernah ngintip Mas sama Mbak NIken lagi gituan.. nggak papa kok, rahasia terjaga!”<br />
<br />
“Oya? He he he yaa.. enak sih.” Mas Anto tersipu mendengar ledekanku. Akupun melanjutkan,<br />
<br />
“Mas, vaginaku sama punya Mbak NIken lebih indah mana?” tanyaku sambil mengangkat kaosku dan mengangkangkan kakiku lebar-lebar so bawukkupun terpampang jelas. “Ehh glek bagusan punyamu.”<br />
<br />
“Terus kalo toketnya montokan mana?” kali ini aku mencopot kaosku sehingga payudara dan tubuhku yang montok itu telanjang tanpa sehelai benang yang menutupi.<br />
<br />
“Aaanu.. lebih montok dan kencengan tetekmu!” Mas Anto tampak melotot menyaksikan bodiku yang sexy.<br />
<br />
Hal itu malah membuat aku semakin terangsang. “Sekarang giliran aku liat punya Mas Anto!” Karena sudah sangat bernafsu aku menerkam Mas Anto. Kucopoti seluruh pakaiannya sehingga dia bugil. Aku terpesona melihat tubuh bugil Mas Anto dari dekat.<br />
<br />
Badannya agak langsing tapi sexy. penisnya sudah mengacung tegar membuat jantungku berdebar cepat. Entah kenapa, kalo dulu ngebayangin bentuk burung cowok aja rasanya jijik tapi ternyata sekarang malah membuat darahku berdesir.<br />
<br />“Wah gede banget! Aku isep ya Mas!” Tanpa menunggu persetujuannya aku langsung mengocok, menjilat dan mengulum batang kemaluannya yang gede dan panjang itu seperti yang aku tonton di BF.<br />
<br />
“Slurp Slurp Slurpmmh! Slurp Slurp Slurp mmh.” Ternyata nikmat sekali mengisap penis. Aku jepit penisnya dengan kedua susuku kemudian aku gosok-gosokin, hmm nikmat banget! Mas Anto akhirnya tak kuat menahan nafsu.<br />
<br />
Didorongnya tubuh sintalku hingga terlentang lalu diterkamnya aku dengan ciuman-ciuman ganasnya. Tangannya tidak tinggal diam ikut bekerja meremas-remas kelapa gadingku.<br />
<br />
“Ahh mmh.. yesh uuh.. enak mas” Aku benar-benar merasakan sensasi luar biasa. Sesaat kemudian mulutnya menjilati kedua putingku sambil sesekali diisap dengan kuat.<br />
<br />
“Auwh geli nikmat aah ouw!” Aku menggelinjang kegelian tapi tanganku justru menekan-nekan kepalanya agar lebih kuat lagi mengisap pentilku. Sejurus kemudian lidahnya turun ke vaginaku.<br />
<br />
Tangannya menyibakkan jembutku yang rimbun itu lalu membuka vaginaku lebar-lebar sehingga klitorisku menonjol keluar kemudian dijilatinya dengan rakus sambil sesekali menggigit kecil atau dihisap dengan kuat.<br />
<br />
“Yesh.. uuhh.. enak mas.. terus!” jeritku. “Slurp Slurp, vaginamu gurih banget Ulfa mmh”. Mas Anto terus menjilati vaginaku sampai akhirnya aku nggak tahan lagi.<br />
<br />
“Mas.. ayo.. masukin penismu.. aku nggak tahan..” Mas Anto lalu mengambil posisi 1/2 duduk, diacungkannya penisnya dengan gagah ke arah lubang vaginaku. Aku mengangkangkan kakiku lebar-lebar siap menerima serangan rudalnya.<br />
<br />
Pelan-pelan dimasukkannya batang rudal itu ke dalam vaginaku. “Aauw sakit Mas pelan-pelan akh..” Walaupun sudah basah, tapi vaginaku masih sangat sempit karena aku masih perawan.<br />
<br />
“Au.. sakit” Mas Anto tampak merem menahan nikmat, tentu saja dibandingkan Mbak NIken tempikku jauh lebih menggigit. Lalu dengan satu sentakan kuat sang rudal berhasil menancapkan diri di lubang kenikmatanku sampai menyentuh dasarnya.<br />
<br />
“Au.. sakit..” Aku melonjakkan pantatku karena kesakitan. Kurasakan darah hangat mengalir di pahaku, persetan! Sudah kepalang tanggung, aku ingin ngerasain nikmatnya bercinta. Sesaat kemudian Mas Anto memompa pantatnya maju mundur.<br />
<br />
“Jrebb! Jrebb! Jrubb! Crubb!” “Aakh! Aakh! Auw!” Aku menjerit-jerit kesakitan, tapi lama-lama rasa perih itu berubah menjadi nikmat yang luar biasa. vaginaku serasa dibongkar oleh tongkat kasti yang kekar itu.<br />
<br />
“Ooh.. lebih keras, lebih cepat” Jerit kesakitanku berubah menjadi jerit kenikmatan. Keringat kami bercucuran menambah semangat gelora birahi kami. Tapi Mas Anto malah mencabut penisnya dan tersenyum padaku.<br />
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><span style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><a href="http://senang77.com/"><img alt="Senangpoker.com Agen Texas Poker dan Bandar Domino QQ Online Terpercaya Indonesia" border="0" height="400" src="https://1.bp.blogspot.com/-20dmZFsrKMQ/VxYyAEjZYKI/AAAAAAAAARM/wof6P2exdb4yTC7GY5zR2mA4snS72L_0wCLcB/s400/Cerita-Sex-Ayah-Terangsang-1.jpg" title="Senangpoker.com Agen Texas Poker dan Bandar Domino QQ Online Terpercaya Indonesia" width="293" /></a></span></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Cerita Sex : Kegagahan pacar kakak</td></tr>
</tbody></table>
<br />
Aku jadi nggak sabar lalu bangkit dan mendorongnya hingga telentang. Kakiku kukangkangkan tepat di atas penisnya, dengan birahi yang memuncak kutancapkan batang bazooka itu ke dalam bawukku,<br />
<br />
“Jrebb.. Ooh..” aku menjerit keenakan, lalu dengan semangat 45 aku menaik turunkan pantatku sambil sesekali aku goyangkan pinggulku.<br />
<br />
“Ouwh.. enak banget tempikmu nggigit banget sayang.. penisku serasa diperas”<br />
<br />
“Uggh.. yes.. uuh.. auwww.. penismu juga hebaat, bawukku serasa dibor” Aku menghujamkan pantatku berkali-kali dengan irama sangat cepat. Aku merasa semakin melayang. Bagaikan kesetanan aku menjerit-jerit seperti kesurupan.<br />
<br />
Akhirnya setelah setengah jam kami bergumul, aku merasa seluruh sel tubuhku berkumpul menjadi satu dan dan “Aah mau orgasme Mas..” Aku memeluk erat-erat tubuh atletisnya sampai Mas Anto merasa sesak karena desakan susuku yang montok itu.<br />
<br />
“Kamu sudah sayang? OK sekarang giliran aku!” Aku mencabut vaginaku lalu Mas Anto duduk di sofa sambil mememerkan ‘tiang listriknya’.<br />
<br />
Aku bersimpuh dihadapannya dengan lututku sebagai tumpuan. Kuraih penis besar itu, kukocok dengan lembut. Kujilati dengan sangat telaten. Makin lama makin cepat sambil sesekali aku isap dengan kuat.<br />
<br />
“Crupp.. slurp.. mmh..” “Oh yes.. kocok yang kuat sayang!” Mas Anto mengerang-erang keenakan, tangannya meremas-remas rambutku dan kedua bola basket yang menggantung di dadaku. Aku semakin bernafsu mengulum.<br />
<br />
Menjilati dan mengocok penisnya. “Crupp crupp slurp!” “Ooh yes.. terus sayang yes.. aku hampir keluar sayang!” Aku semakin bersemangat ngerjain penis big size itu. Makin lama makin cepat cepat Cepat, lalu lalu “Croot.. croot..”<br />
<br />
Penisnya menyemburkan sperma banyak sekali sehingga membasahi rambut wajah, tetek dan hampir seluruh tubuhku. Aku usap dan aku jilati semua maninya sampai licin tak tersisa, lalu aku isap penisnya dengan kuat supaya sisa maninya dapat kurasakan dan kutelan.<br />
<br />
Akhirnya kami berdua tergeletak lemas diatas karpet dengan tubuh bugil bersimbah keringat. Malam itu kami mengulanginya hingga 4 kali dan kemudian tidur berpelukan dengan tubuh telanjang. Sungguh pengalaman yang sangat mengesankan.Sex88http://www.blogger.com/profile/17118765576690099077noreply@blogger.comIndonesia-0.789275 113.92132700000002-31.8187695 72.436952000000019 30.2402195 155.40570200000002tag:blogger.com,1999:blog-6941674209105952832.post-84430403478006061252016-04-18T20:08:00.000+07:002018-05-24T23:05:31.688+07:00Cerita Sex : Menaklukkan ibu kostUmurku yang sudah 25 tahun sampai saat ini masih belum selesai kuliah, aku akui dalam akademis aku termasuk orang gagal, tapi kalau meluntuhkan hati wanita aku jagoannya, kali ini aku akan menceritakan kisahku yang nyata dimana aku menikmati memek perawan , kisah ini terjadi saat aku mendapat kos kost san baru, dari pagi sampai sore berputar putar UGM akhirnya aku mendapatkan tempat kost kostan yang aku dambakan.<br />
<br />
Awalnya gak begitu suka, karena tempat kosnya terpisah jauh dari temen2 aku yang lain. Tempatnya juga terlalu masuk ke lorong-lorong. Tapi ada satu hal yang membuat aku mutusin buat ngambil kosan disana, yaitu anak ibu kosnya yang cakep alang kepalang. Namanya Yani, mahasiswi semester 3 di UGM.<br />
<br />
Pertama kali aku ngeliat dia, jantung aku langsung berdesir karena doi manis banget. “iya, kosan yang disebelah ada kok kak, tapi Cuma satu kamar.” Begitu suaranya ramah ketika pertama kali aku komunikasi sama doi. Ibu kosnya juga baik.<br />
<br />
Namun ibu kos nya yang berprofesi pedagang di Sleman belum pulang. Yani mengatakan kalau ibu dan bapaknya berdagang pergi pagi pulang malam. Akhirnya sore besoknya aku mutusin untuk ngambil kamar kosan yang bersebelahan langsung dengan rumah ibu Kosnya.<br />
<br />
Walau tinggal terpencil jauh dari temen2, gak masalah lah.. yang penting aku bisa dapetin nih si bidadari khayangan. Malam itu aku udah ready untuk tinggal di kosan baru aku. Begitu keluar, ehh.. ternyata gebetan aku Yani lagi telponan diluar sambil duduk santai di teras rumahnya.<br />
<br />
“wah.. kesempatan buat pdkt nih..” dalam hati aku. Setelah nungguin dia selesai telponan lumayan lama, akhirnya aku keluar kamar dan samperin doi.<br />
<br />
“Hai.. lagi ngapain?” sapa aku sambil melempar senyum.<br />
<br />
“Eh, lagi santai aja kak.” Balasnya membalas senyum aku. “Telponan sama siapa?” “Sama pacar kak” jawabnya.<br />
<br />
Plaaakk.. aku serasa kena tampar. Ternyata doi udah punya pacar. Habis deh! Namun, pembicaraan tetap berlanjut. Walau Yani sudah punya pacar, aku tetap pengen akrab sama dia. Siapa tau ntar dia putus, siapa tau ntar dia bosen sama pacarnya..<br />
<br />
Siapa tau.. siapa tau.. aku menghibur diri. Aku perhatikan wajah manis Yani. Bener-bener wajah bidadari! Kulitnya halus tanpa jerawat. Ternyata ada tai lalat mungil di pipinya. “Kak kok ngeliatin Yani gitu sih?” tanya Yani risih.<br />
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><span style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><a href="http://senang77.com/"><img alt="Senangpoker.com Agen Texas Poker dan Bandar Domino QQ Online Terpercaya Indonesia" border="0" height="400" src="https://2.bp.blogspot.com/-2_MmbC7KcXs/VxTa6WVtSzI/AAAAAAAAAQk/3eIENySethEm8cZ9fizm19Wv58mzzMGOQCLcB/s400/Cerita%2BSex%2BAkhirnya%2BTakluk%2BJuga.jpg" title="Senangpoker.com Agen Texas Poker dan Bandar Domino QQ Online Terpercaya Indonesia" width="310" /></a></span></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Cerita Sex : Menaklukkan ibu kost</td></tr>
</tbody></table>
<br />
Aku tersadar. “Ehh.. gak. Ternyata Yani punya tai lalat di pipi yah?” tanya aku. “Orang yang punya tai lalat di pipi itu beruntung lho..” ucap aku keumudian.<br />
<br />
“Emang kenapa kak?” tanya nya penasaran.<br />
<br />
“Iyalah beruntung! untung aja tai lalat, kalo tai kebo gimana coba?” seloroh aku. Yani langsung ketawa. Manis banget ngeliat dia ketawa. Akhirnya malam itu aku berhasil ngobrol panjang lebar dan ketawa ketiwi bareng Yani.<br />
<br />
Bahkan setelah cerita tai lalat itu, Yani bahkan nunjukin kalau dia punya tanda lahir di lengannya.<br />
<br />
“Mana mungkin itu tanda lahir! Itu tatto tuh!” aku langsung aja nuduh.<br />
<br />
“Sumpah kak ini tanda lahir!” balasnya.<br />
<br />
“Gak percaya! Pasti kamu orangnya tattoan yah! Harus diperiksa nih!” tuduh aku.<br />
<br />
Dia malah tertawa cekikikan. Aku senang.. Paginya, aku sempetin dulu olahraga pagi. Angkat barbel dan push up ringan sudah jadi rutinitas pagi buat aku.<br />
<br />
Punya badan atletis dan berotot memang kharakteristik aku. Alah.. Tiba-tiba aku denger suara cebar-cebur dari kamar mandi. Aku selidiki asal suara tersebut, ternyata persis bersebelahan dengan dinding disebelah kamar aku.<br />
<br />
Ternyata disebelahnya kamar mandi! Aku coba dengerin suara gemercik air tersebut. Ternyata suara berikutnya adalah lantunan nyanyian seorang gadis. Tidak salah lagi, itu suara Yani! Aku begitu menikmati suara nyanyiannya.<br />
<br />
Merdu banget! Akhirnya timbul pikiran kotor aku. Dinding tembok yang sebenarnya tidak terlalu tinggi itu bisa aku panjat! Akhirnya dengan secepat kilat, otak aku berfikir keras. Bagaimana caranya untuk memanjat dinding yang tingginya dua setengah meter ini.<br />
<br />
Setelah yakin orang tua Yani sudah berangkat pergi berdagang dan Yani pasti sendirian di rumah, aku nekat untuk ngintipin Yani mandi. Dengan bantuan kursi, akhirnya aku bisa mencapai ujung tembok paling atas.<br />
<br />
Pelan-pelan aku angkat kepala untuk melihat pemandangan disebelah sana. Ternyata benar! Yani sedang mandi sambil bernyanyi. Cerita Panas: Nikmatnya Memek Perawan Anak Ibu Kost | Yani dengan wajah manis itu ternyata punya tubuh yang sangat seksi.<br />
<br />Dari ujung rambut hingga ujung kakinya dapat aku liat secara jelas. Payudaranya yang montok bergelantungan. Kulitnya putihnya yang dibalut busa-busa sabun. Hingga rambut-rambut halus yang tumbuh didaerah kemaluannya dapat terlihat jelas.<br />
<br />
Hal itu tanpa sadar sudah membuat batang kemaluan aku langsung mengeras. Yani masih asyik menggosok-gosok bagian tubuhnya dengan sabun. Yang membuat aku gak tahan yaitu terkadang tangannya meremas payudaranya sendiri.<br />
<br />
Kilauan sabun dari payudaranya yang putih licin oleh sabun membuat aku serasa mau pingsan. Sejurus kemudian, Yani membilas sabunnya dengan menimba air. Kulitnya makin terlihat putih bercahaya. Berikutnya bagian selangkangannya yang dicuci dengan air.<br />
<br />
Diluar dugaan aku, ternyata Yani mengelus-elus bagian kemaluannya. Awalnya aku berfikir Yani melakukan pembersihan di daerah vaginanya. Ternyata, ia begitu keasyikan mengelus-elus daerah yang berbulu tersebut.<br />
<br />
Aku liat matanya sudah merem-merem keenakan. “Ohh tidaakk.. Yani sedang masturbasi!” Baru kali ini aku melihat secara langsung dengan mata kepala sendiri ada seorang cewek yang masturbasi. Secara jelas aku menonton Yani yang tengah keasyikan memainkan jarinya di bibir kemaluannya.<br />
<br />
Secara tak sadar aku jadi lupa diri kalau sebenarnya posisi aku sangat rawan. Bisa bahaya kalau sampai ketahuan oleh Yani. Malu banget lah, baru satu hari ngekos ditempat orang sudah berlaku kurang ajar. Ternyata bata yang menjadi pijakan aku tak sanggup lagi menahan pijakan aku.<br />
<br />
Akhirnya salah satu batu bata tersebut terjatuh. Yani jadi kaget dan menghentikan adegan masturbasinya. “Mati aku kalo Yani sampai tau!” batin aku terus cemas. Aku langsung menghentikan tontonan langka nan sangat istimewa tersebut.<br />
<br />
Aku segera turun dari dinding yang aku panjat buru- buru. Ternyata Yani menyadari dirinya diintip. Yani segera memakai handuknya dan buru-buru keluar kamar mandi. Aku segera menuju pintu kamar mandi untuk menghalangi dan menenangkan Yani, kalau-kalau ia berteriak. Bisa mampus aku kalau dia ngadu ke ortunya.<br />
<br />
Ternyata aku yang buru-buru melintasi pintu kamar mandi langsung bertabrakan dengan Yani yang baru saja keluar kamar mandi. Handuk Yani langsung tersibak, ia terjatuh. “Maaf.. maaf..” Cuma itu yang bisa terlontar dari mulut aku sambil membantu Yani untuk berdiri.<br />
<br />
Aku langsung mengambil handuknya. Yani tampak kelabakan ketika handuknya hampir saja copot. Yani tidak memakai apa-apa selain handuk yang membuat payudaranya menyembul kelihatan.<br />
<br />
“Kak, ngintipin Yani barusan yah?” tanya Yani dengan menundukkan kepalanya.<br />
<br />
Ia menunduk mungkin karena ia malu. Karena baru saja ia melakukan masturbasi. Aku jadi ngerasa bersalah.<br />
<br />
“Maafin kakak ya.. Kakak menyesal banget” aku ucapin itu dengan nada memelas. Yani cuma mengangguk tapi masih menunduk. Tangannya masih memegang handuknya erat-erat. Tak lama setelah itu dia berjalan pelan kedalam rumahnya sambil terisak.<br />
<br />
Matanya berkaca-kaca. Aku jadi tambah merasa bersalah. “Blum ada lho yang ngeliat Yani gitu, kok kakak tega sih?” suaranya lirih. Akhirnya aku anterin Yani ke kamarnya. Aku bimbing dia menuju kamarnya.<br />
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><span style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><a href="http://senang77.com/"><img alt="Senangpoker.com Agen Texas Poker dan Bandar Domino QQ Online Terpercaya Indonesia" border="0" height="400" src="https://4.bp.blogspot.com/-JmMW8bPc01E/VxTbH8dFkwI/AAAAAAAAAQo/2uOFCQZq7moy58Ud-oYBt-V1M4hQbeAuwCLcB/s400/a3933f7b61ff1ddf0d4acbdd7c1e2056.jpg" title="Senangpoker.com Agen Texas Poker dan Bandar Domino QQ Online Terpercaya Indonesia" width="299" /></a></span></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Cerita Sex : Menaklukkan ibu kost</td></tr>
</tbody></table>
<br />
Dibenak aku semuanya campur aduk. Perasaan bersalah udah membuat dia trauma. Mungkin saja bagi cewek hal seperti itu bisa membuatnya trauma. Sesampainya dikamar Yani, aku malah memeluknya.<br />
<br />
Terlintas dipikiran aku, kalau cewek sedih atau nangis untuk menenangkannya dengan di peluk. “Yani maafin kakak ya..” aku bisikin itu ke telinganya. Sekali lagi Yani mengangguk. Dari pelukan, aku beralih mendekap Yani.<br />
<br />
Aku cium pipinya kemudian bibirnya. Serentak tangan aku juga ikut memainkan perannya meremas dada Yani dari luar handuknya.<br />
<br />
“Kakak! Ngapain sih ini!” ucap Yani kaget. Dalam fikiran aku, kepalang basah mandi aja!<br />
<br />
Tanggung ketahuan ngintipin Yani mandi, kenapa gak aku tidurin aja sekalian? Mumpung kesempatan ada! Aku dorong Yani ke tempat tidurnya.<br />
<br />
Pintu kamarnya segera aku kunci. Handuknya dengan mudah aku lepas. Bibir Yani aku lumat dan kulum sejadi-jadinya. Tangan aku menjamah payudaranya yang montok. Yani berontak dan kakinya menghentak-hentak gak karuan.<br />
<br />
“Kakaaaakk..” Yani berteriak. Aku mulai cemas. Nanti kalau ada warga yang dengar gimana? Aku bisa dihajar masa.<br />
<br />
Akhirnya aku menghentikan aksi brutal aku. Aku mutusin untuk membujuk Yani pelan-pelan.<br />
<br />
Sambil mengelus-elus bahunya dan membelai rambutnya aku ngomong pelan-pelan “Yani, tenang aja yaa.. kakak gak bermaksud nyakiti Yani. Kakak gak mungkin menyakiti Yani karena kakak sayang banget sama Yani..” bisik aku pelan-pelan ke Yani.<br />
<br />
Aku cium leher Yani, tangan aku mulai lagi main-main mengelus payudaranya, meremas, kemudian turun ke daerah kemaluannya.<br />
<br />
“Kakak, Yani mohon jangan kak” Yani memelas ketakutan. “Yani tenang aja yaa.. Kakak gak akan nyakitin Yani.<br />
<br />
Kakak Sayang sama Yani.” Bujuk aku pelan-pelan sambil terus memainkan daerah kemaluannya. Tangannya terus mendorong-dorong aku. Yani ketakutan setengah mati. Aku terus memberikan rangsangan dengan terus menciumi leher Yani.<br />
<br />
Kemudian turun dan menjilati puting susunya yang memerah. Sementara tangan kanan aku mengelus-elus daerah vaginanya. Jari tengah aku mulai masuk ke lipatan bibir vaginanya. Aku terus mainkan itu pelan-pelan.<br />
<br />
“Kakak.. Yani mohon, Yani masih perawan kak.. Yani takut..” Yani masih memelas. Tangannya terus memegangi tangan kanan aku yang bergerilya didaerah bibir vaginanya. Aku cuma jawab permohonan Yani dengan ciuman dan kuluman dibibirnya.<br />
<br />
Aku terus lumat bibir Yani dan bibir vaginanya dilumat jari tengah aku. Perlahan aku masukin jari tengah aku dengan pelan-pelan. Terasa daerah vagina Yani sudah basah. Mengetahui daerah vagina nya sudah basah dan licin, aku jadi yakin kalau sebenarnya Yani juga menikmati permaikan aku.<br />
<br />
Yani juga sudah tidak menunjukkan perlawanan yang kuat. “Yani, kak masukin jari kakak pelan-pelan ya.. gak sakit kok.. Yani tenang aja yaa..” Belum lagi Yani memberikan persetujuannya, jari tengah aku sudah menikam masuk ke vaginanya.<br />
<br />
Akhirnya jawaban Yani Cuma erangan dan rintihan. Aku terus mainkan dengan memasukkan jari tengah aku kedalam vaginanya sedikit demi sedikit. Akhirnya bisa masuk semua jari aku! “Kakak.. Yani takut kak..” Yani terus menceracau.<br />
<br />Tapi kakinya malah membuka lebar dan sesekali nafasnya mendesir berat. Aku yakin Yani sebenarnya mungkin saja sering bermasturbasi. Cewek-cewek seperti Yani mungkin saja cewek hyperseks yang sering memuaskan dirinya dengan masturbasi.<br />
<br />
Seperti yang aku liat barusan di kamar mandi. Aku makin sibuk. Tangan kiri aku membelai rambutnya, mulut aku sesekali mengisap dan menjilati putingnya, dan tangan kanan aku memasukkan jari kedalam liang vagina Yani yang makin banjir dengan cairan dan licin.<br />
<br />
Akhirnya aku gak tahan lagi. Dengan sekejap segera aku lucuti semua pakaian aku hingga kami berdua sudah benar-benar telanjang bulat. Segera aku tindih tubuh Yani yang terkapar. “Yani, kita coba masukin yuk..<br />
<br />
Tahan sedikit ya.. mungkin agak sakit.” Yani dengan lugunya mengangguk. Tampaknya ia sudah diliputi gejolak syahwat yang sangat. Aku makin bersemangat. Perlahan aku gosok-gosokin penis aku yang udah tegang dari tadi ke bibir kemaluan Yani. Yani yang makin terangsang gak bisa berbuat apa-apa selain pasrah. Jiwa raganya sudah diliputi kenikmatan seks.<br />
<br />
Setelah penis aku licin dengan cairan Yani, perlahan aku tusukin penis aku ke dalam liang kemaluan Yani. Walaupun pekerjaan aku halus dan pelan, tetap saja Yani merintih kesakitan. Sekarang penis aku bercampur dengan cairan licin dari Yani dan darah keperawanannya. Yani menangis.<br />
<br />
Namun bibirnya terus mengeluarkan suara “ahhh.. ahhhh.. kakak..” Aku gak mau ambil pusing. Aku sibuk dengan mendobrak vagina Yani yang sangat sempit agar batang kemaluan aku bisa masuk lebih dalam lagi.<br />
<br />
Dibantu dengan cairan pelicin Yani yang sudah banjir, penis aku bisa masuk semuanya. Aku terus menggenjot dengan memaju mundurkan batang kemaluan aku. Sesekali aku cium dan jilatin leher Yani hingga ke payudaranya.<br />
<br />
Kemudian putinya aku hisap sekuat-kuatnya. Akhirnya aku liat tanda-tanda Yani akan orgasme. Segera aku pacu kecepatan goyangan aku. Aku pun pengen keluar dan klimaks. Akhirnya Yani lebih dahulu mencapai klimaks dan berteriak “Kakakk…” Berurutan setelah itu aku juga keluar menyemprotkan cairan sperma aku didalam memeknya.<br />
<br />
“ahhh.. Ahhhh.. Yani..” Aku **kan beberapa kali semburan dengan menekan penis aku sedalam-dalamnya kedalam liang vaginanya. Yani pun menjepitkan pahanya. Akhirnya untuk beberapa saat kita terbuai merasakan nikmatnya orgasme.<br />
<br />
Beberapa saat setelah itu terasa kedutan dan denyutan dari vaginanya. Penis aku belum aku cabut. Batang kemaluan aku itu aku biarin sampai lemas didalam vaginanya Yani. Aku terus perhatikan wajah cantik Yani yang termenung sayu.<br />
<br />
Sesaat aku jadi kasihan telah melakukan ini semua kepada Yani. Kembali aku elus-elus dan benerin rambutnya yang berantakan. Aku tatap matanya dalam-dalam sambil berkata pelan “Yani, mau gak jadi pacar kakak?” Yani hanya diam.<br />
<br />
Aku tau dia udah punya pacar. Tapi aku sama sekali gak tau apa yang mau aku katakan selain itu kepada Yani. Aku pasang kembali celana dan keluar dari kamar Yani. Yani masih termenung sayu diranjangnya dan belum memakai pakaiannya. Aku udah siap dengan segala konsekwensi dari perbuatan aku barusan.<br />
<br />
Setelah itu aku langsung berkemas di dalam kamar kos aku. “Mungkin setelah ini Yani akan mengadukan semua itu ke orang tuanya dan aku bakal di usir” pikir aku. Siang harinya, aku sudah selesai beres-beres barang-barang.<br />
<br />
Aku pengen cabut duluan sebelum aku di usir sama orang tuanya Yani. Atau mungkin saja hal yang lebih buruk bakal terjadi ke aku. Ternyata pintu kamar kos aku diketuk. Setelah aku buka ternyata Yani. Aku persilahkan Yani masuk.<br />
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><span style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><a href="http://senang77.com/"><img alt="Senangpoker.com Agen Texas Poker dan Bandar Domino QQ Online Terpercaya Indonesia" border="0" height="400" src="https://2.bp.blogspot.com/-G9HGt9upCOc/VxTbYHrFooI/AAAAAAAAAQs/hgMc7_4Zy0cwswJQ8G9MBWWa1fjgoLewQCLcB/s400/images%2B%25285%2529.jpg" title="Senangpoker.com Agen Texas Poker dan Bandar Domino QQ Online Terpercaya Indonesia" width="275" /></a></span></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Cerita Sex : Menaklukkan ibu kost</td></tr>
</tbody></table>
<br />
Yani pun masuk kedalam kamar aku. Dia liat aku sudah packing barang-barang siap-siap mau kabur. “Kakak mau kemana?” tanya Yani. Aku cuma diam. “Kakak gak boleh pergi! Yani takut.. gimana kalau Yani sampai hamil? Kakak harus tanggungjawab untuk semua ini!” kata Yani lirih.<br />
<br />
“Baiklah kakak gak akan pergi. Kakak akan tanggungjawab kalau terjadi apa-apa. Tapi kakak mohon jangan kasih tau orang tua Yani ya..” pinta aku. Yani hanya mengangguk. Matanya masih sembab karena menangis.<br />
<br />
Aku jadi kasihan, akhirnya Yani aku peluk lagi. Seminggu setelah itu, aku dan Yani Cuma diam-diam dan tak ada tegur sapa. Tapi akhirnya aku beranikan diri lagi untuk menyapanya dan mengajaknya bercanda lagi.<br />
<br />
Akhirnya, aku bisa ngajakin Yani untuk berhubungan badan lagi. Kadang dikamar aku, kadang dikamar dia. Bahkan dia sempat tidur di kamar aku, padahal orang tuanya ada dirumah. Ternyata Yani selalu diliputi gairah.<br />
<br />
Permainan seks kami semakin hari semakin fariatif. Dalam waktu tak kurang dari seminggu, Yani sudah berani menelan habis sperma yang aku semburin didalam mulutnya. Seks lagi dan lagi.. kami berdua sama-sama diliputi gairah yang membara.<br />
<br />
Walaupun status hubungan aku belum jelas hingga saat ini, aku tetap menjalani ini sama Yani. Yani tetap pacaran dengan pacarnya, tapi kalo soal ranjang Yani lari ke aku. Hampir setiap malam Yani mampir ke kamar aku buat gituan.<br />
<br />
Kadang setelah gituan dia balik ke kamarnya, kadang tidur di kamar aku. Sejak saat itulah, Yani ternyata diam-diam juga main sama pacarnya. Aku pernah nanya ke Yani, apa dia pernah melakukan hubungan badan dengan cowoknya? Awalnya Yani bilang belum.<br />
<br />
Tapi setelah aku selidiki sms dari cowoknya, ternyata mereka juga udah ngelakuin hal begituan. Setelah perawannya hilang, dia malah jadi hyperseks dan pengen ngelakuin hal itu terus. Suatu sore, pembicaraan aku sama Yani sampai ke sesuatu yang bahkan gak aku duga.<br />
<br />
Yani bilang kalau dia membayangkan dientotin dua orang, yaitu aku dan pacarnya. Hehehee… kadang aku gak habis pikir, mengapa cewek yang dulu pemalu dan lugu ini bisa jadi liar kayak gini? Buat sobat2 yang pengen tau atau pengen kenalan sama Yani, PM aku dan kasi aku cendol dulu.. nanti aku kasi tau fesbuknya dia. Setuju ?Sex88http://www.blogger.com/profile/17118765576690099077noreply@blogger.comIndonesia-0.789275 113.92132700000002-31.8187695 72.436952000000019 30.2402195 155.40570200000002tag:blogger.com,1999:blog-6941674209105952832.post-67494957647468450612016-04-16T23:22:00.002+07:002018-05-24T23:05:01.279+07:00Cerita Sex : Bercinta dengan kenalan baruPerkenalkan nama saya Pandu. Umur saya baru 20 tahun tinggi badan 177 cm dan berat 68 kg. Saya adalah salah satu warga keturunan. Saya merupakan salah seorang dari pulau Sulawesi, akan tetapi saya kuliah di salah satu universitas swasta di Surabaya pada tahun 2000. Saya ingin menceritakan pengalaman saya dengan seorang teman saya yang belum lama ini terjadi. Namanya Kiki xxx (edited) yang juga adalah seorang warga keturunan.<br />
<br />
Saya mengenalnya ketika saya membaca suratnya di salah satu majalah bulan Desember 2000 yang mengatakan bahwa dia hendak berteman. Jadi akhirnya iseng-iseng saya mengirim surat kepadanya. Seminggu kemudian dia membalas surat saya. Setelah beberapa bulan berteman saya dikirimi foto oleh dia. Wah, rupanya orangnya cantik sekali.<br />
<br />
Belakangan saya mengetahui kalau tinggi dan berat badannya 167 cm dan berat 52 kg. Orangnya mempunyai postur badan yang benar-benar ideal.<br />
<br />
Akhirnya tepatnya di bulan Juni 2001 saat liburan kuliah dia memutuskan untuk datang ke Surabaya. Saya menjemputnya di bandar udara Juanda, tanggalnya saya masih ingat yaitu tanggal 22 Juni 2001. Setelah pesawatnya tiba saya mencari-cari dia. Tidak terlalu sulit menemukan dia karena saya sudah mempunyai fotonya. Dan rupanya orangnya benar-benar cantik, kulitnya putih bersih pokoknya tidak rugi aku kenal sama dia deh.<br />
<br />
“Halo apakah kamu yang bernama Kiki?”<br />
“Wah kamu rupanya, kamu pasti Pandu kan?”<br />
“Iya betul.”<br />
“Wah rupanya kamu keren yach, hahahahahaha..”<br />
“Thanks atas pujiannya. Mau ngobrol di sini terus emangnya sampai malam.”<br />
“Yah jelas nggak donk, so jadi aku nginap di Hotel **** (edited). Kamu udah booking-kan khan?”<br />
“Tentu dong, apa mau diantar sekarang?”<br />
“Boleh aku capek banget nich, ayo berangkat sekarang!”<br />
“Ayo..”<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><span style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><a href="http://senang77.com/"><img alt="Senangpoker.com Agen Texas Poker dan Bandar Domino QQ Online Terpercaya Indonesia" border="0" height="400" src="https://1.bp.blogspot.com/-jx0pHddiGXw/VxJltqurMgI/AAAAAAAAAQE/HQlMR6LgswMzh6FKzNAaf5wH5kJWCCAawCLcB/s400/images%2B%25282%2529.jpg" title="Senangpoker.com Agen Texas Poker dan Bandar Domino QQ Online Terpercaya Indonesia" width="300" /></a></span></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Cerita Sex : Bercinta dengan kenalan baru</td></tr>
</tbody></table>
<br />
Setelah 1 jam tiba di Hotel xxx (edited) tersebut saya meninggalkan Kiki tentunya atas kehendaknya karena dia ingin beristirahat. Sore-sore sekitar pukul 18:00 dia menelepon di HP saya dan menyuruh saya untuk mejemputnya makan malam. Sekitar pukul 19:00 saya sampai di hotel, Kiki memakai baju tank top dan rok mini yang tentunya membuat semua mata cowok tertuju pada dia. Karena Kiki sudah menunggu di bawah maka tanpa basa basi saya dan dia langsung cabut.<br />
<br />
“Mau makan di mana nich?”<br />
“Terserah dech, pokoknya aku udah lapar banget dech.”<br />
“Bagaimana kalau di restaurant xxx (edited).”<br />
“Beres dech, pokoknya makan.”<br />
<br />
Setelah makan kemudian kami berkeliling kota tanpa tujuan. Akhirnya dia memutuskan untuk main di tempat kontrakan saya. Karena saya tinggal sendirian di tempat kontrakan saya tentunya tidak ada yang bakalan marah kalau Kiki saya bawa ke kontrakan. Di kontrakan saya, kami berdua ngobrol-ngobrol sampai tidak terasa sudah jam 23:00 WIB.<br />
<br />
“Hah udah jam segini, gimana dong?”<br />
“Wah iya yach.. kamu mau pulang sekarang? Aku antar yuk!”<br />
“Hmmm, nggak enak nich, masak malam-malam aku nyuruh kamu ngantar aku, biar aku pulang sendiri aja dech naik taksi.”<br />
“Jangan, masak kamu mau pulang sendiri? Gini ajalah mending kamu nginap di sini aja. Kebetulan di sini ada kamar kosong kok. Itu kalau kamu nggak keberatan.”<br />
“Ok dech, tapi jangan macam-macam yach!”<br />
<br />Kami mengobrol sampai pukul 02:00 pagi. Makin lama saya melihat si Kiki semakin seksi. Tubuhnya yang seksi membuat saya sangat bernafsu tapi saya tidak berani macam-macam terhadap dia. Dan kemudian akhirnya Kiki memutuskan untuk tidur. Saya mempersilakan dia tidur di kamar saya karena di sana lebih lengkap ada kamar mandi dan ber-AC, sedangkan saya sendiri tidur di kamar yang lainnya.<br />
<br />
Sewaku Kiki masuk ke kamar mandi untuk sikat gigi saya segera menyusup masuk ke kamar saya untuk mengambil beberapa barang rahasia saya, seperti boneka dan kondom yang ada di lemari saya. Malam-malam di kamar tamu karena sangat terangsang dengan keindahan tubuh Kiki saya melalukan onani dengan boneka yang saya punyai itu. Saya ingin mencari “ayam” di luar untuk melampiaskan nafsu saya tapi sungkan sama Kiki karena meninggalkan dia. Jadi akhirnya saya memutuskan melakukan onani yang ditemani boneka cantik itu. Boneka itu memang khusus untuk pria melakukan onani.<br />
<br />
Saya melepas semua pakaian yang saya kenakan lalu memasang kondom di penis saya kemudian saya mulai menindih dan melakukan onani terhadap boneka itu karena saya sangat terangsang mengingat keindahan tubuh Kiki. Saya melakukan onani dengan boneka itu sambil membayangkan saya sedang melakukan hubungan seks dengan Kiki. Malam itu saya melakukan onani sebanyak 3 kali sampai persediaan kondom saya habis. Kalau tidak pakai kondom takutnya nanti spermanya tercecer di dalam boneka sehingga saya harus mencucinya. Lalu akhirnya saya tertidur lelap tanpa memakai apapun.<br />
<br />
Pagi-pagi ketika Kiki hendak membangunkan saya, dia langsung masuk ke kamar yang lupa saya kunci. Wajahnya bersemu merah melihat saya yang tidur dalam keadaan telanjang. Saya sendiri kaget melihat dia dengan cepat menutup daerah bagian penis saya. Kemudian dia keluar dengan tergesa-gesa dengan wajah merah. Lalu saya mengenakan pakaian dan mandi dengan segera. Setelah itu kami berdua sarapan yang disiapkan oleh pembantu tidak tetap. Karena saya ingin berduaan dengan Kiki, saya menyuruh pembantu saya pulang dengan alasan saya mau keluar. Akhirnya pembantu itu pulang dan tinggal saya dan Kiki berdua.<br />
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><span style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><a href="http://senang77.com/"><img alt="Senangpoker.com Agen Texas Poker dan Bandar Domino QQ Online Terpercaya Indonesia" border="0" height="400" src="https://4.bp.blogspot.com/-yl2Gum5YOvg/VxJmGP_3b9I/AAAAAAAAAQM/SAHtGegTCyYhIFXkcCRqQpPfpeZ1yziRgCLcB/s400/Foto-ABG-Bugil2.jpg" title="Senangpoker.com Agen Texas Poker dan Bandar Domino QQ Online Terpercaya Indonesia" width="266" /></a></span></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Cerita Sex : Bercinta dengan kenalan baru</td></tr>
</tbody></table>
<br />
Kemudian Kiki bertanya,<br />
<br />
“Kok kamu tidur telanjang sih, terus pake boneka segala? Itu pasti boneka untuk cowok yach?”<br />
“Wah kok tau? Abis mau gimana lagi, lihat tubuh kamu yang seksi siapa yang tahan? Mau gimana lagi, satu-satunya jalan yah onani dech.”<br />
“Itu salahmu, siapa suruh kamu nggak mau minta aku waktu tadi malam?”<br />
“Hah? Jadi boleh nich saya main sama kamu?”<br />
“Kalau nggak boleh ngapain aku tadi ngomong gitu.”<br />
“Wah kalo gitu aku minta sekarang yach, aku dari kemarin bener-bener nggak tahan nich.”<br />
“Terserah kamu aja, soalnya aku juga nafsu sama kamu nich, tapi kamu masih ada kondom khan? Aku nggak mau ah kalau nggak pakai kondom, soalnya aku ini kayaknya dalam masa subur nich.”<br />
“Wah kayaknya udah habis tuh, aku pake tadi malam untuk onani. Kalau gitu aku beli dulu dech.”<br />
<br />
Setelah sarapan saya segera ke apotek membeli kondom isi 12 warna hitam lalu pulang.<br />
<br />
“Nich kondomnya udah ada nich, so bisa khan mulai sekarang.”<br />
“Wah udah nggak sabaran yach?”<br />
“Ya iyalah, gimana mau sabaran kalau udah dikasih lampu hijau kayak gitu. Aku bawa kamu ke kamar yach!”<br />
“Boleh.”<br />
<br />
Lalu saya menggendong Kiki ke kamar sambil berciuman. Setelah di kamar saya membaringkan Kiki di tempat tidur, lalu saya menutup pintu. Setelah menutup pintu saya menuju ke ranjang dan melihat Kiki yang sudah terlentang pasrah. Tanpa membuang kesempatan lagi saya dan Kiki segera saling berpelukan, saling meraba dan saling berciuman. Rupanya ciuman Kiki tersebut sudah sangat hebatnya. Dia sepertinya sudah berpengalaman dalam kiss. Setelah berciuman beberapa waktu saya mulai melepaskan baju dan rok Kiki dengan perlahan-lahan sambil tetap berciuman.<br />
<br />
Setelah bajunya terlepas terlihat dadanya yang sangat luar biasa. Saya sambil menelan ludah beberapa kali melihat dadanya yang besar yang masih tertutup tersebut. Dadanya itu sepertinya berukuran 36B. Dengan tidak sabar lagi saya segera membuka penutup dadanya dan terlihatlah dadanya yang sangat indah tersebut. Tanpa basa basi lagi dan tanpa meminta ijin saya langsung meraba, meremas dan mengisap dadanya. Hal itu membuat Kiki merintih-rinih kenikmatan. “Oh.. uhh.. ohh pelan-pelannhh oohh..”<br />
<br />
Kemudian saya mulai meraba-raba celana dalamnya yang nampaknya sudah basah. Melihat saya meraba-raba bagian vaginanya yang masih tertutup celana dalam kemudian dia melepaskan sendiri celana dalamnya. Wow, tampaklah vaginanya yang indah dan seperti perawan (belakangan baru saya mengetahui bahwa dia mempunyai obat yang dapat merapatkan vagina). Bulu-bulunya yang tidak tebal tetapi juga tidak tipis. Bulu-bulu kelaminnya sangat rapi menambah keindahannya. Segera saya mencium dan menjilat vaginanya yang membuat dia semakin merintih kenikmatan.<br />
<br />Tangannya menjambak rambur saya sambil sesekali juga meremas bantal, seprei dan sebagainya. Sedangkan tangan saya tetap meraba-raba dadanya yang montok itu. Sambil tetap menjilat-jilat vaginanya yang sudah semakin basah itu, saya mulai melepas pakaian saya satu persatu. Baju dan celana begitu terlepas langsung dilempar begitu saja oleh Kiki. Jeritan kenikmatannya makin menjadi-jadi ketika saya mencoba memasukkan jari saya ke dalam vaginanya. Hal itu membuat dia tampaknya semakin tidak tahan.<br />
<br />
Saya melakukan secara begantian. Memasukkan jari lalu menjilat dan seterusnya, hingga akhirnya, “Auhh.. aahh.. oohh.. aauu keluar..” terasa ada cairan hangat yang keluar dari vaginanya. Saat Kiki mencapai orgasme dia sampai mendekap kepala saya dengan kedua pahanya sehingga kepala saya terjepit di vaginanya, sehingga saya sempat merasakan cairan Kiki yang benar-benar tiada duanya.<br />
<br />
Setelah itu Kiki terkulai lemas, sedangkan saya belum apa-apa. Namun saya membiarkan dia dulu untuk meresapi keindahan yang baru dicapainya sambil menunggu dia kembali lagi. Dan benar, 5 menit kemudian tampaknya dia mulai bergairah kembali. Kiki langsung melepas celana dalam yang saya kenakan, lalu dia menyuruh saya berbaring. Sambil berbaring dia menjilat-jilat seluruh tubuhku membuat saya merasa keenakkan dan membuat saya melenguh berulang-ulang kali. Lalu semakin lama ciuman dan jilatan Kiki makin ke bawah, dan akhirnya sampai ke daerah penis. Penis saya waktu itu sudah tegak sekali karena ciuman Kiki yang dari tadi.<br />
<br />
Lalu Kiki mulai memasukkan penisnya ke dalam mulutnya dan,<br />
<br />
“Ohhhhh.. iihhhh..” hisapannya benar-benar luar biasa, tidak pernah saya rasakan sebelumnya dengan wanita manapun.<br />
<br />
Dia sangat pandai dalam mempermainkan penis saya. Kadang-kadang dikulum bagian kepalanya lalu bagian bawah kepala lalu buah zakarku dan kadang-kadang pula disertai remasan yang tidak terlalu pelan tetapi tidak terlalu keras. Hal itu benar-benar membuat saya merasa kenikmatan bercinta.<br />
<br />
Hisapan Kiki yang luar biasa itu membuat saya ingin segera memulai permainan yang sesungguhnya. Akhirnya saya bangkit berdiri dan membaringkan Kiki. Saya menyempatkan mencium bibir Kiki, meremas dadanya dan mencium vaginanya. Dan rupanya vaginanya sudah kembali basah. Setelah itu saya mengambil posisi yang tepat untuk memasukkan penis saya ke vagina Kiki. Tetapi Kiki memperingatkan saya untuk memakai kondom. Lalu saya mengambil kondom yang tadi sudah saya beli dan segera memasangkan pada penis saya.<br />
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><span style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><a href="http://senang77.com/"><img alt="Senangpoker.com Agen Texas Poker dan Bandar Domino QQ Online Terpercaya Indonesia" border="0" height="400" src="https://3.bp.blogspot.com/-2VK6RsXlG3U/VxJmMoaK82I/AAAAAAAAAQQ/A3nGkkKzTZ8gw7Ule53YxWv6sCqEC1SygCLcB/s400/67708947_marina01-2zzu580lanxhh6xbfgqpkw.jpg" title="Senangpoker.com Agen Texas Poker dan Bandar Domino QQ Online Terpercaya Indonesia" width="300" /></a></span></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Cerita Sex : Bercinta dengan kenalan baru</td></tr>
</tbody></table>
<br />
Setelah siap, Kiki yang sedang berbaring mengambil bantal untuk ditaruh di bawah pantatnya dan saya segera duduk dan siap untuk menembakkan penis saya ke arah vaginanya. Pertama kali saya menyodokkan penis saya, tidak masuk. Lalu untuk kedua kalinya saya menyodoknya masuk dan rupanya tepat sasaran masuk ke dalam vagina Kiki. Saya memasukkannya perlahan-lahan mulai kepalanya, lalu masuk setengahnya dan akhirnya masuk seluruhnya, dan ketika saya mulai memasukkannya hal tersebut membuat Kiki menjerit kenikmatan.<br />
<br />
Saya dan Kiki sama-sama bergoyang penuh kenikmatan. Kadang-kadang saya meraba-raba dadanya atau bulu vaginanya sambil tetap mengeluar-masukkan penis saya ke dalam vagina Kiki dan memastikannya penis saya tidak keluar dari sarungnya. Setelah 10 menit kemudian Kiki meminta saya untuk mengganti posisi. Dia menyuruh saya berbaring lalu dia duduk di atas sambil bergoyang. Katanya posisi itu membuat dia cepat mencapai puncak klimaksnya. Dalam posisi itu kadang-kadang kami saling berpagutan, lalu aku meraba-raba dadanya yang sangat saya sukai bentuknya dan ukurannya.<br />
<br />
Tidak lama kemudian terasa di penis saya yang berada di dalam vagina Kiki ada cairan kenikmatan. Rupanya Kiki telah mencapai klimaksnya untuk yang kedua kalinya. Semenit kemudian saya merasa juga akan mencapai klimaksnya maka saya mulai menggerakkan badan saya dengan cepat dan “Croott..” sperma saya keluar dengan banyak dan segera saya cabut penis saya yang bersarung itu dari vagina Kiki. Lalu Kiki melepas kondom yang saya gunakan itu dan kemudian dia menjilat penis saya. Sejenak kami hening merasakan kenikmatan yang baru kami rasakan dan akhirnya kami tertidur.<br />
Saya dan Kiki melakukan kegiatan seks itu sebanyak delapan kali. Pertama dan kedua di kamar tidur saya. Ketiga di kamar mandi. Keempat, kelima sapai ke delapan di hotel tempat dia menginap. Kami benar-benar merasakan kepuasan yang tiada tara. Kiki di Surabaya cuma 4 hari. Kemudian dia pulang. Dan hari ini tanggal 15 Juli 2001 dia menikah karena dijodohkan.<br />
<br />
Saya akan menceritakan pengalaman pertama saya sewaktu SMU kelas 3 di Surabaya dengan WTS dan pengalaman saya dengan pacar saya yang masih virgin waktu bulan Desember 2000. Saya mengharapkan teman-teman dapat memberitahukan ingin membaca pengalamanku yang mana? Waktu SMU atau waktu sama pacar saya yang masih perawan?<br />
<br />
Bagi teman-teman yang mempunya koleksi BF dan ingin dijual dapat menghubungi saya dan bagi yang ingin kenalan silakan e-mail saya. Pasti dibalas. Dan bagi rekan-rekan cewek yang bersedia mengajar teman saya Tommy yang masih perjaka dapat pula menghubungi saya.Sex88http://www.blogger.com/profile/17118765576690099077noreply@blogger.comIndonesia-0.789275 113.92132700000002-31.8187695 72.436952000000019 30.2402195 155.40570200000002tag:blogger.com,1999:blog-6941674209105952832.post-43762317871762537032016-04-15T22:31:00.000+07:002018-05-24T23:04:34.110+07:00Cerita Sex : Menahan nafsuCristi adalah pacarku dulu, dia termasuk wania yang manis seksi dengan kulit putih mulus, payudaranya lumayan besar, saat kita pacaran kita belum pernah melakukan bersenggama, biasanya jika aku jalan sama dia jika tidak bisa menahan nafsu aku akhirnya hanya ora, Cristi dirumah mempunyai 2 adek perempuan yang manis dengan kakaknya, namanya Elsa dia mempunyai payudara yang lebih besar ketimbang Cristi.<br />
<br />
Menurut kakaknya, ukurannya 36B. Inilah yang selalu menjadi perhatianku kalau aku sedang ngapel ke rumah Cristi. Payudaranya yang berayun-ayun kalau sedang berjalan, membuat penisku berdiri tegak karena membayangkan betapa enaknya memegang payudaranya.<br />
<br />
Sedangkan adiknya yang kedua masih kelas 2 SMP. Namanya Agnes. Tidak seperti kedua kakaknya, kulitnya berwarna sawo matang. Tubuhnya semampai seperti seorang model cat walk. Payudaranya baru tumbuh. Sehingga kalau memakai baju yang ketat, hanya terlihat tonjolan kecil dengan puting yang mencuat. Walaupun begitu, gerak-geriknya sangat sensual.<br />
<br />
Pada suatu hari, saat di rumah Cristi sedang tidak ada orang, aku datang ke rumahnya. Wah, pikiranku langsung terbang ke mana-mana. Apalagi Cristi mengenakan daster dengan potongan dada yang rendah berwarna hijau muda sehingga terlihat kontras dengan kulitnya.<br />
<br />
Kebetulan saat itu aku membawa VCD yang baru saja kubeli. Maksudku ingin kutonton berdua dengan Cristi. Baru saja hendak kupencet tombol play, tiba-tiba Cristi menyodorkan sebuah VCD porno. "Hei, dapat darimana sayang?" tanyaku sedikit terkejut. "Dari teman.<br />
<br />
Tadi dia titip ke Cristi karena takut ketahuan ibunya", katanya sambil duduk di pangkuanku. "Nonton ini aja ya sayang.<br />
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><span style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><a href="http://senang77.com/"><img alt="Senangpoker.com Agen Texas Poker dan Bandar Domino QQ Online Terpercaya Indonesia" border="0" height="320" src="https://2.bp.blogspot.com/-oG06lG5UD3k/VxEHaITOWkI/AAAAAAAAAPQ/MM8O6E6P82sHOk0saB4fYCnPTaxCkTLYwCLcB/s320/memek%2Babg%2Btante%2Bgirang%2Bbugil%2Bngentot%2Btoket%2Bgede%2B%25289%2529.jpg" title="Senangpoker.com Agen Texas Poker dan Bandar Domino QQ Online Terpercaya Indonesia" width="235" /></a></span></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Cerita Sex : Menahan nafsu</td></tr>
</tbody></table>
<br />
Cristi kan belum pernah nonton yang kayak gini, ya?" pintanya sedikit memaksa.<br />
<br />
"Oke, terserah kamu", jawabku sambil menyalakan TV.<br />
<br />
Beberapa menit kemudian, kami terpaku pada adegan panas demi adegan panas yang ditampilkan. Tanpa terasa penisku mengeras. Menusuk-nusuk pantat Cristi yang duduk di pangkuanku. Cristi pun memandang ke arahku sambil tersenyum.<br />
<br />
Rupanya dia juga merasakan. "Ehm, kamu udah terangsang ya sayang?" tanyanya sambil mendesah dan kemudian mengulum telingaku. Aku hanya bisa tersenyum kegelian. Lalu tanpa basa-basi kuraih bibirnya yang merah dan langsung kucium, kujilat dengan penuh nafsu.<br />
<br />
Jari-jemari Cristi yang mungil mengelus-elus penisku yang semakin mengeras. Lalu beberapa saat kemudian, tanpa kami sadari ternyata kami sudah telanjang bulat. Segera saja Cristi kugendong menuju kamarnya.<br />
<br />
Di kamarnya yang nyaman kami mulai melakukan foreplay. Kuremas payudaranya yang kiri. Sedangkan yang kanan kukulum putingnya yang mengeras. Kurasakan payudaranya semakin mengeras dan kenyal. Kuganti posisi.<br />
<br />
Sekarang lidahku liar menjilati vaginanya yang basah. Kuraih klitorisnya, dan kugigit dengan lembut.<br />
<br />
"Aahh... ahh... sa.. sayang, Cristi udah nggak kuat... emh... ahh... Cristi udah mau keluar... aackh... ahh... ahh!" Kurasakan ada cairan hangat yang membasahi mukaku. Setelah itu, kudekatkan penisku ke arah mulutnya.<br />
<br />
Tangan Cristi meremas batangku sambil mengocoknya dengan perlahan, sedangkan lidahnya memainkan buah pelirku sambil sesekali mengulumnya. Setelah puas bermain dengan buah pelirku, Cristi mulai memasukkan penisku ke dalam mulutnya.<br />
<br />
Mulutnya yang mungil tidak muat saat penisku masuk seluruhnya. Tapi kuakui sedotannya memang nikmat sekali. Sambil terus mengulum dan mengocok batang penisku, Cristi memainkan puting susuku. Sehingga membuatku hampir ejakulasi di mulutnya. Untung masih dapat kutahan.<br />
<br />
Aku tidak mau keluar dulu sebelum merasakan penisku masuk ke dalam vaginanya yang masih perawan itu.<br />
<br />
Saat sedang hot-hotnya, tiba-tiba pintu kamar terbuka. Aku dan Cristi terkejut bukan main. Ternyata yang datang adalah kedua adiknya. Keduanya spontan berteriak kaget. "Kak Cristi, apa-apan sih? Gimana kalau ketahuan Mama?" teriak Agnes.<br />
<br />
Sedangkan Elsa hanya menunduk malu. Aku dan Cristi saling berpandangan. Kemudian aku bergerak mendekati Agnes. Melihatku yang telanjang bulat dengan penis yang berdiri tegak, membuat Agnes berteriak tertahan sambil menutup matanya.<br />
<br />
"Iih... Kakak!" jeritnya. "Itunya berdiri!" katanya lagi sambil menunjuk penisku. Aku hanya tersenyum melihat tingkah lakunya. Setelah dekat, kurangkul dia sambil berkata, "Agnes, Kakak sama Kak Cristi kan nggak ngapa-ngapain.<br />
<br />
Kita kan lagi pacaran. Yang namanya orang pacaran ya... kayak begini ini. Nanti kalo Agnes dapet pacar, pasti ngelakuin yang kayak begini juga. Agnes udah bisa apa belum?" tanyaku sambil mengelus pipinya yang halus.<br />
<br />Agnes menggeleng perlahan. "Mau nggak Kakak ajarin?" tanyaku lagi. Kali ini sambil meremas pantatnya yang padat.<br />
<br />
"Mmh, Agnes malu ah Kak", desahnya.<br />
<br />
"Kenapa musti malu? Agnes suka nggak sama Kakak?" kataku sambil menciumi belakang lehernya yang ditumbuhi rambut halus.<br />
<br />
"Ahh, i.. iya. Agnes udah lama suka ama Kakak. Tapinya nggak enak sama Kak Cristi", jawabnya sambil memejamkan mata.<br />
<br />
Tampaknya Agnes menikmati ciumanku di lehernya. Setelah puas menciumi leher Agnes, aku beralih ke Elsa.<br />
<br />
"Kalo Elsa gimana? Suka nggak ama Kakak?" Elsa mengangguk sambil kepalanya masih tertunduk. "Ya udah. Kalo gitu tunggu apa lagi", kataku sambil menggandeng keduanya ke arah tempat tidur. Elsa duduk di pinggiran tempat tidur sambil kusuruh untuk mengulum penisku.<br />
<br />
Pertamanya sih dia nggak mau, tapi setelah kurayu sambil kuraba payudaranya yang besar itu, Elsa mau juga. Bahkan setelah beberapa kali memasukkan penisku ke dalam mulutnya, Elsa tampaknya sangat menikmati tugasnya itu.<br />
<br />
Sementara Elsa sedang memainkan penisku, aku mulai merayu Agnes. "Agnes, bajunya Kakak buka ya?" pintaku sedikit memaksa sambil mulai membuka kancing baju sekolahnya. Lalu kulanjutkan dengan membuka roknya.<br />
<br />
Ketika roknya jatuh ke lantai, terlihat CD-nya sudah mulai basah. Segera saja kulumat bibirnya dengan bibirku. Lidahku bergerak-gerak menjilati lidahnya. Agnes pun kemudian melakukan hal yang sama. Sambil tetap menciumi bibirnya, tanganku bermaksud membuka BH-nya.<br />
<br />
Tapi segera ditepiskannya tanganku. "Jangan Kak, malu. Dada Agnes kan kecil", katanya sambil menutupi dadanya dengan tangannya. Dengan tersenyum kuajak dia menuju ke kaca yang ada di meja rias. Kusuruh dia berkaca.<br />
<br />
Sementara aku ada di belakangnya. "Dibuka dulu ya!" kataku membuka kancing BH-nya sambil menciumi lehernya. Setelah BH-nya kujatuhkan ke lantai, payudaranya kuremas perlahan sambil memainkan putingnya yang berwarna coklat muda dan sudah mengeras itu.<br />
<br />
"Nah, kamu lihat sendiri kan. Biar dada kamu kecil, tapi kan bentuknya bagus. Lagian kamu kan emang masih kecil, wajar aja kalo dada kamu kecil. Nanti kalo udah gede, dada kamu pasti ikutan gede juga", kataku sambil mengusapkan penisku ke belahan pantatnya.<br />
<br />
Agnes mendesah keenakan. Kepalanya bersandar ke dadaku. Tangannya terkulai lemas. Hanya nafasnya saja yang kudengar makin memburu. Segera kugendong dia menuju ke tempat tidur. Kutidurkan dan kupelorotkan CD-nya.<br />
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><span style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><a href="http://senang77.com/"><img alt="Senangpoker.com Agen Texas Poker dan Bandar Domino QQ Online Terpercaya Indonesia" border="0" height="320" src="https://3.bp.blogspot.com/-J-XrI-53zj8/VxEHyLRUtJI/AAAAAAAAAPY/lNeCVSvkYuMFoYAnqyDfRYcPnuP-omJhACLcB/s320/memek_abg_smu.jpg" title="Senangpoker.com Agen Texas Poker dan Bandar Domino QQ Online Terpercaya Indonesia" width="240" /></a></span></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Cerita Sex : Menahan nafsu</td></tr>
</tbody></table>
<br />
Bulu kemaluannya masih sangat jarang. Menyerupai bulu halus yang tumbuh di tangannya. Kulebarkan kakinya agar mudah menuju ke vaginanya. Kucium dengan lembut sambil sesekali kujilat klitorisnya. Sementara Elsa kusuruh untuk meremas-remas payudaranya adiknya itu.<br />
<br />
"Aahh... ach... ge... geli Kak. Tapi nikmat sekali, aahh terus Kak. Jangan berhenti. Mmh... aahh... ahh." Setelah puas dengan vagina Agnes. Aku menarik Elsa menjauh sedikit dari tempat tidur. Cristi kusuruh meneruskan. Lalu dengan gaya 69, Cristi menyuruh Agnes menjilati vaginanya. Sementara itu, aku mulai mencumbu Elsa.<br />
<br />
Kubuka kaos ketatnya dengan terburu-buru. Lalu segera kubuka BH-nya. Sehingga payudaranya yang besar bergoyang-goyang di depan mukaku.<br />
<br />
"Wow, tete kamu bagus banget. Apalagi putingnya, merah banget kayak permen", godaku sambil meremas-remas payudaranya dan mengulum putingnya yang besar. Sedangkan Elsa hanya tersenyum malu.<br />
<br />
"Ahh, ah Kakak, bisa aja", katanya sambil tangan kirinya mengelus kepalaku dan tangan kanannya berusaha manjangkau penisku. Melihat dia kesulitan, segera kudekatkan penisku dan kutekan-tekankan ke vaginanya.<br />
<br />
Sambil mendesah keenakan, tangannya mengocok penisku. Karena kurasakan air maniku hampir saja muncrat, segera kuhentikan kocokannya yang benar-benar nikmat itu. Harus kuakui, kocokannya lebih nikmat daripada Cristi.<br />
<br />
Setelah menenangkan diri agar air maniku tidak keluar dulu, aku mulai melorotkan CD-nya yang sudah basah kuyup. Begitu terbuka, terlihat bulu kemaluannya lebat sekali, walaupun tidak selebat Cristi, sehingga membuatku sedikit kesulitan melihat vaginanya.<br />
<br />
Setelah kusibakkan, baru terlihat vaginanya yang berair. Kusuruh Elsa mengangkang lebih lebar lagi agar memudahkanku menjilat vaginanya. Kujilat dan kuciumi vaginanya. Kepalaku dijepit oleh kedua pahanya yang putih mulus dan padat.<br />
<br />
Nyaman sekali pikirku. "aahh, Kak... Elsa mau pipiss..." erangnya sambil meremas pundakku. "Keluarin aja. Jangan ditahan", kataku. Baru selesai ngomong, dari vaginanya terpancar air yang lumayan banyak. Bahkan penisku sempat terguyur oleh pipisnya.<br />
<br />
Wah nikmat sekali jeritku dalam hati. Hangat. Setelah selesai, kuajak Elsa kembali ke tempat tidur. Kulihat Cristi dan Agnes sedang asyik berciuman sambil tangan keduanya memainkan vaginanya masing-masing.<br />
<br />
Sementara di sprei terlihat ada banyak cairan. Rupanya keduanya sudah sempat ejakulasi. Karena Cristi adalah pacarku, maka ia yang dapat kesempatan pertama untuk merasakan penisku. Kusuruh Cristi nungging.<br />
<br />
"Sayang, Cristi udah lama nunggu saat-saat ini", katanya sambil mengambil posisi nungging. Setelah sebelumnya sempat mencium bibirku dan kemudian mengecup penisku dengan mesra. Tanpa berlama-lama lagi, kuarahkan penisku ke vaginanya yang sedikit membuka. Lalu mulai kumasukkan sedikit demi sedikit.<br />
<br />
Vaginanya masih sangat sempit. Tapi tetap kupaksakan. Dengan hentakan, kutekan penisku agar lebih masuk ke dalam. "Aachk! Sayang, sa... sakit! aahhck... ahhck..." Cristi mengerang tetapi aku tak peduli. Penisku terus kuhunjamkan.<br />
<br />
Sehingga akhirnya penisku seluruhnya masuk ke dalam vaginanya. Kuistirahatkan penisku sebentar. Kurasakan vaginanya berdenyut-denyut. Membuatku ingin beraksi lagi. Kumulai lagi kocokan penisku di dalam vaginanya yang basah sehingga memudahkan penisku untuk bergerak.<br />
<br />Kutarik penisku dengan perlahan-lahan membuatnya menggeliat dalam kenikmatan yang belum pernah dia rasakan sebelumnya. Makin kupercepat kocokanku. Tiba-tiba tubuh Cristi menggeliat dengan liar dan mengerang dengan keras.<br />
<br />
Kemudian tubuhnya kembali melemas dengan nafas yang memburu. Kurasakan penisku bagai disemprot oleh air hangat. Rupanya Cristi sudah ejakulasi. Kucabut penisku dari vaginanya. Terlihat ada cairan yang menetes dari vaginanya.<br />
<br />
"Kok ada darahnya sayang?" tanya Cristi terkejut ketika melihat ke vaginanya. "Kan baru pertama kali", balas Cristi mesra. "Udah, nggak apa-apa. Yang penting nikmat kan sayang?" kataku menenangkannya sambil mengeluskan penisku ke mulut Elsa.<br />
<br />
Cristi cuma tersenyum dan setelah kucium bibirnya, aku pindah ke Elsa. Sambil mengambil posisi mengangkang di atasnya, kudekatkan penisku ke mulutnya. Kusuruh mengulum sebentar. Lalu kuletakkan penisku di antara belahan payudaranya. Kemudian kudekatkan kedua payudaranya sehingga menjepit penisku.<br />
<br />
Begitu penisku terjepit oleh payudaranya, kurasakan kehangatan. "Ooh... Elsa, hangat sekali. Seperti vagina", kataku sambil memaju-mundurkan pinggulku. Elsa tertawa kegelian. Tapi sebentar kemudian yang terdengar dari mulutnya hanyalah desahan kenikmatan.<br />
<br />
Setelah beberapa saat mengocok penisku dengan payudaranya, kutarik penisku dan kuarahkan ke mulut bawahnya. "Dimasukin sekarang ya?" kataku sambil mengusapkan penisku ke bibir kewanitaannya. Kusuruh Elsa lebih mengangkang.<br />
<br />
Kupegang penisku dan kemudian kumasukkan ke dalam kewanitaannya. Dibanding Cristi, vagina Elsa lebih mudah dimasuki karena lebih lebar. Kedua jarinya membuka kewanitaannya agar lebih gampang dimasuki.<br />
<br />
Sama seperti kakaknya, Elsa sempat mengerang kesakitan. Tapi tampaknya tidak begitu dipedulikannnya. Kenikmatan hubungan seks yang belum pernah dia rasakan mengalahkan perasaan apapun yang dia rasakan saat itu. Kupercepat kocokanku.<br />
<br />
"Aahh... aahh... aacchk... Kak terus Kak... ahh... ahh... mmh... aahh... Elsa udah mau ke... keluar." Mendengar itu, semakin dalam kutanamkan penisku dan semakin kupercepat kocokanku.<br />
<br />
"Aahh... Kak... Elsa keluar! mmh... aahh... ahh..." Segera kucabut penisku. Dan kemudian dari bibir kemaluannya mengalir cairan yang sangat banyak. "Elsa, nikmat khan?" tanyaku sambil menyuruh Agnes mendekat.<br />
<br />
"Enak sekali Kak. Elsa belum pernah ngerasain yang kayak gitu. Boleh kan Elsa ngerasain lagi?" tanyanya dengan mata yang sayu dan senyum yang tersungging di bibirnya. Aku mengangguk. Dengan gerakan lamban, Elsa pindah mendekati Cristi.<br />
<br />
Yang kemudian disambut dengan ciuman mesra oleh Cristi. "Nah, sekarang giliran kamu", kataku sambil merangkul pundak Agnes. Kemudian, untuk merangsangnya kembali, kurendahkan tubuhku dan kumainkan payudaranya.<br />
<br />
Bisa kudengar jantungnya berdegup dengan keras. "Agnes jangan tegang ya. Rileks aja", bujukku sambil membelai-belai vaginanya yang mulai basah. Agnes cuma mengangguk lemah. Kubaringkan tubuhku. Kubimbing Agnes agar duduk di atasku.<br />
<br />
Setelah itu kuminta mendekatkan vaginanya ke mulutku. Setelah dekat, segera kucium dan kujilati dengan penuh nafsu. Kusuruh tangannya mengocok penisku. Beberapa saat kemudian, "Kak... aahh... ada yang... mau... keluar dari memek Agnes... aahh... ahh", erangnya sambil menggeliat-geliat. "Jangan ditahan Agnes.<br />
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><span style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><a href="http://senang77.com/"><img alt="Senangpoker.com Agen Texas Poker dan Bandar Domino QQ Online Terpercaya Indonesia" border="0" height="320" src="https://1.bp.blogspot.com/-zYp-r7Hv_ys/VxEIDbmpMyI/AAAAAAAAAPg/fMkqpC9RjFYcZVu8AuJBqv5kvlsrneRZACLcB/s320/Abg-Sange-Pamer-Memek-Tembem-Sambil-Ngangkang-1.jpg" title="Senangpoker.com Agen Texas Poker dan Bandar Domino QQ Online Terpercaya Indonesia" width="246" /></a></span></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Cerita Sex : Menahan nafsu</td></tr>
</tbody></table>
<br />
Keluarin aja", kataku sambil meringis kesakitan. Soalnya tangannya meremas penisku keras sekali. Baru saja aku selesai ngomong, vaginanya mengalir cairan hangat. "Aahh... aachk... nikmat sekali Kak... nikmat..." jerit Agnes dengan tangan meremas-remas payudaranya sendiri.<br />
<br />
Setelah kujilati vaginanya, kusuruh dia jongkok di atas penisku. Begitu jongkok, kuangkat pinggulku sehingga kepala penisku menempel dengan bibir vaginanya. Kubuka vaginanya dengan jari-jariku, dan kusuruh dia turun sedikit-sedikit.<br />
<br />
Vaginanya sempit sekali. Maklum, masih anak-anak. Penisku mulai masuk sedikit-sedikit. Agnes mengerang menahan sakit. Kulihat darah mengalir sedikit dari vaginanya. Rupanya selaput daranya sudah berhasil kutembus. Setelah setengah dari penisku masuk, kutekan pinggulnya dengan keras sehingga akhirnya penisku masuk semua ke vaginanya.<br />
<br />
Hentakan yang cukup keras tadi membuat Agnes menjerit kesakitan. Untuk mengurangi rasa sakitnya, kuraba payudaranya dan kuremas-remas dengan lembut. Setelah Agnes merasa nikmat, baru kuteruskan mengocok vaginanya.<br />
<br />
Lama-kelamaan Agnes mulai menikmati kocokanku. Kunaik-turunkan tubuhnya sehingga penisku makin dalam menghunjam ke dalam vaginanya yang semakin basah. Kubimbing tubuhnya agar naik turun.<br />
<br />
"Aahh... aahh... aachk... Kak... Agnes... mau keluar... lagi", katanya sambil terengah-engah. Selesai berbicara, penisku kembali disiram dengan cairan hangat. Bahkan lebih hangat dari kedua kakaknya. Begitu selesai ejakulasi, Agnes terkulai lemas dan memelukku.<br />
<br />
Kuangkat wajahnya, kubelai rambutnya dan kulumat bibirnya dengan mesra. Setelah kududukkan Agnes di sebelahku, kupanggil kedua kakaknya agar mendekat. Kemudian aku berdiri dan mendekatkan penisku ke muka mereka bertiga.<br />
<br />
Kukocok penisku dengan tanganku. Aku sudah tidak tahan lagi. Mereka secara bergantian mengulum penisku. Membantuku mengeluarkan air mani yang sejak tadi kutahan. Makin lama semakin cepat. Dan akhirnya, crooottt... croott... creet... creet! Air maniku memancar banyak sekali.<br />
<br />
Membasahi wajah kakak beradik itu. Kukocok penisku lebih cepat lagi agar keluar lebih banyak. Setelah air maniku tidak keluar lagi, ketiganya tanpa disuruh menjilati air mani yang masih menetes. Lalu kemudian menjilati wajah mereka sendiri bergantian.<br />
<br />
Setelah selesai, kubaringkan diriku, dan ketiganya kemudian merangkulku. Agnes di kananku, Elsa di samping kiriku, sedangkan Cristi tiduran di tubuhku sambil mencium bibirku. Kami berempat akhirnya tertidur kecapaian.<br />
<br />
Apalagi aku, sepanjang pengalamanku berhubungan seks, belum pernah aku merasakan yang senikmat ini. Dengan tiga orang gadis, adik kakak, masih perawan pula semuanya.Sex88http://www.blogger.com/profile/17118765576690099077noreply@blogger.comIndonesia-0.789275 113.92132700000002-31.8187695 72.436952000000019 30.2402195 155.40570200000002tag:blogger.com,1999:blog-6941674209105952832.post-14642843400090970792016-04-15T00:09:00.000+07:002018-05-24T23:04:04.467+07:00Cerita Sex : Rangsangan guru kuSewaktu aku masih kelas 1 SMU ada salah satu guru yang cantik dan jika memberikan keterangan atau pelajaran enak untuk diserap ilmunya, namanya Mia umurnya yang masih muda dibanding guru yang ada disekolah, dengan kulit putihnya bodynnya yang mantap dia sekarang sudah menjanda dikarenakan suaminya yang 3 tahun kemarin meninggal dunia.<br />
<br />
Yang aku senang dari Bu Mia adalah jika mengajar ia sering tak sadar kalau bagian atas bajunya agak terbuka sehingga tali BH pada bagian pundaknya sering terlihat oleh aku yang jika pelajarannya selalu mengambil duduk di depan dekat meja guru. BH yang dia gunakan selalu warna hitam dan itu selalu menjadi tontonan gratisku setiap pelajarannya.<br />
<br />
Pagi itu sekitar jam delapan lewat kami sudah dipulangkan karna akan ada rapat guru. Aku agak kesal karna pelajaran kedua matematika artinya aku gak bisa ngeliat pemandangan indah hari ini, dan untuk menghilangkan suntuk aku pun pergi main ketempat kawanku. Aku masih tak tahu aku akan dapat rejeki nomplok.<br />
<br />
Sekitar jam sembilan lewat aku pergi pulang, dan pada saat lewat sekolah aku melihat Bu Mia sedang menunggu angkot, aku pun mengajaknya<br />
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><span style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><a href="http://senang77.com/"><img alt="Senangpoker.com Agen Texas Poker dan Bandar Domino QQ Online Terpercaya Indonesia" border="0" height="320" src="https://2.bp.blogspot.com/-b5fp3rppO2I/Vw_MWmvKDHI/AAAAAAAAAOw/J9mxwFfTJGYIWDTGjr8Y_VlKXrJUFBVPQCLcB/s320/Abg-Cantik-Unggah-Foto-Bugil-Yang-Menggoda-1.jpg" title="Senangpoker.com Agen Texas Poker dan Bandar Domino QQ Online Terpercaya Indonesia" width="238" /></a></span></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Cerita Sex : Rangsangan guru ku</td></tr>
</tbody></table>
<br />
" mari saya antar Bu " ajakku tanpa berharap dia mau<br />
<br />
" tapi rumah ibu agak jauh ko " ia mencoba menolak<br />
<br />
" gak pa-pa kok bu, gak enak sama guru PPKN " candaku<br />
<br />
setelah berpikir sebentar akhirnya ia mau " iya deh tapi ibu pegangan ya soalnya ibu pernah jatuh dari motor "<br />
<br />
" silahkan Bu " setelah itu kau menjalnkan motorku dengan kecepatan sedang.<br />
<br />
Tangan Bu Mia yang berpegangan pada pahaku menyebabkan reaksi pada penisku, apalagi jika mengerem pada lampu merah aku merasa ada sesuatu yang empuk menekan dari belakang.<br />
<br />
Sampai dirumahnya yang agak berjauhan dengan rumah-rumah yang lain aku disuruh masuk dulu. Dan ketika sudah duduk di sofa empuk Bu Mia bicara<br />
<br />
"ibu ganti baju dulu ya ko "<br />
<br />
setelah itu ia masuk kamar dan menutup pintu mungkin karna kurang rapat sehingga pintu itu terbuka lagi sedikit. Entah setan mana yang masuk kekepala ku sehingga aku memberanikan diri untuk mengintip ke dalam.<br />
<br />Di dalam sana aku bisa melihat bagaimana Bu Mia sedang membuka satu persatu kancing bajunya dan setelah kancing terakhir ia tidak langsung menanggalkan bajunya, tapi itu sudah cukup membuat napasku membuat nafasku memburu karna kau bisa melihat kalau sepasang dadanya yang besar seperti hendak melompat keluar.<br />
<br />
Karna terlalu asyik pintu itupun terbuka lebar. Aku kaget dan hanya bisa mematung karna ketakutan. Bahkan penisku langsung mengkerut.<br />
<br />
Melihat aku, Bu Mia tidak terlihat kaget dan tetap membiarkan bajunya terbuka. Setelah itu ia mendekati aku<br />
<br />
" kamu sering ngeliat BH ibu kan " tanyanya didekat telingaku<br />
<br />
" i..iya Bu " jawabku ketakutan.<br />
<br />
" kalau gitu ibu kasih kamu hukuman " lalu ia menarikku dan didudukkan ditepi tempat tidur.<br />
<br />
" sekarang kamu baring tutup mata dan jangan gerak kalo teriak boleh aja " katanya dengan suara nafas yang agak memburu.<br />
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><span style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><a href="http://senang77.com/"><img alt="Senangpoker.com Agen Texas Poker dan Bandar Domino QQ Online Terpercaya Indonesia" border="0" height="320" src="https://2.bp.blogspot.com/-QrWTP4tebTQ/Vw_MpuAe5VI/AAAAAAAAAO0/XgJmW07CJuI7XHJc2jnCGEkqnuuoMxjeQCLcB/s320/315.jpg" title="Senangpoker.com Agen Texas Poker dan Bandar Domino QQ Online Terpercaya Indonesia" width="240" /></a></span></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Cerita Sex : Rangsangan guru ku</td></tr>
</tbody></table>
<br />
Aku pun menurut karna merasa bersalah. Lalu ia membuka retsleting celana sekolahku menurunkan CDnya dan mengelus-elus penisku dengan lembut, setelah penisku tegak lagi dia berjongkok dan menjilatinya.<br />
<br />
"auh.. uh.. uuh .." rintihku menahan kenikmatan semantara Bu Mia sibuk dengan aktivitasnya<br />
<br />
"ah .. mmhh.. Bu stop bu" rintihku karna aku merasa seperti mau meledak<br />
<br />
Dia tak menjawab, malah semakin hebat menyedot penisku. Tubuhku semakin mengejang dan tanpa bisa kubendung lagi, muncratlah cairan putih itu dan aku langsung terduduk sambil berpegangan pada tepi ranjang.<br />
<br />
Rasanya seperti sedang melayang, ia telan habis spermaku sementara aku masih terduduk kaku, malu takut dan senang bercampur jadi satu. Bu Mia lalu berdiri dan tersenyum<br />
<br />
"gimana..lebih enak dari pada cuman liat khan..?" sambil kedua tangannya menjambak rambutku<br />
<br />
"iya Bu enak sekali" jawabku mulai berani sambil ikut berdiri.<br />
<br />
Setelah wajah kami berhadapan ia menciumku dengan lembut, lalu membimbingku duduk ditempat tidur. Kami berpelukan dan Mia kembali menciumku, lalu melumat bibirku sementara tangannya menanggalkan seluruh pakaian ku, dengan tangkas aku mengimbangi gerakan tangan itu sehingga akhirnya kami sama sama tanpa pakaian. Bedanya aku telanjang bulat sementara Mia masih memakai BH hitamnya karna memang sengaja tak ku lepas.<br />
<br />Mia melepaskan ciuman dibibirku lalu mengarahkan kepala ku kebawah yaitu payudaranya, aku segera melepas BH nya dan mulai meremas-remas dadanya, sekali-sekali aku puntir putingnya sehingga ia melenguh panjang.<br />
<br />
Puas meraba aku lalu menyapu seluruh dadanya dengan lidahku dan menyedot ujung putingnya sambil digigit-gigit sedikit. Hasilnya hebat sekali Mia bergoyang sambil meracau dengan kata-kata yang tak jelas.<br />
<br />
Setelah itu Mia berdiri sehingga aku berhadapan dengan vaginanya, wangi yang baru pernah kucium itu membuatku bertambah panas sehingga kujilati semua permukaan vaginanya yang sudah banjir itu.<br />
<br />
<br />
Setelah itu Mia merebahkan diri di ranjang tangannya mendekap kepalaku pahanya dibuka. Sehingga memudahkan aku menjilat dan memasukkan lidahku kedalam vaginanya dan menggigit-gigit bagian daging yang merah jambu. Sehingga tubuh Mia semakin mengejang hebat<br />
<br />
"sshh.. aahh.. terus ko" pintanya diikuti desah nafasnya.<br />
<br />
Sekitar lima menit ku sapu vaginaya aku melepaskan dekapan pada kepalaku dan kembali mengulum bibirnya. Ia lalu meraih penisku<br />
<br />
"masukkan ya ko udah gak tahan" katanya dengan terengah dan membimbing penisku menerobos goa miliknya yang tek pernah lagi merasakan penis semenjak suaminya meninggal.<br />
<br />
Aku merasakan kenikmatan yang kebih hebat dibandingkan saat dimasukkan kemulutnya.<br />
<br />
"slep..slep..slep" kuputar-putar didalam sambil mengikuti goyangan pantat Mia. sambil kupompa bibir kami terus berperang dan tanganku meraba dan meremas payudaranya dan sekali kali memuntir putingnya.<br />
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><span style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><a href="http://senang77.com/"><img alt="Senangpoker.com Agen Texas Poker dan Bandar Domino QQ Online Terpercaya Indonesia" border="0" height="320" src="https://2.bp.blogspot.com/-6U4DY1XpVa4/Vw_NxLVKGJI/AAAAAAAAAPA/RRov471vKeoZ_nt2WfGsTzHlZGySdOgeQCLcB/s320/586258351928285.jpg" title="Senangpoker.com Agen Texas Poker dan Bandar Domino QQ Online Terpercaya Indonesia" width="255" /></a></span></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Cerita Sex : Rangsangan guru ku</td></tr>
</tbody></table>
<br />
"uh..ah..mm..ssh..terus ko..mmh" desahnya sambil meremas pantatku.<br />
<br />
Penisku terasa semakin menegang dan vaginanya semakin hebat berdenyut memijit penisku, tak terasa sudah sepuluh menit kami "bergoyang".<br />
<br />
"ooh ..mmh.. ah udah gak kuat.. biarin aja di situ ko mmh .." rintih Mia terpejam.<br />
<br />
Akupun semakin memperdalam tusukanku dan mempercepat tempo karna juga merasakan sesuatu yang akan keluar.<br />
<br />
"sshh..aarrgghh" jeritnya sambil mencengkram punggungku,<br />
<br />
"aahh..aahh" desahku pada saat yang bersamaan sambil mulutku menyedot kedua puting susunya kuat-kuat secara bergantian.<br />
<br />
Air maniku muncrat bertepatan dengan air hangat yang terasa memandikan penisku didalam vaginanya.Kami menikmati puncak orgasme sampai betul-betul habis, baru aku mencabut penisku setelah sangat lelah dan bebaring di sebelahnya sambil meremas dadanya pelan-pelan.<br />
<br />
Kemudian dia menindihku dari atas dan bertanya "gimana hukuman dari aku ko ..?"<br />
<br />
"enak Bu hukuman terenak didunia makasih ya"<br />
<br />
"ibu yang terima kasih udah lama ibu bendung hasrat, hari ini dan seterusnya ibu akan tumpahkan kekamu semuanya" sambil mencium ku.<br />
<br />
Setelah istirahat beberapa waktu kami kembali melanjutkan aktivitas itu tentu saja dengan tehnik dan gaya yang berbeda-beda. Tak terhitung berapa kali aku melakukannya sewaktu SMA yang jelas jika aku pulang kesana pasti kami melakukan lagi dan lagi.Sex88http://www.blogger.com/profile/17118765576690099077noreply@blogger.comIndonesia-0.789275 113.92132700000002-31.8187695 72.436952000000019 30.2402195 155.40570200000002tag:blogger.com,1999:blog-6941674209105952832.post-61118635798413419682016-04-13T21:12:00.004+07:002018-05-24T23:03:38.760+07:00Cerita Sex : Nafsu SemalamNamaku Marwan, umurku 26 tahun, seorang pengangguran. Aku pernah sekali menjadi gigolo (yah.. sebutan kasarnya). Ketika itu aku baru pertama kali merantau dari kampungku di pulau Jawa ke Banjarmasin. Seorang temanku bekerja di sana. Aku menyusul temanku itu ketika dia mengirimiku alamat yang cukup jelas, lagipula aku dengar Farid, nama temanku itu, sukses di perantauan. Dia bekerja di sebuah pabrik pengolahan kelapa sawit.<br />
<br />
“Daripada kamu nganggur di kampung, lebih baik ke Banjarmasin saja, Wan. Kebetulan lagi ada lowongan kerja.” begitu katanya suatu kali.<br />
Berbekal uang 700 ribu aku berangkat ke Banjarmasin.<br />
<br />
Setibanya di pelabuhan Farid menjemputku. Dari situlah aku tahu kehidupan Farid yang benar-benar kecukupan. Rumahnya tak besar, tapi cukup bagus, dan yang pasti rumahnya sendiri.<br />
<br />
“Wah.. kamu benar-benar hebat, Rid.” pujiku.<br />
“Pintar-pintar kita saja cari duit, Wan. Setidaknya punya obyakan sampingan.” jawab Farid dengan senyum yang misterius.<br />
<br />
Aku nggak langsung dapat kerja, tapi nunggu dulu karena ternyata lowongan di tempat kerja Farid sudah terisi.<br />
<br />
Karena nggak kerja semakin lama semakin habis uang yang kubawa dari kampung. Sebenarnya makanku ditanggung sama Farid, tapi nggak enak kan kalau setiap hari, sedangkan tahu sendiri kalau biaya hidup mahal di Banjarmasin.<br />
<br />
Setelah satu bulan numpang di rumah Farid aku mulai tahu apa sebenarnya obyekan sampingan Farid yang tak lain adalah melayani nafsu tante-tante girang (alias gigolo). Bergidik juga aku ketika suatu malam mendengar suara-suara gaduh yang janggal di kamar sebelah (kamarnya Farid).<br />
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><span style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><a href="http://senang77.com/"><img alt="Senangpoker.com Agen Texas Poker dan Bandar Domino QQ Online Terpercaya Indonesia" border="0" height="400" src="https://1.bp.blogspot.com/-zwckUeGaThw/Vw5Sk-I0MzI/AAAAAAAAAOU/lyk9h85A9yI1JHD1QI93nfseCoWIN4IzQCLcB/s400/Foto%2BCewek%2BCantik%2BBugil%2B%25288%2529.jpg" title="Senangpoker.com Agen Texas Poker dan Bandar Domino QQ Online Terpercaya Indonesia" width="300" /></a></span></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Cerita Sex : Nafsu Semalam</td></tr>
</tbody></table>
Ketika aku intip, ehh.. Si Farid lagi disepong sama seorang wanita stw. Habis itu aku melihat Farid dikasih beberapa lembar ratusan rupiah. Dan ketika Farid tahu kalau aku pergoki, dia cuman tersenyum kecut.<br />
<br />
“Kalau mengandalkan gaji buruh pabrik sih, nggak bisa kirim ke kampung.” itu dalihnya.<br />
<br />
Bahkan setelah aku tahu kalau Farid adalah seorang gigolo, dia malah semakin tak sungkan melakukan bisnis mesumnya itu di rumah. Iiih.. betapa tersiksanya aku mendengar deru-deru nafas mereka di kamar sebelah setiap malam. Walau sebenarnya aku ngiler juga. Bayangkan setiap malam Farid bisa mengeloni dua sampai tiga wanita, dan tidak semuanya stw. Ada juga yang sepertinya masih lajang. Setiap malam pula omsetnya bisa sampai dua juta. Ngiri banget aku.<br />
<br />
Malam itu aku tak menyia-nyiakan kepergian Farid. Dia nggak pulang malam ini, lembur katanya. Dan kebetulan sekali telpon berbunyi. Siapa tahu dari langganan Farid, karena biasanya transaksi mereka terjadi via telpon.<br />
<br />
“Halo Farid..aku Sandra.” terdengar suara mendesah di seberang begitu telepon diangkat.<br />
“Aku tunggu di Platinum 156, cepat yah.. aku sudah telanjang sekarang..”<br />
<br />
Glek! Aku telan air liurku berkali-kali. Job Farid datang. Bagaimana nih? Apa aku harus datang? Aku lihat isi dompetku, tinggal dua ratus ribu doang. OK deh, aku datang.<br />
<br />
Hotel Platinum, tak susah mencarinya. Kemarin malam aku diajak Farid keliling-keliling kota dan sempat makan di restoran hotel itu. Setelah bertanya letak kamar kepada resepsionis aku segera menuju kamar 156. Didepan kamar aku kembali ragu, masuk atau tidak ya? Masuk tidak masuk tidak, aku hitung kancing kemejaku. Masuk.<br />
<br />
Kreek..<br />
<br />
Pintunya tak dikunci. Aku masuk dengan ragu-ragu. Kamar hotel itu seluas kamar Farid walau sedikit lebih bagus penataan ruangnya. Seorang wanita berumur 30 tahunan berada di atas ranjang. Dia agak terkejut ketika menyadari bukan Farid yang datang. Tapi kemudian dia tersenyum genit.<br />
<br />“Siapapun kau aku ingin bercinta denganmu. Kemarilah..”<br />
<br />
Sandra beranjak dari ranjang. Glek. Kutelan liurku ketika hendak meleleh. Wanita yang hanya memakai stoking rajut tipis tanpa CD dan BH itu segera mendekatiku. Stokingnya hanya sebatas lutut, lengannya juga tertutup stoking tapi badannya polos sama sekali. Seekor kupu-kupu menghias di payudaranya sebelah kiri. Kedua gumpalan dadanya sekal dan besar banget, dan menantang banget. Begitu menantang sampai-sampai burungku bangun.<br />
<br />
Sandra mengitari tubuhku yang sedikit gemetaran.<br />
<br />
“Siapa namamu, sayang..” desah serak-serak seksi itu menyembur tipis di belakang telingaku.<br />
“Ss.. saya Marwan.” jawabku gemetaran.<br />
“Marwan? Hmm.. jangan panik, kamu baru pertama ya? Aku suka banget..” kata Sandra sambil menggosok-gosokkan kemaluannya yang gundul ke pahaku.<br />
<br />
Siir.. tiba-tiba saja penisku tegang.<br />
<br />
“Kalau gitu aku ajarin yah..” tambahnya sambil menggosokkan kemaluannya makin keras dan makin mepet di pahaku sampai celanaku sedikit basah oleh cairan yang keluar dari vaginanya.<br />
<br />
Lalu perlahan wanita yang sedikit jangkung itu mencium bibirku lalu berkata<br />
<br />
“Balaslah Wan, hisaplah bibirku”.<br />
<br />
Aku menghisap bibir tebalnya. Bibiritu terasa kenyal banget ditambah bau tubuhnya yang wangi. Tiba-tiba Sandra memegang kemaluanku, aku sangat kaget.<br />
<br />
” Wah pistolmu sudah tegang Wan,” kata Sandra sambil tangannya dimasukkan kedalam celana jeansku. Darahku berdesir-desir, nafasku kembang kempis dirangsang sedemikian rupa.<br />
<br />
Sandra berusaha melepaskan celana jeansku, tapi bibirnya masih terus aku lumat dengan penuh nafsu hingga akhirnya aku tinggal memakai celdam saja. Kami masih saling melumat, tapi tanganku mulai menggerayangi dada sekal Sandra. Tanpa gemetar lagi aku memegang buah dadanya dan memelintir putingnya. Sandra mendesis-desis lirih merasakan kenikmatan belaianku.<br />
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><span style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><a href="http://senang77.com/"><img alt="Senangpoker.com Agen Texas Poker dan Bandar Domino QQ Online Terpercaya Indonesia" border="0" height="400" src="https://2.bp.blogspot.com/-oyiygDo2Zy0/Vw5S4mgnVhI/AAAAAAAAAOY/AdE3ZVwSAzkCFRQjHQ9VaBnAWgU-UoimACLcB/s400/Foto-ABG-Manis-Bispak-Bugil-Sange-Parah.jpg" title="Senangpoker.com Agen Texas Poker dan Bandar Domino QQ Online Terpercaya Indonesia" width="300" /></a></span></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Cerita Sex : Nafsu Semalam</td></tr>
</tbody></table>
<br />
“Wan.. kamu memabukkan..ehgh..”<br />
<br />
Nafasnya memburu berpacu dengan nafasku.<br />
<br />
Aku menuruni leher mulus Sandra lalu berlabuh di kedua gundukan buah dadanya. Lalu dengan memberanikan diri aku menciumi putingnya, dan Sandra bertambah mendesis,<br />
<br />
“Teruslah Wan, terus.. ach.. nikmat banget..”.<br />
<br />
Tanganku meremas-remas kedua bokong Sandra yang padat dan sekal. Sesekali jemariku menyusuri belahan pantat itu terus sampai ke lubang vaginanya. Sandra yang semakin kegelian semakin merapatkan tubuhnya sehingga aku semakin leluasa mengenyot payudaranya. Aku hisap putingnya kuat-kuat membuat Sandra mendorong kepalaku semakin terbenam diantara belahan payudaranya. Aku sadari betul perubahan yang terjadi pada buah dada Sandra, semakin membengkak menggemaskan dan putingnya tegang, kenyal dan menantang.<br />
<br />
“Wan.. ach.. ehmm ehmm” Sandra kembali melenguh-lenguh ketika jemariku mengutak-utik klitorisnya. Entah sudah berapa kali vagina itu mengeluarkan lendir kenikmatan birahi Sandra. Panas birahinya sudah sampai di ubun-ubun.<br />
<br />
Setelah puas menghisap puting buah dada Sandra aku mencoba menciumi vaginanya, tapi Sandra berkelit.<br />
<br />
“Aku pengin pistolmu dulu, pangeranku..” katanya kemudian.<br />
<br />
Sandra mendorongku terlentang diatas kasur empuk kemudian dia menungging diatas tubuhku kemudian sibuk menciumi penisku yang masih tertutup celdam krem. Posisi Sandra yang menungging memunggungiku membuatku leluasa mengutak-atik klitorisnya kembali. Kemudian aku memasukkan jempol kiriku ke dalam lubang kawinnya.<br />
<br />
“Uach.. Marwaann..”<br />
<br />
Mudah sekali jempolku itu masuk ke dalam vaginanya. Lendir kental mengalir di selakangnya. Aku permainkan jempolku keluar masuk vaginanya, Sandra semakin bergelinjangan. Entah saking tak tahannya, Sandra segera mengeluarkan penisku dari CD lantas mengemutnya.<br />
<br />
“Egh.. ach..Sand..”<br />
<br />
Dadaku sesak menahan birahi yang meletup-letup didadaku. Baru pertama kali ini batang kemaluanku dihisap oleh seorang wanita. Sandra begitu terampil mengenyotnya. Semakin kuat Sandra menyedotnya dan<br />
Crot..crot.. aku tak tahan lagi.<br />
<br />
Spermaku keluar begitu saja. Tapi Sandra begitu menikmati spermaku yang muncrat seluruhnya ke dalam mulutnya.<br />
<br />“Mhmm.. nikmat Wan.. aku suka, lagi dong..”<br />
<br />
Begitu Sandra hendak mengenyot penisku lagi, aku segera menarik bokongnya hingga hampir menduduki mukaku. Langsung saja aku sedot vaginanya<br />
<br />
“Aaach..” teriak Sandra tertahan.<br />
<br />
Sudah tak tahan aku, aku kerjain vagina Sandra habis-habisan. Aku ciumi, aku gigit-gigit klitorisnya bahkan aku sudah berhasil memasukkan tiga jari tengahku sekaligus. Sandra misuh-misuh tapi segera mendehem-dehem keenakan. Aku sudah tak terkendalikan. Kalau sejak tadi aku seperti diajari sama Sandra, kali ini aku bekerja dengan naluriku sendiri. Dan kurasa Sandra tak keberatan, karena sekarang dia mendengking-dengking keasyikan.<br />
<br />
Sruup..sruup..<br />
<br />
Lendir kawin Sandra aku sedot dengan kekuatan penuh. Seluruh tubuhnya menggelinjang liar, lalu kembali lendir-lendir itu mengalir deras bagai sungai.<br />
<br />
“Ough.. Wan, aku nggak tahan lagi..” erang Sandra semakin melebarkan selakangnya.<br />
<br />
Lalu penisku dipegangnya dan dimasukkan kedalam vaginanya yang sudah licin berlendir. Perlahan-lahan batang pistolku amblas ke dalam lubang vagina Sandra,<br />
<br />
“Ach.. engh..” desisnya kemudian.<br />
<br />
Dan Sandra mulai menggoyang-goyangkan pinggulnya ketika aku mulai mengocok-ngocok penisku. Penisku terasa mengembang didalam vagina Sandra, Sandra pun semakin mendesis.<br />
<br />
“Ach.. Wan.. ehm.. ah..”<br />
<br />
Jemariku meremas-remas payudaanya. Sandra terus menggoyang-goyangkan pantatnya sambil berkata,<br />
<br />
“Aku mau datang nih.. “.<br />
“Hegh eh..” hanya itu yang aku jawab sebab aku masih sibuk menggenjot vaginanya.<br />
<br />
Dan tak lama kemudian Sandra menjerit histeris karena orgasme dan mengeluarkan lendir kawinnya disela-sela penisku yang masih tegang. Semakin liar aku remas-remas kedua buah dada Sandra hingga beberapa menit kemudian aku berbisik<br />
<br />
“San.. sedikit lagi aku juga mau keluar”.<br />
<br />
Kemudian aku semakin memperkuat tekanan batang penisku keliang vagina Sandra, sehingga tidak lama setelah itu aku memuncratkan air maniku kedalam vagina Sandra bersamaan dengan keluarnya cairan kawinnya untuk kedua kalinya.<br />
<br />
“Uwah..” pekik kami bersamaan.<br />
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><span style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><a href="http://senang77.com/"><img alt="Senangpoker.com Agen Texas Poker dan Bandar Domino QQ Online Terpercaya Indonesia" border="0" height="400" src="https://1.bp.blogspot.com/-xIUxdGSvePQ/Vw5TNC2qZsI/AAAAAAAAAOc/WjQnsjxLrGgASGXFgI9fIudcm-AT0oa9ACLcB/s400/Foto-ABG-Bugil-Yang-Paling-Menggoda.jpg" title="Senangpoker.com Agen Texas Poker dan Bandar Domino QQ Online Terpercaya Indonesia" width="300" /></a></span></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Cerita Sex : Nafsu Semalam</td></tr>
</tbody></table>
<br />
Belum puas aku memompa penisku yang masih haus, aku meminta Sandra menungging. Dari belakang aku segera menekan masuk penisku diantara pantatnya. Sandra mengejang beberapa saat. Tampaknya lubang pantatnya masih sangat sempit hingga penisku sedikit kesulitan menembusnya.<br />
<br />
“Egh.. ach.. sakit Wan..” erang Sandra.<br />
<br />
Akhirnya seluruh batang penisku sanggup menembus masuk ke lubang pantat Sandra. Bagai remuk penisku digencet lubang yang masih sempit itu. Tapi sedikit tertolong karena spermaku kembali keluar membasahi liangnya. Kembali aku kocok-kocok penisku maju mundur. Sandra mengerang panjang merasakan sesuatu yang sebelumnya belum pernah dirasakannya. Tangannya meremas-remas payudaranya sendiri yang sudah sangat bengkak, bagai mau meledak. Aku pompa penisku sampai lima balas menit, setelah itu aku mengerang kembali mendapatkan puncak libidoku.<br />
<br />
Penisku aku cabut dari dubur Sandra. Terasa tubuh ini sangat lemas, Sandra berbaring di sampingku. Kami saling berpelukkan dan berciuman. Ranjang itu sudah berantakan sekali.<br />
<br />
“Wan.. kamu hebat, bahkan lebih hebat dari Farid. Sepertinya aku mencintaimu.” bisik Sandra sambil terus menciumiku.<br />
“Kamu mencintaiku atau mencintai pistolku?” sindirku.<br />
“Hi.. hi.. kamu ini bisa saja..” Sandra mengikik lirih sambil menyentil-nyentil batang penisku yang belum lemas benar.<br />
“Kamu masih mau berlayar lagi, San?” tanyaku kemudian karena merasakan libidoku sedikit bangkit.<br />
“Ah.. tidak sekarang, aku sudah tak kuat. Tapi aku puas banget say..”<br />
“Kalau begitu jangan coba-coba membangunkannya, atau kita akan kembali melayang di atas angin.” bisikku membuat Sandra semakin geli.<br />
<br />
Ketika aku hendak pergi mandi aku lihat tubuh Sandra yang full naked itu. Kedua buah dadanya merah membengkak sedikit menguatirkan. Bekas-bekas remasan tangan-tangan kami menghias di kegua gundukan bengkak itu. Putingnya sedikit menghitam, mungkin karena aku terlalu kuat menyedotnya. Wajah Sandra terlihat kusut, tapi masih cantik. Keringatnya masih membasahi tubuh jangkung nan langsing itu. Beberapa kali terdengan gumaman dari bibir tipisnya, mungkin masih menikmati sisa-sisa pelayaran kami. Aku tersenyum tipis lalu masuk ke kamar mandi.<br />
<br />
Begitulah, aku menjadi pemuas nafsu Sandra. Kami sama-sama puas dengan permainan kami barusan. Setelah itu Sandra menceritakan tentang sisi kehidupannya kepadaku. Dan tak lupa di akhir perjumpaan kami, di tengah malam buta, Sandra menyelipkan sebuah amplop ke dalam CD-ku. Kami berpelukan sebelum aku pergi, dan berjanji akan memanggilku lagi kalau dia sewaktu-waktu dia membutuhkan.Sex88http://www.blogger.com/profile/17118765576690099077noreply@blogger.comIndonesia-0.789275 113.92132700000002-31.8187695 72.436952000000019 30.2402195 155.40570200000002tag:blogger.com,1999:blog-6941674209105952832.post-41085459148077532832016-04-12T22:46:00.000+07:002018-05-24T23:03:10.901+07:00Cerita Sex : Gairah tetangga kuAku mempunyai tetangga yang bernama Ibu Antik, dia ditinggal suaminya meninggal dunia akibat serangan jantung, suaminya yang sering mabok mabokan menjadikan dia serangan jantung dan mati mendadak, sebulan setelah sepeninggalan suaminya Mba Antik tampak gelisah terlihat dari tingkah lakunya yang sering keluar masuk rumah.<br />
<br />
Dua anaknya yang masih kecil mungkin sudah tidur. Kadang ia duduk di bangku panjang di sudut rumahnya yang berseberangan dengan tempat kami nongkrong. Matanya menerawang jauh, mungkin setelah sebulan menjadi janda ia mulai merasakan sepinya tidur sendirian.<br />
<br />
Usianya memang belum terlalu tua, sekitar tiga puluh lima tahun. Usia dalam gejolak, kata judul film tahun 80-an. Usia yang lagi matang-matangnya dengan gairah yang bergejolak. Punggungnya yang melengkung, bongkok udang kata orang, menimbulkan fantasi seksual yang luar biasa.<br />
<br />
Mbak Antik merebahkan dirinya di atas bangku panjang yang didudukinya. Kedua kakinya dinaikkan ke atas bangku. Kami saling memandang dan menyikut sambil tersenyum.<br />
<br />
“Tuh sudah dikasih kode, siapa berani duluan maju?” salah seorang menyeletuk pelan.<br />
<br />
“Dia ingin menunjukkan badannya masih oke punya,” yang lain menimpali. Akibatnya acara main gitar jadi kacau berantakan. Tak lama Mbak Antik masuk kembali ke dalam rumahnya. Akhirnya kamipun bubar pulang kembali ke rumah masing-masing.<br />
<br />
Karena kebelet pipis, aku memutar menuju ke sumur di belakang rumah Mbak Antik. Baru saja kubuka ritsluiting celanaku terdengar pintu belakang rumahnya dibuka. Buru-buru aku naikkan lagi ritsluitingku.<br />
<br />
“Eh Mbak Antik.. Belum tidur? Maaf numpang buang air Mbak. Sudah nggak tahan nih,” kataku tersipu malu.<br />
<br />
“Kalau mau kencing masuk aja ke dalam kamar mandi sana, nanti kelihatan orang,” katanya. “Ya Mbak, maaf ya Mbak!” Akupun masuk ke dalam kamar mandi, sementara Mbak Antik berdiri di dekat sumur. Kelihatannya ia juga ingin buang air kecil.<br />
<br />
Sebentar kemudian akupun keluar dari kamar mandi dengan perasaan lega. Mbak Antik menggamit lenganku dan berkata, “To.. Tolong tungguin aku sebentar, aku mau pipis juga. Entah kenapa malam ini aku merasa agak takut” Entah dengan terpaksa atau senang hati kuturuti permintaannya.<br />
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><span style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><a href="http://senang77.com/"><img alt="Senangpoker.com Agen Texas Poker dan Bandar Domino QQ Online Terpercaya Indonesia" border="0" height="320" src="https://4.bp.blogspot.com/-7Gk_8-Mt9w0/Vw0Wqz9RCPI/AAAAAAAAAN4/OKW0rZqHV0U0wWrXVbIDx9QW0JvJ_WWZwCLcB/s320/B_GBm-fU4AI320E.jpg%2Blarge.jpeg" title="Senangpoker.com Agen Texas Poker dan Bandar Domino QQ Online Terpercaya Indonesia" width="240" /></a></span></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Cerita Sex : Gairah tetangga ku</td></tr>
</tbody></table>
<br />
Toh tidak memberatkan. Terdengar desisan air dan disusul dengan beberapa kali guyuran air. Aku sudah mulai dengan analisa situasi. Sekarang ini mungkin temanku yang rumahnya di samping ini belum tidur dan menungguku di depan.<br />
<br />
Kupikir keadaan belum memungkinkan untuk beraksi, namun kutunggu sampai Mbak Antik keluar dari kamar mandi untuk sekedar mengetahui sinyal atau tanda-tanda awal dari gerak tubuh dan sikapnya. Mbak Antik keluar dari kamar mandi.<br />
<br />
Kuperhatikan sebentar, ternyata tubuhnya memang masih oke. Tingginya hampir sama denganku dengan bahu lebar dan kekar untuk seorang perempuan. Rambutnya keriting papan tergerai sampai di bawah bahu.<br />
<br />
Ditunjang lagi dengan dadanya yang cukup besar, mungkin 36. “Terima kasih To sudah menungguiku,” katanya sambil sedikit mendorong tubuhku agar ia bisa lewat. Aku baru sadar ternyata tempat aku berdiri memang di dekat tembok pembatas sumur yang sempit, sehingga tidak bisa dilalui dua orang bersama-sama.<br />
<br />
Dengan gerakan seolah-olah tanpa sengaja dadanya sengaja menggesek lenganku. Kurasakan sebuah tekanan lembut pada lenganku. Sepertinya ia tidak mengenakan BH. “Ya Mbak. Sama-sama. Mari Mbak saya mau pulang,” kataku sambil beranjak pergi.<br />
<br />
Satu tanda telah kudapat, tapi aku harus bersabar dulu. Tidak untuk malam ini, gumamku dalam hati. Mbak Antik masuk ke rumahnya lewat pintu belakang. Tapi kulihat pintunya belum tertutup dengan sempurna dan ada bayangan di balik pintu.<br />
<br />
Rupanya ia mengintipku dan menunggu reaksiku. Aku melihat ke arah pintu sambil tersenyum dan seolah-olah sedang membetulkan posisi burungku yang miring. Beberapa hari kemudian aku sedang melintas di depan rumahnya tiba-tiba aku dipanggil.<br />
<br />
“To.. Anto. Saya mau minta tolong sebentar. Tape saya suaranya tiba-tiba pecah. Boleh kan minta tolong sebentar?” katanya. Ia mengenakan kulot biru dengan kaus kuning berkerah tanpa lengan. Aku berpikir sebentar.<br />
<br />
Sebenarnya aku tidak punya latar belakang keahlian di bidang elektronika, hanya sekedar tahu sedikit saja. Kupikir tidak ada salahnya mencoba menolongnya membetulkan tape-nya. Kalaupun tidak bisa pasti dia bisa memaklumi karena memang bukan bidangku.<br />
<br />Aku masuk ke dalam rumahnya, kelihatan sepi karena anaknya masih sekolah. Setelah menjanda Mbak Antik mencoba membuka usaha salon kecantikan di rumahnya. Nampaknya usahanya berhasil dan mulai mendapatkan pelanggan tetap.<br />
<br />
“Mana tape-nya Mbak, biar saya lihat dulu?” tanyaku. “Ada di kamar, masuk saja ke kamar. Nggak apa-apa kok,” jawabnya. Aku masuk ke dalam kamar dan kuambil tape-nya dan beberapa kaset untuk mencoba lalu kubawa keluar.<br />
<br />
Setelah kuhubungkan dengan aliran listrik, aku mencoba menghidupkannya. Ternyata memang suaranya tidak sempurna. Analisaku headnya kotor atau kendor bautnya. “Minta alkohol dan kapas Mbak! Kalau ada obeng kecil sekalian” Aku yakin dia tidak punya head cleaner, jadi biar kucoba bersihkan pakai alkohol saja.<br />
<br />
Sebentar kemudian ia sudah kembali dengan membawa kapas, sebuah botol plastik kecil dan obeng kecil. “Ini To. Alkoholnya nggak ada tapi Bapaknya dulu kalau membersihkan tape biasanya pakai ini,” sambil mengangsurkan bawaannya.<br />
<br />
Kuterima dan kuperhatikan, ternyata dugaanku salah. Ia masih menyimpan head cleaner. Kubersihkan head tape dan rodanya, lalu kucoba menghidupkannya lagi. Lumayan, sekarang suaranya sudah mulai bening, namun bas dan treblenya belum pas.<br />
<br />
Kuambil obeng kecil dan mulai menyetel baut headnya. Beres, suara tapenya kembali normal. “Sudah Mbak. Beres, kini tinggal upahnya saja,” kataku sambil tersenyum.<br />
<br />
“Berapa?” balasnya. “Nggak kok Mbak, cuma bercanda. Bukan pekerjaan sulit atau mengeluarkan tenaga” “Jangan To. Keahlian seseorang kan harus dihargai. Apapun bentuk penghargaannya” Aku teringat sudah lama tidak creambath.<br />
<br />
Mumpung di sini sekalian creambath saja. Aku bukan ingin creambath gratis untuk bantuanku tadi, tapi memang sudah saatnya aku creambath. “Aku mau creambath, bisa sekarang Mbak?” tanyaku. “Boleh. Duduk di kursi sana, sebentar aku siapkan peralatannya” Aku duduk di sebuah kursi putar di depan meja rias.<br />
<br />
Lumayan lengkap juga peralatannya. Mbak Antik datang dengan membawa seember air dan gayung. Maklum saja ia belum memasang shower untuk keramas. “Pindah di sini. Keramas dulu biar bersih” Akupun menurut saja dan duduk setengah berbaring telentang di bak keramas salon.<br />
<br />
Mbak Antik kemudian menuangkan shampoo dan mengusapkannya dengan lembut di kepalaku. Karena posisiku yang setengah telentang aku dapat menyaksikan muka dan dadanya yang berada di atas kepalaku.<br />
<br />
Dadanya kemudian dimajukan tetap di atas mukaku hanya berjarak sekitar 20 cm. Aku mulai menjadi pusing dengan kondisi ini.<br />
<br />
“Yuk kembali ke kursi tadi!” perintahnya. Kami kembali ke depan meja rias. Mbak Antik segera mengurut kepalaku dengan cream. Sejam kemudian ia sudah menyelesaikan pekerjaannya. Kini rambutku dikeringkannya dengan hair dryer.<br />
<br />
Sambil menyisir rambutku dadanya ditekankan ke tengkukku. Terasa lembut namun sedikit kendor. Penisku segera bereaksi dengan perlahan- lahan mulai membesar.<br />
<br />
“Dari mana tadi, pagi-pagi kok sudah rapi?” tanyanya.<br />
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><span style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><a href="http://senang77.com/"><img alt="Senangpoker.com Agen Texas Poker dan Bandar Domino QQ Online Terpercaya Indonesia" border="0" src="https://2.bp.blogspot.com/-iC2EVcPgqk4/Vw0W_iXuHtI/AAAAAAAAAN8/VEL9QHrC80sAqwUV2RBVFejovim13SemACLcB/s1600/Foto%2BSex%2BTelanjang%2BSebelum%2BNgentot%2B%25282%2529.jpg" title="Senangpoker.com Agen Texas Poker dan Bandar Domino QQ Online Terpercaya Indonesia" /></a></span></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Cerita Sex : Gairah tetangga ku</td></tr>
</tbody></table>
<br />
“Jalan-jalan ke sawah di belakang kampung. Musim kemarau, jadinya kurang air dan mungkin bisa jadi akan kekeringan,” jawabku. Dari kaca meja rias kulihat mukanya agak merah mendengar kataku tadi. Selesai menyisir rambut ia malah membuka dua kancing teratas kemejaku dan mengurut bahuku dengan sedikit body lotion.<br />
<br />
Napasnya menyapu tengkukku, terdengar berat dan agak terengah-engah. Entah karena mengeluarkan tenaga untuk memijatku atau menahan nafsu. Aku terlena dengan pijatannya dan merasa nyaman sekali, tidak terlalu kuat atau terlalu lemah.<br />
<br />
Pas susunya, karena dadanya selalu ikut memijat belakang kepalaku. Melihat aku keenakan dipijat Mbak Antik menawariku untuk pijat badan.<br />
<br />
“To, mau badanmu dipijat? Ayo ke dalam saja kalau mau kupijit, biar seger badanmu,” katanya sambil menarik tanganku ke arah kamarnya. Aku semakin pusing, bukannya badan bertambah segar nanti malahan pegal yang akan kudapat.<br />
<br />
Aku ragu dan melirik ke arah pintu, takut kalau ada pelanggan lain yang masuk ke salonnya. Tapi ia tak peduli dan terus menarikku ke dalam kamarnya. Aku menyerah. Que sera sera, whatever will be will be. Sampai di dalam kamar ia menyuruhku melepas baju dan berbaring tengkurap.<br />
<br />
Celana panjangku tetap kupakai dan tergantung apa yang terjadi nanti. Kalau harus dibuka kenapa tidak? Mbak Antik keluar kamar dan kudengar pintu depan ditutup serta suara rel korden yang berderik. Aku meluruskan posisi adik kecilku yang sedikit mengganjal agar nyaman dan tidak terlipat.<br />
<br />
Berabe kan kalau patah akibat terlipat dan ditindih badanku. Ia kembali dengan membawa handuk kecil, body lotion, piring kecil dan minyak kayu putih. Dicampurnya minyak kayu putih, body lotion dan sedikit cairan lain yang baunya sangat lembut, antara jasmine dan rose. Ia kemudian mulai mengurut punggungku dengan campuran tadi.<br />
<br />
Ada rasa hangat minyak kayu putih dan harum mawar melati (semuanya indah!). Setelah itu kemudian tanganku diurut mulai dari lengan sampai jari. “Berbalik To!” katanya lembut. Aku berbalik dan segera tangannya mengurut bahu bagian depan dan dadaku.<br />
<br />
Kini urutannya lebih tepat disebut usapan yang mempermainkan bulu dada, puting dan tentu saja gairahku yang menggelora. Bibirnya tersenyum kecil seolah-olah anak kecil yang mendapatkan mainan baru. Padahal mainannya masih tertutup celana.<br />
<br />
“Hh..” Ia menarik napas dalam dan mneghembuskannya kuat-kuat. Leher dan tangannya berpeluh setelah memijatku. Disekanya dadaku dengan handuk basah yang sudah disiapkannya. Aku berbalik agar ia bisa mengeringkan punggungku.<br />
<br />
Setelah mengeringkan punggungku ia berbaring di sampingku. Aku kembali dalam posisi telentang. “Kini giliranku yang meminta upah,” katanya sambil tersenyum lebar. “Apa upahnya?” pancingku. “Kamu tadi berkata sawah di kampung kita kekurangan air.<br />
<br />
Aku ingin kamu mengairi sawahku yang juga sudah lama tidak disiram,” katanya manja dan langsung memeluk dan menciumku. Que sera sera, quo vadis, eureka, ereksi dan seterusnya aku tidak mengerti lagi. Kupegang kedua bahunya dari belakang dan kupijit perlahan. Ia menggeliat dan mengusapkan pipinya pada lengan kananku.<br />
<br />
Kuputar badannya sehingga kini kami saling berhadapan. Kupegang kepalanya dan kutengadahkan mukanya ke mukaku. Ia menjatuhkan kepalanya ke dadaku. Kupegang bahunya dan kutempelkan pipiku ke pipinya. Ia berbisik, “Puaskan aku sekarang.<br />
<br />
Airi sawahku sampai becek dan berlumpur..” Kupeluk dia dan ia semakin merapatkan kepalanya di dadaku. Rambutnya yang keriting papan kusingkapkan ke atas. Kucium bulu halus di leher belakangnya. “Ssh.. kamu pandai membangkitkan gairah,” rintih Mbak Antik sambil memejamkan matanya.<br />
<br />
Lidahku menerobos ke mulutnya dan menggelitik lidahnya. Mbak Antik membalas ciumanku dengan lembut. Tanganku mulai bekerja di atas dadanya dan kuremas buah dadanya. Kurasakan payudaranya sudah agak kendor.<br />
<br />
Jariku terus menjalar mulai dari dada, perut, pinggang terus ke bawah hingga pahanya. Mbak Antik makin sering menggeliat. Lidahku beraksi di lubang telinganya dan gigiku menggigit daun telinganya. Tangannya meremas isi celanaku yang mulai memberontak.<br />
<br />
Kusapukan bibirku ke lehernya dan kutarik pelan- pelan ke bawah sambil mencium dan menjilati lehernya yang mulus. Mbak Antik mendongakkan kepala memberikan tempat bagi bibirku. Tangannya memeluk leherku dan ia semakin merepatkan tubuhnya ke dadaku, sehingga dadanya yang masih terbungkus kaus menekan dadaku.<br />
<br />
Diusap- usapnya dadaku dan kemudian putingku dimainkan dengan jarinya. Kucium bibirnya dan kini ia membalas dengan lumatan ganas. Kubuka kausnya dan kutarik celana kulotnya dan sekaligus celana dalamnya ke bawah.<br />
<br />
Kulit yang mulus, lembah yang indah dengan padang rumput yang cukup lebat terlihat di sela pahanya. “Eehhngng…” Ia mendesah ketika lehernya kujilati. Mbak Antik berguling dan menindih tubuhku. Tanganku bergerak punggungnya.<br />
<br />
“Tik…” pengait bra-nya terbuka. Kunaikkan cup bra-nya. Kini buah dadanya terbuka di hadapanku. Buah dadanya yang besar namun sudah sedikit kendor menggantung di atasku. Putingnya yang berwarna coklat kemerahan mulai mengeras.<br />
<br />
Digesek- gesekkannya putingnya di atas dadaku. Perlahan tanganku mengusap bahunya dan sekaligus menurunkan tali bra-nya. Bibirnya kini semakin lincah menyusuri wajah, bibir dan leherku. Mbak Antik mendorong lidahnya jauh ke dalam rongga mulutku kemudian memainkan lidahku dengan menggelitik dan memilinnya.<br />
<br />
Mbak Antik menggeserkan tubuhnya ke arah bagian atas tubuhku sehingga payudaranya tepat berada di depan mukaku. Segera kulumat payudaranya dengan mulutku. Putingnya kuisap pelan dan kujilati.<br />
<br />
“Aacchh, Ayo Anto.. Lagi.. Teruskan Anto.. Nikmat.. Teruskan” Kemaluanku semakin mengeras. Kusedot payudaranya sehingga semuanya masuk ke dalam mulutku kuhisap pelan namun dalam, putingnya kujilat dan kumainkan dengan lidahku.<br />
<br />
Dadanya bergerak kembang kempis dengan cepat detak jantungnya juga meningkat. Napasnya berat dan terputus- putus. Tangannya menyusup di balik celanaku, kemudian mengelus, meremas dan mengocok kemaluanku dengan lembut. Ia melepas ikat pinggang dan menarik resluiting celanaku.<br />
<br />
Pantatku kunaikkan dan dengan sekali tarikan, maka celana panjang dan celana dalamku sekaligus sudah terlepas. Kini kami dalam keadaan polos tanpa selembar benang. Bibirnya mengarah ke leherku, mengecup, menjilatinya kemudian menggigit pundakku.<br />
<br />
Napasnya dihembuskannya ke dalam lubang telingaku. Kini dia mulai menjilati putingku dan tangannya mengusap bulu dadaku sampai ke pinggangku. Aku semakin terbuai. Kugigit bibir bawahku untuk menahan rangsangan ini. Kupeluk pinggangnya erat- erat.<br />
<br />
Tangan kiriku kuarahkan ke celah antara dua pahanya. Jari tengahku masuk sekitar satu ruas jari ke dalam lubang guanya. Kuusap dan kutekan bagian depan dinding vaginanya dan kemudian jariku sudah menemukan sebuah tonjolan daging seperti kacang.<br />
<br />
Setiapkali aku memberikan tekanan dan kemudian mengusapnya Mbak Antik mendesis “Huuhh.. Aauhh.. Engngnggnghhk” Ia melepaskan tanganku dari selangkangannya. Mulutnya bergerak ke bawah, menjilati perutku.<br />
<br />
Tangannya masih mempermainkan penisku, bibirnya terus menyusuri perut dan pinggangku, semakin ke bawah. Ia memandang sebentar kepala penisku yang mengkilat dan kemudian mengecup batang penisku. Mbak Antik kembali bergerak ke atas, tangannya masih memegang dan mengusap kejantananku yang telah berdiri tegak.<br />
<br />
Kembali kami berciuman. Buah dadanya kuremas dan putingnya kupilin dengan jariku sehingga dia mendesis perlahan dengan suara yang tidak jelas. “Sshh.. Sshh.. Ngghh..” Perlahan lahan kemudian ia menurunkan pantatnya sambil memutar-mutarkannya.<br />
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><span style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><a href="http://senang77.com/"><img alt="Senangpoker.com Agen Texas Poker dan Bandar Domino QQ Online Terpercaya Indonesia" border="0" src="https://3.bp.blogspot.com/-eWjzGoNVDqk/Vw0XSCPkkNI/AAAAAAAAAOA/_OVU6fhxik8OA7INf7Qs-JHcptEl0nRnwCLcB/s1600/Foto%2BSex%2BTelanjang%2BSebelum%2BNgentot%2B%25283%2529.jpg" title="Senangpoker.com Agen Texas Poker dan Bandar Domino QQ Online Terpercaya Indonesia" /></a></span></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Cerita Sex : Gairah tetangga ku</td></tr>
</tbody></table>
<br />
Kepala penisku dipegang dengan jemarinya, kemudian digesek-gesekkan di mulut vaginanya. Terasa sudah licin berlendir. Dia mengarahkan kejantananku untuk masuk ke dalam vaginanya. Ketika sudah menyentuh lubang guanya, maka kunaikkan pantatku perlahan.<br />
<br />
Mbak Antik merenggangkan kedua pahanya dan pantatnya diturunkan. Kepala penisku sudah mulai menyusup di bibir vaginanya. Kugesek-gesekkan di bibir vaginanya. Mbak Antik merintih dan menekan pantatnya agar penisku segera masuk.<br />
<br />
“Ayolah Anto.. Naikkan pantatmu.. Dorong sekarang. Ayo.. Masukkan batangmu.. Pleasse..!!” Mbak Antik bergerak naik turun dengan perlahan. Vaginanya terasa licin dan agak becek. Kadang gerakan pantatku kubuat naik turun dan memutar.<br />
<br />
Mbak Antik terus melakukan gerakan memutar pada pinggulnya. Ketika kurasakan lendir yang membasahi vaginanya semakin banyak maka kupercepat gerakanku. “Anto… Ouhh.. Nikmat.. Oouuhh.” desisnya sambil menciumi leherku. Kakinya menjepit pahaku. Dalam posisi ini gerakan naik turunnya menjadi bebas.<br />
<br />
Tangannya menekan dadaku. Kucium dan kuremas buah dadanya yang menggantung. Kepalanya terangkat dan tanganku menarik rambutnya kebelakang sehingga kepalanya semakin terangkat. Setelah kujilat dan kukecup lehernya, maka kepalanya turun kembali dan bibirnya mencari-cari bibirku. Kusambut mulutnya dengan satu ciuman yang panas.<br />
<br />
Mbak Antik kemudian menggerakkan pantatnya maju mundur sambil menekan ke bawah sehingga penisku tertelan dan bergerak ke arah perutku. Rasanya seperti diurut dengan lembut namun bertenaga.<br />
<br />
Semakin lama- semakin cepat ia mengerakkan pantatnya. Desiran yang mengalir ke penisku kurasakan semakin cepat. “Mbak Antik.. Mbak.. Ouuhh” “Ouhh.. Sshh.. Akhh!” Desisannyapun semakin sering. Aku tahu bahwa ia akan segera menggapai puncak kenikmatannya.<br />
<br />
Kini penisku kukeraskan dengan menahan napas dan mengencangkan otot yang sudah terlatih oleh senam Kegel. Ia merebahkan tubuhnya ke atas tubuhku, matanya berkejap-kejap dan bola matanya memutih.<br />
<br />
Giginya menggigit bibir bawahnya kuat-kuat. Akupun merasa tak tahan lagi dan akan segera memuntahkan laharku. Aku berguling dan kini aku berada di atas. Kupompa vaginanya dengan cepat dan akhirnya beberapa saat kemudian.. “Anto.. Sekarang sayang.. Sekarang.. Hhuuaahh. Aku sampai..!” Ia memekik kecil.<br />
<br />
Kutekan pantatku sekuatnya. Dinding vaginanya berdenyut kuat menghisap penisku. Ia menaikkan pinggulnya. Bibirnya menciumiku dengan pagutan-pagutan ganas. Desiran dan tekanan aliran lahar yang sangat kuat memancar lewat lubang kejantananku.<br />
<br />
“Mbaakk.. Ouhh.. Aa.. Tikk..!” Kupeluk tubuhnya erat-erat dan kutekankan kepalaku di lehernya. Napas yang bergemuruh kemudian disusul napas putus-putus dan setelah tarikan napas panjang aku terkulai lemas di atas tubuhnya.<br />
<br />
Akhirnya janda 35 tahun itu ku setubuhi dengan dasar suka sama suka, walau terjadi bermula tanpa direncana, tapi pergumulan atau hubungan seks kami terus berlanjut, dan tapa kami sadari hubungan seks itu semakin nikmat, bahkan lebih nikmat dari abg, janda binal memang sangat nikmat.Sex88http://www.blogger.com/profile/17118765576690099077noreply@blogger.comIndonesia-0.789275 113.92132700000002-31.8187695 72.436952000000019 30.2402195 155.40570200000002tag:blogger.com,1999:blog-6941674209105952832.post-42274074145917684502016-04-11T20:08:00.000+07:002018-05-24T23:02:40.073+07:00Cerita Sex : Korban budak nafsuKasihan melihat gadis yang bernama Tutik itu menjadi siksaan orang tua, maka dari tu Tutik mudah terjun ke dalam lubang hitam dijadikan langganan para hidung belang, dia tidak bisa kemana mana lagi yang penting dia bisa makan dan tidur, suatu hari Tutik ingin merubah nasibnya dengan pelayanan café, dan dia menuliskan ceritanya disini.<br />
<br />
Di suatu malam yang sangat dingin, hujan grimis mengguyur tubuh penulis yang saat itu melintas di ruas Jalan Marelan tiba-tiba tidak di sengaja terlihat seorang gadis yang menggunakan gaun tembus pandang. Tubuhnya yang mungil dan cantik di terpa angin yang kencang.<br />
<br />
Sekali-sekali dirinya menggigil menahan dinginnya cuaca malam itu. Penulis yang masih terus penasaran melihat tindakan gadis tersebut. Terlintas juga dalam benak penulis “gadis cantik seperti itu lagi ngapain di muka cafe ? sementara di dalam café pengunjung sepi ” inilah yang terlintas dalam benak penulis.<br />
<br />
Akhirnya penulis mencoba memberanikan diri menyapa gadis yang memakai baju warna putih tembus pandang. “Hai… lagi ngapain mbak ? dia mejawab dengan Tutik ” ngga ada, cuman nongkorong doang.”<br />
<br />
Selanjutnya penulis mengenalkan diri pada gadis cantik tersebut mengaku namanya “Tutik”. Kurang lebih limabelas menit dimuka café, penulis mengajak gadis itu kedalam café. Sesampainya dalam café penulis menanyakan “Tutik minum apa ? ” dijawabnya terserah apa aja bang.<br />
<br />
Pelayan café juga tiba di muka kami, yang tidak kalah sexsi dan cantiknya dari Tutik memakai rok mini di atas lutut. Sekali-sekali tangannya suka menggoda dan merabah-rabah paha pengunjung.<br />
<span id="goog_258247380"></span><span id="goog_258247381"></span><br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://senang77.com/" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img alt="Senangpoker.com Agen Texas Poker dan Bandar Domino QQ Online Terpercaya Indonesia" border="0" height="400" src="https://2.bp.blogspot.com/-ZGXUCIhEr9w/Vwugnp9EYlI/AAAAAAAAANQ/emzcK5kjfqIUBaXFG7ZRx_pPrXC8RQdOg/s400/B61rhfYCUAE9g_9.jpg" title="Senangpoker.com Agen Texas Poker dan Bandar Domino QQ Online Terpercaya Indonesia" width="300" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Cerita Sex : Korban budak nafsu</td></tr>
</tbody></table>
<br />
Hujan grimis masih membasahi jalan raya, cuacapun semakin dingin, pengunjung café sudah kosong, tinggal kami berdua dan dua orang pelayan café, saat itu jam 1.30 Wibb. Tutik yang dari tadi hanya tertunduk sepertinya butuh perhatian, sekali-sekali Tutik menebarkan senyum yang menggoda.<br />
<br />
Panjang lebar cerita hujanpun tidak kunjung berhenti, minuman Jus sudah habis, pemilik café menyhiapkan barang-barangnya untuk tutup. Tutik mulai buka cerita dengan sifat yang agak malu-malu, sambil mengatakan “bang cafenya sudah maututup kita cek in yo? ” mendengar ajakan Tutik penulis terdiam sejenak.<br />
<br />
Tutik sepertinya tidak habis pikir, kenapa saya tidak mau menjawabnya. Tutik bertanya lagi ” bang ayo donk…! aku mau cerita lebih jauh lagi ama abang. Akhirnya aku kabulkan ajakan Tutik karena penuh dengan harapan akan mendapat cerita dari Tutik.<br />
<br />
Akhirnya kami bergegas mau pergi, pemilik café langsung menegur “abang mau pulang ? aku jawab ia tante. Nanti sakit, inikan masih hujan…! Aku jawab “kayaknya hujannya ini lama tante”. Kami pulang tante ? di jawabnya ia…! Hati-hati di jalan licin bang. Aku jawab lagi ia tante.<br />
<br />
Kami langsung menuju ke arah Simalingkar salah satu café and bar dekat Hotel Royal Sumatera. Sewaktu dalam perjalanan Tutik memeluk aku sangat kencang sepertinya takut kehilangan. Dalam perjalan itu aku bertanya “Tutik kamu cantik, kok maunya kerjaan seperti ini ? ” Jawab Tutik “bang kalau masih ada kerjaan yang lebih hina dari sini akan kurjakan walaupun itu pahit. Maksud Tutik gimana ? Tutik juga tidak mau kerja ini tapi orang tua Tutik sendiri menghancurkan masa depan Tutik.<br />
<br />
Tutik tidak diterima dilingkungan keluarga lagi bang. Kalau kuceritakan kehidupan aku mungkin satu malam ini belum selesai. Tapi itupun kalau abang mendesakku nanti ada waktunya bang, Tutik akan ceritakan semuanya buat abang.<br />
<br />
Kamipun sampai dalam tujuan, aku kaget Tutik rupanya sudah dikenal dicafé tersebut. Sesampainya dicafe Tutik langsung didekati seorang laki-laki separuh baya yang notabenya om-om. Yang pasti aku tidak tahu persis apa cerita orang itu, hanya melihat Tutik dipeluk silaki-laki tadi dengan erat sambil mencium bibir Tutik di tengah-tengah lampu yang samar-samar.<br />
<br />
Lanjut cerita gadis malang itu mulai bergegas mau pergi bersama silaki-laki yang kehausan nafsu dengan kondisi setengah mabuk. Sebelum pergi Tutik mendekatiku sambil mengatakan “bang Tutik mau pergi, pokonya besok aku hubungi abang, ok bang ?” aku mengiyakannya.<br />
<br />
Tutik langsung pergi menaiki mobil laki-laki itu untuk meninggalkan café. Akupun tidak tinggal diam untuk melacak mangsa tulisanku luput sampai disitu. Kupanggil pelayan café untuk membayar minuman. Tapi lain jawaban pelayan “bang minumannya sudah dibayar om tadi”. sebelum pergi meninggalkan café kuberikan tip sama pelayan café yang menemaniku untuk pamitan pulang.<br />
<br />
Sampai dimukan café kuperhatikan mobil laki-laki itu kemana arahnya. Kuikuti dari belakang sampai mobil itu belok kesalah satu tempat penginapan yang berkelas di Simalingkar. Ya…kutinggalkan setelah dapat kepastian mereka menginap di hotel tersebut.<br />
<br />
Sesampainya di simpang kampus Universitas Sumatera Utara (USU) aku berhenti di satu café kecil minum (TST) Teh Susu Terlor. Selama satu jam aku di café itu, tiba-tiba ponselku bunyi dengan nada panggilan.<br />
<br />
Kuangkat poselku kulihat nomornya sepertinya tidak aku kenal. Aku sempat kaget tengah malam kegini siapa lagi yang menghubungiku terlintas dalam benak aku. Ponsel berbunyi terus kubiarkan sampai tiga kali panggilan baru kuangkat.<br />
<br />
Sangat kaget mendengar sautan dalam posel itu terdengar suara perempuan baru kukenal. Menjawab pertanyanku dengan manja sambil mengajak aku untuk menginap. Mendengar ajakan ini aku tidak percaya bahwa Tutik mau menginap bersamaku, sementara dianya masih bersama laki-laki barusan 2 jam kutinganggalkan.<br />
<br />
Tutik mengatakan kalau laki-laki tadi tidak bisa menginap sampai pagi, karena takut ketahuan sama istri dan anaknya. Aku tanya ini no HP siapa ? Tutik jawab om tadi kupinjam. Kutanya lagi berarti dia masih ada di ruang kamar ? Tutik menjawab ia, tapi dia udah mau pulang bang, abang datang ya ? aku tunggu Tutik tidak ada kawan, cepat donk bang. Desakan ini aku tidak mudah terpengaruh, karena takut ada kejadian yang tidak di inginkan nanti.<br />
<br />
Kurang lebih 30 menit hari hampir pagi jam 4.23 Wibb aku menghubungi Tutik melalui ponselnya. Tutik mengangkat dengan nada kesal “abang dimana kok ngga datang ?. cepat donk aku tidak ada kawan nih…!.<br />
<br />
Akhirinya aku beranikan diri balik lagi kehotel tersebut. Kuperhatikan mobil silaki-laki setengah baya yang tadi kutinggalkan di tempat parkir, memang tidak ada. Aku tanya langsung pejaga hotel, menjawabnya sudah pulang bang, abang itu tiap menginap di hotel ini sampai jam 3.00 Wib saja bang.<br />
<br />
Abang mau ngapain ? kujawab dengan nada yang Tutik dan sopan “aku barusan di hubungi cewek kawan bapak tadi. belum habis aku ngomong langsung penjaga itu potong Tutik bang ? katanya, ia bang.<br />
<br />
Ada di kamar 19, masuk aja bang, ngga apa-apa itu disini bisa kita jaga kemanan. Ok bang terimakasih yang bang, aku balik jawab. Langsung menuju kekamar no 19 kuketuk pintu kamar langsung di buka gadis seorang diri dengan mengenakan gaun tidur tembus pandang.<br />
<br />
Sepertinya Tutik tidak memakai BH als pembalut buah dada, hanya segi tiga transparan yang nampak. Mulai dari ujung rambut kuperhatikan sampai ujung kuku serta seisi dalam kamar itu sebulum masuk. Diperselakan masuk sambil menarik tanganku kedalam, “kok takut-takut masuk donk bang, ngga apa-apa kok”. Tanggan Tutik yang nakal hampir membuat aku jadi tidak terkontrol.<br />
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://senang77.com/" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img alt="Senangpoker.com Agen Texas Poker dan Bandar Domino QQ Online Terpercaya Indonesia" border="0" height="400" src="https://1.bp.blogspot.com/-wDub5jZ5CYM/Vwugr-yZe3I/AAAAAAAAANU/HqyxQfCrSMQFDq9PLozvTNxasJhl5Z_aA/s400/Foto-Bugil-ABG-SMP-Pamer-Memek-Perawan-e.jpg" title="Senangpoker.com Agen Texas Poker dan Bandar Domino QQ Online Terpercaya Indonesia" width="300" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Cerita Sex : Korban budak nafsu</td></tr>
</tbody></table>
<br />
Tutik memang cantik, putih dan seksi tidak di temui satupun bekas luka ditubunya. Tangannya yang mulus, lembutnya belain penuh dengan rasa sayang. aku tertunduk sejenak di pinggir tempat tidur sambil mengisap rokok Sampoerna, sementara Tutik tidur dipagkuan aku sambil memeluk pinggangku.<br />
<br />
Rokok sudah habis aku ambilkan tas kecilku yang di dalamnya ada alat perekam suara, langsung kuhidupkan. Tutik memang nakal, mau tahu aja apa isi dalam tas aku. Dia mengambilnya dan mengeluarkan tipe rekamannya, memutar balik isi kaset. Baru Tutik tahu mulai dari perteman tadi dianya ngomong aku rekam.<br />
<br />
Saat itu juga gadis yang seksi, manja mencubitku dengan kesal. “abang kok tega kali merekam suara Tutik, untuk apa bang ?, abang wartawan ya ? jahat abang, aku ngga mau lagi cerita ama abang. Rupanya abang wartawan pantasan abang mulai dari tadi ngebutkali mendengar kisah Tutik kenapa terjuan kedunia malam”.<br />
<br />
Tutik yang dari tadi nakal, kontan langsung terdiam dan membelakangi aku. Sementara radio rekamannya dia pegang, aku minta dia ngga kasih. Bahkan dia mengatakan “abang puas ya menanyai Tutik hanya untuk kesenangan abang, malunya untuk Tutik, berarti abang ikut donk menghancurkan Tutik dan mempermalukan Tutik di muka umum”.<br />
<br />
Aku berusaha meyakininya dengan rasa sayang, kukecup pipinya yang menandakan aku bukan untuk mempermalukannya. Tapi aku ingin mengangkat kisahnya untuk membantu sakit hati Tutik yang selama ini dipendam seperti bara yang sangat merah dan panas. Tutik kupeluk, kusayang, akhirnya Tutik mengalah memberikan rekamannya.<br />
<br />
Tutik yang marah akhirnya bisaku redahkan kemarahannya. Sampai setengah jam Tutik tidak mau cakap, Tutik diam dengan posisi tengkurap di atas tempat tidur yang empuk tanpa menghiraukan aku. Aku termenung sejenak memikirkan cara apa lagi kubuat untuk mengajak Tutik ceritakan kisahnya.<br />
<br />
Dengan ide yang cemermalang terlintas di benakku untuk merayu dengan posisi yang sama. Akhirnya pertahaan Tutik kandas juga, Tutik membalikkan tubuhnya dengan posisi miring menghadap aku. Dia senyum sambil memelukku sambil bertanya.<br />
<br />
Apasih gunanya abang muat di koran kisah Tutik ? abang jahat kali ya ? apa memang wartawan seperti itu ? sukanya memberitakan kesusahan orang lain. Aku jawab dengan nada yang Tutik serta menebar senyuman yang memikat hati Tutik agar ianya dapat yakin dan percaya.<br />
<br />
Tutik yang manja dan seksi akhirnya luluh tersenyum dengan iklas meceritakan kisah hidupnya sampai terjun ke dunia hitam untuk memuaskan nafsu lelaki hidung belang.<br />
<br />
Tutik bercerita pajang lebar tentang kisah hidupnya pada penulis pada pukul 4.30 Wib sampai pukul 7.30 pagi. Berawal dari ceritanya gadis cantik ini sangat lugu takut dengan laki-laki, bahkan banyak sekali kawan-kawan Tutik yang mengejeknya kampungan. Tapi itu semua tidak pernah dia masukkan dalam hati hanya dianggapnya sebatas kuping saja. Waktu itu Tutik masih duduk di bangku SMA Swasta kelas dua di Medan.<br />
<br />
Dengan keluguan Tutik banyak sekali para lelaki satu lokalnya menaruh hati sama aku. lain orang lain tingkah lakunya beratus teori yang di buat cowok-cowok keren yang mendekatinya, yang namanya cinta belum juga ada di benaknya. Suatu waktu yang tidak di sangka Tutik ketemu dengan seorang pemuda yang baik hati ianya Roni (nama samarannya) berhasil memikat hati Tutik.<br />
<br />
Penuh dengan rayuan dan kemesrahan yang berjalan cukup lumayan sampai kejenjang penikahan. Awal dari kesukaan Tutik pada Roni penuh dengan kejujuran dan kebaikannya di mata Tutik membuatnya tergila-gila dengan Roni.<br />
<br />
Saat yang di nanti-nantikan Roni mulai berani bercanda mengajak Tutik jalan-jalan ke salahsatu tepat perbelanjaan. Ajak ini tidak disangkah Roni kalau Tutik langsung menyetujuinya. Perjalananpun dilanjutkan kesebuah plaza dengan mesra Roni memberanikan dirimemegang jari tangan Tutik yang lembut dan halus.<br />
<br />
Sentuhan itu membuat hati Tutik berdebar-debar seperti baru terkena strum listrik. Padahal menurutnya banyak cowok yang jahil menyentuh tangannya, satupun belum pernah ia rasakan detak jantung seperti ini.<br />
<br />
Tutik membalas sentuhan tangan Roni sampai pada gemgaman yang gemas sama-sama dilakukan. Roni menarik tangan Tutik sambil mengecup kulit tangan Tutik yang halus penuh dengan arti dan kasih sayang yang tidak bisa dituturkan.<br />
<br />
Sesampai plaza Tutik mengajak Roni keliling-keling di dalam plaza. Aku mulai sudah lelah Roni juga kelelahan. Aku kasihan melihat Roni aku ajak dia pulang kerumahku, sesampainya kami dirumah ternyata kedua orang tuaku bekum juga pulang kerja, yang ada adik aku barung pulang sekolah.<br />
<br />
Kami melanjutkan ngobrolnya di ruang tamu sambil nonton TV Flim Sinetron yang di bintangi Rano Karno sema menjalin cinta remaja di bangku sekolah. Waktu sudah menunjukkan pukul 16.00 Wibb Roni dengan sopan berpamitan sama aku. Dengan kesopanan Roni juga membuat aku terus bertambah sayang dan cinta sama dia.<br />
<br />
Tanpa kami sadari Tiga bulan sudah berjalan hubungan aku dengan Roni. Hubungan baik itu melalui telepon atau ketemu disekolah terus berlanjut. Roni sudah mengenalkan aku pada orang tuanya, dan aku sudah mengenalkan Roni pada kedua orang tuaku. Semula kedua orang tuaku tidak pernah mempersoalkan hubunganku dengan Roni sampai kami naik kelas tiga. Sewaktu hari libur kawan-kawan aku mengajak rekreasi dipantai kasan.<br />
<br />
Roni menyetujuinya, aku senang karena Roni mau ikut bersama-sama. Kami berangkat tiga pasangan yang semuanya pacaran, ongkos kami kumpul-kumpul bersama. Tiba waktunya aku pun menunggu angkot berjanji jumpa di sipang Amplas. Pukul 9.30 wibb sudah kumpul semuanya, langsung menaiki mobil bersama-sama kepemandian.<br />
<br />
Sesampainya di sana masing-masing pasangan berpencar menyewa gubuk yang ada dipinggir pantai. Roni masih malu-malu untuk menyewa gubuk buat kami berdua yang di luar. Dia menatapku dengan penuh kasih sayang aku mengkedipkan mata agar Roni berani menyewakan gubuk buat kami.<br />
<br />
Akhirnya Roni mengajak aku menyewa gubuk pas dipinggir pantai. Cuaca mulai mendung kami ganti baju untuk sama-sama berenang. Satu jam penuh berenang perut mulai mulas dan terasa nyeri menahankan lapar. Setenga jam kemudian kami dengan bersama-sama berhenti mandi untuk makan di tepi pantai Kasan.<br />
<br />
Mandi sudah, makanpun sudah tinggal istrihat dulu baru nunggu sore baru mandi lagi siap mandi baru pulang. Kebetulan siap makan hujan grimis pun tiba, kami sangat khawatir kalau pantai ini akan meluap nantinya.<br />
<br />
Tapi kekawatiran ini hilang begitu saja sesaat aku berdua dengan Roni di dalam gubuk. Hujan makin lebat, Roni menutup pintu gubuk, suasana makin dingin Roni menatapku dengan lembut. Saat aku menggeser posisi dudukku Roni menarik tanganku, sambil merangkul bahuku.<br />
<br />
Aku terkejut dengan napas yang agak kencang, jantungku berdebar-debar ada rasa benci dan suka. Roni tidak menghintakan jemarinya di bahuku, tangannya mulai menjulur ke pinggangku meletakkan tangannya di atas pahaku yang di balut dengan celana renangku yang basah kuyup.<br />
<br />
Roni mencium leherku dan kupingku, aku meronta dengan kecil sambil mengatakan jangan bang, nanti kalau kita sudah kawinkan abang bisa melakukannya. Roni tidak mendengar keluhanku bahkan ia merayuku dengan kata-kata dan gombalan sambil mengatakan “aku mau bertanggung jawab untuk mengawinimu, aku sumpah demi tuhan” kebetulan Roni beragama Islam aku keristen.<br />
<br />
Kutanya roni lagi apa orang tua abang mau menerimaku ” dia jawab aku sudah bilang sama orang tuaku mereka setujuh, terserah pilihan aku ” akhirnya pertahananku kandaslah sudah. Aku pasra Roni menciumi aku mulai dari ujung rambut sampai kakiku, dengan penuh rasa sayang dan menikmati keindahan tubuhku.<br />
<br />
Aku tidak tahan perlakuan Roni, membuat aku macam cacing kepanasan sambil membalas cubuan Roni. Melihat perlawanku Roni semakin semangat sambil berusaha membuka baju dan celana renangku, dengan sekejap baju dan celanaku sudah lepas dari tubuhku.<br />
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://senang77.com/" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img alt="Senangpoker.com Agen Texas Poker dan Bandar Domino QQ Online Terpercaya Indonesia" border="0" height="400" src="https://3.bp.blogspot.com/--YK1dDZpUnk/VwugvIEceII/AAAAAAAAANY/gjnpX0NhZ38fn5GPohUmaI_06f1RBL-aw/s400/Reboxdmc.com-Model-Abg-Bugil-4.jpg" title="Senangpoker.com Agen Texas Poker dan Bandar Domino QQ Online Terpercaya Indonesia" width="266" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Cerita Sex : Korban budak nafsu</td></tr>
</tbody></table>
<br />
Tubuhku yang putih mulus hanya di balut segi tiga dan BH. Melihat kemontokan tubuhku Roni sempat terpelongo sejenak melihat pemandangan yang tidak pernah dilihatnya secara langsung selain dengan menonton fliim biru.<br />
<br />
Dengan secepat kilat Roni melepaskan seluruh pakaiannya yang melekat di tubuhnya. Aku terkejut dan malu melihat Roni telanjang bulat di hadapanku, dadanya yang kekar ditumbuhi bulu-bulu halus. Aku teringat kata-kata kawan aku, kalau ada bulu tubuh di dada pria nafsunya tinggi, mengingat ini akau gemetar. Tanpa di komandoi tangan Roni yang lincah membuat aku kehilangan konstrasi. Aku gelagapan menyeimbangi jamahan dan ciuman yang di lakukan Roni samaku.<br />
<br />
Aku hampir lemas dengan cumbuan Roni yang membuatku tidak sadar diri sumua pembalut tubuhku telepas sudah seperti anak yang baru dilahirkan tanpa sehelai benangpun yang menghalanginya. Roni mulai meningkatkan serangannya maaf pembaca “dengan menjilat milikku yang paling berharga”. Aku tidak tahu apa lagi yang dilakukan Roni yang jelas membuat aku menggelinjang-gelinjang.<br />
<br />
Roni menindihku sambil membuat ancang-ancang diatas tubuhku sambil mengarahkan basokanya sambil menciumi leherku dan telingaku. Saat tubuh Roni peling bawah menekan milikku terasa nyeri dan sakit.<br />
<br />
Mendengar jeritanku Roni merasa kasihan dan menghentikan aksinya sebentar. Sambil mempermainkan buah kembar milikku, selang beberapa minit Roni mengulangi aksinya sambil menekan dengan pelan-pelan, tapi sangat luar biasa sakitnya. Aku baru kali itu di cium laki-laki, apalagi untuk di gitui.<br />
<br />
Roni mulai tidak sabar menikmati milikku, akhirnya dia menekannya dengan keras, aku menjerit kesakitan. Roni berhasil membongkar pintu milikku yang kian lama kujaga, Roni tidak bergerak dia membiarkan miliknya didalam miliku. Sekali-sekali Roni mengangkat tubuhnya dengan lembut, aku mulai merasakan nikmat bercampur sakit kurang lebih lima belas menit Roni mengerang dan terkulai lemas di sampingku.<br />
<br />
Aku memaki diriku sambil menangis, kenapa aku segampang itu mengikuti godaan setan yang menimpahku. Aku mau duduk terasa sakit di selangkanganku, Roni kulihat dengan senyum sambil memeluk aku. dia meyakinkan aku bahwa dirinya tidak akan menyia-nyiakanku sampai kapanpun dia tetap bertanggungjawab katanya padaku. Dengan kata-kata bang Roni membuat aku tidak ada apa-apanya dimuka dia aku tertunduk dan patuh pada perintahnya.Sex88http://www.blogger.com/profile/17118765576690099077noreply@blogger.comIndonesia-0.789275 113.92132700000002-31.668126 72.61273300000002 30.089576 155.22992100000002tag:blogger.com,1999:blog-6941674209105952832.post-3109134022200110382016-04-09T23:46:00.006+07:002018-05-24T23:02:06.055+07:00Cerita Sex : Bertemu dengan teman lamaAku bertemu dengan sahabatku Naralita sekarng dia sudah berkeluarga dan menetap di Palembang, suatu hari aku bertemu dengannya lagi saat di maen ke Yogya dengan anaknya yang masih keci dan suaminya, wajah dan bentuk Naralita masih seperti dulu pertma aku kenal dia , kulitnya putih, bibirmya tipis merah merona rambutnya yang panjang, dan tubuh yang terawat.<br />
<br />
Perjumpaan di Yogya ini mengingatkan peristiwa sepuluh tahun lalu ketika ia masih kuliah di sebuah perguruan tinggi ternama di Yogya. Selama kuliah, ia tinggal di rumah bude, kakak ibunya yang juga kakak ibuku. Rumahku dan rumah bude agak jauh dan waktu itu kami jarang ketemu Naralita.<br />
<br />
Aku mengenalnya sejak kanak-kanak. Ia memang gadis yang lincah, terbuka dan tergolong berotak encer. Setahun setelah aku menikah, isteriku melahirkan anak kami yang pertama. Hubungan kami rukun dan saling mencintai.<br />
<br />
Kami tinggal di rumah sendiri, agak di luar kota. Sewaktu melahirkan, isteriku mengalami pendarahan hebat dan harus dirawat di rumah sakit lebih lama ketimbang anak kami. Sungguh repot harus merawat bayi di rumah. Karena itu, ibu mertua, ibuku sendiri, tante (ibunya Naralita) serta Naralita dengan suka rela bergiliran membantu kerepotan kami. Semua berlalu selamat sampai isteriku diperbolehkan pulang dan langsung bisa merawat dan menyusui anak kami.<br />
<br />
Hari-hari berikutnya, Naralita masih sering datang menengok anak kami yang katanya cantik dan lucu. Bahkan, heran kenapa, bayi kami sangat lekat dengan Naralita. Kalau sedang rewel, menangis, meronta-ronta kalau digendong Naralita menjadi diam dan tertidur dalam pangkuan atau gendongan Naralita.<br />
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://senang77.com/" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img alt="Senangpoker.com Agen Texas Poker dan Bandar Domino QQ Online Terpercaya Indonesia" border="0" height="320" src="https://4.bp.blogspot.com/-SR8xDsXqk8o/Vwkrc6FMPjI/AAAAAAAAAMw/cGTdlMOAw5YQoY71nf94s0lAJMt3m_TmA/s320/B1hizy0CYAAQ3Rw.jpg" title="Senangpoker.com Agen Texas Poker dan Bandar Domino QQ Online Terpercaya Indonesia" width="318" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Cerita Sex : Bertemu dengan teman lama</td></tr>
</tbody></table>
<br />
Sepulang kuliah, kalau ada waktu, Naralita selalu mampir dan membantu isteriku merawat si kecil. Lama-lama Naralita sering tinggal di rumah kami. Isteriku sangat senang atas bantuan Naralita. Tampaknya Naralita tulus dan ikhlas membantu kami.<br />
<br />
Apalagi aku harus kerja sepenuh hari dan sering pulang malam. Bertambah besar, bayi kami berkurang nakalnya. Naralita mulai tidak banyak mampirke rumah. Isteriku juga semakin sehat dan bisa mengurus seluruh keperluannya. Namun suatu malam ketika aku masih asyik menyelesaikan pekerjaan di kantor, Naralita tiba-tiba muncul.<br />
<br />
“Ada apa Na, malam-malam begini.”<br />
<br />
“Mas Danu, tinggal sendiri di kantor?”<br />
<br />
“Ya, Dari mana kamu?”<br />
<br />
“Sengaja kemari.”<br />
<br />
Naralita mendekat ke arahku. Berdiri di samping kursi kerja. Naralita terlihat mengenakan rok dan T-shirt warna kesukaannya, pink. Tercium olehku bau parfum khas remaja.<br />
<br />
“Ada apa, Naralita?”<br />
<br />
“Mas.. aku pengin seperti Mbak Tari.”<br />
<br />
“Pengin? Pengin apanya?” Naralita tidak menjawab tetapi malah melangkah kakinya yang putih mulus hingga berdiri persis di depanku. Dalam sekejap ia sudah duduk di pangkuanku.<br />
<br />
“Naralita, apa-apaan kamu ini..” Tanpa menungguku selesai bicara, Naralita sudah menyambarkan bibirnya di bibirku dan menyedotnya kuat-kuat. Bibir yang selama ini hanya dapat kupandangi dan bayangkan, kini benar-benar mendarat keras.<br />
<br />
Kulumanya penuh nafsu dan nafas halusnya menyeruak. Lidahnya dipermainkan cepat dan menari lincah dalam rongga mulutku. Ia mencari lidahku dan menyedotnya kuat-kuat. Aku berusaha melepaskannya namun sandaran kursi menghalangi. Lebih dari itu, terus terang ada rasa nikmat setelah berbulan-bulan tidak berhubungan intim dengan isteriku.<br />
<br />
Naralita merenggangkan pagutannya dan katanya, “Mas, aku selalu ketagihan Mas. Aku suka berhubungan dengan laki-laki, bahkan beberapa dosen telah kuajak beginian. Tidak bercumbu beberapa hari saja rasanya badan panas dingin. Aku belum pernah menemukan laki-laki yang pas.”<br />
<br />
Kuangkat tubuh Naralita dan kududukkan di atas kertas yang masih berserakan di atas meja kerja. Aku bangkit dari duduk dan melangkah ke arah pintu ruang kerjaku. Aku mengunci dan menutup kelambu ruangan.<br />
<br />
“Na.. Kuakui, aku pun kelaparan. Sudah empat bulan tidak bercumbu dengan Tari.”<br />
<br />
“Jadikan aku Mbak Tari, Mas. Ayo,” kata Naralita sambil turun dari meja dan menyongsong langkahku.<br />
Ia memelukku kuat-kuat sehingga dadanya yang empuk sepenuhnya menempel di dadaku. Terasa pula penisku yang telah mengeras berbenturan dengan perut bawah pusarnya yang lembut.<br />
<br />
Naralita merapatkan pula perutnya ke arah kemaluanku yang masih terbungkus celana tebal. Naralita kembali menyambar leherku dengan kuluman bibirnnya yang merekah bak bibir artis terkenal. Aliran listrik seakan menjalar ke seluruh tubuh. Aku semula ragu menyambut keliaran Naralita. Namun ketika kenikmatan tiba-tiba menjalar ke seluruh tubuh, menjadi mubazir belaka melepas kesempatanini.<br />
<br />
“Kamu amat bergairah, Naralita..” bisikku lirih di telinganya.<br />
<br />
“Hmm.. iya.. Sayang..” balasnya lirih sembari mendesah.<br />
<br />
“Aku sebenarnya menginginkan Mas sejak lama.. ukh..” serunya sembari menelan ludahnya.<br />
<br />
“Ayo, Mas.. teruskan..”<br />
<br />
“Ya Sayang. Apa yang kamu inginkan dari Mas?”<br />
<br />
“Semuanya,” kata Naralita sembari tangannya menjelajah dan mengelus batang kemaluanku. Bibirnya terus menyapu permukaan kulitku di leher, dada dan tengkuk. Perlahan kusingkap T-Shirt yang dikenakannya.<br />
<br />
Kutarik perlahan ke arah atas dan serta merta tangan Naralita telah diangkat tanda meminta T-Shirt langsung dibuka saja. Kaos itu kulempar ke atas meja. Kedua jemariku langsung memeluknya kuat-kuat hingga badan Naralita lekat ke dadaku.<br />
<br />
Kedua bukitnya menempel kembali, terasa hangat dan lembut. Jemariku mencari kancing BH yang terletak di punggungnya. Kulepas perlahan, talinya, kuturunkan melalui tangannya. BH itu akhirnya jatuh ke lantai dan kini ujung payudaranya menempel lekat ke arahku.<br />
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://senang77.com/" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img alt="Senangpoker.com Agen Texas Poker dan Bandar Domino QQ Online Terpercaya Indonesia" border="0" height="400" src="https://4.bp.blogspot.com/-_IP7afvJSjc/Vwkr5nzNUiI/AAAAAAAAAM0/08jOyOJywF0kfjbeQQoaFyuZbRc2Zh8ZA/s400/ABG-Binal-Sange-Di-Toilet.jpg" title="Senangpoker.com Agen Texas Poker dan Bandar Domino QQ Online Terpercaya Indonesia" width="300" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Cerita Sex : Bertemu dengan teman lama</td></tr>
</tbody></table>
<br />
Aku melorot perlahan ke arah dadanya dan kujilati penuh gairah. Permukaan dan tepi putingnya terasa sedikit asin oleh keringat Naralita, namun menambah nikmat aroma gadis muda.<br />
<br />
Tangan Naralita mengusap-usap rambutku dan menggiring kepalaku agar mulutku segera menyedot putingnya.<br />
<br />
“Sedot kuat-kuat Mas, sedoott..” bisiknya. Aku memenuhi permintaannya dan Naralita tak kuasa menahan kedua kakinya. Ia seakan lemas dan menjatuhkan badan ke lantai berkarpet tebal. Ruang ber-AC itu terasa makin hangat.<br />
<br />
“Mas lepas..” katanya sambil telentang di lantai. Naralita meminta aku melepas pakaian. Naralita sendiri pun melepas rok dan celana dalamnya. Aku pun berbuat demikian namun masih kusisakan celana dalam. Naralita melihat dengan pandangan mata sayu seperti tak sabar menunggu.<br />
<br />
Segera aku menyusulnya, tiduran di lantai. Kudekap tubuhnya dari arah samping sembari kugosokkan telapak tanganku ke arah putingnya. Naralita melenguh sedikit kemudian sedikit memiringkan tubuhnya ke arahku. Sengaja ia segera mengarahkan putingnya ke mulutku.<br />
<br />
“Mas sedot Mas.. teruskan, enak sekali Mas.. enak..” Kupenuhi permintaannya sembari kupijat-pijat pantatnya. Tanganku mulai nakal mencari selangkangan Naralita. Rambutnya tidak terlalu tebal namun datarannya cukup mantap untuk mendaratkan pesawat “cocorde” milikku. Kumainkan jemariku di sana dan Naralita tampak sedikit tersentak.<br />
<br />
“Ukh.. khmem.. hss.. terus.. terus,” lenguhnya tak jelas. Sementara sedotan di putingnya kugencarkan, jemari tanganku bagaikan memetik dawai gitar di pusat kenikmatannya.<br />
<br />
Terasa jemari kanan tengahku telah mencapai gumpalan kecil daging di dinding atas depan vaginanya, ujungnya kuraba-raba lembut berirama. Lidahku memainkan puting sembari sesekali menyedot dan menghembusnya. Jemariku memilin klitoris Naralita dengan teknik petik melodi.<br />
<br />
Naralita menggelinjang-gelinjang, melenguh-lenguh penuh nikmat. “Mas.. Mas.. ampun.. terus, ampun.. terus ukhh..” Sebentar kemudian Naralita lemas. Namun itu tidak berlangsung lama karena Naralita kembali bernafsu dan berbalik mengambil inisitif.<br />
<br />
Tangannya mencari-cari arah kejantananku. Kudekatkan agar gampang dijangkau, dengan serta merta Naralita menarik celana dalamku. Bersamaan dengan itu melesat keluar pusaka kesayangan Tari. Akibatnya, memukul ke arah wajah Naralita.<br />
<br />
“Uh.. Mas.. apaan ini,” kata Naralita kaget. Tanpa menunggu jawabanku, tangan Naralita langsung meraihnya. Kedua telapak tangannya menggenggam dan mengelus penisku.<br />
<br />
“Mas.. ini asli?”<br />
<br />
“Asli, 100 persen,” jawabku.<br />
<br />
Naralita geleng-geleng kepala. Lalu lidahnya menyambar cepat ke arah permukaan penisku yang berdiameter 6 cm dan panjang 19 cm itu, sedikit agak bengkok ke kanan. Di bagian samping kanan terlihat menonjol aliran otot keras.<br />
<br />
Bagian bawah kepalanya, masih tersisa sedikit kulit yang menggelambir. Otot dan gelambiran kulit itulah yang membuat perempuan bertambah nikmat merasakan tusukan senjata andalanku.<br />
<br />
“Mas, belum pernah aku melihat penis sebesar dan sepanjang ini.”<br />
<br />
“Sekarang kamu melihatnya, memegangnya dan menikmatinya.”<br />
<br />
“Alangkah bahagianya MBak Tari.”<br />
<br />
“Makanya kamu pengin seperti dia, kan?”<br />
<br />
Naralita langsung menarik penisku. “Mas, aku ingin cepat menikmatinya. Masukkan, cepat masukkan.”<br />
Naralita menelentangkan tubuhnya. Pahanya direntangkannya. Terlihat betapa mulus putih dan bersih. Diantara bulu halus di selangkangannya, terlihat lubang vagina yang mungil. Aku telah berada di antara pahanya. Exocet-ku telah siap meluncur. Naralita memandangiku penuh harap.<br />
<br />
“Cepat Mas, cepat..”<br />
<br />
“Sabar Naralita. Kamu harus benar-benar terangsang, Sayang..”<br />
<br />
Namun tampaknya Naralita tak sabar. Belum pernah kulihat perempuan sekasar Naralita. Dia tak ingin dicumbui dulu sebelum dirasuki penis pasangannya. “Cepat Mas..” ajaknya lagi. Kupenuhi permintaannya, kutempelkan ujung penisku di permukaan lubang vaginanya, kutekan perlahan tapi sungguh amat sulit masuk, kuangkat kembali namun Naralita justru mendorongkan pantatku dengan kedua belah tangannya. Pantatnya sendiri didorong ke arah atas.<br />
<br />
Tak terhindarkan, batang penisku bagai membentur dinding tebal. Namun Naralita tampaknya ingin main kasar. Aku pun, meski belum terangsang benar, kumasukkan penisku sekuat dan sekencangnya. Meski perlahan dapat memasukirongga vaginanya, namun terasa sangat sesak, seret, panas, perih dan sulit. Naralita tidak gentar, malah menyongsongnya penuh gairah.<br />
<br />
“Jangan paksakan, Sayang..” pintaku.<br />
<br />
“Terus. Paksa, siksa aku. Siksa.. tusuk aku. Keras.. keras jangan takut Mas, terus..” Dan aku tak bisa menghindar. Kulesakkan keras hingga separuh penisku telah masuk. Naralita menjerit, “Aouwww.. sedikit lagi..” Dan aku menekannya kuat-kuat.<br />
<br />
Bersamaan dengan itu terasa ada yang mengalir dari dalam vagina Naralita, meleleh keluar. Aku melirik, darah.. darah segar. Naralita diam. Nafasnya terengah-engah. Matanya memejam. Aku menahan penisku tetap menancap.<br />
<br />
Tidak turun, tidak juga naik. Untuk mengurangi ketegangannya, kucari ujung puting Naralita dengan mulutku. Meski agak membungkuk, aku dapat mencapainya. Naralita sedikit berkurang ketegangannya.<br />
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://senang77.com/" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img alt="Senangpoker.com Agen Texas Poker dan Bandar Domino QQ Online Terpercaya Indonesia" border="0" height="400" src="https://2.bp.blogspot.com/-ghOgemUEd08/VwksHirbe8I/AAAAAAAAAM8/edcNavy0nMQ5_sixCNGbnKk3_8m_e3RQA/s400/foto-bugil-abg-fotobugil.org-02-1.jpg" title="Senangpoker.com Agen Texas Poker dan Bandar Domino QQ Online Terpercaya Indonesia" width="300" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Cerita Sex : Bertemu dengan teman lama</td></tr>
</tbody></table>
<br />
Beberapa saat kemudian ia memintaku memulai aktivitas. Kugerakkan penisku yang hanya separuh jalan, turun naik dan Naralita mulai tampak menikmatinya. Pergerakan konstan itu kupertahankan cukup lama. Makin lama tusukanku makin dalam. Naralita pasrah dan tidak sebuas tadi.<br />
<br />
Ia menikmati irama keluar masuk di liang kemaluannya yang mulai basah dan mengalirkan cairan pelicin. Naralita mulai bangkit gairahnya menggelinjang dan melenguh dan pada akhirnya menjerit lirih, “Uuuhh.. Mas.. uhh.. enaakk.. enaakk.. Terus.. aduh.. ya ampun enaknya..” Naralita melemas dan terkulai. Kucabut penisku yang masih keras, kubersihkan dengan bajuku. Aku duduk di samping Naralita yang terkulai.<br />
<br />
“Naralita, kenapa kamu?”<br />
<br />
“Lemas, Mas. Kamu amat perkasa.”<br />
<br />
“Kamu juga liar.”<br />
<br />
Naralita memang sering berhubungan dengan laki-laki. Namun belum ada yang berhasil menembus keperawanannya karena selaput daranya amat tebal. Namun perkiraanku, para lelaki akan takluk oleh garangnya Naralita mengajak senggama tanpa pemanasan yang cukup. Gila memang anak itu, cepat panas.<br />
<br />
Sejak kejadian itu, Naralita selalu ingin mengulanginya. Namun aku selalu menghindar. Hanya sekali peristiwa itu kami ulangi di sebuah hotel sepanjang hari. Naralita waktu itu kesetanan dan kuladeni kemauannya dengan segala gaya. Naralita mengaku puas.<br />
<br />
Setelah lulus, Naralita menikah dan tinggal di Palembang. Sejak itu tidak ada kabarnya. Dan, ketika pulang ke Yogya bersama anaknya, aku berjumpa di rumah bude.<br />
<br />
“Mas Danu, mau nyoba lagi?” bisiknya lirih.<br />
<br />
Aku hanya mengangguk.<br />
<br />
“Masih gede juga?” tanyanya menggoda.<br />
<br />
“Ya, tambah gede dong.”<br />
<br />
Dan malamnya, aku menyambangi di hotel tempatnya menginap. Pertarungan pun kembali terjadi dalam posisi sama-sama telah matang.<br />
<br />
“Mas Danu, Mbak Tari sudah bisa dipakai belum?” tanyanya.<br />
<br />
“Belum, dokter melarangnya,” kataku berbohong.<br />
<br />
Dan, Naralita pun malam itu mencoba melayaniku hingga kami sama-sama terpuaskan.Sex88http://www.blogger.com/profile/17118765576690099077noreply@blogger.comIndonesia-0.789275 113.92132700000002-31.668126 72.61273300000002 30.089576 155.22992100000002tag:blogger.com,1999:blog-6941674209105952832.post-70293456181067988882016-04-08T23:35:00.000+07:002018-05-24T23:01:27.557+07:00Cerita Seks : Training Management oleh bos ku“Aduhhhhhhh….Sakit Kang …pelan-pelan masukkinnya …” Aku pura-pura merintih kesakitan saat suamiku melakukan penetrasi pertama kalinya di malam pengantin kami.<br />
“Akhhhhhhhh ….Sakit sekali Kang ….addduuhhhhh …” Kembali aku pura-pura menjerit kesakitan ketika penis suamiku sudah setengah jalan sambil tanganku mencakar punggungnya.<br />
<br />
Akhirnya aku bisa merasa lega setelah aku merasakan adanya rembesan cairan yang keluar dari liang senggamaku. Supaya kesannya liang senggamaku masih sempit seperti anggapan laki-laki kebanyakan tentang perawan, aku menahan kontraksikan otot-otot vaginaku selama mungkin. Aku tidak mau memakai jamu-jamuan untuk bikit “rapet” vagina karena akan membuatku kesakitan beneran saat penetrasi.<br />
<br />
Untunglah semuanya akhirnya berjalan lancar, suamiku bisa menunaikan tugas pertamanya dengan baik walaupun aku tidak bisa mendapat orgasme yang karena mungkin aku terlalu berkonsentasi pada akting perawanku. Tapi yang paling penting dia tidak curiga aku sudah tidak perawan lagi karena selain aku berpura-pura belum pernah bersetubuh tapi juga ada “bukti nyata” berupa darah keperaanan yang berceceran di seprei.<br />
<br />
Aku memang sudah tidak perawan lagi waktu menikah, keperawananku sudah diambil bossku dari kantor tempat aku bekerja saat kami berdinas di luar kota kurang lebih setahun sebelumnya. Beliaulah yang mengatur strategi buatku supaya aku bisa melewati malam pertamaku dengan “mulus” sehingga ketidak perawananku tidak mengganggu awal rumah tangga baruku.<br />
<br />
Dari beberapa opsi yang beliau ajukan supaya aku terlihat perawan lagi di malam pertama, aku mengambil opsi synthetic hymen yang lebih praktis dibandingkan operasi plastik selaput dara. Aku minta untuk dibelikan synthetic hymen sebanyak yang memungkinkan supaya aku bisa berlatih dulu sampai fasih supaya calon suamiku yang sangat pecemburu tidak curiga. Inti latihannya adalah memasang synthetic hymen dengan tepat dan tidak mencurigakan karena kesempatannya hanya satu kali saja. Kemudian belajar pura-pura merintih kesakitan saat (calon) suamiku melakukan penetrasi pertama, baik awal kepala penis masuk maupun saat “selaput dara” mulai robek. Terakhir adalah belajar mengkotraksikan otot-otot vagina untuk member kesan liang senggamaku masih sempit. <br />
<br />
Tentu saja aku meminta bantuan bossku itu untuk “memerawani” aku lagi berkali-kali dengan menggunakan synthetic hymen tersebut sampai aku benar-benar percaya diri untuk melakukannya sendiri. Bossku memasang kamera yang merekam setiap adegan latihan tersebut supaya bisa kami bahas sesudahnya. Setiap latihan “malam pertama” ini dilakukan dengan lengkap, mulai dari melakukan fore play sampai bossku ejakulasi. Aku harus melatih menjaga reaksiku seperti benar-benar baru pertama kali bersetubuh, bukan sebagai wanita yang sudah sangat berpengalaman dalam berhubungan badan. Untungnya aku dan suamiku sering melakukan petting waktu pacaran, sehingga aku tidak perlu belajar berpura-pura malu telanjang dihadapan dia.<br />
<br />
Akhirnya aku merasa benar-benar lancar melakukannya setelah 7 kali latihan ditambah satu kali “gladi resik” yang semuanya kami lakukan dalam 2 minggu sebelum hari perkawinanku.<br />
<br />
Namaku adalah Vira, saat cerita ini terjadi umurku sudah 32 tahun, masih single dan masih perawan tapi rencananya tahun depan aku mau menikah dengan tunanganku yang sudah kupacari lebih dari enam tahun. Walaupun masih perawan, pengalamanku tentang seks sudah tidak awam lagi karena dua tahun terakhir ini aku dan tunanganku cukup aktif melakukan petting hampir pada tiap kesempatan untuk bercumbu. Kami biasa melakukannya di tempat kos tunanganku setelah aku dijemputnya dari kantor.<br />
<br />
Sebenarnya cukup risih juga melakukannya di sana karena teman-teman kosnya melihatku seperti perempuan murahan setiap kami melewati mereka. Tapi aku tidak punya pilihan tempat untuk melakukannya karena aku benar-benar seperti sudah ketagihan, sehingga sering kali aku duluan yang memintanya. Kata orang nafsu seksku sangat besar karena aku memiliki payudara yang besar dan bulat walaupun demikian tetap proporsional terhadap ukuran tubuhku yang sedang-sedang saja. Besarnya payudaraku juga didukung oleh dagingnya yang padat dan kenyal sehingga membuat dadaku seperti selalu membusung dan menantang yang membuat setiap laki-laki ingin meliriknya.<br />
<br />
Meskipun kami sudah melakukan ratusan kali petting, tapi aku tetap bisa mencegah dan menolak tunanganku melakukan penetrasi. Aku tidak punya kepercayaan penuh bahwa dia akan menikahiku kalau aku sudah menyerahkan keperawananku padanya. Selama ini dia sudah beberapa kali mengundurkan rencana perkawinan kami dengan berbagai alasan sehingga membuat hubungan kami juga sering putus nyambung. Alasannya yang paling sering digunakan adalah karena aku masih bekerja dan terikat kontrak kerja dengan perusahaanku. Dia selalu bilang bahwa dia ingin aku menjadi ibu rumah tangga saja karena dia sanggup mencari nafkah buatku walaupun sampai sekarang belum benar-benar bisa dibuktikan.<br />
<br />
Aku bekerja di sebuah perusahaan teknologi IT dan Telekomunikasi di Bandung sebagai staf bidang marketing untuk membantu direktur utama. Pak Yanto adalah atasan langsungku yang selain sebagai direktur utama juga sekaligus merupakan salah satu pemilik perusahaan. Beliau seorang laki-laki berbadan tinggi besar (tinggi sekitar 180an cm dan berat badannya lebih dari 100Kg), berumur 44 – 45 tahun. Berpenampilan cukup gagah dengan kumis dan janggut tebal yang sudah dihiasi uban yang justru menambah wibawanya. Satu hal yang sering jadi bahan obrolan staf-staf wanita di kantor tentang bossku ini adalah bulu tangan dan kakinya yang lebat yang membuatnya terlihat sangat seksi buat kami kaum hawa.<br />
<span id="goog_1749389190"></span><span id="goog_1749389191"></span><br />
Sebagai stafnya pak Yanto tentu saja kami sering bertemu, baik dalam rapat-rapat marketing maupun saat aku menghadap beliau untuk menerima atau melaporkan tugas-tugasku. Salah satu kebiasaan pak Yanto yang sering membuatku risih adalah beliau tidak segan-segan memandang ke arah dadaku dengan pandangan kagum dan seolah-olah ingin melihat ke dalamnya. Beliau juga suka melihat ke arah selangkanganku saat aku memakai celana panjang ke kantor. Daging di sekitar vaginaku memang sangat tebal dan gemuk sehingga kalau memakai celana panjang yang agak ketat selangkanganku terlihat menonjol seperti halnya tonjolan penis pada celana laki-laki. Tapi untuk hal-hal di luar itu beliau sangat santun, sopan dan selalu bersikap gentle terhadap staf-stafnya, bahkan sama sekali tidak pernah menepuk atau memegang tubuh staf wanitanya.<br />
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://senang77.com/" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img alt="Senangpoker.com Agen Texas Poker dan Bandar Domino QQ Online Terpercaya Indonesia" border="0" height="400" src="https://2.bp.blogspot.com/-9AwCkEYt4V0/VwfbTfbB2kI/AAAAAAAAAMU/qyw3YrvN93wFnudXTWjgU7BjZN2_3291A/s400/cewekcantikpamerbody1_zps12bdc106.jpg" title="Senangpoker.com Agen Texas Poker dan Bandar Domino QQ Online Terpercaya Indonesia" width="300" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Cerita Seks : Training Management oleh bos ku</td></tr>
</tbody></table>
<br />
Seperti halnya beberapa staf wanita lainnya, diam-diam aku sering mengagumi beliau dan mengidolakannya sebagai pria idaman yang ingin kami jadikan sebagai kriteria suami atau yang ingin suaminya seperti beliau. Kadang-kadang beberapa staf yang sudah menikah suka bergunjing membayangkan bagaimana ‘pelayanan’ pak Yanto di ranjang yang mereka anggap selain ‘hebat’ juga akan segentle sifatnya. Mereka suka membandingkan dengan suami mereka rata-rata hanya main tabrak lari saja saat berhubungan intim.<br />
<br />
Di kantor memang beredar gossip bahwa ada 2 – 3 orang karyawan wanita mulai dari level staf biasa sampai manajer yang tidur dengan beliau secara teratur. Mereka ada yang statusnya masih single maupun yang sudah menikah saat diajak tidur oleh beliau. Menurut gossip juga, staf wanita yang dipilih akan ditidurinya adalah dengan membawanya dalam perjalanan dinas hanya berdua dengan beliau. Sebagai staf yang masih single tentu saja aku hanya jadi pendengar, tetapi aku menjadi suka mengkhayalkan perbandingan antara melakukan petting dengan tunanganku dan kalau seandainya melakukan petting dengan pak Yanto saat diajak dinas bersamanya. “Cerita Mesum Training Management Di Ranjang”<br />
<br />
Dalam beberapa hari ini aku mendapat tugas mengikuti short course dan workshop di sebuah institut manajemen di Jakarta Selatan yang berlangsung seminggu penuh. Aku juga tahu bahwa pada saat yang sama pak Yanto sedang ada di Jakarta untuk beberapa urusan yang memakan waktu sekitar 2 – 3 hari. Biasanya beliau menginap di hotel bintang 5 di bilangan Mega Kuningan tentu saja tidak sama dengan hotelku menginap yang berada di bilangan Jakarta Selatan.<br />
<br />
Tapi terjadi peristiwa yang tidak disangka-sangka yaitu pada akhir short course hari pertamaku bossku muncul dan mengajakku jalan-jalan dan menemaninya makan malam. Institut tempat short courseku memang merupakan sekolah beliau mengambil S2 dan beliau biasa mampir ke sini.<br />
<br />
Aku sih senang-senang saja, walaupun rada deg-degan juga karena aku akan jalan hanya berdua dengan pria yang aku kagumi dan untuk pertama kalinya bukan untuk urusan pekerjaan. Pak Yanto juga sedikit berbeda dari biasanya karena sekarang beliau kadang-kadang memegang tanganku pada saat yang memang diperlukan, seperti menyebrang jalan atau menerabas kerumunan orang. Tapi lama kelamaan aku menjadi merasa nyaman dengan hal tersebut sehingga sering dengan sengaja aku tidak melepaskan tangannya lagi walaupun sebenarnya sudah tidak perlu lagi. Jadilah kami berjalan-jalan sambil bergandengan tangan, kadang-kadang malah aku menggelendot agak manja seperti yang sedang pacaran.<br />
<br />
Malamnya aku dikembalikan ke hotelku tanpa ada kejadian istimewa apapun dan tanpa ada janji dari beliau untuk bertemu lagi esok harinya. Aku sempat berpikir apakah aku bukan teman kencan yang menyenangkan buat beliau sehingga hari ini terlewat begitu saja tapi mungkin saja memang beliau hanya sedang butuh teman jalan-jalan.<br />
<br />
Hari kedua atau hari Selasa beliau kembali beliau muncul menjemputku, kali ini selain makan malam beliau juga ingin ditemani menonton di bioskop. Pada ‘kencan’ di hari ke dua ini, aku sudah tidak ragu-ragu lagi untuk berinisiatif memegang tangan beliau duluan. Beliaupun ‘mulai berani’ merangkul pundakku saat berjalan atau memeluk pinggangku dari belakang dengan kedua tangannya ketika antri tiket bioskop. Walaupun hal itu membuatku jadi merinding dan panas dingin, tetapi aku sangat suka sekali diperlakukan seperti itu oleh beliau. Sebagai pamungkas di malam itu, saat beliau mengantarkanku kembali ke hotel beliau mencium pipiku serta berjanji akan menjemputku kembali esoknya. Aku pun membalasnya dengan kecupan sekilas pada bibirnya sebagai tanda aku sudah menerima beliau lebih dari sekedar teman biasa ataupun sebagai bossku.<br />
<br />
Malam itu aku pikiranku melayang ke mana-mana dan kalau gossip itu benar artinya aku sedang dipilih sebagai “salah satu wanitanya”. Perasaanku campur aduk, tetapi anehnya aku merasa sangat senang bahkan bahagia menjadi wanita pilihan beliau. Bahkan aku sudah berandai-andai bagaimana cara memulai percakapan yang akan dipakai beliau untuk mengajakku bercumbu.<br />
<br />
Hari Rabu aku sudah siap menunggunya dengan mengenakan rok yang rapi seperti yang biasa aku pakai kalau aku mau berkencan dengan tunanganku. Pak Yanto kali ini mengajakku makan malam di tempat yang romantis di restoran yang letaknya di lantai paling atas salah satu gedung tinggi di Jakarta. Setelah dari sana, beliau mengajakku ke daerah utara Jakarta untuk menikmati pemandangan pantai di malam hari dan untuk pertama kalinya kami berciuman di dalam mobil. Pak Yanto sangat pandai dalam berciuman sehingga membuatku sangat terhanyut sampai aku sempat berharap beliau melanjutkannya dengan petting saat itu juga di mobil. Tapi beliau benar-benar hanya menciumi bibir dan memelukku saja, bahkan meraba-raba tubuhku pun tidak beliau lakukan. Kami kembali berciuman di area parker hotel tempat menginapku dan aku mengira beliau akan ikut ke kamarku, tapi kembali tebakanku meleset … “Cerita ngentot Training Management Di Ranjang”<br />
<br />
Malam itu tidurku sangat gelisah karena gairah birahiku yang sudah dibangkitkan oleh beliau tidak bisa tersalurkan seperti biasanya. Padahal gairah yang aku alami sekarang jauh lebih besar dari gairah yang aku rasakan kalau sedang bercumbu bersama tunanganku karena merupakan akumulasi dari malam sebelumnya. Tapi aku juga agak bersyukur pak Yanto hanya menciumku karena sebenarnya aku agak takut beliau akan meminta lebih dari melakukan petting yaitu berhubungan badan dan aku tak yakin bisa menolaknya.<br />
<br />
Hari Kamis, hari pertama workshop di mana giliran kelompokku hanya ½ hari dan seperti sudah tahu jadwalku pak Yanto sudah menunggu di kantin kampus untuk mengajak makan siang di luar. Saat melihatnya aku sangat gembira karena sejak pagi tadi aku memang sangat kangen kepada beliau. Aku langsung menarik-narik beliau untuk bergegas menuju mobil supaya aku bisa segera melepas kangenku. Baru saja bibir kami saling menempel, pak Yanto melihat satpam kampus yang berpatroli ke arah mobil kami sehingga pelampiasan kangenku menjadi tertunda. Kembali aku mengalami kebuntuan penyaluran gairahku tepat pada saat seharusnya meledak.<br />
<br />
Sambil membawa mobil keluar dari parkiran, pak Yanto bilang padaku bahwa setelah makan siang, kami akan mampir dulu ke hotel tempat dia menginap sambil menunggu tibanya waktu untuk jalan-jalan menjelang sore harinya. Aku sih senang-senang saja karena setidaknya kami punya waktu dan tempat private untuk berduaan sebelum jalan-jalan lagi.<br />
<br />
Siang itu kami makan siang di restoran yang seluruh menunya adalah olahan daging kambing dan domba. Aku memesan steak kambing yang cukup besar dan jus buah tetapi menggunakan campuran susu kambing juga. Pak Yanto sendiri memilih memesan sate kambing muda dan beberapa masakan tradisional lainnya. Karena aku sudah tidak sabar ingin melepas kangen di kamar hotelnya beliau, kami tidak berlama-lama di sana dan segera menuju Mega Kuningan.<br />
<br />
Di dalam mobil aku mulai merasa tubuhku agak panas tetapi aku tidak terlalu pedulikan. Aku lihat sambil menyetir pak Yanto menelan pil dan memberikan pil yang lain ke padaku yang langsung aku telan juga. Beliau bilang pil ini untuk mengurangi kolesterol dari masakan olahan daging kambing tadi tapi meskipun demikian pil itu justru membuat badanku semakin terasa panas. Tak lama kemudian kami sampai di hotelnya pak Yanto dan sambil bergandengan tangan kami berjalan menuju kamarnya beliau.<br />
<br />
Begitu masuk ke dalam kamar, aku langsung memeluk pak Yanto dan menciuminya dengan gemas. Setelah memastikan pintu terkunci dengan baik, beliau lalu balas memelukku dan menciumku dengan tak kalah hangatnya. Walaupun sudah berada berduaan saja di dalam kamar, beliau tidak bertindak seperti yang aku bayangkan tentang laki-laki yang suka memanfaatkan keadaan. Aku coba melakukan beberapa isyarat yang paling memungkinkan karena aku tidak mau disebut tidak sopan oleh beliau, seperti meremas dengan halus buah pantatnya atau menggesek-gesekkan badanku dan pahaku ke penisnya. Semua usaha itu bukan hanya tidak mendatangkan hasil, malahan membuatku menjadi kelimpungan sendiri akibat gairahku yang semakin meninggi.<br />
<br />
Setelah puas berciuman, aku segera melepaskan diri dan duduk di kursi sambil meminum air putih untuk menenangkan diri. Sedangkan pak Yanto mengeluarkan notebooknya dan menatanya di meja kerja yang tersedia di kamar tersebut. Sambil menunggu, aku kemudian menyalakan TV dan memijit-mijit remote untuk berpindah saluran dari yang satu ke yang lain sambil melamun.<br />
<br />
Entah kenapa aku merasa badanku kembali makin panas, bukan seperti panas karena demam tapi panas seperti aku habis berolah raga karena nafasku juga memburu dan jatungku berdebar dengan lebih kencang. Aku juga merasa putting susuku semakin keras dan menjadi lebih sensitif bahkan terhadap BH yang aku pakai. Demikian juga dengan vaginaku yang terasa lebih lembab seperti keluar keringat dari sana. Hal yang seperti ini biasanya kurasakan saat aku sedang dilanda gairah berahi kalau bercumbu dengan tunanganku. Aku menjadi gelisah karena campur aduk antara rasa malu sekaligus rasa frustasi karena berahiku tidak bisa tersalurkan.<br />
<br />
Perubahan yang terjadi padaku rupanya tak luput dari perhatian pak Yanto yang segera menghampiriku sambil memegang tangan dan kepalaku.<br />
<br />
“Vira, apakah kamu sakit ?” Tanyanya sambil mengusap-usap keringat yang ada di sekitar keningku.<br />
“Ga tau Pa, tiba-tiba saja badan Vira jadi terasa panas” Jawabku dengan gelisah.<br />
“Mungkin karena tadi makan steak daging kambing, karena Vira memang jarang sekali makan daging kambing sudah bertahun-tahun” Lanjutku semakin gelisah sambil membuka blazerku dan sepatuku.<br />
“Coba kamu baringkan dulu di tempat tidur…” Katanya sambil mencoba membantuku untuk bangun dari kursi.<br />
<br />
Aku coba bangun tetapi rasanya badanku lemah sekali hampir tidak ada tenaga sehingga akhirnya terjatuh kembali ke kursi. Pak Yanto lalu mencoba membantuku dengan cara melingkarkan tangan kiriku ke bahunya dan tangan kanannya melingkari pinggangku sambil mengangkat badanku bangun. Dengan disangga seperti itu aku berhasil bangun dari kursi, tapi kembali hampir terjatuh saat mulai melangkah. Melihatku seperti itu pak Yanto lalu menyuruhku memeluk lehernya supaya dia bisa mengangkat tubuhku untuk dibopong ke ranjang.<br />
<br />
Pada saat dibopong aku merasakan sesuatu yang lain, badanku merasa lebih nyaman dalam pelukan pak Yanto yang sedang membopongku. Karena itulah aku tidak mau melepaskan pelukanku pada lehernya saat pak Yanto akan membaringkanku di tempat tidur. Akibatnya pak Yanto malah ikut-ikutan tertarik ke tempat tidur dan jatuh menindihku. Saat itu wajah kami menjadi sangat berdekatan sehingga aku bisa merasakan hangatnya nafasnya. Tanpa berpikir panjang lagi aku mencium bibir pak Yanto yang kemudian membalas ciumanku dengan tak kalah hangatnya dan akhirnya kami berciuman dengan mesra sambil berpelukan di atas ranjang.<br />
<br />
Saat berciuman di atas ranjang, mau tak mau tubuh pak Yanto yang menindihku bersentuhan langsung dengan tubuhku. Hal ini rupanya mulai membuat beliau menjadi tidak “jinak” lagi, tangan beliau mulai menyusuri tubuhku dan meremas atau mengelus-elus apapun yang ditemuinya walaupun masih tertutup oleh pakaian. Pinggulnya juga digerak-gerakkan supaya bisa bergesekan dengan bagian bawah tubuhku.<br />
<br />
Lama-kelamaan ciuman kami semakin brutal … Kedua kakiku aku tekuk ke atas supaya bisa menjepit pinggang beliau, akibatnya rok yang aku pakai tersibak dan tertarik ke atas perutku membuat kedua paha sampai ke celana dalamku menjadi terbuka. Tangan pak Yanto juga kini secara bergantian meremas-remas payudaraku dari luar kemejaku atau mengelus-elus pahaku sampai ke selangkangan. Dengan sengaja aku menggerak-gerakkan pinggulku agar vaginaku yang mulai lembab dibalik celana dalamku bisa bergesekan dengan penis pak Yanto yang kurasakan sudah mengeras di balik celana panjangnya sejak dari mulai menindihku. “Cerita Hot Training Management Di Ranjang”<br />
<br />
“Paaa… Vira ingin bercumbu dengan Bapaaa …Vira ingin petting sampai puas dengan Bapaaa…” Tanpa malu-malu aku meminta pak Yanto mencumbuku seperti yang biasa aku katakan ketunanganku kalau aku ingin mengajaknya petting.<br />
<br />
Pak Yanto kemudian mulai melucuti bajuku terlebih dahulu tanpa perlawanan sama sekali sehingga akhirnya aku tergolek telanjang bulat di ranjang bossku sendiri. Bukannya merasa malu, malah sambil menunggu pak Yanto yang sedang membuka bajunya, aku meremas-remas payudaraku dan mengelus-elus vaginaku dengan tanganku sendiri sampai mengeluarkan suara desahan karena rangsanganku sendiri.<br />
<br />
“Ahhhhhh….ohhhhhh….ohhhhh….ohhhhh…” Aku mendesah sendiri dengan mata setengah terpejam dan menaik-turunkan pinggulku seirama dengan gerakan tanganku mengelus-elus vaginaku.<br />
<br />
Tak lama kemudian pak Yanto datang langsung menindihku dan menggumuliku dalam keadaan sama-sama telanjang bulat. Penisnya yang sudah tegang digesek-gesekkannya ke bibir vaginaku sedangkan bibirnya bukan hanya menciumi bibirku saja tapi juga kuping, leher dan putting susuku.<br />
<br />
“Ohhhhhh …bapaaaa…ohhhh …..mpppphhhhhhhh…ahhhhh…..uhhhhh….” Tanpa henti-hentinya aku mendesah, melenguh dan mengerang sambil memanggil-manggil bossku.<br />
“Aduuhhhh ….sakit paa…uhhhhhh….ohhhhhhh…” Aku sedikit mengaduh saat kepala penis pak Yanto mulai mendesak-desak ke dalam lubang senggamaku<br />
“Ss..saya …ma..masih …pe..perawan paaa…. t..tolong …paa…” Rintihku memohon belas kasihnya.<br />
<br />
Saat itu muncul rasa takutku akan kehilangan keperawananku karena ternyata aku tidak punya nyali yang cukup untuk menolak pak Yanto melakukan penetrasi. Tapi saat ini jangankan “melawan” pak Yanto, aku sendiri masih kesulitan mengendalikan gairah berahiku sendiri untuk berpikir jernih. Apalagi pak Yanto sangat pintar dalam bercumbu sehingga dalam keadaan normalpun ada kemungkinan besar aku tidak akan kuat juga menahan “gempurannya”.<br />
<br />
“Aduuuuhhhhh….jangan dimasukin paaaa….saya belum pernah….ohhhhhh…ohhhhhh” Kucoba kembali mengingatkan beliau bahwa aku masih perawan.<br />
<br />
Ketika itu sedikit kesadaranku muncul, kulihat pak Yanto sedang berlutut di selangkanganku yang sudah beliau kangkangkan lebar-lebar dengan kedua kakinya. Penisnya ditekan keluar masuk liang senggamaku denga bantuan tangan kanannya. Sekilas aku lihat di kepala penisnya sudah ada lumuran cairan merah segar walaupun belum begitu banyak, apakah itu darah perawanku ?<br />
<br />
“Adduuuduuuuuuhhhhhhhh….sakiiiiiiit paaaaaa….auhhhhhhhh…paaaaa…..” Rasa sakit itu akhirnya mengalihkan pikiranku karena kurasakan kepala penisnya pak Yanto sudah mulai memasuki liang senggamaku lebih ke dalam bukan lagi di bibirnya saja seperti sebelumnya.<br />
<br />
Walaupun vaginaku sudah sangat basah, tetapi akibat rasa sakit yang kualami menjadikan otot-otot vaginaku berkontraksi sehingga liang senggamaku menjadi lebih kaku dan sempit karena tegang. Melihat hal itu pak Yanto lalu membungkukkan tubuhnya untuk memeluk dan menciumi aku dengan tetap menjaga posisi penisnya pada kedalaman yang sudah dicapainya sekarang.<br />
<br />
“Vira sayang …kasih saya jalan untuk masuk sayang …” bisik pak Yanto di telingaku sambil terus menciumi aku.<br />
<br />
Dengan telaten pak Yanto terus mencumbuku sambil mengelus-elus hampir seluruh tubuhku untuk meredakan keteganganku sekaligus mengembalikan gairah berahiku.<br />
<br />
“Ohhhhhh …..paaaa….Vira sayang bapaaa…..” Racauku saat aku mulai mengendurkan kontraksi otot vaginaku.<br />
<br />
BLEEEEEEESSSSSSSSSSS ……….<br />
<br />
Pak Yanto tidak menyia-nyiakan “kesempatan” yang aku berikan dengan langsung memasukkan seluruh batang penisnya ke dalam liang senggamaku hingga sampai kepangkalnya dalam satu genjotan.<br />
<br />
“AAAAAAAHHHHHHHHHHHHH…………” Aku mengerang dengan keras antara sakit dan rasa nikmat yang luar biasa baru bagiku.<br />
“Bapa jahat …Vira sakit sekali…” Aku merengek manja<br />
<br />
Pak Yanto sama sekali tidak menghiraukan hal itu dan beliau mulai memompa penisnya keluar masuk di liang senggamaku.<br />
<br />
“Ohhh…ohhh…ohhh…adduuuuuhhh….ohhh…ohhh…ohhh…ohhh…” Desahku menyambut pompaan penis pak Yanto.<br />
<br />
Pak Yanto menggoyangkan pinggulnya maju mundur dan kadang-kadang berputar dengan irama yang berubah-ubah dari lambat menjadi cepat kembali ke lambat dan seterusnya. Gelombang nikmat secara bergantian melandaku sehingga kadang-kadang aku seperti kehilangan kesadaran dan tidak memikirkan hal lain selain persetubuhan itu sendiri.<br />
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://senang77.com/" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img alt="Senangpoker.com Agen Texas Poker dan Bandar Domino QQ Online Terpercaya Indonesia" border="0" height="400" src="https://3.bp.blogspot.com/-kfOSxC43To4/Vwfbtolz_zI/AAAAAAAAAMY/lT-xl3MriioIO9gMcW6MtJYWxZLCG3j0Q/s400/images.jpeg" title="Senangpoker.com Agen Texas Poker dan Bandar Domino QQ Online Terpercaya Indonesia" width="305" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Cerita Seks : Training Management oleh bos ku</td></tr>
</tbody></table>
<br />
“Bapppaaaaa…oohhhh….enaaakkk…sekaliiii…paaaa….ahhhhh… terus…paaa…Viraaa …sukaaa.. sekali ….aaahh” Aku kembali meracau nikmat.<br />
<br />
CROK…..CROKK….CROK….CROKKK…..CROKK…..suara penis yang memompa di vagina yang sudah becek mulai terdengar dengan keras.<br />
<br />
Payudaraku berguncang-guncang dengan keras, tanganku mencakar-cakar punggung beliau sambil memalingkan kepalaku ke kiri dan ke kanan bergantian karena nikmat yang luar biasa.<br />
<br />
CROK…CROK …CROK …CROK …CROK ….CROK…CROK ….CROK<br />
<br />
Genjotan penis pak Yanto semakin cepat dan keras sedangkan vaginaku semakin becek. Kurasakan kasur dan sprei di bawah pantatku sudah sangat basah oleh cairan yang aku keluarkan.<br />
<br />
“OOOOOooooohhhhhhhhhhh ….R…Ri..ina…su ..sud..dah mau …sampe …paaa” Kataku saat gelombang nikmat yang melandaku semakin besar.<br />
“Euhhh…euhhh….euh…OOOOOOOOOOOOOOOOOHHHHHHHHH” Badanku bergetar dengan keras saat mengalami orgasme pertamaku dari penetrasi penis seorang pria.<br />
“Ennngggggghhhhhhhhh …..” Aku mengerang pelan sambil menggigit-gigit jari telunjukku.<br />
<br />
Untuk sejenak aku seperti orang yang kehilangan kesadaran, pikiranku hanya terfokus untuk merasakan kenikmatan luar biasa yang baru pertama kalinya kualami.<br />
<br />
Aku mulai tersadar kembali saat merasakan ciuman dan kecupan pak Yanto pada kuping, leher dan putting susuku. Beliau tetap memompakan penisnya pada liang senggamaku dengan irama yang teratur walaupun tidak secepat sebelumnya, untuk menjaga gairah kami berdua.<br />
<br />
“Euhhh……………euh……..euhhh…….euhhh” aku mulai mengeluarkan suara lenguhan lagi.<br />
<br />
Pak Yanto menaikkan frekuensi pompaannya tetapi masih dengan kecepatan yang sama.<br />
<br />
“Uuuuuhhhhhh….Uhhhhhh…Uhhhhhhh….Uhhhhhh” Lenguhanku makin keras dan panjang.<br />
<br />
CROK…CROK …CROK …CROK …CROK ….CROK…CROK ….CROK… Vaginaku sudah becek lagi<br />
<br />
“Bapaaaaaaaa…. Ohhh….ohhhh….ohhhh….ohhhhhh….enak sekali paaaaa….ohhhhhhh”<br />
<br />
CROK…CROK …CROK …CROK …CROK ….CROK…CROK ….CROK<br />
<br />
“AHHHHH……..AHHHHHHHHH……AHHHHHH……..Ohhhh….Ohhhhhhhh”<br />
<br />
Aku hanya bisa melolong-lolong nikmat dengan semakin cepatnya pompaan penis beliau.<br />
<br />
Pak Yanto merubah posisinya menjadi berjongkok di depan selangkanganku dan menaikkan kedua kakiku ke bahunya. Pompaan penisnya sekarang menjadi sangat panjang dan dalam seolah-olah akan mengobrak-abrik rahimku.<br />
<br />
“OOOOOOOOHHHH…….euhhhh……..OHHHHHHHHHH….OHHHHHHHHHHHH….”<br />
<br />
Kembali hanya lolongan nikmat yang bisa kuperdengarkan.<br />
<br />
“Aduhhh Bapaaaa…..Vira ini diapaiiinnnnn….nikmat sekaliiii …..ohhhh….ohhh….” Aku mulai meracau.<br />
<br />
Kedua tanganku tidak bisa lagi memeluk pak Yanto, sehingga akhirnya aku hanya bisa mencakar-cakar seprei atau meremas-remas bantal penyangga kepalaku.<br />
<br />
“AARRRRHHHKKKKKKK …… VIRA SUDAH GA TAHAAAAN …..” Aku menjerit nikmat sekali lagi saat orgasme keduaku datang<br />
“Se…se..bentar Vir…ss..ssa..ya juga sudah mau keluaaarrrr…” Kata pak Yanto dengan sedikit terbata-bata.<br />
<br />
Kurasakan gerakan penisnya pak Yanto sudah tidak teratur lagi dan lebih sering berlama-lama di dalam setiap kali pompaan masuk. Penis beliau mulai berdenyut denyut dan kurasakan tubuhnya mulai bergetar keras.<br />
<br />
“AHHHHHHHHH …..saya kke …ke..keluarrrrrr” Pak Yanto berteriak tertahan<br />
<br />
SROTTT….SROOOOOOOT….SRROOOOT…crot…crot…crot…<br />
<br />
Kurasakan ada semprotan cairan hangat membanjiri ke dalam rahimku melengkapi kenikmatan orgasme kedua yang aku alami.<br />
<br />
Mataku berputar hingga kelihatan putihnya saja sambil mencoba menikmati sisa-sisa gelombang kenikmatan yang pelan-pelan menyusut. Ketika pandanganku sudah pulih, kulihat pak Yanto sedang menciumi payudaraku dan putting susunya. Melihatku sudah “kembali” pak Yanto lalu mencium bibirku dengan lembut.<br />
<br />
“Udah enakan sayang …” bisiknya<br />
“Enaaak sekali pa…” Kataku dengan tersenyum malu .<br />
<br />
Kami lalu berciuman dan berpelukan sambil bergulingan di tempat tidur untuk melepaskan sisa-sisa gairah dan birahi yang masih ada.<br />
<br />
Setelah berahi kami mereda, pak Yanto mengambil handuk yang sudah dibasahi dengan air hangat dari kamar mandi Hotel. Dengan telaten beliau membersihkan noda-noda darah, cairan vaginaku dan juga air mani beliau yang keluar lagi dari liang senggamaku.<br />
<br />
“Uhhhhhhhhh…..” Aku melenguh pelan merasakan nikmatnya gesekan handuk hangat pada daerah vagina dan selangkanganku yang dilakukan dengan penuh perhatian oleh pak Yanto.<br />
<br />
Begitu beliau selesai membersihkanku, aku ulurkan kedua tanganku ke arah beliau sebagai tanda aku ingin dipeluknya. Pak Yanto kemudian menindihku lagi lalu kami saling berciuman dan berpelukan seolah-olah tidak ingin saling melepaskan yang lainnya. Tidak tahu berapa lama kami berciuman akhirnya aku tertidur pulas karena kelelahan di dalam pelukannya.<br />
<br />
Pelan-pelan aku membuka mataku saat terbangun dari tidurku yang sangat lelap, kulihat langit di luar jendela kamar hotel sudah berwarna kuning menandakan sudah menjelang sore. Artinya aku tertidur hampir 3 sampai 4 jam sejak tadi siang di mana saat yang masih kuingat dengan jelas adalah ketika kurasakan badanku merasa panas lalu dibopong oleh pak Yanto ke tempat tidur.<br />
<br />
Aku tersenyum sendiri saat menyadari bahwa sekarang aku dan pak Yanto sedang tidur berpelukan dalam keadaan sama-sama bertelanjang bulat. Akhirnya pak Yanto mau juga mencumbuku, bukan hanya memeluk dan menciumku saja seperti beberapa hari terakhir ini. Saat aku coba bangkit untuk ke kamar mandi, aku kaget ketika merasakan ngilu pada vaginaku, bukan hanya di bagian luar tetapi juga sampai ke dalam-dalamnya. Kadang-kadang memang vaginaku sering ngilu sehabis petting dengan tunanganku, tetapi hanya bagian luarnya saja karena kami memang tidak sampai penetasi,<br />
<br />
Tiba-tiba perasaanku menjadi tidak enak, berapa jauh tadi aku dan pak Yanto bercumbu ?<br />
<br />
Aku memang berharap bisa bercumbu dengan pak Yanto, tapi hanya sejauh melakukan petting seperti halnya aku dengan tunanganku. Aku masih takut dan merasa belum siap untuk melakukan hubungan badan dengan siapapun. Dalam kebingungan aku coba mencari pakaianku, tapi aku tidak menemukannya kecuali blazerku yang tergantung di kursi. Malah aku melihat ada handuk putih dari hotel yang bernoda merah-merah seperti darah.<br />
<br />
Aku coba kembali melihat ke sekelilingku, kulihat ada noda-noda merah yang sudah mengering di sprei tempat tidur serta bercak-bercak cairan lainnya yang berwarna putih dan yang berwarna kekuningan, keduanya juga sudah mengering. Tapi kalau aku pegang, sprei dan kasur di bagian itu masih terasa lembab dan baunya seperti campuran bau kemaluanku ditambah air mani laki-laki. Akhirnya aku bisa memastikan bahwa aku dan pak Yanto sudah berhubungan badan, bukan hanya melakuan petting seperti yang tadinya kuharapkan.<br />
<br />
Perlahan-lahan bagian demi bagian dari ingatanku mulai pulih, aku mulai bisa mengingat bagaimana awal proses terjadinya persetubuhan kami sampai aku bisa juga mengingat rasanya kenikmatan yang aku reguk bersama pak Yanto. Sepanjang ingatanku yang mulai pulih itu, tidak ada satupun paksaan yang dilakukan pak Yanto kepadaku, malah aku yang memancing pak Yanto melakukanya karena aku saat itu sangat menginginkannya.<br />
<br />
Betulkah aku menginginkannya ?<br />
<br />
Aku memang diam-diam menyimpan rasa kagum yang sangat besar kepada pak Yanto dan bisa dikatakan menyayanginya bukan sekedar sebagai bossku saja. Sehingga kebersamaan dengan beliau beberapa hari ini menjadi hari yang terindah bagiku karena bisa bersama-sama seperti sepasang kekasih. Bukan hanya berpengangan tangan saja, tapi dari tiga hari pertemuan kami sudah saling bertaut bibir, tapi walaupun begitu pak Yanto sama sekali tidak terlihat kesan ingin meniduriku. Selama kami berciumanpun, beliau tidak pernah meraba-raba atau meremas-remas bagian tubuhku yang lain selain memelukku saja.<br />
<br />
Mengingat semua yang sudah terjadi aku mulai menangis karena merasa sangat sedih dan takut akan menghancurkan rencana hidupku sendiri ke depan. Aku menangis tersedu-sedu sambil meringkuk dengan badan telanjang bulat di ranjang sambil membelakangi pak Yanto yang masih tertidur.<br />
<br />
“Riin, Vira … kenapa kamu sayang ?” Tiba-tiba kudengar suara pak Yanto bertanya dibelakangku, rupanya beliau terbangun karena mendengar tangisanku.<br />
<br />
Aku merasakan tangannya mengelus-elus rambutku dan mengusap air mata yang membasahi pipiku, perhatian beliau membuatku semakin sedih sehingga tangisanku semakin menjadi-jadi. Akhirnya pak Yanto menarik tubuh telanjangku ke arahnya untuk kemudian dipeluknya dengan penuh kasih sayang. Kepalaku dibuatnya bersandar dengan nyaman di dadanya yang bidang sedangkan tubuhku dirapatkannya ke tubuhnya sehingga aku merasa lebih hangat dan nyaman. Tanganya dengan lembut mengelus-elus rambut dan punggungku sambil sesekali mengecup ubun-ubunku. Dalam kehangatan pelukan beliau, perlahan-lahan aku mulai bisa mengendalikan kesedihanku dan mencoba untuk berpikir lebih jernih tentang kejadian yang menimpaku ini.<br />
<br />
Meskipun aku merasa sangat terpukul karena ternyata aku telah berhubungan badan dengan pak Yanto di luar kendaliku, tapi aku memang ingat melakukannya secara sukarela sehingga tidak bisa aku marah kepada beliau. Satu-satunya orang yang harus aku marahi adalah diriku sendiri yang telah membiarkan diriku berada dalam situasi yang memungkinkan semua ini terjadi. Sekarang yang harus aku lakukan adalah bagaimana caranya supaya kejadian hari ini tidak merusak rencana hidupku. Satu-satunya orang yang bisa aku ajak bicara tentang hal ini tentu saja hanya pak Yanto karena aku sendiri sama sekali tidak ingin ada orang lain yang tahu.<br />
<br />
“Vira… saya minta maaf kalau sudah membuat kamu sedih dengan apa yang telah kita lakukan tadi” Bisik pak Yanto di telingaku.<br />
“Vira juga salah Pa … Karena Vira yang memberi isyarat duluan ingin dicumbu oleh Bapa” Jawabku dengan masih terisak-isak.<br />
“Vira udah merelakan kok keperawanan Vira diambil oleh Bapa …. Yang membuat Vira sedih adalah apakah hidup Vira ke depannya masih tetap akan sama sesuai dengan yang Vira rencanakan ?” Lanjutku.<br />
<br />
Beliau kemudian bertanya apa saja yang dimaksud dengan rencanaku ke depan itu ? Aku bilang yang paling berhubungan langsung dengan kejadian hari ini adalah rencana perkawinanku dengan tunanganku tahun depan. Beliau kemudian bertanya bagaimana cara pacaran kami, dengan malu-malu aku katakan bahwa kami sudah melakukan semuanya kecuali penetrasi dengan frekuensi yang cukup sering. Tunanganku juga suka memperlihatkan video-video porno orang bersetubuh dengan berbagai posisi untuk memancing berahiku dan minatku untuk bersetubuh.<br />
<br />
Dari situ beliau mengerti kenapa aku tadi begitu agresif padahal masih perawan dan menyarankan kepadaku untuk tetap tidak mengijinkan tunanganku melakukan penetrasi sampai menikah kelak. Beliau menyarankan hal ini karena orang yang sudah pernah berhubungan badan, cenderung lebih mudah di ajak berhubungan badan lagi saat gairah berahinya sedang meningkat karena sudah punya pengalaman bagaimana menuntaskannya. Di lain pihak beberapa laki-laki malah suka jadi curiga kalau asalnya menolak dengan gigih tiba-tiba menjadi mudah memberikan. Mengenai robeknya selaput daraku, beliau menawarkan untuk membiayai operasi atau membelikan implant selaput dara buatan (synthetic hymen) buatan jepang atau china.<br />
<br />
Menurut pendapat beliau, rencanaku akan tetap bisa berjalan dengan syarat yang sederhana saja yaitu: jangan ada yang sampai tahu kejadian ini, khususnya tunanganku dan sikapku juga jangan sampai berubah terlalu drastis karena kejadian ini.<br />
<br />
Obrolan dengan beliau serasa menjadi air dingin yang menyejukkan hatiku sehingga tiba-tiba rasa sedih, takut dan gelisah yang tadi dengan hebat melandaku seperti hilang tanpa bekas. Aku sekarang bisa melanjutkan ngobrol dengan bossku sama cerianya dengan sebelumnya , hanya perbedaannya adalah sekarang kami mengobrol di atas ranjang dalam keadaan telanjang bulat dengan badan yang menempel satu sama lain. Begitu seringnya aku melakukan petting membuatku tidak canggung lagi telanjang bulat di depan bossku ini.<br />
<br />
“Tapi kalau Vira lagi sangat pengen untuk begituan, bagaimana doong ?” Tanyaku manja.<br />
“Ya tahan dong … jangan sampai jebol” Jawab pak Yanto sambil tertawa<br />
“Iiiihhh … Bapa mulai ketauan mau buang badan dan ga bertanggung jawab !” Balasku dengan muka merengut manja.<br />
“Ya udah … ini karyawan bukannya melayani boss, tapi malah minta dilayani bossnya sampe ke ranjang” Lanjutnya<br />
“Vira mau kasih isyarat apa kalo lagi pengen ? Soalnya kita hanya bisa melakukannya di jam Kantor karena setiap sore kamu dijemput tunangannya kan ?”<br />
<br />
Akhirnya obrolan kami dilanjutkan dengan gurauan mengenai cara-cara memberi isyarat satu sama lain kalau masing-masing sedang ingin bersetubuh. Pak Yanto juga bilang bahwa dia sangat menyukai bentuk payudaraku dan bentuk daging vagina luarku (labia mayora) yang tebal sehingga dia tidak bisa menahan diri untuk selalu melototinya setiap ada kesempatan. Sekarang beliau sangat senang karena bisa menikmati payudaraku dan vaginaku secara langsung, bukan hanya dilihat dari luar saja.<br />
<br />
Obrolan tentang “rencana bersetubuh” ini membuat gairah kami mulai bangkit kembali sehingga obrolan kami berganti dengan berciuman sambil berpelukan. Aku harus akui bahwa teknik berciuman pak Yanto sangat mudah membangkitkan gairah wanita manapun termasuk aku. Hanya dengan berciuman beberapa menit saja, aku mulai merasakan kemaluanku mulai lembab dan putting susuku mengeras sebagai pertanda berahiku sudah datang kembali.<br />
<br />
Kali ini aku coba memegang kendali dengan menindih pak Yanto terlebih dahulu sebelum beliau menyadarinya. Ciuman demi ciuman aku lakukan kepada beliau sambil menggesek-gesekkan kemaluanku dengan kemaluannya pak Yanto yang masih belum mengeras. Tiba-tiba pak Yanto mengangkat tubuhku sehingga wajahnya menjadi lebih dekat dengan dadaku.<br />
<br />
“Aaaahhhhhh ….” Aku hanya sanggup mendesah saat kedua payudaraku di remas-remas dengan kedua tanganya sedangkan putting susuku bergantian dihisapnya.<br />
“Vira… kita enam-sembilanan yu ? Biar penis saya bisa cepat bangun …” Ajak pak Yanto kepadaku<br />
<br />
Aku hanya mengangguk dan tersenyum sambil tetap memberi isyarat tetap ingin berada di atas beliau. Tanpa menunggu tanggapan beliau aku kemudian memutar tubuhku dan menyodorkan kemaluanku sedekat mungkin dengan wajahnya. Dengan lahap aku mulai memasukkan penisnya yang masih lunak ke dalam mulutku. Layanan pertama adalah dengan menyedot-nyedot penis tersebut selama di dalam mulutku, setelah mulai mengerasa aku mulai mengocoknya dalam rongga mulutku.<br />
<br />
Setelah mengeras, ternyata penis pak Yanto menjadi sangat lebar sehingga dalam sekejap rongga mulutku seperti dipenuhi oleh penis beliau sampai aku sempat terbatuk-batuk karenanya. Akhirnya aku harus bergantian menjilatinya dengan mengemutnya karena kalau diemut terus, aku hampir tidak bisa bernafas. Belum lagi karena “serangan” bossku di vaginaku dan serangan tambahan di seputar payudaraku yang memaksaku untuk sering menjerit-jerit nikmat karenanya.<br />
<br />
Penis pak Yanto kurasakan sudah cukup keras dalam mulutku, demikian juga vaginaku sudah basah dan cukup merekah untuk mulai bersetubuh. Aku kembali memutar badanku sambil tetap memegang penis beliau dengan tangan kananku. Pelan-pelan aku turunkan selangkanganku ke arah penis dalam tanganku.<br />
<br />
BLESSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSS …………..<br />
<br />
“UUUUUUUHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHH ………” Aku melenguh keras saat merasakan senti demi senti masuknya penis pak Yanto ke dalam liang senggamaku.<br />
<br />
Setelah seluruh batang penis beliau masuk ke dalam liang senggamaku hingga ke pangkalnya, aku tidak langsung bergerak tapi mencoba menikmati penetrasi ini sambil belajar mengenali penis pak Yanto sebagai pengunjung pertama ke dalam rahimku. Lebarnya penis beliau membuatku harus mengangkangkan selangkanganku lebar-lebar agar proses masuknya tidak terjepit oleh otot vaginaku, aku juga merasakan seolah-olah liang senggamaku disumpal sampai sesak oleh segumpal daging hangat.<br />
<br />
“Ohhhh …hmmmmmm…..ohhhhh….ohhhh….hmmmmm” Aku menggeliat nikmat merasakan kehangatan penis pak Yanto di dalam organ paling pribadiku itu.<br />
<br />
Setelah aku anggap cukup menikmati penis beliau dalam keadaan diam, aku mulai menggerakkan selangkanganku naik dan turun dengan perlahan sehingga seluruh dinding liangku bergesekan dengan kulit batang dan kepala penisnya dari atas ke bawah.<br />
<br />
<br />
“Aduuuhhhhh… ahhh……ohhhhh…ooohhhhh” Aku sangat menikmati gesekan batang penis beliau dengan dinding liang senggamaku dalam gerakan perlahan ini.<br />
<br />
Penis pak Yanto dipenuhi oleh urat-urat pembuluh darah yang menonjol dan keras saat berereksi, bentuk urat ini mirip akar pohon beringin yang menjalar ke mana-mana mengelilingi seluruh batang penis seperti ulir. Gesekan batang penis berulir ini menghasilkan sensasi nikmat yang tidak bisa diperkirakan karena adanya tekanan yang berbeda-beda.<br />
<br />
Semakin lama semakin kupercepat gerakan naik dan turunku sampai sekuat yang aku mampu.<br />
<br />
“Heehhhh….heehhh….Ohhhhh….. heehhhh…ohhhhh….heehhhh…Oohhhh…ohhhh…Hehhhh…” Dengusan nafasku yang memburu karena gerakan naik turunku terdengar bersusulan dengan erangan-erangan nikmatku yang tak kalah kerasnya.<br />
<br />
Payudaraku yang cukup besar menjadi bergoyang-goyang dengan kencang disebabkan oleh guncangan dari aktivitas naik-turunku. Pak Yanto kemudian membantuku dengan menahan payudaraku agar tidak terlalu bergoyang dengan ditambahnya sedikit remasan-remasan.<br />
<br />
“Heehhh…hehhh…hehh…Ohhhh…ohhhh..hehhh…Ohhhh.ohhhh …ohhh…hehhh…hehhhh…” Aku menjadi semakin bersemangat.<br />
<br />
Keringatku mulai bercucuran dan pelan-pelan tenagaku mulai terkuras oleh aktivitasku sendiri tetapi rasa cape segera tergantikan dengan kenikmatan yang begitu besarnya. Secara bertahap aku mulai mengurangi kecepatan naik-turunku dan mengantikannya dengan gerakan naik yang perlahan yang dilanjutkan dengan bantingan turunnya selangkanganku yang cepat sehingga aku seperti menancapkan pasak ke jantungku sendiri. Sesampainya di bawah, pinggulku tidak segera aku naikkan lagi tetapi melakukan gerakan-gerakan berputar yang mengakibatkan kepala penis pak Yanto seolah-olah ingin melobangi rahimku.<br />
<br />
“Ooooohhhhhhhh……….Paaaaaa……Enak sekali……..Oohhhhhhh…Ooooooooooooohhhhh” Pilihan gerakan ini membuatku melolong-lolong dengan keras saking nikmatnya.<br />
<br />
Pak Yanto kembali membantuku dengan mengangkat pinggulnya saat aku menurunkan selangkanganku atau memutar pinggulnya berlawanan dengan arah putaran pinggulku yang melipat gandakan kenikmatanku.<br />
<br />
Gelombang orgasmeku akhirnya datang dengan bergulung-gulung tak tertahankan lagi membuatku sama sekali tidak mampu bergerak.<br />
<br />
“OOOOOOOOOHHHHHHHHHHHHHHHH…..VIRAAAA….UDAAAHH DAPET…OOOOHHHHHH” Aku hanya bisa melolong lagi dalam kenikmatan.<br />
<br />
Kedua kakiku mulai menjadi gemetar dengan kerasnya sehingga tidak mampu lagi menahan berat tubuhku sendiri yang sedang berjongkok mengankangi selangkangan pak Yanto. Akhirnya badanku rubuh menindih beliau yang langsung menghujaniku dengan ciuman-ciuman mesranya dan pelukan yang hangat.<br />
<br />
“Aduuuhh bapaa… enak sekali….tapi capenya itu minta ampun..” Kataku manja<br />
“Makanya jangan sering-sering main di atas sayang…” Balas pak Yanto sambil menyeka keringat yang bercucuran di keningku.<br />
<br />
Beliau lalu bilang bahwa dia belum dapet orgasmenya atau ejakulasi, tapi dia akan menunggu sampai aku sudah pulih staminanya. Sambil menunggu “babak kedua”, pak Yanto lalu bangkit dari posisi berbaringnya menjadi posisi duduk sedangkan aku tetap berada dipangkuannya tanpa memisahkan penis dari vaginaku. Dengan demikian sekarang posisi kami menjadi saling berhadapan satu dengan lainnya.<br />
<br />
Dalam posisi yang baru kami kembali berciuman dan berpelukan, bukan hanya bibirku saja yang di sasar tapi juga kuping, leher dan putting susuku. Aku terpaksa menggeliat-geliat nikmat dalam pangkuannya karena merasa geli dengan “aneka serangan” yang dilakukan oleh beliau.<br />
<br />
“Ouchhhhh… shhhh….geli bapaaa…ohhhh…mmppphhhhhh…ohhhhh….ahhhhhh…shhhhh” Aku benar-benar sangat menikmati cumbuan beliau saat itu.<br />
<br />
Ciuman, belaian, remasan dan pelukan yang kami lakukan akhirnya mulai menaikkan kembali gairah dan staminaku.<br />
<br />
“Ohhhh…Vira sudah ga tahan paaa….setubuhi lagi Vira ….paa…ohhhh……” Aku merintih-rintih meminta segera disetubuhi lagi.<br />
<br />
Pak Yanto kemudian mengajakku untuk mencoba doggy style, aku dimintanya untuk berbalik dan menungging ke arahnya. Dengan dibantu pak Yanto aku mencoba bangkit dari pangkuannya.<br />
<br />
“Ahhhhhh…..” Desahku saat penis beliau terserabut dari liang senggamaku dan aku lihat penisnya masih berdiri dengan kerasnya.<br />
<br />
Aku segera berbalik dan merangkak membelakangi pak Yanto yang sekarang dalam posisi berlutut sambil mengocok-ngocok penisnya. Beliau kemudian meraih pinggulku agar lebih dekat dengan badannya dan mengarahkan penisnya langsung ke dalam liang senggamaku yang sudah merekah ranum.<br />
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://senang77.com/" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img alt="Senangpoker.com Agen Texas Poker dan Bandar Domino QQ Online Terpercaya Indonesia" border="0" height="400" src="https://3.bp.blogspot.com/-aSHdrjfl2ag/Vwfb9zhlkkI/AAAAAAAAAMc/Lhl7baPvanIChsBQTpSGb2cMYi5TlL5Bg/s400/g01.jpg" title="Senangpoker.com Agen Texas Poker dan Bandar Domino QQ Online Terpercaya Indonesia" width="321" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Cerita Seks : Training Management oleh bos ku</td></tr>
</tbody></table>
<br />
BLESSSSSSSSSSSSSSS……………<br />
<br />
“UHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHH……Bapaaaaa…..” Aku mengerang nikmat<br />
<br />
Kurasakan penis pak Yanto mulai bergerak maju mundur di dalam liang senggamaku, beliau tidak hanya menggerakkan pinggulnya untuk memompakan penisnya tetapi juga menarik dan mendorong badanku yang melalui pinggulku yang dipegangnya. Akibatnya badanku ikut bergerak maju-mundur juga dan payudaraku menjadi berayun-ayun seperti buah pepaya yang akan jatuh dari pohonnya.<br />
<br />
“Enaaaak paaaa…. Aduhhhhhh…..enak…..ohhhhhhhh”<br />
<br />
PLEK…PLEK….PLEKKK…PLEK… kudengar bunyi pantatku yang beradu dengan kulit paha dan selangkangan pak Yanto.<br />
<br />
“Ohhhhh…Ohhhhhh…ohhhhh….ohhhhh…..paaaa….bapaaaa…ohhhh…”<br />
<br />
Kedua pangkal pahaku mulai basah oleh cairan yang keluar dari vaginaku dan pelan-pelan mulai mengalir ke bawah. Tangan dan kakiku mulai tidak kuat menyangga tubuhku dari tekanan pompaan penisnya, sehingga akhirnya aku terjerembab ke depan menjadi setengah tengkurap. Pak Yanto sepertinya tidak peduli, beliau hanya menarik sedikit pantatku agar posisinya sedikit nungging ke atas dan terus memompakan penisnya tanpa henti.<br />
<br />
“Bapaaa ….ampunnn….ohhhh…ohhhh…ohhhh….” Aku merintih nikmat dan mulai kewalahan dengan gencarnya pompaan penis pak Yanto.<br />
“Euhhh…. Euhhh… Euhhh… Euhhh… Euhhh… Euhhh…”<br />
<br />
Pompaan penis pak Yanto mulai tidak teratur, sedangkan penisnya mulai terasa berdenyut,mungkin sebentar lagi beliau akan ejakulasi.<br />
<br />
“BAPAAAAAA…. OHHHHH….. PAAAAAA… ARKKKHHHHHHHH…VIRAA..D..DAPET DULUAAAAN….HHHHH” Denyutan penis pak Yanto justru membuat aku mendapatkan orgasmeku duluan.<br />
“Vira …s..ss..sa…saya juga …akan .. keluarr….AHHHHHH….” Beliau juga berejakulasi pada saat bersamaan dengan orgasmeku.<br />
<br />
SRROOOOT ….SROOOOOT ….. SROOOOT…srot…srrrt…srtt<br />
<br />
Serentetan semburan air mani kurasakan membasahi rahimku, meresap ke dalam tubuhku meninggalkan kenikmatan tak terhingga. Saat aku sedang melayang-layang, pak Yanto mencabut penisnya dan membalik tubuhku sampai terlentang lalu memasukkan kembali penisnya ke dalam liang senggamaku.<br />
<br />
Belakangan aku tahu bahwa pak Yanto sangat menyukai romantic chit-chat after coitus, yaitu obrolan romantis sehabis bersetubuh dengan kondisi penis yang belum dicabut. Aku juga akhirnya bisa ikut menikmatinya dan hal inilah yang selalu membuatku kangen kepada beliau untuk mengajaknya bersetubuh lagi walaupun aku sudah menikah.<br />
<br />
Kami kemudian berpelukan dan berciuman dengan berlumur keringat masing-masing. Pak Yanto menanyakan jadwal menstruasiku dan seberapa teratur jaraknya. Aku bilang bahwa minggu depan paling telat hari kamis adalah jadwal menstruasiku yang biasanya berjarak 28 – 30 hari dari yang satu ke berikutnya. Beliau terlihat lega mendengar jawabanku, sehingga aku dengan keheranan bertanya balik kenapa beliau seperti itu. Sambil tersenyum beliau menjelaskan bahwa dia tidak perlu memberikan aku pil anti hamil karena aku sedang tidak subur walaupun berkali-kali disirami benihnya di rahimku.<br />
<br />
Beliau juga mengajak aku untuk menginap dengannya sampai akhir hari minggu atau tiga malam lagi padahal tugasku hanya tinggal satu malam saja. Tentu saja aku dengan antusias menerimanya, walaupun aku harus memikirkan alasan yang aku pakai kepada tunanganku yang tentunya harus puasa petting denganku seminggu penuh.<br />
<br />
Malam itu juga aku diminta check-out dari dan pindah ke hotel beliau, beliau juga mengajakku belanja baju-baju baru karena akan ada 3 hari 2 malam tambahan. Beliau juga memilihkan aku lingerie yang bisa menonjolkan payudaraku dan gundukan daging vaginaku.<br />
<br />
Saat mengantarku untuk chek-out dan mengambil barang-barangku yang ada di hotel, beliau mengajakku bersetubuh lagi di kamar hotelku. Tapi aku dengan halus menolaknya karena vaginaku benar-benar masih ngilu oleh dua kali persetubuhan siang dan sore tadi. Aku menawarkan oral seks sebagai gantinya dan beliau menyetujuinya dengan syarat aku harus menelan seluruh air mani beliau.<br />
<br />
Malam-malam berikutnya merupakan hari yang penuh kenikmatan dan keringat, setiap persetubuhan dengan beliau merupakan petualangan baru untukku. Pak Yanto benar-benar sangat pandai menaklukan wanita tepat di hatinya, terlepas dari kenyataan bahwa beliau menyelingkuhi istrinya. Walaupun beliau tidak pernah mau membicarakan tentang komitmen hubungan yang lebih serius, tapi aku dan mungkin juga wanita-wanita pak Yanto lainnya tidak berani menuntut lebih karena justru takut kehilangan beliau.<br />
<br />
Hubunganku dengan pak Yanto terus berlanjut waktu kembali ke kantor dan aku diberi tahu bahwa aku bukan satu-satunya karyawan yang beliau tiduri. “Jatahku” kebanyakan adalah di jam kantor bergiliran dengan sekretaris beliau, sedangkan sex after office hour merupakan “jatah” Manajer dan General Manajer yang juga atasanku. Walaupun diperlakukan demikian, entah kenapa kami bisa menerimanya , mungkin karena kami tetap bisa meneruskan sisi kehidupan kami yang lainnya dengan lebih tenang.<br />
<br />
Setelah menikah, aku berniat meminta jatah untuk di hamili beliau seperti yang juga diminta oleh teman-teman wanitanya yang lain yang sudah punya suami. Aku mengetahui hal ini karena tanpa sengaja pernah melihat album pribadi beliau di laptopnya yang berisi folder yang diberi nama karyawan-karyawan wanitanya termasuk aku dan beberapa wanita lain yang tidak aku kenal. Folder itu berisi foto-foto momen pribadi pak Yanto masing-masing orang tapi khusus pada folder karyawan wanita yang sudah menikah juga berisi foto-foto anaknya yang diperoleh setelah jadi karyawan di kantorku.<br />
<br />
Tapi rupanya aku tak perlu menunggu lama-lama, benih yang beliau sebar di rahimku pada waktu “latihan malam pertama” ada yang berhasil membuahi telurku. Hal ini mungkin terjadi karena hari-hari kami melakukan latihan justru pada saat periode suburku, sedangkan suamiku menyetubuhiku justru pada masa tidak suburku. Bahkan aku sudah tidak sempat mengalami menstruasi lagi setelah menikah dan dinyatakan hamil satu bulan setelah hari pernikahan kami dengan benih dari bossku sendiri.Sex88http://www.blogger.com/profile/17118765576690099077noreply@blogger.comIndonesia-0.789275 113.92132700000002-31.668126 72.61273300000002 30.089576 155.22992100000002tag:blogger.com,1999:blog-6941674209105952832.post-38654935342648631902016-04-08T02:51:00.005+07:002018-05-24T23:00:36.731+07:00Cerita Sex : Main dengan teman kakak kuCerita ini dimulai waktu gw lagi pulang liburan akhir taun ke rumah gw. Jarak umur gw n kakak gw ga terlalu jauh, jadi terkadang kita sering nongkrong atau bahkan dugem bareng. Wajar aja gw jadi kenal beberapa teman kakak gw, n kakak gw juga kenal beberapa teman gw. Malam itu, sepulang clubbing teman kakak gw, Diana, ikutan nginap di rumah, kebetulan kostannya sedang sepi makanya dia takut untuk pulang. Karena rumah gw kecil, terpaksa gw tidur di sofa ruang tamu.<br />
<br />
Entah mengapa, padahal sudah hampir jam 3 pagi gw belum merasa mengantuk. Mungkin karena tadi minumnya nanggung, akhirnya gw main laptop saja di meja kopi depan sofa, berharap akan datang rasa kantuk. Bukannya rasa kantuk yang datang, tapi gairah gw yang timbul. Jadi iseng-iseng, gw buka data-data bokep gw di komputer, and gw berniat buat menyalurkan hasrat biar bisa cepet tidur.<br />
<br />
Disaat asyik-asyiknya gw nonton film bokep sambil masturbasi, ternyata Diana sudah berada di depan pintu kamar sambil ngeliatin gw bermasturbasi.<br />
<br />
Langsung saja gw kaget n gw tutup Laptop gw n kembaliin dedek gw ke tempatnya.<br />
<br />
“Hayo ngapain lu…” Kata Diana.<br />
“Ga ada kok… Refreshing aja…” kata gw sambil malu-malu.<br />
“ada apa mbak?”<br />
“Ngga papa, gw cm pengen ke wc aja…”<br />
“O ya uda.. Silahkan aja…” Yah… saking malunya dedek gw langsung lemez.<br />
<span id="goog_1554090612"></span><span id="goog_1554090613"></span><br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://senang77.com/" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img alt="Senangpoker.com Agen Texas Poker dan Bandar Domino QQ Online Terpercaya Indonesia" border="0" height="400" src="https://2.bp.blogspot.com/-Hggp-ERE5EM/Vwa5ZVklzBI/AAAAAAAAAL8/b9EScjaecwY12ZWpgzWEAnrZiNa8OckGg/s400/BxonjHxCcAAipne.jpg" title="Senangpoker.com Agen Texas Poker dan Bandar Domino QQ Online Terpercaya Indonesia" width="296" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Cerita Sex : Main dengan teman kakak ku</td></tr>
</tbody></table>
<br />
Sementara Diana di kamar mandi, gw close file-file bokep gw, n gw lanjutin main game komputer, sambil berharap si Diana tidak melihat dengan jelas aktivitas gw sebelumnya.<br />
<br />
“Don, gw boleh duduk sini ga? di kamar terlalu dingin..” tanya Diana setelah dy keluar dari WC, sambil duduk di samping gw di sofa.<br />
<br />
Haduuuhhhhh… bukannya dia langsung balik ke kamar, malah mau duduk dulu di sini, samping gw. Masa dia ga sadar sih gw lagi sange…<br />
<br />
Tapi ga enak juga menolak dia,<br />
<br />
“silahkan aja mbak…”<br />
“sekarang kamu ngapain???”<br />
“ga ada mbak, cuma main game, biar bisa tidur…”<br />
“Main game atau mau mainin yang lain?” tanya Diana sambil tersenyum nakal.<br />
<br />
Sialan nih si Diana, sindirannya kena banget.<br />
<br />
Gw hanya bisa tesipu malu, dan mengalihkan pembicaraan.<br />
<br />
“Mbak kok ga tidur? kan mbak santi dah tidur…”<br />
“iya neh, begitu sampai kamar si santi langsung tidur, padahal gw kan pengen pinjem baju tidur…”<br />
<br />
Bener juga, gw baru sadar, setelah diperhatikan ternyata Diana masih memakai kostum clubbingnya. dengan dress v neck potongan rendah yang menunjukkan belahan dadanya, dan juga ngepress memperlihatkan keindahan tubuhnya<br />
<br />
“Lho, kenapa ga langsung ambil aja di lemarinya?”<br />
“tadi sih niatnya gitu, tapi kan di kamarnya banyak lemari, terus lemari yang pertama gw buka, ada pakaian cowok. Makanya gw ga berani buka-buka yang lain. takut ngeliat yang aneh-aneh…”<br />
“Ooooh. maap mbak, itu mungkin pakaian gw. Mbak ga liat yang aneh-aneh kan? Tadi saya lupa mengunci lemarinya” di kamar kakak gw memang ada lemari gw yang harusnya selalu gw kunci, tapi karena tadi dah buru-buru clubbing gw lupa ngunci…<br />
“Ya udah, gw ambilin baju tidurnya deh…”<br />
“ntar aja dek, gw masih belum bisa tidur.”<br />
“lho kenapa mbak? bukannya mbak tadi banyak minum? harusnya kan bisa cepat tidur. atau ada yang lagi dipikirin???”<br />
<br />
Emang dari mulut Diana masih tercium aroma alkohol yang lumayan menyengat, dan mukanya juga masih terlihat merah. Diana terdiam sejenak,<br />
<br />
“iya neh, kan si abang (pacarnya) lagi pergi ke semarang, trus kata teman gw di semarang, dia liat abang lagi mesra-mesraan ama cewe lain di cafe.<br />
Trus temen gw iseng buntutin dia sampe akhirnya dia masuk ke hotel bareng cewe itu. Padahal dia bilang ibunya sakit, ternyata dia selingkuh di sana.”<br />
<br />
Diana tertunduk sambil terdiam. Wajahnya terlihat sedikit muram, namun masih tidak bisa menutupi kecantikannya.<br />
<br />
“Tau ga, biasanya gw sebelum tidur selalu dicium dulu sama dia, tapi sekarang kayak sudah ga mungkin, gw sudah ga sudi…”<br />
“Wah, kalo cuma gitu seh bisa aja gw yang gantiin. hehehe…”<br />
“Dasar Donby, orang lagi serius diajak bercanda…”<br />
“Bercanda seh bercanda, tapi donby ada seriusnya juga lho… hehehe…”<br />
“Masa?” Sambil wajahnya yang cantik dan merah karena mabuk itu menatap gw dalam-dalam.<br />
“Masa mbak ga percaya?” perlahan sambil gw deketin muka gwmke dia dan menatap matanya, dan mulut gw mendekati bibirnya, tapi tidak sampai terkena bibirnya.<br />
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://senang77.com/" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img alt="Senangpoker.com Agen Texas Poker dan Bandar Domino QQ Online Terpercaya Indonesia" border="0" height="400" src="https://2.bp.blogspot.com/-L6a4vM50C4o/Vwa5f02EjhI/AAAAAAAAAMA/MyonK-ehqhM5VFEKeXwPHgg3Ml8-yBf9g/s400/2_2.jpg" title="Senangpoker.com Agen Texas Poker dan Bandar Domino QQ Online Terpercaya Indonesia" width="300" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Cerita Sex : Main dengan teman kakak ku</td></tr>
</tbody></table>
<br />
Bukannya marah tapi Diana malah tersenyum dan langsung meraih bibir gw. Cukup lama kami berciuman and french kiss.<br />
<br />
Asyiiiiik, dapat lampu hijau nih… Ciuman kita berlangsung cukup lama, tangannya membelai kepala dan punggung gw. Gw beranikan diri meraba2 dadanya.<br />
<br />
Dan tidak ada penolakan sama sekali. wah, ternyata dia ga pake bh, dadanya cukup kencang, padat dan menantang… tangan gw yang satu lagi menjalar ke bawah dan mulai menyingkapkan roknya, menuju ke selangkangannya.<br />
<br />
Hmmm… G String neh….<br />
<br />
“Don, jangan… Nanti ada yang bangun…”<br />
“Tenang aja, mereka minimal bangun jam 5 kok… kita masih punya waktu 1.5 jam”<br />
<br />
Gw lanjutkan dengan mencium pipi, leher dan menjalar ke dadanya. Tak lupa tangan gw memainkan vaginanya dengan mengesampingkan G- Stringnya<br />
<br />
Mbak Diana sudah ga sabaran lagi dia berinisiatif menurunkan celana pendek gw, dan dia mendorong gw untuk duduk menyender dan dia hisap kontol gw.<br />
<br />
Gila… Enak sekali dia menghisap kontol gw.<br />
<br />
“mbak sini deh, kita 69 aja yuk..” gw berbaring di sofa dan mbak Diana diatas gw.<br />
<br />
gw lepas G-Stringnya Diana dan gw jilat vaginanya, gw langsung menemukan klitorisnya dan gw permainkan dengan lidah gw.<br />
<br />
“aaah don… enak banget…” katanya, sambil menghisap dan menjilat kontol gw…<br />
<br />
Setelah 5 menit kita posisi 69,<br />
<br />
“Don, gw udah ga tahan lagi. Gw masukin yah?”<br />
<br />
Diana menyuruh gw duduk, dan dia menghadap gw, sambil menatap gw dan meminta izin. Walau belum sempat gw jawab, dia sudah naik ke atas gw sambil menyingkap roknya dan memegang kontol gw, dia arahkan ke dalam vaginanya.<br />
<br />
“aaaaaah…” desah kami bersama… Vaginanya terasa sempit, basah, dan hangat…<br />
<br />
Enak sekali… Setelah kontol gw masuk semua, Diana perlahan-lahan menaik- turunkan dan memaju-mundurkan pinggulnya… Sumpah enak<br />
banget…<br />
<br />
“aaaaah… Sssssh…” Sambil menikmati goyangannya Diana, gw isap and gigit-gigit kecil toketnya. Gw remas pantatnya.<br />
<br />
vaginanya terasa seperti memijat-mijat gw. Enak banget… perlahan-lahan Vaginanya yang hangat mulai terasa semakin basah dan meremas kontol gw dengan kuat…<br />
<br />
“Don gw hampir keluar…” Dilumatnya bibir gw dengan ganas. Dijilatnya telinga gw, dimainkan lidahnya di daun telinga gw. Bikin gw makin ga nahan.<br />
<br />
Gw goyang pinggul gw, dan menyamakan irama goyangan gw bersama Diana…<br />
<br />
“Aaaaah Don…”<br />
<br />
Terasanya cairan hangatnya mengaliri liangnya… Gw biarkan Diana beristirahat sambil bersandar di tubuh gw, gw kecup mesra bibirnya..<br />
<br />
“Don, nikmat banget…”<br />
<br />
Setelah gw berikan waktu untuk beristirahat, gw cabut kontol gw, dan mengajak Diana posisi missionari. Diana berbaring di Sofa, dia membantu gw dengan membuka kakinya.<br />
<br />
Gw arahkan kontol gw ke liang senggamanya.<br />
<br />
“Don, perlahan-lahan ya..”<br />
“iya mbak Dianaku sayang…”<br />
<br />
Sleeep… perlahan-lahan gw mulai menggerakkan pinggul gw… Gw lumat bibir mungilnya sambil tangan kanan gw mainkan toket indahnya dari luar dress…<br />
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://senang77.com/" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img alt="Senangpoker.com Agen Texas Poker dan Bandar Domino QQ Online Terpercaya Indonesia" border="0" height="400" src="https://1.bp.blogspot.com/-ws8M_-T6BtE/Vwa5guetrxI/AAAAAAAAAME/oA4scm_liRMDal8B4UB7R257UhveHs7rQ/s400/275890171_dewi3_123_448lo.jpg" title="Senangpoker.com Agen Texas Poker dan Bandar Domino QQ Online Terpercaya Indonesia" width="300" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Cerita Sex : Main dengan teman kakak ku</td></tr>
</tbody></table>
<br />
“Aisss… aaaaah… Terus Don… Terus jangan berhenti…” Diana meracau gak jelas…<br />
“Don, kontol loe enak banget… Gw gak nahan don… Gw hampir keluar lagi…”<br />
“Tahan sebentar ya mbak, gw jg sudah mau keluar. Boleh gw keluarin di dalam ga???”<br />
“Ga papa dek, aaaaahh… Gw hampir… Hampir keluar… Terus dek… Aaaaah”<br />
“Aaaaaah…. Don… gw keluar lg…” Diana mengangkat pantatnya sambil melenguh panjang, sementara gw menghujamkan kontolku sampai mentok ke dasar vaginanya dan akhirnya gw ga tahan lagi, gw keluarkan sperma gw ke dalam vaginanya Diana…<br />
“mbak, gw… gw keluar… Aaaaaah…”<br />
<br />
Lalu gw berbaring diatas tubuhnya dengan kontol masih tertancap di dalam vaginanya yang hangat yang masih memijat kontol gw yang perlahan mengecil…<br />
<br />
“Don, enak banget… Makasih ya…” Kata Diana sambil terengah-engah dan memeluk erat gw seakan ga ingin lepas.<br />
“Makasih juga mbak…” Gw kecup mesra bibirnya.<br />
“Don ke WC dulu yuk, biar mbak cuci kontol loe dulu…” Kami bangun lalu menuju kamar mandi dan kami saling pagutan, meraba-raba, dan saling membersihkan. Setelah selesai, gw kecup sekali lagi bibir Diana.<br />
“Don, gw ke kamar lagi ya, gak enak kalo ketahuan lama-lama diluar ama kakakmu. Sekali lagi makasih ya sayang…” Gw antar Diana ke depan pintu kamar, lalu gw kecup bibirnya dan gw raba vaginanya dari balik roknya lagi.<br />
“Don, udah ah, nanti gw pengen lagi, bentar lagi yang lain bangun…”<br />
“ya udah deh mbak lain kali lagi ya…”<br />
“ya don…”<br />
“janji ya..?<br />
“Janji Don…”<br />
<br />
Diana kembali masuk ke kamar, dan gw kembali ke Sofa di ruang tamu. Sofa yang telah menjadi saksi bisu hubungan gw dan Diana…<br />
<br />
Hahaha… gw batal coli tapi diganti dengan yang jauh lebih nikmat…<br />
<br />
Hubungan gw dan Diana berlangsung terus selama gw tinggal di rmh. Semenjak kejadian itu, hampir seminggu Diana nginap di rumah, dan setiap malam, setelah semuanya tidur, pasti gw dan Diana berhubungan seks. Baik itu di ruang tamu, WC, dapur, ruang makan, bahkan di tempat jemuran baju. Diana makasih ya…Sex88http://www.blogger.com/profile/17118765576690099077noreply@blogger.comIndonesia-0.789275 113.92132700000002-31.668126 72.61273300000002 30.089576 155.22992100000002